Anda di halaman 1dari 23

Kekuatan Negara

(National Power)
Kelompok 3

Arfi Maulana Sandi (6211161099)


Sarah Medina (6211161101)

Kemas Ahmad Husen (6211161132)


Giane Vesarin Adli (6211161103)
Rd. Adi Pramadya (6211161133)
Hasbi Noor A (6211161115 Titis Agustina (6211161135)
Kekuatan Negara
Kekuatan negara atau power adalah sesuatu
yang dinamis seperti halnya tubuh manusia, kadang
sehat dan kadang tidak sehat. Power sebuah negara
adalah mekanisme yang sangat rumit yang saling
tergantung antar unsur. Dalam buku Pengantar
Geografi politik,
Abdurachmat (1982) menyebutkan power
mengandung pengertian suatu power, kemampuan
dan ketangguhan dalam membina mengembangkan
dan mempertahankan kehidupan politik dari suatu
negara.
Pengertian dari kekuatan nasional sendiri
memiliki beberapa penjelasan dari para ahli,
menurut Hans J. Morgenthau mendefinisikan power
sebagai suatu hubungan antara dua aktor politik
dimana aktor A memiliki kemampuan untuk
mengontrol dan mengendalikan pemikiran dan
tindakan aktor B (Morgenthau dalam Soeprapto
1997:123). Adapula yang menyatakan bahwa
kekuatan adalah sebuah alat ataupun sarana yang
digunakan oleh suatu negara untuk melaksanakan
politiknya baik dibidang dalam negeri maupun
bidang luar negeri (Wiriatmadja 1967:71).
Norman Pounds (1963:17) menyatakan bahwa power politik ada dua jenis
1) Kemampuan untuk membuat dan memaksakan keputusan di dalam batas –
batas negara,
2) Kedua adalah power itu terdiri dari kemampuan untuk membuat
keputusan – keputusan dan menerapkannya di dalam bidang-bidang
kehidupan negara.
Dilihat dari jenisnya, power dapat dibagi menjadi dua, yaitu power
individu dan kelompok. Kedua power ini mempunyai faktor-faktor yang perlu
diperhatikan yaitu menyangkut kepemilikan sumber daya, kemampuan
memanfaatkan sumber daya tersebut untuk tujuan-tujuan politik dalam
memupuk kekuatan.
Dengan berkumpulnya individu-individu yang memiliki sumber daya
kelompok memiliki peluang untuk tumbuh power yang lebih besar Individu-
individu yang ada dalam kelompok ini secara akumulatif akan menggunakan
kekuatanya untuk kekuatan kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa semakin besar power tiap individu di suatu negara maka semakin
besar pula power negara tersebut.
Ada beragam pengkategorian tipe dari
kekuatan nasional, yang terbagi menjadi
tiga kategori, yaitu :

Hard Power Soft power

Smart Power
 Hard power adalah kemampuan suatu negara
untuk memaksa kehendaknya kepada yang lain
melalui pengaruh militer atau ekonomi, ataupun
kombinasi keduanya (Henderson, 1998: 100).
Baldwin berpendapat senada, hard command
power umunya di asosiakan kepada sumber yang
nyata dan tampak seperti kekuatan militer dan
ekonomi (2002: 182). Contoh penggunaan hard
power misalnya seperti ketika Republik Ceko
menyerah kepada tuntutan Jerman setelah Pakta
Munich pada 1938, mereka menyerah kepada
Adolf Hitler (Bueno de Mesquita, 2003: 235)
 Soft power merupakan kapasitas untuk meyakinkan aktor
lain untuk melakukan sesuatu melalu pengaruh, pengaruh
ini dapat berupa ideologi, budaya, wibawa dan sebagainya
(Henderson, 1998: 100). Jepang yang merupakan raksasa
ekonomi namun kurcaci secara militer adalah contoh
bagaimana suatu negara menyebar pengaruhnya
melalui soft power. Contoh lainnya adalah kasus Snowden
yang saat ini diburu oleh Amerika Serikat, seorang individu
yang ‘ditakuti’ oleh negara karena kepemilikan informasinya
yang dapat mengancam negara.

 Smart power merupakan perpaduan antara hard


power dan soft power, menyusun semua sumber kekuatan
yanga dan menggunakannya dengan cara praktis untuk
menghadang ancaman dan menangkap peluang yang ada
(Nossel, 2004: 131-132).
Potensi sumber Daya dan Power
(Kekuatan Negara)
Setiap negara memiliki kekuatan, namun
kekuatannya tersebut berbeda - beda di setiap negara.
Geografi politik mempelajari mengenai hal kekuatan
negara ini, karena kekuatan negara adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari studi geografi politik.
Sebenarnya adanya kekuatan di setiap negara
adalah disebabkan oleh berbedanya potensi atau unsur
kekuatan yang ada di tiap negara. Para ahli menekankan
bahwa dasar pembentukan kekuatan negara yang paling
utama adalah penduduk, sumber daya alam, dan
industri (Carlson, 1960:55)
Hans J. Morgenthau dalam bukunya Politics Among Nations
menyebutan bahwa power atau kekuatan negara mempunyai sembilan
unsur, yaitu :
• Geografi
• Sumber Pendapatan Alami Untuk Makanan Dan Bahan Mentah
• Kemampuan Industri
• Miltary Preparedness Yaitu Teknologi, Kepemimpinan, Kuantitas
Dan Kualitas Angkatan Perang
• Populasi Yang Terdiri Dari Persebaran Dan Kualitasnya
• Karakter Nasional
• Moral Nasional
• Kualitas Diplomast.
• kualitas pemerintahan:
1) Faktor Geografis
Faktor ini lebih menekankan kepada letak geografis suatu
negara. Seberapa besar pengaruh dari letak geografis
terhadap negara tersebut khususnya dalam hal power atau
kekuatan, baik kekuatan kedalam maupun power ke luar.
Salah satu contoh adalah Singapura. Negara Singapura
mempunyai letak yang cukup strategis, yaitu berada di
perantaraan antara Laut China Selatan dan selat Malaka,
sehingga kapal kapal laut yang mengangkut barang-barang
dari Asia Tenggara menuju Jepang, USA, dan Eropa ataupun
sebaliknya dari Jepang, USA, dan Eropa menuju Asia Tenggara
pasti akan melewati Negara Singapura karena jalur Selat
malaka-Singapura-Laut China Selatan merupakan jalur
penghubung yang terdekat sehingga dapat mengirit biaya
transport
Berikut adalah cara-cara efektif pengancuran yang
telah dilakukan kaum kapitalis terhadap negara berkembang
dari unsur geografis. Dari hasil pengamatan penulis
setidaknya ada empat usaha sistematis yang dilakukan untuk
melakukan penurunan kekuatan secara geografis, yaitu:
 Menjauhkan pola kehidupan penduduk setempat dari
keadaan lingkungannya
 Menciptakan ketergantungan yang berkelanjutan dari
pelumpuhan potensi geografis
 Penurunan daya tahan tubuh melalui obat-obatan kimia
 Menolak bahan makanan dari negara berkembang masuk
ke negara kapitalis
2) Sumber Pendapatan Alami Untuk
Makanan Dan Bahan Mentah

Sumber pendapatan alami adalah sumber daya alam


yang berasal dari dalam negara yang bisa berupa bahan
makanan, bahan mineral, sumber energi, sumber daya air
sumber daya tanah ataupun yang lainnya. Setiap negara di
dunia, besar atau kecil ukuran luas wilayahnya pasti
mempunyai sumber pendapatan alami walaupun belum
semuanya dapat termanfaatkan secara maksimal, sedikit
ataupun banyak sumber pendapatan alami yang dimiliki
sangat berarti bagi keberlangsungan negara tersebut. Dengan
indikator ini maka untuk mengukur tingkat kekuatan negara,
para ahli biasanya menggunakan ukuran Grass National
Product (GNP) sebagai ukuran kesejahteraan suatu negara.
Semakin besar tingkat pendapatan GNP nya maka negara
bersangkutan dianggap maju.
3) Kemampuan Industri
Kemampuan industri adalah kemampuan suatu
negara untuk memproduksi suatu barang yang berguna
Setelah ditemukannya alat-alat industri pada saat revolusi
industri, faktor industri menjadi faktor yang sangat
penting bagi kekuatan suatu negara khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kemampuan industri
diantaranya adalah kemajuan teknologi, ketersediaan
bahan baku, dan sebagainya. Dengan semakin tinggi
teknologi yang dimiliki dan semakin banyaknya bahan
baku yang tersedia, maka akan semakin banyak produksi
suatu barang di negara tersebut.
4) Miltary Preparedness Yaitu Teknologi, Kepemimpinan,
Kuantitas Dan Kualitas Angkatan Perang

