Anda di halaman 1dari 10

Etika Profesi

Penyimpangan Kepribadian

Penyusun

ABDULLAH GHULLAM RAFLIANSYAH


44419002
3A MEKATRONIKA

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK MEKATRONIKA


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
“Penyimpangan Kepribadian” ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya.
Makalah ini di susun dengan tujuan  untuk menambah wawasan khususnya mengenai
pentingnya penyimpangan kepribadian untuk mahasiswa dan adapun metode yang penulis ambil
dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai
karya tulis yang berkompeten dengan tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsi pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi kebaikan untuk kedepannya.

                                                                                     Makassar, 11 Mei 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng
Apa itu personality disorder (gangguan kepribadian)?
Kepribadian atau personality adalah cara berpikir, merasa, dan berperilaku yang khas
pada seseorang, yang membedakannya dengan orang lain. Karakter manusia yang khas
ini biasanya tetap sama dari waktu ke waktu, yang umumnya dipengaruhi oleh
pengalaman, lingkungan, serta karakteristik yang diwariskan.

Berdasarkan pengertian tersebut, personality disorder atau gangguan kepribadian adalah


kepribadian yang menyimpang dari orang normal. Ini merupakan masalah kejiwaan atau
gangguan mental yang menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir, perilaku, serta
perasaan yang tidak sehat.

Seseorang dengan gangguan kepribadian umumnya mengalami kesulitan dalam


berhubungan dengan orang lain dan memahami situasi. Hal ini menyebabkan masalah
dan keterbatasan dalam membangun hubungan serta menjalankan aktivitas sehari-hari,
seperti pekerjaan, sekolah, hingga aktivitas sosial, termasuk menghadapi stres.

Penderita gangguan ini pun terkadang tidak dapat membedakan mana yang normal dan
tidak. Ia menganggap bahwa perilaku dan cara berpikirnya tampak alami dan tidak
memiliki masalah. Bahkan, ia mungkin menyalahkan orang lain atas situasi yang
dihadapinya.

Personality disorder adalah gangguan mental yang umum terjadi pada usia berapa pun,
dan biasanya menyerang lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria. Gejala awal
biasanya muncul pada masa remaja atau dewasa muda.

Kemungkinan, gangguan kepribadian dapat dihindari dengan mengurangi faktor-faktor


risiko.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pedofilia?
2. Apa saja gejala dari penderita Pedofilia?
3. Contoh kasus di Indonesia.
4. Bagaimana upaya untuk mencegah/meminimalisir kasus Pedofilia?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Pedofilia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui gejala dari penderita Pedofilia.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kasus Pedofilia di Indonesia.
4. Mahasiswa dapat mengetahui upaya untuk mencegah/meminimalisir kasus Pedofilia
ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pedofilia
Pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang
telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 17 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan
suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 16
tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal dua
belas tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (8 tahun atau lebih tua) baru dapat
diklasifikasikan sebagai pedofilia. Kata pedofilia berasal dari bahasa Yunani: paidophilia
(παιδοφιλια)—pais (παις, "anak-anak") dan philia (φιλια, "cinta yang bersahabat" atau
"persahabatan",meskipun ini arti harfiah telah diubah terhadap daya tarik seksual pada
zaman modern, berdasarkan gelar "cinta anak" atau "kekasih anak," oleh pedofil yang
menggunakan simbol dan kode untuk mengidentifikasi preferensi mereka.Klasifikasi
Penyakit Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan kepribadian
dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas
atau pada masa prapubertas awal.Istilah ini memiliki berbagai definisi seperti yang
ditemukan dalam psikiatri, psikologi, bahasa setempat, dan penegakan hukum.

B. Gejala Pedofilia
Pedofilia adalah kelainan seksual yang bisa ada dalam diri siapa saja, namun lebih
banyak diidap oleh laki-laki. Sementara itu, anak-anak yang menjadi korbannya bisa laki-
laki maupun perempuan, mulai dari bayi, balita, hingga remaja.
Di dunia maya, pedofil bahkan bisa menyamarkan identitas mereka dan mengubah
karakter menjadi seperti orang yang disukai anak-anak. Tujuan orang-orang pedofil ini
bermacam-macam, misalnya:

 Memperoleh foto anak-anak yang tidak mengenakan busana


 Bertemu kemudian melakukan pelecehan seksual secara fisik pada anak
 Berbicara pornografi atau bermain peran dengan tema yang melecehkan anak secara
seksual
 Meminta imbalan finansial.

Untuk mencapai tujuan ini, pedofil akan terlebih dahulu membangun kepercayaan anak-
anak atau disebut grooming. Grooming  terjadi dengan beberapa tahap, yaitu:

1. Pedofil menyanjung anak, menunjukkan minat yang sama, atau membombardir


akun media sosial anak dengan komentar positif selama beberapa jam hingga hitungan
bulan.
2. Pedofil juga akan mengetahui kedekatan anak dengan orangtua. Jika orangtua sedikit atau
tidak mengawasi sama sekali, ia akan meningkatkan ‘serangan’ dalam waktu singkat.
3. Pedofil akan meyakinkan anak bahwa hal-hal yang berbau pornografi adalah normal,
misalnya dengan mengirim foto alat kemaluan si pedofil atau foto eksplisit anak-anak
korban pelecehan dia sebelumnya kepada si calon korban.
4. Terakhir, pedofil akan meminta anak untuk melakukan keinginannya, seperti mengirim
foto atau video tanpa busana, bertatap muka langsung, bermain peran, atau meminta anak
mengirimkan sejumlah uang.

Jika Anda mengindikasi anak sedang menjadi sasaran pedofil, segera ambil langkah
perlindungan terhadap anak Anda. Bila perlu, Anda juga dapat lapor polisi atau lembaga
perlindungan anak.

