Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOLOGI ABNORMAL

Tentang

“Gangguan Psikoseksual”

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Sonia Yulianisya 2114060034
Dinda Latifa 2114060065
Nur Saerah Siregar 2114060066
Rahmatika Mulia 2114060082

Dosen Pengampu :

Ahmad Masrur Firosad, S. Pd. I., M. Pd

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
IMAM BONJOL PADANG
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Gangguan Psikoseksual” sehingga telah dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Bapak Masrur pada mata kuliah psikologi Abnormal.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
psikologi bagi penulis dan pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak masrur selaku dosen
Psikologi Abnormal yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan pengetahuan sesuai dengan bidang yang saya tekuni.
Dalam penulisan makalah ini,saya menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik penulisan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para
pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Padang, 30 Oktober 2022


Penulis

DAFTAR ISI

1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Gangguan Identitas Gender
B. Parafilia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

2
Dimasa Yang sekarang ini, salah satu masalah yang sering berkaitan
dengan tingkat kematangan seksual remaja.Hal ini terjadi karena remaja
dalam perkembangannya cenderung memiliki tingkat seksual yang tinggi
sehubungan dengan mulai matangnya hormon seksual dan organ-organ
reproduksi. Keadaan ini menyebabkan rentan terjadinya perilaku remaja
yang mengarah kepada terpuaskannya dorongan seksual. Remaja yang
dapat mengendalikan akan terhindar dari perilaku seksual yang
menyimpang. Sebaliknya para remaja tidak dapat mengendalikannya, maka
akan terjerumus ke dalam penyimpangan seksual.
Hurlock (1999) menyatakan bahwa ketika remaja secara seksual mulai
matang, maka laki-laki maupun perempuan mulai sikap yang baru pada
lawan jenisnya. Sikap ini mulai dikembangkan sikap yang baru pada lawan
jenisnya. Sikap ini mulai dikembangkan bila kematangan seksual sudah
tercapai seperti bersikap romantic dan disertai dengan keinginan yang kuat
untuk memperoleh dukungan dari lawan jenis untuk menjalin hubungan.
Salah satu perilaku yang menyimpang di sosial diantaranya dalam
bentuk seks bebas yang dilakukan oleh remaja adalah perilaku perilaku
disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan tidak layak
melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi
yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Gangguan Identitas Gender itu ?
2. Apakah Parafilia itu ?

3
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Identitas Gender
2. Untuk Mengetahui Parafilia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan Identitas Gender

4
Gangguan Identitas Gender ( gender identity disorder ) adalah suatu
kondisi yang melibatkan suatu diskrepansi antara kondisi seksual seseorang
dan identitas gender dari orang tersebut.seseorang yang mengalami
identifikasi antar jenis keamin yang kuat dan cenderung menetap yang pada
akhirnya menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan menimbulkan rasa
ketidaksesuaian dengan jenis kelamin yang mereka miliki.1
Gangguan identitas gender adalah bagaimana seseorang merasa bahwa ia
adalah seorang pria atau wanita,dimana terjadi konflik antara anatomi
gender seseorang dengan identitas gendernya (Nevid,2002). Identitas jenis
kelamin adalah keadaan yang mencerminkan perasaan dalam diri seseorang
sebagai laki-laki atau wanita. Identitas jenis kelamin (gender identity) :
keadaan psikologis yang mencerminkan perasaan dalam ( inner sense).
Didasarkan pada sikap, perilaku, atribut lainnya yang ditentukan secara
kultural dan berhubungan dengan maskulinitas dan femininitas.

