(PEDOFILIA)
OLEH KELOMPOK 6 :
HILAN Y SASEWA
IMELDA C KAYOI
YULIUS MAGAI
ANUGRAWATI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas Rahmat-Nya, makalah keperawatan psikiatri dengan kasus Pedofilia dapat
kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi penugasan dari dosen pengampuh dr. Izak Yesaya
Samay,M.Kes.,Sp.KJ dan kami berharap proses penyusunan Makala ini akan
menambah pengetahuan dan wawasan kami tentang keperawatan psikiatri
meskipun dalam proses perkuliahan kami belum pernah berkomunikasi dengan
dosen kami ini . namun melalui penugasan ini kami kelompok kiranya mampu
menjabarkan teori tentang pedofilia ini dengan baik dan untuk kelengkapan dan
kesempurnaan Makala ini kami harap bapak dosen dapat melakukan klarifikasi
secara langsung, agar tidak ada kekeliruan.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok 6
dan juga teman-teman dari kelompok lain, yang telah memberikan semangat dan
dorongan untuk terus menyusun makalah ini hingga selesai.
Akhir kata kami kelompok 6 menyadari Makala kami masih sangat jauh
dari kata sempurnah untuk itu segala saran dan masukan sangat kami harapkan
guna perbaikan Makala kami ini.
Penyusun
Kelompok VI
2
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
Definisi Pedopfilia................................................................................................3
Epidemiologi........................................................................................................5
Etiologi.................................................................................................................7
Klasifikasi.............................................................................................................8
Psikodinamik......................................................................................................12
Letak kelainan pedofilia di otak.........................................................................15
Karakter pedofilia...............................................................................................18
Diagnosis............................................................................................................25
Prognosis............................................................................................................34
BAB III..................................................................................................................35
KESIMPULAN......................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
3
BAB I
PENDAHULUAN
(dalam Pos Kota, 14 April 2007) menyatakan 1024 kasus kekerasan yang
dilaporkan ke Komnas Perlindungan Anak sepanjang tahun 2006, terdiri dari 600
lebih kekerasan seksual, 28% adalah sodomi. Lalu pada Januari sampai Maret
menyentuh hingga melontarkan kata- kata berorientasi seksual pada anak- anak.
sejenisnya. Salah satu bentuk kekerasan seksual pada anak adalah pedofilia, yaitu
ketertarikan seksual dengan stimulus yang tidak biasa yaitu pada anak-anak
(Nevid, Rathus, & Rathus, 1995). Nevid, Rathus, dan Rathus (1993) mengatakan
pedofilia yang menetap, pedofilia yang sifatnya regresi, pedofilia seks lawan jenis,
pedofilia sesama jenis, dan pedofilia wanita. Sebagian pedofil menderita karena
dibawah umur. Jika dorongan tidak dipenuhi maka akan menyebabkan distress
4
atau masalah interpersonal, dan jika dipenuhi akan membahayakan orang lain dan
masturbasi di depan anak; menggosok, cumbuan atau membuka baju anak dengan
atau tanpa kontak kelamin; menyentuh alat kelamin anak atau meminta anak
untuk menyentuh alat kelamin orang lain; mengekspos mereka untuk pornografi,
berbicara atau menggoda anak dengan cara seksual, oral seks dan penetrasi.2
tentang pedofilia sehingga dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pedopfilia
dan philia, "cinta yang bersahabat" atau "persahabatan”, meskipun ini arti harfiah
telah diubah terhadap daya tarik seksual di zaman modern, berdasarkan gelar
"cinta anak" atau "kekasih anak," oleh pedofil yang menggunakan simbol dan
kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan
usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer
atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda,
walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda
dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan
sebagai pedofilia.4
"gangguan kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk
anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal. Istilah ini
