Anda di halaman 1dari 113

Dr. Hartanto, SE., SH., M.

Hum
Universitas Kristen Duta Wacana
Setelah mendapat kuliah
Hukum Bisnis, mahasiswa
mengenal hukum secara
umum dan secara khusus
terkait hukum dalam
dunia bisnis agar memiliki
kemampuan dalam
bidang memahami aturan
hukum sebagai calon-
calon pelaku bisnis
MANUSIA ---- KEPENTINGAN ---- MANUSIA

KONFLIK

KAEDAH / NILAI
Kaedah Kaedah Kaedah Kaedah
kepercayaan Kesusilaan Sopan Hukum
santun
Tujuan Umat Manuasia; Perbuatan yang konkrit;
Penyempurnaan manusia; ketertiban masyarakat;
Jangan sampai manusia Jangan sampai ada korban
jahat
Isi Ditujukan kepada sikap Ditujukan kepada sikap lahir
batin
Asal Usul Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang
memaksa
Sanksi Dari Tuhan Dari diri Dari Dari
sendiri masyarakat masyarakat
secara tdk secara resmi
resmi

Daya Kerja Membebani Membebani Membebani Membebani


kewajiban kewajiban kewajiban kewajiban
dan memberi
hak
HUKUM MENURUT PARA AHLI
 UTRECHT
Hukum adalah himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun larangan) yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pelanggaran petunjuk hidup
tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah

 HANS KELSEN
Hukum adalah sebuah ketentuan sosial yang mengatur perilaku mutual antar
manusia, yaitu sebuah ketentuan tentang serangkaian peraturan yang mengatur
perilaku tertentu manusia dan hal ini berarti sebuah sistem norma. Jadi hukum itu
sendiri adalah ketentuan

 IMMANUEL KANT
Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari
orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang
lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.
Dari berbagai definisi hukum diatas, dapat
disimpulkan bahwa hukum terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut:

 Peraturan atas kaidah-kaidah tingkah laku


manusia
 Peraturan diadakan oleh lembaga yang
berwenang membuatnya
 Peraturan bersifat memaksa
 Peraturan mempunyai sanksi yang tegas
1. Dr. Wirjono Prodjodikoro. S.H
TUJUAN HUKUM
Dalam bukunya “ Perbuatan Melanggar Hukum”. Mengemukakan bahwa
tujuan Hukum adalah mengadakan keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib dalam
masyarakat.
Ia mengatakan bahwa masing-masing anggota masyarakat mempunyai
kepentingan yang beraneka ragam. utk memenuhi keinginan maka timbul
bentrokan/konflik. Menghindarkan benturan/konflik dalam masyarakat inilah
yang maksud tujuan hukum.
2. Prof. Subekti, S.H.
Keadilan berasal dari Tuhan YME dan setiap orang diberi kemampuan,
kecakapan untuk meraba dan merasakan keadilan itu. Dan segala apa yang di
dunia ini sudah semestinya menimbulkan dasar-dasar keadilan pada manusia.
Dengan demikian, hukum tidak hanya mencarikan keseimbangan antara
pelbagai kepentingan yang bertentangan satu sama lain, akan tetapi juga untuk
mendapatkan keseimbangan antara tuntutan “keadilan” tersebut dengan
“Ketertiban“ atau “Kepastian Hukum“.
3. Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn.
Dalam bukunya “Inleiding tot de studie van het Nederlanse Recht”, Apeldoorn
menyatakan bahwa tujuan Hukum adalah mengatur tata tertib dalam
masyarakat secara damai dan adil.
Untuk mencapai kedamaian Hukum harus diciptakan masyarakat yang adil
dengan mengadakan perimbangan antara kepentingan yang saling bertentangan dan
setiap orang harus memperoleh (sedapat mungkin) apa yang menjadi haknya.
4. Aristoteles.
Dalam Bukunya “Rhetorica” mencetuskan teorinya bahwa tujuan hukum
menghendaki keadilan semata-mata dan isi daripada hukum ditentukan oleh
kesadaran etis mengenai apa yang dikatakan adil dan apa yang dikatakan tidak
adil.
Menurut teori ini buku mempunyai tugas suci dan luhur, ialah keadilan dengan
memberikan tiap-tiap orang apa yang berhak dia terima yang memerlukan
peraturan sendiri bagi tiap-tap kasus. Apabila ini dilaksanakan maka tidak akan
ada habisnya. Oleh karenanya Hukum harus membuat apa yang dinamakan
“Algemeene Regels”(Peratuaturan atau ketentuan-ketentyuan umum. Peraturan ini
diperlukan oleh masyarakat teratur demi kepentingan kepastian Hukum, meskipun
pada sewktu-waktu dadapat menimbulkan ketidak adilan.

