Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Anak Autisme
“Argumentasi Pubertas dan Intervensinya Pada Anak Autisme”

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Mega Iswari, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 8


Adhe Fitriana Gunawan 21003064
Putri Kurnia Wati 21003142
Sekar Dwijayanti 21003115

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Argumentasi
Pubertas dan Intervensinya Pada Anak Autisme” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu pada mata
kuliah Anak Autisme. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang perkembangan pubertas pada anak autis itu sendiri baik bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibuk Prof. Dr. Mega Iswari, M.Pd, selaku
dosen pengampu yang telah membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 08 November 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pubertas Pada Anak Autisme .............................................................................. 2
B. Mengenali Tanda-tanda Pubertas ....................................................................... 2
C. Strategi Intervensi Pubertas Pada Anak Autisme ............................................. 3
BAB III............................................................................................................................... 5
PENUTUP .......................................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 5
B. Kritik dan Saran ................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan tentang seksualitas pada remaja banyak dibahas dan menjadi
sorotan masyarakat sekarang ini, namun masih terbatasnya pembahasan tentang
seksualitas pada anak berkebutuhan khusus atau pada remaja autis. Menurut Schwier
dan Hingsburger (2000), seksualitas merupakan integrasi dari perasaan, kebutuhan
dan hasrat yang membentuk kepribadian unik seseorang, mengungkap kecenderungan
seseorang untuk menjadi pria atau wanita, dan seksualitas dibatasi sebagai pikiran.
perasaan, sikap dan perilaku seseorang terhadap dirinya.
Berdasarkan DSM IV (2000, h. 75), gangguan autistik didefinisikan sebagai
gangguan perkembangan dengan tiga ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial,
gangguan pada komunikasi, dan keterbatasan minat serta kemampuan imajinasi, yang
gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia tiga tahun. Seperti halnya fase
perkembangan anak normal lainnya, individu autis juga mengalami fase pubertas.
Menurut Santrock (2002, hal. 7-8), pubertas ialah suatu periode dimana kematangan
kerangka seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Christopher &
Schaumann (1981, h.370) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pada beberapa
anak autis akan terjadi perbaikan simtom setelah masa remaja, namun pada saat
remaja anak autis menunjukkan perilaku yang semakin memburuk seperti gangguan
perilaku, destructiveness, dan kegelisahan.

B. Rumusan Masalah
a. Pubertas Pada Anak Autisme
b. Mengenali Tanda-tanda Pubertas
c. Strategi Intervensi Pubertas Pada Anak Autisme

C. Tujuan Penulisan
a. Memahami Pubertas Pada Anak Autisme
b. Memahami Mengenali Tanda-tanda Pubertas
c. Memahami Strategi Intervensi Pubertas Pada Anak Autisme

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pubertas Pada Anak Autisme


Perkembangan seksual setiap individu ditandai dengan adanya berbagai
perubahan yakni munculnya ciri seksual sekunder dan seksual primer. Berdasarkan
pada analisis informasi, subjek pertama dan kedua juga mengalami perkembangan
seksual sekunder pada saat memasuki usia puber. Perkembangan ciri seksual sekunder
tersebut merupakan awal mula perkembangan individu dari anak-anak menjadi
remaja.
Menurut Bancroft (dalam Kelly, 2008, h.145), puberty memicu berbagai
perubahan fisik dan emosional dalam individu dan biasanya mengarah ke yang lebih
besar dan mendorong kesadaran terhadap sexual aurosal. Terjadi perubahan pada
tubuh, perubahan hormon dan perubahan mood. Saat memasuki masa puber, remaja
mulai peka dan perhatian terhadap daya tarik pribadi sebagai bentuk perkembangan
psikoseksual remaja (Panuju dkk,1999).
Perhatian terhadap daya tarik pribadi dan minat terhadap lawan jenis muncul
pada remaja autis dan perilaku maupun hasrat seksual meningkat selama masa remaja
disebabkan rendahnya kontrol diri, karena kurangnya pemahaman cara untuk
menyembunyikan rasa ingin tahu dan cara penyaluran hasrat seksual. Keterbatasan
yang dimiliki individu autis menyebabkan remaja autis sulit untuk memahami
keinginan seksual dan menunjukkan perilaku yang semakin memburuk seperti
destructiveness dan lebih berperilaku agresif.

B. Mengenali Tanda-tanda Pubertas


Setiap anak pasti akan memasuki masa pubertas, anak dengan berkebutuhan
khusus juga pasti akan mengalaminya terlebih lagi anak dengan autism. Akan tiba
masanya anak autis mengalami masa pubertas khususnya pada remaja putri yang
menunjukkan perubahan yang signifikan ketika mengalami masa pubertas. Menurut
Surbakti (2011:26), tanda masa pubertas yaitu dengan datangnya menstruasi pada
remaja putri. Sedangkan menurut Mortlock (2008), dalam temuannya menyatakan
bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak normal dan anak autis pada usia remaja
mengalami perubahan yang sama, pada anak perempuan ditandai dengan menstruasi,
pembesaran payudara dan pinggul serta tumbuh rambut halus pada bagian ketiak dan
area kemaluan. Dari pendapat ahli yang sudah dinyatakan tentang menstruasi dapat
mengambil pengertian bahwa masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi,
sehingga anak autis juga akan mengalami menstruasi.
Pada masa pubertas, anak laki-laki akan mengalami perubahan fisik primer
dan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang pasti akan di alami oleh laki-
laki pada masa pubertas, berupa kesiapan testis untuk memproduksi sperma.
Perubahan primer ini menyebabkan anak laki-laki akan mengalami mimpi basah.
Mimpi basah merupakan peristiwa ejakulasi (keluarnya air mani) pada saat tidur,
karena testis dan salurannya (uretra) terisi penuh sperma. Selain itu pada masa
pubertas ukuran kemaluan akan bertambah, suara akan berubah menjadi lebih berat,

2
kumis mulai tumbuh, tumbuh bulu di ketiak dan kemaluan, dan dada akan menjadi
lebih lebar dan bidang.