C. Ciri – Ciri Pedofilia


Seorang pedofil merasa terangsang secara seksual terhadap anak di bawah umur, tetapi
pada saat yang bersamaan juga bisa merasa sangat tertekan. Sebab, gangguan ini sering
kali membuat pelaku memiliki kecemasan dan rasa bersalah.

Namun, gangguan pedofilia bukanlah orientasi seksual. Kondisi ini termasuk ke dalam
parafilia atau gangguan seksual menyimpang. Seseorang dikatakan mengalami pedofilia
jika gangguan ini terjadi setidaknya selama 6 bulan. Adapun ciri-ciri pedofil adalah:

 Lebih akrab dengan anak-anak daripada orang dewasa


 Memiliki fantasi dan dorongan seksual yang intens terhadap anak-anak
 Mencari kegiatan yang melibatkan anak-anak pada kelompok usia yang ia suka
 Sering memberi hadiah atau mengajak anak jalan-jalan
 Senang memerhatikan anak yang disukainya
 Mencari alasan untuk bisa berduaan dengan anak
 Sering menonton konten pornografi antara anak-anak dengan orang dewasa
 Cenderung ingin menyentuh-nyentuh anggota tubuh anak
 Membicarakan anak-anak layaknya kekasih atau pasangan dewasa.
D. Perilaku Pedofilia
Perilaku menyimpang pedofilia biasanya bermula saat remaja, di mana pelakunya
merasakan fantasi atau dorongan seksual kepada anak-anak. Umumnya, korban pedofil
adalah anak kecil yang berada di lingkungan terdekatnya, misalnya saudara atau tetangga.

Dilansir dari Psychology Today, studi menunjukkan bahwa anak yang merasa kurang
perhatian atau kesepian berisiko lebih tinggi menjadi korban pedofilia.

Awalnya, pelaku akan mengiming-imingi anak dengan memberinya hadiah atau


mengajaknya berjalan-jalan. Ketika anak sudah merasa dekat, pelaku pedofil akan
melancarkan aksinya. Tindakan yang diinginkan pelaku sering kali melibatkan oral seks
atau menyentuh alat kelamin.

Korban pun merasa takut untuk menolak keinginan pelaku. Hal ini bisa menyebabkan
korban merasa frustrasi, cemas, hingga depresi. Dalam kasus tertentu, korban
melampiaskan amarahnya pada diri sendiri bahkan orang lain.

E. Penyebab Pedofilia
Penyebab pedofilia belum diketahui secara pasti. Namun, gangguan ini disinyalir dapat
diturunkan dari keluarga entah berasal dari genetika atau perilaku yang dipelajari. Selain
itu, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang menjadi pedofil,
yaitu:

 Menjadi korban pelecehan seksual pada masa kanak-kanak


 Memiliki kelainan pada otak, yaitu lebih sedikit materi putih (sirkuit penghubung)
di otak
 berbagai kelainan neurologis dan psikologis.
Seorang pedofil menyadari memiliki ketertarikan seksual pada anak-anak sekitar waktu
pubertas. Namun, rasa malu dan takut sering kali membuatnya enggan berkonsultasi pada
psikolog atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.

F. Penanganan Pedofilia
Penanganan pedofil adalah untuk membantu mengendalikan perasaan dan ketertarikan
pada anak-anak. Dengan mendapat penanganan yang tepat, diharapkan seorang pedofil
bisa menahan diri agar tidak melanjutkan perasaannya menjadi aktivitas seksual.

Perawatan yang dapat dilakukan sebagai penanganan pedofil adalah:

 Terapi perilaku kognitif


Terapi perilaku kognitif dilakukan untuk mengubah pola pikir dan perasaan seorang
pedofil terhadap anak-anak. Dalam terapi ini akan dibangun rasa empati terhadap anak
korban kekerasan seksual agar tidak ada keinginan melakukan hal yang tidak baik pada
anak.
Selain itu, terapi perilaku kognitif juga akan mengajarkan cara mencegah kambuhnya
gangguan, menghindari atau mengalihkannya dengan hal positif, serta membuat sistem
pengawasan agar tidak terdorong untuk melakukan hal yang sama.

 Obat-obatan
Untuk menyertai psikoterapi dalam menangani pedofilia, obat-obatan juga mungkin
diresepkan oleh psikiater.

Obat-obatan tertentu, seperti medroxyprogesterone acetate dan leuprolide acetate, dapat


menekan produksi hormon testosteron sehingga gairah seks seorang pedofil menurun.

Jika Anda atau orang terdekat mengindikasikan gangguan pedofil, sebaiknya segera cari
bantuan psikolog atau psikiater.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyimpangan seksual merupakan bentuk perbuatan menyimpang dan melanggar
norma dalam kehidupan masyarakat. Contoh bentuk penyimpang seksual adalah
pedophilia. Pedophilia adalah penyimpangan kepribadian seseorang yang memiliki
ketertarikan atau hasrat seksual terhadap anak-anak yang belum memasuki masa
remaja.
Sikap dan pengertian orang tua yang baik merupakan usaha yang dapat dilakukan
agar terhindar dari penyimpangan seksual kita harus berhati-hati lagi dalam
perkembangan jaman karena semakin maraknya kejahatan baik secara langsung
maupun tidak langsung

B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi yang membacanya dan penulis menyarankan
kepada para pembaca agar lebih hati-hati dalam memilih teman sepergaulan dan lebih
meningkatkan peran dan kepedulian masyarakat terhadap korban dan tindakan
pedophilia di lingkungan sekitar.
REFERENSI

https://www.sehatq.com/artikel/tips-mengajarkan-anak-agar-terhindar-dari-bahaya-
pedofil

https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/personality-disorder/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pedofilia

Anda mungkin juga menyukai