1. Kriteria gangguan identitas gender : identifikasi yang kuat dan


menetap terhadap gender lain :
a. Berkeinginan kuat untuk menjadi anggota gender lawan jenisnya
(berkeyakinan bahwa ia memiliki identitas gender lawan jenisnya.
b. Memilih memakai baju sesuai dengan stereotip gender lawan
jenisnya
c. Berfantasi menjadi genjer lawan jenisnya atau melakukan permainan
yang dianggap sebagai permainan gender lawan jenisnya.
d. Mempunyai keinginan berpartisipasi dalam aktivitas permainan yang
sesuai dengan stereotip lawan jenisnya.
e. Keinginan kuat mempunyai teman bermain dari gender lawan jenis
( dimana biasanya pada usia anak-anak lebih tertarik untuk

1 Gangguan Identitas gender dalam novel hitam putih angel karya angeline Julia oleh heni
wulandari .hal 4

5
mempunyai teman bermain dari gender yang sama ).Pada remaja dan
orang dewasa dapat diidentifikasikan bahwa mereka berharap
menjadi sosok lawan jenisnya,berharap untuk bisa hidup sebagai
anggota dari gender lawan jenisnya.
f. Perasaan yang kuat dan menetap ketidaknyamanan pada gender
anatominya sendiri atau tingkah lakunya yang sesuai dengan
stereotip gendernya
g. Tidak Terdapat kondisi interseks
h. Menyebabkan kecemasan yang serius atau mempengaruhi pekerjaan
atau sosialisasi atau yang lainnya.
Gangguan identitas gender dapat berakhir pada remaja ketika anak-anak
mulai dapat menerima identitas gender.Tetapi juga dapat terus berlangsung
sampai remaja bahkan hingga dewasa sehingga mungkin menjadi gay atau
lesbian.

2. Awal Mula Gangguan Identitas Gender


Gangguan identitas gender bermula dari trauma dari orang tua yang
berlainan jenis, pergaulan individu, pengaruh media massa.Kaplan (2002)
gangguan identitas gender ditandai oleh kegelisahan yang dimiliki
seseorang terhadap jenis kelamin dan peran jenisnya. Gangguan ini muncul
sejak masa kanak-kanak saat usia dua hingga empat tahun (green dan
Blanchard dalam Fauziah, 2003).
Nevid (2002) Mengemukakan bahwa gangguan identitas gender dapat
berawal dari masa kanak-kanak dengan disertai distress terus menerus dan
intensif,bersikap seperti lawan jenis,serta menolak sifat anatomi merea
dengan adanya anak perempuan yang memaksa buang air kecil sambil
berdiri atau anak laki-laki yang menolak testis mereka.

3. Ciri-Ciri Klinis Dari Gangguan Identitas Gender (Nevid 2002)

6
a. Identifikasi yang kuat dan persisten terhadap gender lainnya : adanya
ekspresi yang berulang dari hasrat untuk menjadi anggota dari
gender lain,preferensi untuk menggunakan pakaian gender
lain,adanya fantasi yang terus menerus mengenai menjadi lawan
jenis,bermain dengan lawan jenis.
b. Perasaan tidak nyaman yang kuat dan terus menerus,biasa muncul
pada anak-anak dimana anak laki-laki mengutarakan bahwa alat
genitalnya menjijikkan,menolak permainan laki-laki,sedangkan pada
perempuan adanya keinginan untuk tidak menumbuhkan buah
dada,memaksa buang air kecil saat berdiri.2

4. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Identitas


Orang yang mengalami gangguan Gender memiliki hormon
Testosteron dan estrogen yang lebih tinggi dibandingkan pada orang yang
normal (Glaude,dkk,1984) .Berdasarkan penelitian dari (Green 1987)
ditemukan bahwa anak perempuan yang bertingkah laku maskulin dan anak
laki-laki yang bertingkah laku feminism secara spontan dipengaruhi
keluarga yang mendorong anaknya yang bertingkah laku yang tak sesuai
dengan teksnya dan dipertahankan dalam kurun waktu yang relatif
lama.Bila secara konsisten kondisi ini didukung keluarga,dan bersifat
menetap mendorong penderitaannya untuk mendapatkan kepuasan perilaku
tidak sesuai dengan gendernya3.
5. Bentuk Gangguan Identitas Gender Dapat Berupa
a. Transeksualisme
Transeksualisme adalah penolakan jenis kelamin anatominya dan merasa
iri dengannya,tidak peduli ia dibesarkan sebagai pria atau wanita.Identitas
gendernya berlawanan dengan jenis kelamin biologisnya,ada hasrat untuk
2 Ardi Al-Maqassary..Gangguan identitas Gender (Gender Identity Disorder).diakses tanggal 29
oktober pukul 09.20 wib
3 Dr.Rilla Sovitriana,Psikolog.2020.Kajian Gender dalam tinjauan psikologi.Jawa Timur :Uwais
inspirasi Indonesia cet : 1 hal-76-77

