Anda di halaman 1dari 41

Ns. Sri Lestari, S.

Kep
Tujuan
 Diharapkan mahasiswa mampu :
Melakukan simulasi manajemen
nyeri
Pendahuluan
 Nyeri merupakan suatu gejala penyakit
yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan perasaan penderita
baik secara fisik maupun mental,
sehingga menimbulkan ketegangan
/stress berkepanjangan. Nyeri dapat
terjadi bersama selama perjalanan
penyakit.                                                 
                        
Pendahuluan
 Manajemen nyeri bertujuan untuk
membantu pasien dalam mengontrol
nyeri ataupun mengatur nyeri secara
optimal.
 Manajemen nyeri berguna untuk
mengurangi resiko lanjut dari efek
samping nyeri tersebut, yang pada
akhirnya pasien mampu mengontrol
ataupun nyeri yang dirasa tersebut
hilang.
PENGERTIAN
 Nyeri adalah :
Pengalaman sensori dan
emosional yang diakibatkan
adanya kerusakan jaringan yang
sedang atau akan terjadi, atau
pengalaman sensorik dan
emosional yang merasakan
seolah- olah terjadi kerusakan
jaringan ( Internasional
Association for the study of Pain)
Nyeri dikelompokkan
menjadi :
1. Nyeri Akut adalah nyeri yang terjadi tiba –
tiba dan umumnya berkaitan dengan cidera
spesifik, dalam periode < 6 minggu
2. Nyeri Kronik adalah nyeri yang terjadi terus
menerus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali tidak
diketahui penyebabnya yang pasti , dalam
periode > 6 minggu
Berdasarkan derajatnya,dikelompokkan
menjadi

1. Nyeri Ringan : sedikit mengganggu


aktivitas sehari – hari ( skala 1 – 3)
2. Nyeri Sedang : gangguan nyata pada
aktifitas sehari – hari ( skala 4 -6)
3. Nyeri Berat : tidak dapat melakukan
aktifitas sehari – hari ( skala 7 – 10)
Penatalaksanaan Nyeri