C. Strategi Intervensi Pubertas Pada Anak Autisme


Autis merupakan sebuah kondisi yang dialami seseorang semenjak lahir,
ataupun muncul saat usia di bawah tiga tahun yang menjadikan anak tersebut sulit
untuk menjalin hubungan sosial dan berkomunikasi dengan normal. Sebab
penyandang autis mengalami gangguan seputar bidang komunikasi, interaksi, dan
perilaku.
Sedangkan menurut Plimley dan Bowen membagi karakteristik umum dari
penderita spektrum autisme sebagai berikut. Pertama, Komunikasi diantaranya jarang
berbicara, percakapan terbatas, perkembangan kemampuan berbicara lebih lambat
dibandingkan anak-anak sebayanya, tidak bisa memberi respon secara sepontan, tidak
bisa masuk dalam situasi sosial, tidak memiliki keinginan untuk berkomunikasi.
Karakter yang kedua Interaksi sosial diantaranya tidak bisa menjalin ikatan sosial,
menghindari kontak mata, keterampilan bermain terbatas, tidak mampu memahami
pemikiran orang lain, tidak mampu memahami perasaan orang lain, kesulitan
menoleransi teman sebayanya. Karakter yang ketiga Imajinasi sosial antara lain, tidak
bisa menggunakan imajinasinya sendiri untuk menciptakan gambaran, tidak bisa
memahami lelucon, kesulitan memulai sebuah permainan dengan anak lain, tidak bisa
meniru gerakan orang lain, lebih memilih untuk dibiarkan sendiri.
Individu autis mengalami perkembangan yang tidak jauh berbeda seperti anak-
anak normal pada umumnya. Mereka juga mengalami perubahan fisik, emosional dan
sosial yang hampir sama. Bahkan mereka juga mempunyai nafsu dan dorongan
seksual. Namun menurut DeMyer, individu autis saat mengalami masa pubertas
kurang bisa mengendalikan dorongan seksualitasnya.
Saat pubertas, remaja tidak hanya mengalami perkembangan pada fisik seperti
berkembang organ-organ seksual dan reproduksi saja, namun mereka juga mengalami
peningkatan dan perkembangan hormon yang mengatur hasrat seksual mereka. Masa
pubertas dialami seseorang di saat usianya menginjak belasan tahun. Namun pada
individu autis kadang mereka mengalami masa puber sama seperti anak normal
lainnya, namun terkadang ada yang lebih cepat atau bahkan lebih lambat.
Membahas tentang seksualitas pada anak autis memang tidak mudah untuk
dilakukan. Akan tetapi memberikan pendidikan seks tetap harus diberikan agar anak
autis tidak salah mengambil tindakan dalam kehidupannya kelak. Apabila anak autis
tidak memiliki pengetahuan tentang seks, maka mereka akan lebih berpotensi menjadi
korban pelampiasan pelecehan seks yang tidak bertanggung jawab. Sebab anak autis
yang tidak tahu apa-apa tentang seks akan cenderung lebih mudah untuk dibohongi
dan dikelabuhi oleh para pelaku pelecehan seksual.
Pendidikan seks untuk anak autis bukan hanya mengenalkan pelajaran biologi
tentang anatomi organ reproduksi, cara agar terhindar dari penyakit menular saat
berhubungan badan, ataupun cara agar tidak terjadi kehamilan. Lebih penting dari itu
semua, khususnya untuk remaja autis yaitu, bagaimana memperkenalkan siapa laki-
laki dan siapa perempuan, apa perbedaan lakilaki dan perempuan, bagaimana cara

3
masuk kamar mandi umum, siapa yang boleh dituruti dan siapa saja yang harus
dihindari, serta berbagai materi lainnya.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada umumnya individu autis mengalami perkembangan fisik yang kurang
lebih sama dengan anak lain seusianya, namun perkembangan emosi, keterampilan
sosial, dan hasrat seksual mereka tidak berimbang mungkin mengalami keterlambatan
atau bahkan lebih cepat. Saat memasuki masa pubertas akan timbul hasrat seksual
pada anak autis sehingga akan menambah berat beban seorang remaja autis dalam
menghadapi pubertas apabila dibandingkan dengan remaja biasa lainnya dalam usia
yang sama.

B. Kritik dan Saran


Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam maklah yang
sudah penulis susun. Maka dari itu penulis harapkan pembaca berkenan memberikan
tambahan baik itu materi yang dibahas ataupun hal-hal yang mungkin nantinya bisa
menjadi perbaikan untuk kedepannya baik bagi penulis maupun bagi pembaca
sekalian.

5
DAFTAR PUSTAKA

Septylia Nugraheni, N. T. (2020). Urgensi Pendidikan Seks Pada Remaja Autis. Journal of
Islamic EducationVol.3, No.1, 85-102.

Widyast, F. T. (2009). Seksualitas Remaja Puber Pada Anak Autis. Jurnal Pendekatan Studi
Kasus.

Yanti Herianti, T. M. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Perpustakaan Nasional :


Katalog Dalam Terbitan (KTD).

Zaldin, N. S. (2020). Strategi Pembelajaran Forward Chainning Untuk Pendidikan Seksual


Remaja Autis. Jurnal Pendidikan Khusus.

Anda mungkin juga menyukai