7
hidup dan diterima sebagai salah satu anggota dari kelompok lawan
jenisnya.Misalnya bila laki-laki secara biologis,tetapi secara psikologis
perempuan,maka ia tertarik pada laki-laki,tetapi bukan homosex dapat
dikatakan bahwa jenis kelamin fisiknya dan jenis kelamin psikologisnya
bertentangan.Adanya keinginan untuk memperoleh Terapy Hormonal dan
pembedahan untuk membuat dirinya semirip mungkin dengan tubuh jenis
kelamin yang diinginkan,dengan kata lain adanya keinginan untuk
melakukan operasi pada tubuhnya (genitalia,buah dada,kulit dll.) agar
sesuai dengan identitas gender yang diinginkannya.
b. Transvestisme Peran Ganda
Peran ganda seperti mengenakan pakaian lawan jenisnya dengan tujuan
eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman sebagai anggota
lawan jenisnya.Namun ia tidak mempunyai hasrat untuk mengubah
genitalnya secara permanen dengan tindakan bedah atau memiliki
rangsangan seksual bila menggunakan pakaian lawan jenisnya.
c. Gangguan Identitas Jenis Kelamin Masa Kanak
Biasanya akan timbul pertama kali pada masa prasekolah dan sudah mulai
tampak sebelum masa pubertas.Ada keinginan yang mendalam dan
persisten untuk menjadi jenis kelamin lawan jenisnya atau yakin bahwa ia
adalah jenis kelamin lawan jenisnya.Namun ia menolak atribut pakaian dan
prilaku yang sesuai dengan lawan jenisnya.tidak mengalami rangsangan
seksual dengan menggunakan pakaian lawan jenisnya.Ciri khas lain adalah
bahwa anak dengan gangguan ini menyangkal bahwa ia terganggu,biarpun
ia tertekan karena konflik dengan keinginan orangtua atau teman sebaya
serta ejekan dari orang-orang disekitarnya.4

B. Parafilia

4 Dr. Yusuf ,S,Kp,M.Kes. 2016 .Peran tenaga kesehatan,keluarga dan masyarakat dalam
pencegahan dan penanganan Gangguan Psikoseksual.Lamongan .hal-2

8
Parafilia adalah perilaku atau impuls seksual abnormal yang ditandai
dengan fantasi seksual yang intens dan dorongan yang terjadi berulang.
Dorongan tersebut dapat melibatkan objek, aktivitas, atau situasi tidak biasa
yang umumnya tidak dianggap membangkitkan gairah seksual orang lain.
Sering kali, parafilia juga disebut sebagai penyimpangan seksual karena
merujuk pada perilaku seksual yang di luar norma hukum, agama, maupun
kebiasaan. Parafilia dapat menyebabkan masalah pribadi, sosial, dan karier.
Penderita parafilia juga dapat disebut "kinky" atau mesum. Perilaku terkait
mungkin juga memiliki konsekuensi sosial dan hukum yang serius.
Parafilia merupakan sekumpulan gangguan yang berhubungan dengan
aktivitas seksual yang aneh atau tidak normal. Seseorang bisa saja
mengidap satu jenis parafilia atau bahkan lebih dan kemungkinan
disebabkan oleh gangguan mental lain (Fatmawati Fadli, 2019). Dalam
penelitian (Jauhara, 2021) mengenai Kebijakan Hukum Pidana terhadap
Perkosaan Mayat (Necrophilia), dijelaskan bahwa parafilia merupakan
perilaku yang melanggar norma sehingga menimbulkan permasalahan di
masyarakat dan dapat menjadi tindak pidana. Berdasarkan (American
Psychiatric Association, 2013) gejala dari parafilia biasanya ditunjukkan
dengan adanya ketertarikan seksual yang terjadi secara intens dan terus
menerus namun ketertarikan ini diluar dari rangsangan atau perilaku seksual
yang normal, dewasa secara fisik dan adanya persetujuan antar
pasangan.Sedangkan menurut (Fatmawati Fadli, 2019) parafilia (paraphilia)
berasal dari kata “para” yang berarti penyimpangan dan “philia” berarti
sesuatu yang membuat seseorang tertarik. Parafilia meliputi sekumpulan
gangguan yang terkait dengan ketertarikan seksual pada objek yang tidak
seharusnya, dengan kata lain parafilia adalah kegiatan seksual yang
abnormal.5