3
Menurut Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Jiwa (DSM), pedofilia
adalah parafilia di mana seseorang memiliki hubungan yang kuat dan berulang
terhadap dorongan seksual dan fantasi tentang anak-anak prapuber dan di mana
perasaan mereka memiliki salah satu peran atau yang menyebabkan penderitaan
seksual yang intens berulang, serta fantasi seksual yang umumnya melibatkan:
objek bukan manusia; penderitaan atau penghinaan terhadap diri sendiri atau
gairah dan kepuasan seksual. Perilaku ini mungkin diarahkan terhadap anak-anak
berjenis kelamin sama atau berbeda dengan pelaku. Beberapa pedofil tertarik pada
anak laki-laki maupun perempuan.Sebagian pedofil ada yang hanya tertarik pada
anak-anak, tapi ada pula yang juga tertarik dengan orang dewasa dan anak-anak.6,7
Dictionary menyatakan, "Pedofilia adalah tindakan atau fantasi pada dari pihak
orang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak atau anak-anak."5
4
atau lebih muda. Beberapa pedofil membatasi perilaku mereka dengan
mengekspos diri atau bermasturbasi di depan anak, atau mencumbu dan membuka
baju anak, tapi tanpa kontak kelamin. Namun, ada pula pedofil yang memaksa
anak melakukan seks oral atau berhubungan intim. Sebagian ahli menganggap
seseorang ketika kecil. Sementara itu, ada juga yang berpikir perilaku itu berasal
dari interaksi pelaku dengan orang tua selama tahun-tahun awal kehidupannya.6,7
bertubuh lebih kecil dan biasanya lebih lemah dibandingkan orang dewasa,
Epidemiologi
kepada anak mulai sekitar masa pubertas atau remaja, tapi ini ketertarikan seksual
5
terdiri dari 600 lebih kekerasan seksual, 28% adalah sodomi. Lalu pada Januari
sampai Maret 2007, Komnas Perlindungan Anak sudah menangani 363 kasus
Beberapa studi telah menemukan bahwa sebanyak 50% sampai 60% dari
pedofil juga berkaitan dengan penyalahgunaan zat. Dalam sebuah studi yang
meneliti hubungan antara usia dan jenis kejahatan seksual, Dickey et Al8
menemukan bahwa sampai 44% pedofilia dalam sampel mereka berada diusia
dewasa tua (usia 40-70 tahun). Bila dibandingkan dengan pemerkosa dan sadis
seksual, pedofilia terdiri dari 60% dari semua pelanggar yang berumur tua, hal ini
Dalam sebuah studi oleh Abel dan Harlow, 15 dari 2429 pedofil laki-laki
seksual anak, yang menegaskan pandangan umum bahwa sebagian besar pedofil
adalah bagian dari kelompok eksklusif. Pedofil biasanya tertarik pada rentang
usia tertentu dan / atau jenis kelamin anak. Penelitian mengkategorikan pedofil
antara 9% sampai 40%, yang kira-kira 4 sampai 20 kali lebih tinggi daripada
6
Individu tertarik pada perempuan biasanya lebih suka anak-anak antara usia
8 dan 10 tahun. 3, 5,31 Individu tertarik pada laki-laki biasanya lebih suka sedikit
Etiologi
Terutama tiga penyebab yang masuk akal yang akan dibahas dalam literatur
yaitu : kecenderungan genetik, gangguan otak, dan factor resiko. Sebuah studi
saudara laki-laki dari pria pedofilia sebuah temuan yang mungkin menunjukkan
saraf. Dengan demikian, disfungsi otak yang mungkin menjadi inti dari gangguan.
dari studi yang meneliti apakah perampasan kontak rekan masa kanak-kanak atau
sensitivitas tertentu untuk jijik mungkin memiliki pengaruh pada minat seksual
7
pada anak-anak di masa dewasa. Dr Joachim Nitschke akan membahas temuan
data arsip dari rumah sakit mereka merekam sebuah model jalur diuji yang
pertama dari sebuah penelitian genetik perilaku pada preferensi usia pasangan
lingkungan untuk usia yang disukai pasangan seksual. Dan Dr Michael Seto
mengatakan bahwa ekspresi pedofilia mencakup gen.otak, dan pola belajar dari
Klasifikasi
(a) Pedofilia yang fiksasi. Orang dengan pedofilia tipe ini menganggap
dirinya terjebak pada lingkungan anak. Mereka jarang bergaul dengan sesama
usianya dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan anak. Mereka
digambarkan sebagai lelaki dewasa yang tertarik pada anak laki-laki dan menjalin
(b) Pedofilia yang sifatnya regresi. Individu dengan pedofilia regresi tidak
tertarik pada anak lelaki, dan biasanya bersifat heteroseks, serta lebih suka pada
8
adanya kecemasan maupun ketegangan dalam perkawinan mereka, dan hal ini
sebagai pengganti orang dewasa, menjalin hubungan seperti sesama dewasa, dan
(c) Pedofilia seks lawan jenis. Merupakan pedofilia yang melibatkan anak
perempuan dan didiagnosa sebagai pedofilia regresi. Pedofilia lawan jenis ini
melibatkan anak tersebut dalam hubungan seksual, dan sifatnya tidak memaksa.