Kekuatan militer seringkali menjadi kekuatan yang


paling ditonjolkan oleh suatu negara setelah tidak ada
masalah dalam segi ekonominya, karena bagaimanapun
kekuatan militer tidak dapat berkembang tanpa adanya
penunjang dalam pembiayaan atau penyediaan sarana
dan prasarana, yaitu ekonomi. Untuk mengetahui
seberapa jauh keefektifan dari kekuatan militer ini, maka
kita harus berhadapan dengan berbagai hal, yaitu
meliputi keterampilan dan pendidikan pasukan, mutu
kepemimpinan mereka, motivasi mereka, moril,
kesetiaan, pertempuran yang mereka alami, sistem
logistik, dan bahkan doktrin militer yang terbaru,
strategi, dan taktik.
5) Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau
penghuni suatu daerah. Populasi diartikan sebagai
jumlah penduduk yang menempatu suatu negara
dengan berbagai kehidupannya.Potensi penduduk
merupakan faktor yang esensial bagi suatu negara
(disamping faktor wilayah) karena seringkali
dijadikan tolak ukur untuk mengetahui peranan dan
kekuatan negara tersebut. Bila kita lihat pengertian
negara menurut Ratzel tidak lain sebagai “ein Stuck
Boden, ein Stuck Menschen”, yang berarti sejengkal
tanah dan sejumlah penduduk (Pounds, 116).
6) Karakter Nasional
Karakter merupakan sifat – sifat kejiwaan; akhlak dan budi pekerti
manusia, watak. Karakter nasional disini bisa diartikan sebagai karakter dari
keseluruhan warga negara; bila karakter nasional kita bagus maka imeje
negara kita dimata dunia pasti bagus juga, begitupun sebaliknya.
Karakter bangsa Indonesia berdasarkan respon masyarakat dunia
diciptakan sedemikian rupa sebagai negara miskin, dan karena Indonesia
mayoritas miskin maka "cap" sebagai negara sarang teroris mudah
dibangkitkan, bangsa dengan kualitas pembantu rumah tangga, tidak disiplin,
tidak memiliki budaya baca dan tulis, tidak menghargai mutu, dan sejumlah
karakter nasional lainnya yang cenderung negatif. Kuatnya imej Indonesia
sebagai bangsa pembantu rumah tangga, maka ketika berkunjung ke negeri
Jiran Malaysia, tidak aneh jika ada yang memanggil kita sebagai orang
“Indon”. “Indon” awalnya berarti orang lndonesia tetapi belakangan menjadi
gambaran rendah, yaitu orang kampungan dan bekeria sebagai pembantu
rumah tangga, buruh, kuli bangunan, dan pekerja di perkebunan (sawit).
7) Moral Nasional
Moral nasional di sini berarti moral yang
dimiliki oleh keseluruhan warga negara, baik
atau buruknya moral nasional berpengaruh
terhadap pandangan negara lain terhadap
negara tersebut. Moral bangsa Indonesia telah
melekat sebagai negara yang paling korup,
terbiasa untuk menyogok, dan memanipulasi
data. Dengan moral yang bobrok tentu saja
akan mudah ditentukan posisi power bangsa
kita.
8) Kualitas Diplomasi
Diplomasi merupakan urusan atau penyelenggaraan
perhubungan antara dua negara atau lebih dan bersifat resmi;
pengetahuan dan kecakapan dalam hal yang berkaitan dengan
hubungan antara dua negara secara resmi. Sejauh mana kualitas
diplomasi adalah sejauh mana diplomasi tersebut mendapati
kesepakatan yang menguntungkan bagi negara, setidaknya negara
tidak mengalami kerugian dari kesepakatan yang dicapai.
Contoh kasus mengenai jatuhnya pulau Sipadan dan Ligitan ke
Malaysia pada tahun 2002 merupakan catatan buruk dalam kiprah
Diplomasi Indonesia. Lepasnya kedua pulau tersebut menandakan
masih lemahnya kualitas diplomasi Indonesia, terbukti dengan
kekalahan dalam persidangan di Mahkamah Internasional yang
keputusannya disampaikan pada hari selasa(17/12/2002). Argumen-
argumen yang dilontarkan pihak Indonesia masih kurang kuat untuk
menandingi argumen pihak Malaysia dalam pengklaiman Sipadan dan
Ligitan.
9) Kualitas Pemerintahan
Pemerintah selaku pihak yang mengurus atau yang
mengendalikan negara merupakan faktor yang tak kalah
penting dalam menentukan power. Tak bisa dipungkiri
bahwa mau dibawa ke mana gerak suatu negara
ditentukan atau diputuskan oleh pemerintah, maka
orang-orang yang duduk di pemerintahan haruslah orang-
orang pilihan yang jawab yang tinggi terhadap amanah
yang diembannya. Seperti yang kita ketahui bahwa
seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban
atas apa yang dipimpinnya; begitu juga dengan presiden
sebagai pemimpin negara akan dimintai
pertanggungjawaban baik oleh rakyat maupun oleh
Tuhan.
Mengukur dan Menentukan Power
(Kekuatan)