5 Angga Faradhiba, 2022. " Sistem Pakar Diagnosis Parafilia" (Jurnal Pendidikan Vol. 1, No. 1) hal.
46

9
1. Diagnosis Parafilia
Cukup sulit menentukan diagnosis parafilia, terutama karena penderita
biasanya tidak mengakui dan menyembunyikannya. Sehingga penting untuk
membentuk hubungan kepercayaan terhadap penderita. Menentukan
diagnosis parafilia adalah dengan menggunakan manual DSM 5 (Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders) dan ICD 10 (International
Statistical Classification of Diseases). Terdapat delapan kelainan yang
termasuk parafilia:
a. Voyeuristic
Penderita mengalami gairah seksual yang berulang dan intens (fantasi,
dorongan atau perilaku) dengan mengamati orang yang telanjang, sedang
dalam proses melepas pakaian atau sedang dalam aktivitas seksual yang
berlangsung selama 6 bulan. Penderita harus minimal berusia 18 tahun.

b. Exhibitionistic
Penderita mengalami gairah seksual yang berulang dan intens (fantasi,
dorongan atau perilaku) dengan mengekspos kelamin ke orang asing.
Gejala harus hadir setidaknya selama 6 bulan.

c. Frotteuristic
Penderita mengalami gairah seksual yang berulang dan intens (fantasi,
dorongan, atau perilaku) yang melibatkan sentuhan dan gesekan terhadap
orang yang tidak memberikan ijin. Gejala harus hadir setidaknya selama 6
bulan.

d. Sexual masochism
Penderita mengalami gairah seksual yang berulang dan intens (fantasi,
dorongan, atau perilaku) yang melibatkan tindakan (nyata, tidak

10
disimulasikan) dari dihina, dipukuli, diikat, atau dibuat menderita. Gejala
harus hadir setidaknya selama 6 bulan.

e. Sexual sadism
Penderita mengalami gairah seksual yang berulang dan intens (fantasi,
dorongan, atau perilaku) dari penderitaan psikologis atau fisik orang lain.
Gejala harus hadir setidaknya selama 6 bulan.

f. Pedophilic
Penderita memiliki khayalan seksual yang berulang dan intens, dorongan
seksual, atau perilaku yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak atau
anak pra remaja (umumnya ≤13 tahun). Gejala harus hadir setidaknya
selama 6 bulan. Penderita berusia minimal 16 tahun dan setidaknya 5 tahun
lebih tua dari korban; mereka yang ada di masa remaja akhir yang terlibat
dalam hubungan seksual yang sedang berlangsung dengan anak berusia 12
atau 13 tahun dikecualikan.

g. Fetishistic
Penderita mengalami gairah seksual yang berulang dan intens (fantasi,
dorongan, atau perilaku) baik dari penggunaan benda-benda yang tidak
hidup atau dari fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh non-genital.
Gejala harus hadir setidaknya selama 6 bulan. Fetish tidak terbatas pada
pakaian wanita yang digunakan dalam cross-dressing (seperti pada
gangguan transvestic) atau perangkat yang dirancang untuk stimulasi
genital (misalnya, vibrator).

h. Transvestic

11
Penderita mengalami gairah seksual yang berulang dan intens (fantasi,
dorongan, atau perilaku) dari cross-dressing. Gejala harus hadir setidaknya
selama 6 bulan.