5. Jeremy Bentham
Dalam Bukunya “Introduction to the morals and negismation”, ia mengatakan
bahwa hukum bertujuan semata-mata apa yang berfaedah pada orang. Pendapat ini
dititikberatkan pada hal-hal yang berfaedah pada orang banyak dan bersifat umum
tanpa memperhatikan soal keadilan. Disini kepastian melalui hukum bagi
perorangan merupakan tujuan utama dari Hukum.

6. Mr. J.H.P. Bellefroid.


Bellefroid menggabungkan 2 pandangn ekstrim tersebut. Ia menggabungkan dalam
bukunya “Inleiding tot de Rechts wetenshap in Nederland” bahwa isi hukum harus
ditentukan menurut 2 asas, ialah asas keadilan dan faedah.
Hukum (berdasarkan isinya) diklasifikasi menjadi:
1. Hukum Publik
2. Hukum Private

Hukum Publik: Mengatur hubungan antara negara dengan


alat-alat negara atau antara negara dengan warga
negaranya.

Hukum Private (Perdata): Mengatur hubungan antara


orang yang satu dengan orang yang lainnya, dengan
menitikberatkan pada kepentingan perorangan atau
pribadi.
SUMBER HUKUM

1. UNDANG-UNDANG
2. PERATURAN LAIN
3. KEBIASAAN
4. YURISPRUDENSI
5. PERJANJIAN
6. DOKTRIN
Subyek Hukum:
Segala sesuatu yang dapat memperoleh,
mempunyai atau menyandang hak dan
kewajiban dari hukum

Subyek hukum terdiri dari:


 Manusia (natuurlijke persoon)
 Badan Hukum (rechtspersoon)
Obyek Hukum
adalah segala sesuatu yang berguna bagi
subyek hukum dan yang dapat menjadi
obyek sesuatu perhubungan hukum. Obyek
hukum  disebut benda. Menurut hukum
perdata benda ialah segala barang-barang
dan Hak-hak yang dapat dimiliki orang
PERUSAHAAN
Setiap bentuk badan usaha yang
menjalankan setiap usaha yang
bersifat tetap dan terus menerus
didirikan, bekerja, serta
berkedudukan dalam wilayah
negara Indonesia dengan tujuan
memperoleh keuntungan/laba.
(UUno. 3/1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan)

Aturan hukum perusahaan diatur dalam :


1.Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata);
2.Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD); dan
3.Peraturan Perundang-undangan lainnya.
PERSEKUTAN PERDATA
Persekutuan yang dibentuk atas suatu perjanjian,
dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan.

Unsur Persekutuan Perdata:


1. Adanya inbreng (uang, barang atau tenaga/pikiran)
2. Adanya pembagian keuntungan
PERSEKUTUAN FIRMA
Persekutuan perdata dengan menggunakan nama
bersama.

Hal penting dari Firma:


1. Menjalankan usaha bersama
2. Menggunakan nama bersama
3. Tanggung jawab sekutu pribadi untuk
keseluruhan
Persekutuan Komanditer
(Comanditaire Venootschaaf= CV)
Firma yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu
komanditer.

CV mempunyai 2 sekutu, yaitu:


1. Sekutu Komplementer (aktif)
2. Sekutu Komanditer (pasif)

Perbedaan CV dan Firma:


3. Syarat pembentukan dan pendirian
4. Jumlah sekutu
5. Tanggung jawab sekutu
6. Kepailitan
PERSEROAN TERBATAS
UU No. 40/2007
Badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan
dalam Undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya
STATUS BADAN HUKUM DAN
TANGGUNG JAWAB

 Perseroan memperoleh status badan hukum pada


tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri

 Pemegang saham tidak bertanggungjawab secara


pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama
perseroan dan tidak bertanggungjawab atas
kerugian perseroan melebihi saham yang dimiliki

haniupn@yahoo.com
Perbuatan Hukum Perseroan Setelah Didirikan tetapi
Sebelum Memperoleh Status Badan Hukum