(d) Pedofilia sesama jenis. Orang dengan pedofilia jenis ini lebih suka
jarang dilaporkan, ada juga pedofilia juga yang dilakukan oleh wanita, dan
biasanya melibatkan anak berumur 12 tahun atau lebih muda. Hal ini mungkin
disebabkan oleh adanya perasaan keibuan pada wanita, dan anak laki- laki
tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang sifatnya negatif, karena itu
beberapa kelompok antara lain: (a) Sexually attracted to male, (b) Sexually
attracted to female, (c) Sexually attracted to both, (d) Limited to incest, (e)
9
Infantofilia, atau nepiofilia, digunakan untuk merujuk pada preferensi
Pedofilia digunakan untuk individu dengan minat seksual utama pada anak-
anak prapubertas yang berusia 11 hingga 14 tahun. [32] DSM IV tidak memasukkan
Istilah erotika pedofilia diciptakan pada tahun 1886 oleh psikiater asal
ini muncul pada bagian yang berjudul "Pelanggaran Individu Pada Abad Empat
belas," yang berfokus pada aspek psikiatri forensik dari pelanggar seksual anak
beberapa faktor penyebab yang terlihat yang dapat mengarah pada pelecehan
karirnya dan memberikan deskripsi singkat untuk setiap kasus, daftar tiga ciri
umumnya yaitu:11
2. Daya tarik utama subyek adalah untuk anak-anak, daripada orang dewasa.
10
3. Tindakan yang dilakukan oleh subjek biasanya tidak berhubungan,
(yang disediakan oleh dokter lain), dan juga dianggap sebagai pelecehan terhadap
anak laki-laki oleh laki-laki homoseksual menjadi sangat langka. Lebih lanjut
mengklarifikasi hal ini, ia menunjukkan bahwa kasus pria dewasa yang memiliki
gangguan kesehatan atau neurologis dan pelecehan terhadap seorang anak laki-
laki yang bukan pedofilia yang sebenarnya, dan bahwa dalam korban
pengamatannya adalah orang-orang seperti itu cenderung lebih tua dan dibawah
dimana "individu yang telah kehilangan libido untuk orang dewasa melalui
Pada tahun 1908, neuroanatomis dan psikiater asal Swiss, Auguste Forel
menulis tentang fenomena tersebut, mengusulkan bahwa hal itu disebut sebagai
"Pederosis," pada "Nafsu Seksual pada Anak." Mirip dengan karya Krafft-Ebing,
Forel membuat perbedaan antara pelecehan seksual insidentil oleh orang dengan
demensia dan kondisi otak organik, dan keinginan seksual yang benar-benar
11
Istilah "pedofilia" menjadi istilah yang berlaku umum pada kondisi dan
dilihat penerapan secara luas pada awal abad 20, muncul dimana banyak dalam
kamus medis populer seperti Stedman Edisi ke-5. Pada tahun 1952, itu termasuk
dalam edisi pertama Diagnostik Manual dan Statistik Gangguan Mental. Edisi ini
dan selanjutnya DSM-II yang terdaftar gangguan sebagai salah satu subtipe dari
DSM-III, diterbitkan pada tahun 1980, berisi deskripsi lengkap dari gangguan dan
DSM-III-R, tetap dengan deskripsi yang sebagian besar sama, tapi diperbaharui
pengkategorian lebih lanjut, agak atau sama sekali dibedakan dari pedofilia,
Psikodinamik
Sejumlah penelitian telah dilakukan mengenai,apa penyebab orang tertarik
12
mereka dilahirkan seperti itu, adakah jenis pengobatan yang mengkonversi
Informasi berikut ini adalah contoh beberapa teori yang telah diusulkan dan
dipelajari :6,7
1. Perbedaan Neuropsikiatri
13
cortex, dan otak kecil pada seorang pedofil. Temuan ini serupa dengan
dan bilateral lobus frontalis, lobus temporal, dan cerebellar pada seorang
kepribadian antisosial.
Salah satu contoh yang paling jelas dari factor lingkungan dimana
“abused-abusers phenomena”.
14
learning”. Sebagai catatan, walaupun individu yang mengalami pelecehan
Pernyataan ini sering dibuat pada tingkat hukum atau pada suatu kelompok
mereka.
selama 18 bulan di penjara karena kasus penganiayaan anak. Dia telah melakukan
“pijatan” kepada anak nerumur 14 tahun. Dan dia membantah telah melakukan
niat seksual tersebut, dan membantah melakukan teknik pijatan di titik tertentu.