 Pendekatan klinis secara rutin


 Penatalaksanaan Nyeri ‘ABCDE’
Penatalaksanaan
‘ABCDE’
 A
 Ask : Tanyakan nyeri scr teratur
 Asses : Kaji nyeri scr sistematis
 B
 Believe : Percaya apa yg dilaporkan pasien & klg serta apa yg mereka
lakukan untuk menghilangkan nyeri
 C
 Choose : Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok untuk pasien, keluarga
dan kondisi
 D
 Deliver : Berikan intervensi scr terjadwal, logis, & terkoordinasi
 E
 Empower : dayagunakan pasien dan keluarga
 Enable : Mampukan pasien mengontrol pengobatan sejauh yg dpt
dilakukan
Skrining dilakukan dengan
cara :
 ANAMNESIS
Pengkajian dilakukan berdasarkan P Q R S T
P ( Provokes) : faktor yang mempengaruhi
gawat atau ringannya nyeri
Q ( Quality) : bagaimana rasa nyerinya
R ( Radiation) : melacak daerah nyeri dari titik
yang paling nyeri
S ( Severity ) : skala nyeri
T ( Time ) : waktu/ frekuensi nyeri
PENGKAJIAN
 Identitas pasien
 Ada keluhan nyeri / tidak nyaman
 Skala nyeri
 Faktor yang menghilangkan nyeri
 Nyeri mempengaruhi apa
 Rencana Asuhan Nyeri
a. Identitas pasien
b. Diagnosa keperawatan, agen – agen
penyebab cidera, data subyektif, data
obyektif dan PQRST
c. Tujuan keperawatan dan rencana
tindakan
Assesmen Nyeri
1. Numeric Scale : pasien usia > 9 th atau
pasien dewasa yg dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dg angka
Intensitas nyeri dilambangkan dengan angka
antara 0 - 10
2. Wong Baker : pasien usia > 3 th atau
pasien dewasa yg tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka
Pasien memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan yang dirasakan
3. Flaccs : pasien usia 1 – 3 tahun
Terdapat 5 kategori : Wajah , Kaki , Aktivitas,
Menangis, Consolabilitas
4. Nipps : pasien usia < 1 tahun
Terdapat 6 kategori : Ekspresi wajah,
Menangis, Pola bernafas, Lengan, Kaki,
Keadaan rangsangan
5. Comfort Scale : pada pasien bayi, anak,
dewasa diruang perawatan intensif yang
tidak dapat dinilai menggunakan Numeric
scale atau wong baker
Alur Penatalaksanan
Nyeri
 Skala nyeri 1 – 3 / nyeri ringan
penatalaksanaan nyeri dilakukan perawat
bila tidak teratasi lakukan kolaburasi
 Skala nyeri 4 – 6 / nyeri sedang
penatalaksanaan nyeri oleh medis
 Skala nyeri 7 – 10 / nyeri berat dilakukan
0leh medis kerjasama dengan tim nyeri
untuk evaluasi terapinya
Pemantauan Ulang Nyeri
 Nyeri Ringan ( skala nyeri 1 – 3 ) pemantauan
ulang nyeri dilakukan setiap 1 x shift
 Nyeri Sedang ( skala nyeri 4 – 6 ) pemantauan
ulang nyeri dilakukan setiap 3 jam
 Nyeri Berat ( skala nyeri 7 – 10) pemantauan
ulang nyeri dilakukan setiap 1 jam
 Setelah pemberian injeksi nyeri , assesmen
ulang dilakukan 15 mnt berikutnya
 Setelah pemberian obat oral , assesmen ulang
dilakukan 1 jam berikutnya
 Dihentikan ketika skor nyeri 0
Pengertian Pain
Management
 Pain management atau manajemen nyeri
adalah suatu kumpulan prosedur medis
yang bertujuan untuk meredakan atau
menghilangkan nyeri pada pasien.
 Nyeri pada dasarnya merupakan suatu
sensasi yang tidak menyenangkan atau
menyakitkan yang muncul akibat
rusaknya jaringan tubuh, dan dapat
menimbulkan dampak secara fisik dan
emosi.
Tujuan Pain
Management
• Tujuan Umum :
• Mengontrol nyeri ataupun mengatur nyeri
secara optimal
• Mengurangi / menghilangkan rasa nyeri
Tujuan Pain
Management
 Tujuan Khusus
• Melakukan skrining pasien sesuai derajat
nyeri yang membutuhkan intervensi segera
• Menyeleksi / menetapkan terapi yang sesuai
• Melaksanakan managemen nyeri
berdasarkan assesmen nyeri yang telah
dilakukan
• Melakukan evaluasi respon pasien yang
sudah mendapatkan pengelolaan nyeri
Managemen Nyeri
 Stimulas Kutaneus
 Distraksi
 Anticipatory Guidance
 Relaksasi
 Terapi Pengalihan
 Terapi Non Farmakologi
 Terapi Farmakologi
 Pembedahan
Stimulas Kutaneus
 Merupakan teknik reduksi nyeri dengan
melakukan stimulasi pada kulit untuk
menghilangkan nyeri.
 Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara
lain :
Kompres dingin
Analgetic ointments
Counteriritan, seperti plester hangat
Contralateral stimulation, yaitu massage kulit
pada area yang berlawanan dengan area nyeri
Distraksi
 Merupakan teknik reduksi nyeri dengan
mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga
kesadaran terhadap nyerinya berkurang.
 Teknik distraksi dapat dilakukan diantaranya
dengan cara :
Nafas dalam lambat dan berirama
Massage and slow, rhythmic breating
Rhythmic singing and tapping
Active listening
Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa
dengan mendengarkan musik yang lembut)
Anticipatory Guided
 Merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh
perawat dengan cara memberikan informasi
yang dapat mencegah terjadinya misinterpretasi
dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri
dan membantu pemahaman apa yang
diharapkan.
 Informasi yang diberikan kepada klien
diantaranya :
Anticipatory Guided
 Informasi yang diberikan kepada klien
diantaranya :
Penyebab nyeri
Proses terjadinya nyeri
Lama dan kualitas nyeri
Berat-ringannya nyeri
Lokasi nyeri
Informasi tentang keamanan yang akan diberikan
kepada klien
Metode yang digunakan perawat pada klien untuk
mengurangi nyeri
Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur
Relaksasi
 Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri
kronik dan memberikan beberapa
keuntungan, antara lain :
Relaksasi akan menurunkan ansietas yang
berhubungan dengan nyeri atau stres.
Menurunkan nyeri
Menolong individu untuk melupakan nyeri
Meningkatkan periode istirahat dan tidur
Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi
yang timbul akibat nyeri
Teknik Relaksasi
 Menganjurkan pasien untuk menarik
napas
Mengisi paru-paru dengan udara,
menghembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut
dan punggung.
Mengulangi hal yang sama sambil
berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman,
tenang dan rileks
Teknik Relaksasi
 Stimulasi Kulit
Teknik pemijatan atau pengurutan secara
halus pada bagian yang dirasa nyeri,
dengan cara mengurut secara melingkar di
sekitar area luka yang dirasa nyeri dengan
sentuhan lembut.
Menggosok punggung
Mengompres dengan menggunakan air
hangat dan dingin
Memijat dengan air mengalir
Terapi Pengalihan 
 Dengan cara mengalihkan fokus bukan
pada rasa nyeri, melainkan pada fokus
yang lain
Menonton TV
Berbincang-bincang dengan orang lain
Mendengarkan musik
Terapi Non
Farmakologi
 Hypnosis
 Terapi Bermain
Terapi Farmakologi
 Untuk nyeri yang sangat berat dapat
digunakan terapi farmakologi yaitu
dengan pemberian obat anti nyeri atau
analgetik
Pembedahan
 Penghambat saraf
metode manajemen nyeri melalui
pembedahan dengan cara memutus
aliran impuls saraf dari tempat
timbulnya nyeri ke otak.
Pembedahan
 Operasi tulang belakang
metode manajemen nyeri khusus
pada bagian tulang belakang.
Operasi ini dapat bertujuan untuk
menstabilkan ruas-ruas tulang
belakang atau mengurangi tekanan
yang menyebabkan terjadinya nyeri
pada saraf tersebut.
Pembedahan
 Dorsal root entry zone
operation (DREZ)
metode pembedahan untuk
meredakan nyeri dengan cara
menghancurkan jaringan atau
serabut saraf yang menimbulkan
rasa nyeri pada pasien.
Pembedahan
 Stimulasi listrik
metode pembedahan untuk
meredakan nyeri dengan cara
merangsang serabut saraf dengan
menggunakan aliran listrik.
Managemen Nyeri Akut
 Lakukan assesmen nyeri : mulai anamnesis
hingga pemeriksaan penunjang
 Tentukan mekanisme nyeri
 Tatalaksana sesuai mekanisme :

