Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATERNITAS

Kelompok IV
Hendrika Eflin Silulu
Aglin Mataputun
Defenisi Preeklamsia
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan
proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan (Muzalfah et al, 2018).

Faktor Resiko Preeklamsia


Preeklamsia adalah penyakit spesifik selama kehamilan tanpa
etiologi yang jelas Wang. et al (2020), Menurut Norma &
Mustika (2013) terdapat beberapa faktor resiko terjadinya
preeklamsia :
1. Primigravida atau kehamilan pertama
2. Morbid obesitas atau biasa disebut kegemukan
3. Usia Kehamilan
4. Riwayat Hipertensi,
Klasifikasi Preeklamsia
Preeklamsia Ringan
- Kenaikan Sistol 140-160 distol 90-110
- Adanya pembengkakan kaki, muka, jari tangan serta berat
badan naik 1kg lebih tiap minggunya
- Adanya Proteinuria, nyeri kepala
Preeklamsia Berat
- Tekanan darah sistol >160 diastol >110 mmHg
- Adanya proteinuria >5 gram/L
- timbul nyeri pada epigastium
- Terjadi pembengkakan/edema paru atau sianosis
- Ada kejang (Eklampsia)
Timbul keluhan subjektif, seperti : nyeri, gangguan
penglihatan, sakit kepala, gangguan kesadaran ataupun odema
paru
Manifestasi Klinis Preeklamsia
Menurut Bothamley & Boyle (2013) ada beberapa manifestasi
preeklamsia, yaitu :
1. Bertambahnya Berat Badan, terjadi kenaikan berat badan
yaitu ±1 kg beberapa kali seminggu
2. Timbul pembengkakan akibat BB meningkat, pembekakan
pada kaki, muka dan pergelangan pada tangan
3. Hipertensi / tekanan darah tinggi (yang di ukur selama 30
menit setelah pasien beristirahat) dengan tekanan darah
>140/90 mmHg
4. Proteinuria
5. Tanda dan gejala lainnya yaitu : gangguan penglihatan, nyeri
epigastric, sakit kepala, mual dan muntah, penurunan
Gerakan janin dan ukuran janin lebih kecil tidak sesuai
dengan usia kehamilan ibu.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Tes urin untuk menentukan proteinuria
3. Tes Radiologi
- USG, adanya perlambatan pertumbuhan janin, respirasi
melambat, aktvitas janin melambat dan cairan ketuban
dengan volume sedikit
- kardiografi, ditemukan DJJ mengalami kelemahan
Penatalaksanaan Preeklamsia
- Melindungi klien dari penyebab tekanan darah meningkat
- Mencegah progresovitas penyakit menjadi eklampsia
- Menurunkan atau mengatasi risiko janin (pertumbuhan janin
yang terlambat, solusio plasenta, hipoksia sampai terjadi
kematian pada janin)
- Melahirkan dengan cara yang aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur
Pencegahan Preeklamsia
1. Pemeriksaan Kehamilan
2. Diet makan
3. Istirahat yang cukup

Komplikasi Preeklamsia
Menurut (Lyall & Belfort, 2007) bila preeklamsia tidak cepat
ditangani dapat menimbulkan komplikasi yang akan
menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya, yaitu
4. Kurangnya aliran darah menuju ke plasenta
5. Terlepasnya plasenta
6. Sindrom HELLP
7. Eklamsia
KASUS 2
Ny. Z (35 th) G2P1A0 dengan usia kehamilan 20
minggu. Ny. Z datang dengan keluhan nyeri kepala,
nyeri pada ulu hati, pusing dan tengkuk terasa
berat dan susah tidur dimalam hari dengan total
durasi tidur 2-5 jam. Mual muntah juga dirasakan.
Ny Z mengatakan memiliki Riwayat Hipertensi
pada kehamilan pertama. Hasil pemeriksaan Hb 13
g/dl. TTV= tekanan darah : 150/90, Nadi: 99 x/s,
pernapasan 21 x/menit, suhu: 36,6 c. BB 85 kg TB
163. Tampak pembengkakan pada kaki. Ny Z
mengatakan kurang mengetahui cara menghindari
agar terhindar dari hipertensi.
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN NY. Z DENGAN
PREEKLAMSIA RINGAN
 1. Pengkajian
a. Identitas Ibu Nama : ny. Z Umur 35 thn,
Diagnose medis : G2P1A0 dengan usia kehamilan 20
minggu
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang dengan keluhan nyeri kepala, nyeri pada ulu
hati,pusing dan tengkuk terasa berat dan susah tidur
dimalam hari dengan total durasi tidur 2-5 jam. Mual
muntah juga dirasakan
- Riwayat kesehatan dulu
klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi pada
kehamilan sebelumnya.
Data subjektif terdiri dari
- Klien mengeluh nyeri kepala, nyeri ulu hati, pusing dan
tengkuk terasa berat, mual muntah, susah tidur
dimalam hari dengan durasi 2-5 jam
- Klien mempunyai riwayat hipertensi di kehamilan
pertama
- Klien mengatakan kurang mengetahui cara
menghindari agar terhindar dari hipertensi
Data ojektif terdiri dari :
TTV ; TD 150/90 mmHg, N 99x/m, R 21 x/m, SB 36.6◦c,
BB 85 kg TB 163
Bengkak pada kaki
d. Pemeriksaan penunjang
HB 13 g/dl
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial ditandai dengan nyeri
kepala
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
kurang kontrol tidur ditandai dengan mengeluh
sulit tidur denga durasi jam tidur 2-5 jam
3. Kurangnya penegtahuan berhubungan dengan
kurang informasi ditandai dengan tidak
mengetahui cara menghindari agar terhindari
dari hipertensi
3. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial


ditandai dengan nyeri kepala
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri
teratasi dengan kriteria hasil
- Nyeri menurun
- Istirahat tidur cukup
- Mual muntah hilang
Observasi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik
1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri(aromatherapy, terapi musik dengan tehnik
imajinasi terbimbing
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis;
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur ditandai dengan mengeluh sulit tidur dengan durasi jam
tidur 2-5 jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam pola
tidur membaik dengan kriteria hasil
1. Keluhan sulit tidur menurun
2. Tidur 8 jam perhari

Observasi
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor penggangu tidur (fisik dan atau
psikologis)
3. Identifikasi makanan dan minuman yang menggangu tidur
(mis. Kopi, teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur,
minum banyak air sebelum tidur)
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan(mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu,matras dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur.
- Tetapkan jadwal tidur

Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama hamil
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Kolaborasi -
3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai
mengetahui cara menghindari agar terhindari dari hipertensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam pengetahuan
membaik dengan kriteria hasil:
- Perilaku sesuai anjuran meningkat
- Kemampuan menjelaskan suatu topik meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
- Persepsi yang keliru tarhadap masalah menurun
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan penanganan masalah kesehatan
- Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di masyarakat
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
Kolaborasi –
Implementasi keperawatan :
Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan

Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh
tindakan keperawatan yang telah dilakukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai