Dalam pasal 108 UUDS 1950 disebutkan satu lapangan hukum yakni: Hukum Tata
Usaha Negara.Pasal-pasal 102 dan 108 tersebut bukannya dimaksudkan hanya itu lapangan
hukum yang berlaku di Indonesia karena masih banyak lapangan-lapangan hukum yang
berlaku (sebagai hukum positif) tidak dicantumkan di dalam UUDS 1950.
Maksud dari pasal 102 dan 108 UUDS 1950 menyebutkan lapangan-lapangan hukum
yang harus dikodifikasikan. Adapun pasal 108 juga dimaksudkan untuk lembaga-lembaga
yang harus memutus sengketa mengenai tata usaha negara.
1. HUKUM PERDATA
Hukum perdata ialah aturan aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang
terhadap orang lain berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan
masyarakat, maupun pergaulan keluarga.
Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan Djojodiguno sebagai
terjemahan dari burgelijkrecht pada masa pendudukan jepang. Di samping istilah itu,
sinonim hukum perdata adalah civielrecht dan privatrecht.
Hukum perdata dibedakan menjadi dua yaitu hukum perdata materiil dan hukum
perdata fomal. Hukum perdata materiil mengatur kepentingan-kepentingan perdata
setiap subjek hukum. Hukum perdata formal mengatur bagaiman Cara seseorang
menentukan haknya apabila dirugikan oleh orang lain. Hukum perdata formal
mempertahankan hukum perdata materiil, karena hukum perdata formal berfungsi
menerapkan hukum perdata materiil apabila ada yang melanggarnya.
Menurut ilmu pengetahuan, hukum perdata dibagi menjadi:
Hukum pcrorangan (personenrecht)
Hukum keluarga (familierecht)
Hukum harta kekayaan (vermogensrecht)
Hukum waris (erfrecht)
Menurut KUH Perdata (BW) hukum perdata dibagi menjadi 4 yaitu:
Hukum tentang orang (buku ke l)
Hukum tentang benda (buku ke II)
Hukum tentang perikatan (buku ke III)
Hukum tentang pembuktian dan kadaluwarsa (buku ke IV)
2. HUKUM PIDANA
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran
dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan pelanggaran dan
kejahatan tersebut diancam dengan hukuman yang merupakan penderitaan atau
siksaan bagi yang bersangkutan. Dari rumusan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa hukuman pidana bukan suatu hukum yang mengandung norma-norma baru,
tetapi hanya mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap norma-norma hukum yang mengenai kepentingan umum. Kepentingan
umum yang dimaksud adalah:
1) Badan peraturan perundangan negara seperti negara, lembaga negara, pejabat
negara, pegawai negeri, undang-undang, peraturan pemerintah dan sebagainya.
2) Kepentingan hukum setiap manusia misalnya jiwa, tubuh, kemerdekaan,
kehormatan dan harta benda.
Pelanggaran adalah tindak pidana ringan yang diancam dengan hukuman
denda. Pelanggaran dapat dilakukan terhadap keamanan umum bagi manusia, barang,
kesehatan umum, dan terhadap ketertiban umum, penguasa umum, dan lain lain.
Kejahatan adalah tindak pidana berat yang diancam dengan hukuman denda,
kurungan, penjara dan hukuman mati. Hukum pidana Indonesia mengatur
pelanggaran dalam buku ketiga KUHP dan mengatur tentang kejahatan dalam buku
kedua KUHP. KUHP yang berlaku di Indonesia adalah KUHP yang dikodiflkasikan
tahun 1918 yang telah diubah dan ditambah disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat Indonesia yang telah semakin maju dan berkembang.
Pembagian hukum pidana
Hukum pidana dibedakan menjadi dua:
1) Hukum pidana objektif ialah peraturan yang memuat perintah dan atau larangan
dengan disertai ancaman hukuman bagi setiap pelanggarnya. Hukum pidana objektif
dibagi dua menjadi:
a. Hukum pidana materiil yaitu semua peraturan yang merumuskan tentang
perbuatan perbuatan apa yang dapat dihukum, siapa yang dapat dihukum dan
hukum apa yang dapat diterapkan. Dengan kata lain hukum pidana materiil
adalah peraturan yang merumuskan tentang pelanggaran dan kejahatan, syarat-
syarat apa yang harus dipenuhi seseorang dapat dihukum serta hukuman apa yang
dapat diterapkan kepada pelaku kejahatan atau pelanggaran itu. Hukum pidana
materiil dibedakan lagi menjadi hukum pidana umum dan hukum pidana khusus.
Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang berlaku bagi siapa saja,
sedangkan hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang berlakunya bagi
orang orang tertentu atau hukum pidana mengenai hal tenentu. Contoh hukum
pidana umum yang berlaku di Indonesia adalah hukum pidana yang berlaku bagi
penduduk Indonesia kecuali anggota ABRI atau yang dipersamakan dengan
mereka. Hukum pidana khusus yang berlaku di Indonesia misalnya:
Hukum pidana militer
Hukum pidana fiscal
Hukum pidana ekonomi
b. Hukum pidana formil ialah peraturan hukum pidana yang mengatur bagaimana
cara mempertahankan berlakunya hukum pidana materiil. Hukum pidana formil
memproses bagaimana menghukum atau tidak menghukum seseorang yang
dituduh melakukan tindak pidana, oleh karenanya dinamakan hukum acara
pidana.
2) Hukum pidana subjektif ialah hak negara untuk menghukum seseorang berdasarkan
setiap orang bertindak sendiri, menghukum seseorang yang telah melakukan tindak
pidana.
3. HUKUM DAGANG
Hukum dagang menurut pendapat yang Iazim adalah merupakan bagian dari
hukum perdata umum dan ia menjadi satu dengannya. Masalahnya adalah bagian
yang manakah dari hukum perdata umum tersebut yang merupakan hukum dagang?
Bagian yang merupakan hukum dagang dari hukum perdata umum adalah bagian
yang mengatur tentang beberapa perjanjian (overeenkomst) dan perikatan perikatan
(verbintenissen) yang sebagian sudah dikodiflkasi dalam buku ke III Kitab Undang
Undang Hukum Perdata. Buku ke II KUH Perdata itu berjudul “tentang perikatan-
perikatan” baik mengenai asas-asas umum hukum perjanjian maupun beberapa
perjanjian khusus misalnya pengertian tentang pemberian ganti rugi, risiko,
pertanggung jawaban sepenuhnya oleh seseorang, keadaan memaksa, perjanjian jual
beli, pemberian kuasa perburuhan, dan pemborongan. Dalam perkembangannya
pemberian kuasa perburuhan dan pemborongan cenderung beralih menjadi hukum
publik karena Pemerintah turut campur tangan.
Di samping bagian itu ada bagian lain yang erat hubungannya dengan
perkembangan perniagaan misalnya tentang pengangkutan di darat, laut, di perairan
pedalaman dan di udara, untuk pengangkutan barang maupun orang. Di luar masalah
pengangkutan barang dan orang masih ada lagi yang diurus oleh hukum dagang yaitu
tentang penanggungan kerugian jiwa ataupun barang, dan aneka peraturan misalnya
makelar, komisioner serta aneka perjanjian tentang kehendak untuk mendirikan usaha
perniagaan misalnya firma, perseroan terbatas dan persekutuan komanditer.
Sebagaian besar dari hal-hal tersebut sudah dikodifikasikan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Dari uraian di atas kita ketahui hal-hal apa
saja yang diatur oleh hukum dagang dan bagaimana pengertian hukum dagang itu
sebenamya serta bagaimana kedudukan hukum dagang terhadap hukum perdata
umum. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa hukum dagang ialah aturan-aruran
hukum yang mengatur hubungan orang yang satu dengan lainnya khususnya dalam
hal perniagaan. Hukum dagang adalah merupakan hukum perdata khusus.
7. HUKUM ACARA
Hukum acara adalah aturan-aturan hukum yang mengatur bagaimana cara
mempertahankan hukum materiil melalui beracara di pengadilan. Berdasarkan tujuan
hukum, hukum materiil adalah mengatur hubungan antara anggota masyarakat agar
keseimbangan kepentingan mereka terjamin sesuai dengan hak-hak asasinya. Karena hukum
acara mengatur bagaimana mempertahankan hukum materiil, maka fungsi dari hukum acara
secara tidak langsung adalah sebagai sarana untuk melindungi hak asasi manusia. Hukum
acara dibedakan menjadi dua yaitu hukum acara pidana yang mengatur bagaimana
mempertahankan hukum pidana materiil, dan hukum acara perdata yang mengatur
bagaimana mempertahankan hukum perdata materiil.