Pasien telah menunjukkan minat seksual yang tinggi selama 2 tahun atau lebih
secara terus-menerus dan mencari perempuan untuk dijadikan sehabatnya. Dia tak
15
Pasien juga mengeluhkan memori yang menurutnya telah mengalami
penurunan yang parah selama periode waktu yang sama. Seperti misalnya ia lupa
apa yang telah orang lain katakan padanya, dimana ia meninggalkan benda atau
hal apapun, dan bagaimana ia menemukan tempat. Dia juga mengalami kesulitan
untuk mengingat janji dan lupa untuk menepati janjinya tersebut. Selain itu,
pasien mengalami depresi. Dia pernah mempunyai ide untuk bunuh diri dan
mobilnya untuk bunuh diri.16. Pasien memiliki riwayat angina pektoris, responsif
memiliki riwayat penggunaan alkohol, narkoba, dan kokain. Dulu ketika masih
muda, ia adalah seorang petinju amatir tetapi tidak pernah menderita gangguan
ayahnya yang berumur 30 tahun dan sekarang pasien tidak menolak ada
Pada pemeriksaan, pasien itu bicara dan menarik, dengan kontak mata
yang baik dan selalu senyum. Pasein akan lebih tertekan ketika ia ditanya tenatng
Pada pasien pemikiran proses yang logis dan jelas, dan ia membantah adanya
halusinasi atau delusi. Bahasa baik, dengan pemahaman yang baik, pengulangan,
dan penamaan. Dia dapat menyebutkan daftar kata dari 20 hewan dalam satu
16
menit. Tugas konstruksi dan interpretasi pepatah normal. Pemeriksaan neurologis
menyatakan syaraf cranial normal, koordinasi dan gaya berjalan, dan motor dan
sistem sensorik. Respon Babinski tapi moncong negatif, pegang, atau glabellar
Pasien memiliki tes neuropsikologi untuk lebih 3 tahun ke depan. Dia tetap
dengan nyata mengalami gangguan memori verbal dan nonverbal dan penurunan
FIGURE 1. Magnetic resonance image of Patient 2. Fluid attenuated inversion recovery (FLAIR) MRI scan with
coronal cuts shows increased signal intensity along the hippocampal formation bilaterally extending into
17
the nuclei. This ®nding is bilateral and relatively symmetrical. The ®ndings are consistent with hippocampal
sclerosis.
Pasien memiliki scan PET seri selama periode 3 tahun, yang menunjukkan
(Figure 2).
FIGURE 2. Positron emission tomography scan of Patient 2. The patient was scanned in the fasting state 40 minutes
after intravenous administration of 12.15 mCi of [18F]2-¯uoro-2-deoxy-D-glucose. The head was positioned so that
the planes of the images were parallel to the canthomeatal line. There is prominent hypometabolism in the right
temporal lobe. There is subtle left temporal lobe hypometabolism. The remaining cortical and subcortical gray
matter structures are unremarkable. This sca was the second of three yearly PET scans obtained on this patient.
telah menganiaya seorang anak berusia 5 tahun. Dan perilaku pasien mulai
Karakter pedofilia
18
keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan tersebut, pedofil umumnya membenarkan
saya lakukan "memiliki nilai pendidikan," bahwa kesenangan anak berasal dari
tindakan atau perhatian, atau bahwa anak itu provokatif dan mendorong tindakan
c. pembenaran (misalnya," Saya suka dengan anak laki, bukan selingkuh "),
e. Serangan serangan karakter (pada anak, jaksa, atau polisi, serta potensi fisik
kekerasan).
Pedofil 2,5 kali lebih mungkin untuk terlibat kegiatan dalam kontak fisik
a. Kegiatan ini bervariasi dari mulai mengekspos diri mereka sendiri kepada
anak-anak (eksibisionisme),
19
b. membuka baju anak,
Memiliki kontak sosial terbatas pada masa remaja. Pada waktu remaja,
terhadap mereka.
20
mempunyai pekerjaan yang baik dan tiba-tiba pindah dan berganti
anak.
seorang pedofilia.
dalam berhubungan seksual dengan orang dewasa dan oleh karena itu
Tinggal sendiri atau bersama orang tua. Indikator ini berhubungan erat
21
Bila tidak menikah, jarang berkencan. Seorang laki-laki yang tinggal
golongan remaja.