a. Farmakologi
b. Pembedahan : injeksi epidural, spinal,
anesthesi lokal ditempat nyeri
c. Non Farmakologi : dingin, panas, posisi,
relaksasi, terapi bermain
Managemen Nyeri Kronik
 Lakukan assesmen nyeri
 Tentukan mekanisme nyeri

1. Nyeri neuropatik
2. Nyeri otot
3. Nyeri Inflamasi
4. Nyeri mekanis/ kompresi
 Managemen level 1

a. nyeri neuropatik : atasi penyebab yang


mendasari timbulnya nyeri dan terapi
simptomatik
b. Nyeri otot
Lakukan skrining faktor psikososial
Berikan program latihan
Rehabilitasi fisik
Manajemen perilaku
Terapi obat
c. Nyeri Inflamasi
Kontrol inflamasi dan atasi penyebab
Obat anti inflamasi
d. Nyeri Mekanisme/ kompresi
Penyebab yang sering : tumor, kista
Penanganan efektif : dekompresi dengan
pembedahan
Medika mentosa
 Managemen Level 2
a. Rujukan ke tim multidisiplin
b. Indikasi pasien nyeri kronik yang gagal terapi
konservatif / managemen level 1
c. Biasanya rujukan dilakukan setelah 4 – 8
minggu tidak ada perbaikan dengan
managemen level 1
PENCEGAHAN
A. Edukasi Pasien
- Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit
pasien serta tata laksananya
- Diskusikan tujuan dari managemen nyeri dan
manfaatnya untuk pasien
- Beritahukan bahwa pasien dapat menghubungi
tim medis jika memiliki pertanyaan/ingin
berkonsultasi mengenai kondisinya
- Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam
managemen nyeri
B. Kepatuhan pasien dalam menjalani managemen
nyeri dengan baik
Terima Kasih….

Anda mungkin juga menyukai