anatomi internal tubuh. Anak pra-sekolah merasa takut jika darah mereka keluar
dan mereka takut jika organ-organ dalm tubuh mereka akan keluar jika kulit
mereka terluka. Maka dari itu, perban dapat mengurangi rasa cemas mereka.
Perkembangan Seksual
Perkembangan seksual dalam masa pra-sekolah adalah fase yang sangat penting
dalam pemahaman mereka terkait identitas seksual. Anak pra-sekolah
membentuk perasaan cinta kepada orang tua yang berlainan jenis kelamin
dengan mereka, sementara itu, mereka juga mengidentifikasikan diri mereka
pada orangtua yang berjenis kelamin sama. Proses perkembangan perilaku,
kepribadian, dan kepercayaan, terjadi diantara beberapa mekanisme dalam
periode ini. Mekanisme yang paling kuat yang terjadi pada anak ialah praktik
mengasuh dan imitasi. Bagaimana orangtua mengenakan pakaian, menyentuh,
mengemong, dan bicara pada anaknya mengekspresikan beberapa aspek
perilaku yang berorientasi pada perilaku secara seksual. Perkembangan
penelitian mengungkapkan bahwa identifikasi gender bukan semata-mata faktor
biologis atau genetik tetapi terutama karena hasil dari faktor psikologi postnatal
yang kompleks dan hampir semua anak-anak sadar akan kenyataan akan jenis
kelamin mereka.
Seiring dengan berkembangnya perkembangan identitas seksual, berkembang
juga pengenalan gender, kesopanan dan ketakutan-ketakutan akan mutilasi
dapat menjadi sebuah perhatian. Mengimitasi peran seksual dan berpakaian
seperti Ibu atau ayah merupakan sebuah aktifitas yang penting. Perilaku dan
respon-respon anak-anak dalam memerankan peran seksual, dapat membantu
mereka mengenal diri sendiri dan orang lain. Sebagai contoh, anak laki-laki
tidak boleh bermain boneka dapat mempengaruhi konsep diri diri tentang
maskulinitas pada seorang anak laki-laki.
Masalah Tidur
Rata-rata jam tidur untuk anak pra-sekolah adalah 12 jam di malam hari dan
mereka jarang tidur siang. Dengan meningkatnya aktifitas motorik yang seiring
dengan perkembangan motorik halus dan kasar, keingintahuan mereka akan
lingkungan juga semakin besar. Selain itu, mereka juga semakin akti bergerak
sebagai manifestasi dari perkembangan motoriknya.
Masa-masa pra-sekolah merupakan masa yang wajar ketika anak mengalami
gangguan tidur. Beberapa anak memiliki masalah ketika akan pergi tidur,
terutama ketika sebelumnya mereka melakukan banyak aktifitas dan stimulasi
seharian. Anak yang lain dapat merasa takut akan waktu tidur, terbangun di
malam hari, dan mengalami mimpi buruk atau teror pada waktu tidur. Suatu
penilitan mengemukakan bahwa biasanya gangguan tidur terjadi pada anakanak yang memiliki tempramen yang sulit.
Rekomendasi untuk anak yang memiliki gangguan tidur diberikan setelah anak
tersebut melalui pengkajian yang seksama dari masalah yang telah lengkap.
Tradisi kebudayaan terkadang juga bertentangan dengan rekomendasi yang
disarankan oleh perawat dalam mengatasi gangguan tidur. Oleh karena itu,
persepsi orangtua akan kebiasaan tidur tidak dipertimbangkan sebagai masalah.
Intervensi-intervensi yang diberikan dapat sangat berbeda, sebagai contoh,
mimpi buruk dan teror pada waktu tidur menggunakan pendekatan yang
berbeda. Untuk anak-anak yang terlambat untuk pergi tidur, pendekatanyang
dilakukan adalah dengan memberikan konseling pada orangtua akan pentingnya
waktu tidur yang konsisten dan menekankan bahwa hal tersebut merupakan
perilaku yang normalnya dilakukan oleh anak-anak. Hal lain yang dapat
dilakukan untukmenghilangkan keterlambatan tidur pada anak yaitu dengan
tidak mematikan lampu, memberikan mainan kesayangan pada anak ketika
mereka akan tidur, serta meninggalkan segelas air di samping tempat tidurnya.
Membantu anak-anak untuk rileks sebelum tidur juga dapat bermanfaat untuk
mengurangi gangguan pada saat akan tidur. Pendekatan lain yang bisa dilakukan
yaitu dengan membuat satu ritual yang biasa dilakukan sebelum tidur, misalnya
mandi atau membacakan dongeng.
Kesehatan Gigi
Pada permulaan masa pra-sekolah, terjadi erupsi desidua pada gigi. Perawatan
gigi sangat penting pada masa ini, untuk menjaga kesehatan gigi susu dan
mengajarkan kebiasaan baik terkait perawatan gigi. Walaupun kemampuan
motorik anak berkembang pesat, mereka masih membutuhkan tuntunan dan