Preferensi umur dan gender. Pedofil menyukai anak pada usia dan
gender tertentu. Ada pedofil yang menyukai anak lelaki berusia 8-10
tahun , ada juga yang menyukai anak lelaki 6-12 tahun. Semakin tua
22
Menganggap anak bersih, murni, tidak berdosa dan sebagai
korban
anak lebih baik daripada orang dewasa lainnya. Mereka juga tahu cara
anak.
23
mendapatkan anak-anak dalam situasi dimana tanpa kehadiran orang
lain.
hadiah.
mengkoleksi mainan, boneka atau menjadi badut atau ahli sulap untuk
rock, dll.
24
Memfoto anak-anak. Pedofilia memfoto anak-anak yang berpakaian
Diagnosis
Pedoman diagnostik F 65.4 Pedofilia menurut PPDGJ-III :16
25
Pedoman diagnostik F 65.4 Paedophilia menurut ICD-10 : ICD-10
laki atau perempuan atau keduanya, biasanya usia prapubertas atau awal
pubertas." Berdasarkan kriteria sistem ini, orang yang berusia 16 tahun atau lebih
pradominan untuk anak-anak praremaja setidaknya lima tahun lebih muda dari
mereka.4
minimal 6 bulan, rekuren atau intens adanya fantasi seksual yang membangkitkan
gairah, perilaku atau dorongan yang melibatkan beberapa jenis aktivitas seksual
dengan anak praremaja (usia 13 atau lebih muda, meskipun permulaan pubertas
dapat bervariasi) dan bahwa subjek telah bertindak atas hal tersebut karena
dorongan atau mengalami dari kesulitan sebagai hasil dari memiliki perasaan ini.
Kriteria ini juga menunjukkan bahwa subjek harus berusia 16 tahun atau lebih tua
dan bahwa seorang anak atau anak-anak mereka berfantasi tentang setidaknya
terhadap anak yang berusia lima tahun lebih muda dari mereka, meskipun
hubungan seksual berlangsung antara usia 12-13 tahun dan masa-masa akhir
remaja disarankan untuk dikecualikan. Diagnosis lebih lanjut ditentukan oleh jenis
kelamin anak orang tersebut tertarik, jika impuls atau tindakan terbatas pada
pasti dan dapat dijadikan indikator untuk pedofilia. Pelanggaran ponografi anak
merupakan pelanggar yang bermakna dan lebih mungkin untuk menunjukkan pola
26
pedofilia selama pengujian phallometric dibandingkan kelompok orang dewasa
dan mungkin sangat membantu dalam situasi di mana orang tersebut menyangkal
minat seksual terhadap anak-anak praremaja, atau tidak memiliki sejarah yang
phallometric hasil tidak tersedia. Seto dan Eke (2005) menemukan bahwa 24%
dari sampel mereka Pelaku pornografi anak memiliki riwayat pelanggaran kontak
pelaku non pedofil dan non eksklusif, atau untuk membedakan antara jenis pelaku
pedofil, dan motivasi atas perbuatan itu (lihat Jenis pelaku pelecehan seksual
Mereka tertarik pada anak-anak, dan anak-anak saja. Mereka menunjukkan sedikit
minat erotis pada orang dewasa yang sesuai dengan usia mereka sendiri dan,
dalam beberapa kasus, hanya bisa menjadi terangsang ketika berfantasi atau
sebagai pelaku non pedofil, tetapi dua istilah ini tidak selalu identik. Pedofil non
eksklusif tertarik pada anak-anak dan orang dewasa, dan dapat terangsang oleh
keduanya, meskipun preferensi seksual bagi salah satu dari yang lain dalam kasus
27
dibuat berdasarkan adanya fantasi atau dorongan seksual bahkan jika mereka tidak
pernah ditindaklanjuti. Di sisi lain, seseorang yang bertindak atas dorongan ini
belum ada pengalaman buruk tentang fantasi mereka atau dorongan dapat juga
terbatas pada tindakan seks yang jelas untuk tujuan diagnosa ini, dan kadang-
kadang dapat mencakup paparan yang tidak senonoh, perilaku voyeuristik atau
diagnosis dibuat. Demikian juga, ketika pasien berada dalam masa remaja akhir,
perbedaan usia tidak ditentukan dalam angka yang keras dan bukannya
Dystonik ego orientasi seksual (F66.1) termasuk orang yang tidak ragu
bahwa mereka memiliki preferensi seksual sebelum pubertas, namun berharap itu
Kriteria DSM IV telah dikritik secara bersamaan karena lebih inklusif, serta
anak dan pedofil, Studer dan Aylwin berpendapat bahwa kriteria DSM lebih
28
melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak praremaja dan B kriteria karena
Sharon Araji dan David Finkelhor menyatakan bahwa karena bidang penelitian ini
belum berkembang pada waktu itu, ada "masalah definisi" akibat dari kurangnya
individu dengan minat seksual yang kuat dan eksklusif pada anak-anak, dan
terlibat dalam kontak seksual dengan seorang anak, termasuk inses. Mereka
menyatakan bahwa mereka menggunakan definisi yang lebih luas dalam makalah
kajian mereka karena kriteria perilaku lebih mudah untuk mengidentifikasi dan
muncul sebelum atau selama pubertas, dan karena stabil sepanjang waktu.
29
seperti laki-laki dengan preferensi homoseksual dewasa, laki-laki dengan
kanak-kanak lintas gender. Rata-rata, orang dengan preferensi seks sejenis lebih
menyukai hubungan seksual dengan anak yang lebih tua daripada laki-laki dengan
kanak-kanak lintas gender. Rata-rata, orang dengan preferensi seks sejenis lebih
menyukai hubungan seksual dengan anak yang lebih tua daripada laki-laki dengan
seksual sebagai bagian dari proses yang dikenal sebagai "perawatan anak", atau
A. Penatalaksanaan
30
kepentingan nasional yang cukup penting. Pengobatan yang efektif dari
karena sudah bersifat umum terdapat kesepakatan di antara para ahli bahwa
pelanggar seksual didasarkan pada asumsi bahwa perilaku secara seksual dan
fisiologi normal yang terganggu pada seorang pedofilia dan perbuatan seksual
menyimpang lainnya. 19
yang telah digunakan selama ini dalam pengobatan pelaku seksual adalah untuk
mengurangi dorongan seksual mereka dan untuk mencegah residivisme. Studi ini
oleh antiandrogen dan agen hormonal memiliki efek yang sama pada perilaku
seksual.19
31
Perlakuan farmakologi dari paraphilias (termasuk pelaku seks) dengan
perilaku seksual. Ada bukti empiris bahwa BPA dan sertraline memiliki efek
berbeda pada gairah seksual pola pedofil yang menekan gairah pedofilia dan
analog LHRH suatu SSRI semuanya telah dibuktikan sebagai pengobatan yang
Baru-baru ini kami telah menggunakan kombinasi anti androgen dan SSRI untuk
pengobatan pedofilia.19
Tidak ada pengobatan yang efektif untuk pedofilia kecuali pedofil sendiri
“castration” atau pengembirian. Pada saat ini pengobatan pedofil lebih terfokus
pada pencegahan pedofil untuk melakukan pelecehan seksual dari pada mengubah
seksual dan masturbasi. Temuan ini menunjukkan bahwa dorongan seksual dapat
32
diatasi, namun ketertarikan saat melihat anak-anak tidak berubah. Pilihan
kambuh" adalah jenis yang paling umum dari pengobatan perilaku kognitif.
Intervensi perilaku
33
Perilaku perawatan terhadap target gairah seksual kepada anak-anak,
pengujian.21
Prognosis
Karena tidak adanya informasi yang dapat dipercaya dari berbagai studi
penyimpangan seks, adanya gejala penarikan diri secara sosial maupun seksual
dan kekuatan serta kelemahan kepribadian pasien. Tetapi perilaku ini biasanya
34
BAB III
KESIMPULAN
1. Diagnosa pedofilia :
laki-laki atau perempuan atau keduanya, biasanya usia prapubertas atau awal
pubertas." Berdasarkan kriteria sistem ini, orang yang berusia 16 tahun atau
35
membangkitkan gairah, perilaku atau dorongan yang melibatkan beberapa
jenis aktivitas seksual dengan anak praremaja (usia 13 atau lebih muda,
bertindak atas hal tersebut karena dorongan atau mengalami dari kesulitan
Lingkungan.6,7
wanita.10
6. Karena tidak adanya informasi yang dapat dipercaya dari berbagai studi
seksual dan kekuatan serta kelemahan kepribadian pasien. Tetapi perilaku ini
36
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, G., Neale, J., Kring, A (2006). Psikologi Abnormal (edisike 9). Jakarta:
PT Radja Grafindo Persada.
37