Negara manakah yang merupakan negara paling besar


di dunia? atau negara manakah yang paling kuat di dunia? Jika
berdasarkan penduduknya, maka jelas negara Cina yang paling
besar dengan penduduk pada bulan Juli 2005 sebanyak
1.306.313.812 jiwa; disusul dengan India dengan jumlah
penduduk pada bulan Juli 2005 sebanyak 1.080.264.388 jiwa.
Akan tetapi jumlah penduduk bukanlah satu-satunya kriteria
untuk menaksir pengaruh suatu negara terhadap masalah-
masalah dunia. Ada beberapa faktor lainnya yang patut
diperhitungkan dalam menilai kemampuan dan power, yaitu:
luas wilayah, pendapatan nasional, kekuatan militer, letak
geografis, tingkat teknologi, perkembangan industri, dan lain
lain.
Suatu yang tak mungkin untuk mengukur dan mengklasifikasi negara-negara
dengan perhitungan-perhitungan yang objektif, sama halnya dengan mengukur
kemampuan dan kekuatan negara hanya dengan satu atau beberapa variabel saja.
Walau demikian beberapa orang telah mencoba mengajukan teori perhitungan secara
matematik dan teoritis tentang kekuatan negara diantaranya adalah :

1) Dr. Rey S. Cline


Dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu Suatu
Perhitungan Tentang Perubahan Strategik, Dr. Rey S. Cline memberikan rumusan
tentang mengukur tentang kekuatan suatu negara. Rumus itu adalah sebagai berikut :

Pp = (C + E + M) x (S + W)

Keterangan :
Pp = Kekuatan yang diindera (dilihat, dipahami)
C = Massa Kritis=Penduduk+Wilayah
E = Kemampuan Ekonomi
M = Kemampuan Militer
S = Tujuan Strategik
W = Kemauan untuk melaksanakan strategi sasional
2) Lemhanmas
Ketahanan Nasional merupakan metode pembentukan kekuatan nasional yang holistik
dan integratif, yang tidak menganut penekanan ataupun konsep balance of power. Rumus
Lemhanmas :

K (t) = f (Trigatra, Pancagrata)


= f {(G,D,A).(I,P,E,S,H)}t
Keterangan :
K (t) = Kondisi ketahanan nasional yang dinamis pada waktu (t)
F = Fungsi dalam pengertian matematik
t = Dimensi waktu
G = Kondisi geografi
D = Kondisi demografi
A = Kondisi sumber daya alam
I = Kondisi pemahaman dan pengamalan ideologi
P = Kondisi sistem politik
E = Kondisi sistem ekonomi
S = Kondisi sistem sosial budaya
H = Kondisi sistem hankam
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan
bahwa kekuatan nasional merupakan unsur
penting dalam interaksi sistem global. Semakin
besar kekuatan nasional suatu negara, semakin
besar kemungkinan suatu negara mencapai
kepentingan nasionalnya karena kekuatan
nasional merupakan alat untuk mencapai hal
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai