Disusun Oleh:
Kelompok 2
ASEP SURYADIN
DEDENG NURKHOLIK SIDIK P
HOLLI PITER NATALIA
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
kehadirat Allah Swt, karena atas berkah limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kita masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk masih dapat bekerja
demi dunia dan akhirat kita. Tak lupa pula kita menyampaikan sholawat dan salam
kepada Rosulullah Saw, beserta sahabat dan keluarganya sekalian, yang sang
Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Anak Remaja. Makalah ini bersumber dari
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...............
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..........
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….........
B. Rumusan Masalah……………………………………………………................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan
lainnya, karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anak-
anak ke dewasa. Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses
untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan banyak masalah pada diri
remaja. Transisi dari masa anak-anak dimana selain mneingkatnya kesadaran diri
(self consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial maupun
emosional pada remaja sehingga remaja cenderung mengalami perubahan emosi
ke arah yang negatif menjadi mudah marah, tersinggung bahkan agresif.
Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja tersebut, ditambah dengan
faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan
gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya
masalah-masalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007).
Laporan situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012 pada peluncurannya,
disebutkan bahwa jumlah penduduk dunia terus tumbuh dan telah mencapai 7
miliar. Sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia atau hampir 1 dari 5 orang di dunia
berusia 10-19 tahun. Adapun 900 juta orang di antaranya tinggal di negara
berkembang. Negara Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010
menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia
10-24 tahun, dari 240 juta penduduk Indonesia, jumlah remaja terbilang besar,
mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7 % dari total penduduk (BKKBN, 2012).
Peran perawatan dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak
usia remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan
dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas
perawatan kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa teratasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi remaja?
2. Bagaimana tugas perkembangan remaja?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja?
4. Bagiamana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak remaja?
C. Tujuan
1. Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja.
2. Menjelaskan tugas perkembangan remaja.
3. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
4. Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata
bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa.
Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal,
kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat
umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya
secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-
Mighwar, 2006).
B. Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa :
1. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran–
heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan
mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan
jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini
menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.
2. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia
tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai
atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya.
Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta
pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan
dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
3. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode
dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public).
C. Karakteristik Perkembangan Remaja
Menurut Wong (2009), karakteristik perkembangan remaja dapat
dibedakan menjadi :
1. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009),
menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan
terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan awitan pubertas
dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau
ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis
identitas kelompok versus pengasingan diri.
Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi
dari keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi
peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan
pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu
memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum
mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam
kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.
a. Identitas kelompok
Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok
semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal
yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan
kelompok dapat memberi mereka status. Ketika remaja mulai
mencocokkan cara dan minat berpenampilan, gaya mereka segera
berubah. Bukti penyesuaian diri remaja terhadap kelompok teman sebaya
dan ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi kerangka
pilihan bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan penonjolan diri
mereka sendiri sementara menolak identitas dari generasi orang tuanya.
Menjadi individu yang berbeda mengakibatkan remaja tidak diterima dan
diasingkan dari kelompok.
b. Identitas Individual
Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan yang
mereka kembangkan antara diri mereka sendiri dengan orang lain di masa
lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang mereka harap mampu dilakukan
di masa yang akan datang. Proses perkembangan identitas pribadi
merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan periode
kebingungan, depresi dan keputusasaan. Penentuan identitas dan
bagiannya di dunia merupakan hal yang penting dan sesuatu yang
menakutkan bagi remaja. Namun demikian, jika setahap demi setahap
digantikan dan diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang positif
pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi peran terjadi jika
individu tidak mampu memformulasikan kepuasan identitas dari berbagai
aspirasi, peran dan identifikasi.
B. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Keluarga (KK) : Bp. R
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pendidikan Terakhir : SMP
d. Usia : 38 tahun
e. Pekerjaan : Buruh
f. Alamat : RT 007/RW 004 desa pasirmulya kecamatan
Majalaya kabupaten Karawang.
g. Komposisi Keluarga :
Jenis Hubungan
No Nama Usia Pendidikan
Kelamin dg KK
1 Ibu R Perempuan Istri 30 thn SMP
2 An. H Laki-laki Anak 1 14 thn SMP kls 2
3 An. F Perempuan Anak 2 12 thn SD kls 6
4 An. L Perempuan Anak 3 9 thn SD kls 3
5 Nenek R Perempuan Ibu 61 thn SD
Genogram :
Nenek
R
61 thn
Bp. R Ibu R
38 thn 30 thn
An. H
An. F
14 thn An. L
11 thn
9 thn
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Remaja / Pasien
: Cerai
Kamar Dapur
Mandi
T
Ruang Ruang e
Tudur Keluarga r
10 m
a
s
Ruang Ruang Warung
Tidur Tamu
Teras
7 m
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :
Bp. R jarang berkumpul dengan tentangga karen akesibukannya,
namun Ibu R aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan
rumah. Ibu R sendiri tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan
mengurus warung yang ada di rumah. Keluarga Bp. R tinggal di RT 07 RW
04, di sisi kanan rumah Bp. R yaitu rumah saudaranya dan sebelah kiri adalah
rumah tetangganya, di belakang rumah ada tanah kosong dan jalan.
Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
4. Mobilitas Geografis Keluarga :
Saat ini keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang
selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp.R sendiri sudah tinggal di
rumah tersebut sejak Bp. R lahir, karena Bp. R adalah anak tunggal dari kedua
orang tuanya yang telah bercerai maka di rumah tersebut ditinggali keluarga
Bp. R dan ibunya. Rumah Bp. R dibangun di atas tanah milik orang tuanya,
kepemilikan tanah masih milik ibunya Bp. R.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Bp. R selalu menekankan pada Ibu R supaya mengikuti acara yang
diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatan lainnya.
Apabila ada waktu luang Ibu R mengajak anaknya bermain ke tetangga.
Hubungan anggota keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu
dengan yang lain (terlihat harmonis).
Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan di daerah setempat RT 02. An. H mengatakan sudah jarang
(suka membolos) dalam mengikuti pengajian. Bp. R sendiri sering diminta
untuk menjadi pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan ataupun acara
yang diadakan RT/RW. Ibu R juga bersosialisasi dengan tetangga di kanan,
kiri dan depan rumahnya. Saudara Ibu R tinggal tidak jauh dari rumah Ibu R,
setiap hari selalu bertemu. An. H berteman dengan beberapa teman seusianya,
sering nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke warnet dan rental
PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor.
6. Sistem Pendukung Keluarga :
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang
menyelesaikan dengan anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua,
karena dengan orang tua tinggal bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan
sebagai pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari
rumah yang memperhatikan bila ada anggota keluarga yang sakit dan tetangga
yang idup saling menghormati serta menghargai. Disamping itu adanya
fasilitas dana kesehatan dari tempat kerja Bp. R untuk anggota keluarga yang
sakit menurut Ibu R sangat membantu keluarga.
7. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya
menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu R
mendiskusikan bersama Bp. R, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang
tu. Waktu yang biasanya digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu
malam hari dan waktu makan bersama dengan anggota keluarga. Namun An.
H mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya
dibandingkan kepada orang tua ataupun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk
bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala
keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu R punya
pendapat sendiri dan membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli
keperluan rumah tangga dan mengatur posisi perabotan rumah tangga.
Terkadang Ibu R juga berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke
pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung.
c. Struktur Peran :
1) Bp. R
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari nafkah
untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
2) Ibu R
Ibu R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada
ibunya. Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah tangga dan juga membuka
usaha warung di rumah.
d. An. H
An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas
sekolahnya. Ibu R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya
pas-pasan. Ibu R mengatakan tidak pernah membantu aktivitas belajar
anaknya di rumah.
e. An. F
Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu R yang pada tahun ini akan
memasuki SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari An. H dan kakak
dari An. L.
f. An. L
Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu R juga berperan sebagai adik dari
kedua orang kakaknya yaitu An. H dan An. F.
g. Nenek R
Sebagai ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu An. H, An.
F dan An. L.
Ibu R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas
tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga.
8. Nilai dan Norma Keluarga :
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam dan tidak terpengaru oleh norma budaya. Penerimaan
keluarga terhadap perawat sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan
dan menerima kehadiran perawat.
9. Fungsi keluarga
a. Fungsi Efektif :
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat
saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk
anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapat.
b. Fungsi Sosialisasi :
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga
Bp. R tergolong paling lama tinggal di wilayah tersebut.
c. Fungsi Perawatan Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit,
maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari
apotek. Keluarga Ibu R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di
RS, tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka
hanya diobati di rumah saja. Bp. R mengatakan bahwa dirinya tidak
memiliki keluhan fisik dan tidak merokok hanya saja jika sedang banyak
pekerjaan yang harus diselesaikannya biasanya Bp. R mengeluhkan pegal-
pegal pada badannya.
10. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek :
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki
masa remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh
teman-temannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan
rumahnya. An. H juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah
maupun teman di lingkungannya tersebut. An. H juga mengatakan pernah
ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan
sudah memiliki teman dekat wanita (pacar).
b. Stressor Jangka Panjang :
Ibu R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakin
mahal, terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan lulus dari
SD dan akan memasuki SMP.
11. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah :
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari
masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap
masalah ada jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan dari orang
tua dan tetangga yang terdekat.
12. Strategi Koping yang Digunakan :
Ibu R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi
kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada.
13. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak ada.
14. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat berkunjung ke
rumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga.
Dengan demikian keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat
lahir dan batin. Mereka juga berharap akan banyak mendapatkan banyak
pengetahuan tentang berbagai macam jenis penyakit dan cara perawatannya.
15. Pemeriksaan Fisik
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama 0
(mmHg) (x/menit) (x/menit) ( C) (Kg) (cm)
1 Bp. R
130/90 86 21 36,7 68 172
(38 tahun)
Keluhan/RPS Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat Bp. R mengatakan
penyakit
dahulu
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi,
rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
kornea tidak ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat
massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi
batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta
tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil
fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi
vesikuler, dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba, bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan
beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri
dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot : 5 5
5
5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan
tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (mmHg
(x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
2 Ibu. R
110/70 82 19 36,8 48 154
(30 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi,
rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat
massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi
batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta
tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan
beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri
dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot : 5 5
5
5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (mmHg
(x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
3 An. H
120/80 88 20 36,5 51 156
(14 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi,
rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat
massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi
batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta
tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil
fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi
vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan
beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri
dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot : 5 5
5
5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan
tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (mmHg
(x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
4 An. F
110/80 91 21 36,8 36 139
(12 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi,
rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat
massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi
batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta
tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 21
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan
beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri
dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (mmHg
(x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
5 An. L
110/70 92 22 36,9 31 134
(9 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi,
rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat
massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi
batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta
tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 22
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan
beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri
dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan
tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (mmHg
(x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
6 Nenek. R
140/90 90 23 37 52 155
(61 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi,
rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat
massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi
batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta
tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 23
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan
beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri
dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot : 5 5
5
5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik :
a. Bp. R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki
kelainan pada pemerikasaan fisiknya, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan
fisiknya, tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit
keturunan.
b. Ibu R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki
kelainan pada pemerikasaan fisiknya, Ibu R tidak mengeluhkan keadaan
fisiknya, tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit
keturunan.
c. An. H
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur
tubuh seimbang, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan
dalam 3 bulan.
d. An. F
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur
tubuh seimbang, tidak meiliki keluhan penyakit, tidak ada riwayat
pengobatan dalam 3 bulan.
e. An. L
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur
tubuh kurus, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan
dalam 3 bulan.
f. Nenek R
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak
meiliki keluhan fisik, penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat
pengobatan dalam 3 bulan.
16. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
1. DS : Ketidak mampuan Ketidakefektifan
- Ibu. R mengatakan keluarga mengenal performa peran
dirumahnya tidak ada masalah tentang remaja An. H
peraturan yang jelas tentang tugas dan fungsi keluarga Bp. R
apa saja tugas setiap anggota perkembangan
keluarga. keluarga dengan
- An. H mengatakan tidak anak remaja.
mengetahui tugas
perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai
remaja.
- An. H mengatakan
sebelumnya tidak pernah
mendapatkan informasi
mengenai tugas
perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai
remaja.
- Ibu. R mengatakan urusan
anaknya lebih banyak
diserahkan kepada ibunya
DO :
- An. H marupakan anak
pertama dalam keluarga.
- An. H berusia 14 tahun,
berada pada masa remaja
awal.
- Dirumahnya tidak ada yang
mengajarkan peran dan
tanggung jawab kepada
remaja (An. H)
2. DS : Ketidak mampuan Ketidakefektifan
- Ibu. R mengatakan urusan keluarga mengenal koping keluarga
anaknya lebih banyak masalah tentang Bp.R
diserahkan kepada ibunya pentingnya
- Ibu. R mengatakan An. H komunikasi efektif
lebih suka menghabiskan antara orang tua
waktunya didalam kamar dan remaja.
dari pada berkumpul dengan
keluarga
- Ibu. R mengatakan Bp. R
memang agak keras untuk
mendidik anak-anaknya
- An. H mengakui tidak
pernah menceritakan
masalah yang dihadapinya
pada orang tua
- An. H mengatakan kadang
percakapan dengan orang
tua akan berakhir dengan
ketegangan
- An. H mengatakan lebih
suka menceritakan
masalahnya kepada teman-
temannya debandingkan
kepada orang tua ataupun
keluarganya yang lain.
DO :
- Bp. R sibuk bekerja dan
jarang menyempatkan
berbicara kepada anaknya.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R
2. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R
DAFTAR PUSTAKA
Ners.Unair.Ac.Id/Materikuliah/Askep%20remaja%20new.Pdf