2. Faktor Risiko Parafilia


Faktor risiko paraphilia dapat berupa:
a. Gangguan dalam menjalin hubungan sejak kecil, karena sulit
mengendalikan emosi dan sulit mencari bantuan dari orang lain.
b. Trauma masa kecil yang berulang, misalnya korban kekerasan seksual.
c. Berasal dari keluarga yang terlalu mengekang atau terlalu membebaskan
anak dalam perilaku seksual.

3. Pengobatan Parafilia
Pengobatan untuk parafilia beragam dan dapat merupakan kombinasi dari
beberapa tindakan berikut: psikoterapi: terapi perilaku kognitif, kemampuan
sosial, grup, program 12 step, dan rekondisi orgasmik obat-obatan: anti-
depresan, hormon, anti-androgen, mood stabilizer, SSRI pembedahan:
taketomi stereo toksik dan leucotomy limbik Fokus psikoterapi ini adalah
membantu pasien dengan paraphilia untuk mengenali dan menyadari bahwa
perilakunya salah. Dengan terapi perilaku kognitif, penderita paraphilia
diharapkan dapat mengatasi situasi yang meningkatkan risiko terjadinya
perilaku seksual dan mencari cara untuk merespon situasi tersebut.6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

6 Fathonah, 2016. " Nature Atau Nurture? Tinjauan Teologis dan Neologis" (Jurnal Pemikiran
Islam & Filsafat Vol. 13, No. 2) hal 284

12
Gangguan Identitas Gender ( gender identity disorder ) adalah suatu
kondisi yang melibatkan suatu diskrepansi antara kondisi seksual seseorang
dan identitas gender dari orang tersebut.seseorang yang mengalami
identifikasi antar jenis keamin yang kuat dan cenderung menetap yang pada
akhirnya menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan menimbulkan rasa
ketidaksesuaian dengan jenis kelamin yang mereka miliki.
Parafilia adalah perilaku atau impuls seksual abnormal yang ditandai
dengan fantasi seksual yang intens dan dorongan yang terjadi berulang.
Dorongan tersebut dapat melibatkan objek, aktivitas, atau situasi tidak biasa
yang umumnya tidak dianggap membangkitkan gairah seksual orang lain.
Sering kali, parafilia juga disebut sebagai penyimpangan seksual karena
merujuk pada perilaku seksual yang di luar norma hukum, agama, maupun
kebiasaan. Parafilia dapat menyebabkan masalah pribadi, sosial, dan karier.
Penderita parafilia juga dapat disebut "kinky" atau mesum. Perilaku terkait
mungkin juga memiliki konsekuensi sosial dan hukum yang serius.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maqassary, Ardi.Gangguan identitas Gender (Gender Identity


Disorder).diakses tanggal 29 oktober pukul 09.20 wib

13
Sovitriana, Rilla,Psikolog.2020.Kajian Gender dalam tinjauan
psikologi.Jawa Timur :Uwais inspirasi Indonesia

Wulandari, Heni.Gangguan Identitas gender dalam novel hitam putih angel


karya angeline Julia .

Yusuf. 2016 .Peran tenaga kesehatan,keluarga dan masyarakat dalam


pencegahan dan penanganan Gangguan Psikoseksual. Lamongan .

Angga Faradhiba, 2022. “Sistem Pakar Diagnosis Parafilia” : Jurnal


Pendidikan Vol. 1, No. 2 .

Fathonah, 2016. “Nature Atau Nurture? Tinjauan Teologis dan Neologis :


Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 13, No. 2.

14

Anda mungkin juga menyukai