1. Perbuatan hukum hanya boleh dilakukan oleh semua anggota


Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan
Komisaris Perseroan dan mereka semua bertanggung jawab
secara tanggung renteng atas perbuatan hukum tersebut.
2. Dalam hal perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh pendiri atas nama Perseroan yang belum
memperoleh status badan hukum, perbuatan hukum tersebut
menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak
mengikat Perseroan.
3. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
karena hukum menjadi tanggung jawab Perseroan setelah
Perseroan menjadi badan hukum.
4. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya
mengikat dan menjadi tanggung jawab Perseroan setelah
perbuatan hukum tersebut disetujui oleh semua pemegang
saham dalam RUPS yang dihadiri oleh semua pemegang
saham Perseroan.
5. RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah RUPS
pertama yang harus diselenggarakan paling lambat 60 (enam
puluh) hari setelah Perseroan memperoleh status badan
hukum
Modal dan Saham
1. Modal dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menutup
kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal
mengatur modal Perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal.
(Pasal 31)
3. Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah)
4. Undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat
menentukan jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar
daripada ketentuan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
5. Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
1.
Modal dan Saham
Paling sedikit 25% dari modal dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh.
2. Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.
3. Pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali
untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh.
Penggabungan & Peleburan
1. Penggabungan dan peleburan
mengakibatkan Perseroan yang
menggabungkan atau meleburkan diri
berakhir karena hukum.
2. Berakhirnya Perseroan sebagaimana
dimaksud apda ayat (1) terjadi tanpa
dilakukan likuidasi terlebih dahulu.
Pengambilalihan
1. Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham
yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan
melalui Direksi Perseroan atau langsung dari pemegang saham.
2. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang
perseorangan.
3. Pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pengambilalihan saham yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap Perseroan tersebut.
4. Pengambilalihan yang dilakukan oleh badan hukum berbentuk
Perseroan, Direksi sebelum melakukan perbuatan hukum
pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS yang
memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan
pengambilan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam
pasal 89.
Pemisahan
1. Pemisahan dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemisahan murni, atau
2. Pemisahan tidak murni (spin-off)
2. Pemisahan murni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena
hukum kepada 2 (dua) Perseroan lain atau lebih yang menerima
peralihan dan Perseroan yang melakukan pemisahan usaha tersebut
berakhir karena hukum
3. Pemisahan tidak murni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena
hukum kepada 1 (satu) Perseroan lain atau lebih yang menerima
peralihan, dan Perseroan yang melakukan Pemisahan tersebut tetap
ada.
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan
Pemisahan
1. Perbuatan hukum Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau
Pemisahan wajib memperhatikan kepentingan:
a. Perseroan, Pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan
b. Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan
c. Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha

2. Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS mengenai


Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya boleh menggunakan haknya sebagaimana
dimaksud dalam pasal 62
3. Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menghentikan
proses pelaksanaan Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau
Pemisahan.
YAYASAN

PERSYARATAN SBG BADAN HUKUM


(UU NO. 16/2001)
1. Terdiri atas kekayaan yg dipisahkan
2. Kekayaan untuk mencapai tujuan yayasan
3. Tujuan bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan
4. Yayasan tidak memiliki anggota
ORGAN YAYASAN
 PEMBINA
 PENGURUS
 PENGAWAS
PEMBINA
 Keputusan Anggaran Dasar
 Mengangkat dan henti pengurus dan pengawas
 Menetapkan kebijakan umum
 Pengesahan program kerja dan anggaran
 Keputusan pengabungan, pembubaran yayasan
PENGURUS
 MELAKSANAKAN PENGURUSAN
YAYASAN
 MEWAKILI YAYASAN DIDALAM DAN
LUAR PENGADILAN
PEMBUBARAN YAYASAN
 Jangka waktu AD berakhir
 Tujuan tercapai atau tidak tercapai
 Putusan pengadilan denganalasan:
o Melanggar ketertiban umum dan kesusilaan
o Dinyatakan pailit
KOPERASI
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum koperasi yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas kekeluargaan.
UU Nomor 25 tahun 1992
PRINSIP KOPERASI
 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
 Pengelolaan dilakukan secara demokratis
 Pembagian SHU secara adil
 Pemberian balas jasa sesuai modal
 Kemandirian
PERANGKAT ORGANISASI
KOPERASI
 RAPAT ANGGOTA
pemegang kekuasaan tertinggi
dilaksanakan min 1 kali setahun
keputusan scr musyawarah mufakat
 PENGURUS KOPERASI
 PENGAWAS
MODAL KOPERASI
 SIMPANAN POKOK
 SIMPANAN WAJIB
 DANA CADANGAN
 HIBAH

SISA HASIL USAHA = pendapat koperasi yg


diperoleh dlm satu tahun buku dikurangi dgn biaya,
penyusutan dan kewajiban lain dlm tahun buku
ybs.
PERBEDAAN KOPERASI DGN BADAN USAHA LAIN
NO UNSUR KOPERASI BADAN USAHA LAIN

1. Para Pihak Orang-orang yang tidak bermodal Tidak perlu banyak


sehingga untuk mendapatkan jumlahnya, masing-masing
modal yang besar harus banyak mempunyai modal yang
anggotanya besar

2. Tujuan Untuk kemakmuran bersama, Untuk mencari keuntungan


kebutuhan masing anggota
3. Modal Dikumpulkan dari simpanan- Terdiri atas masukan-masukan
simpanan, pinjaman-pinjaman, para sekutu yang dilakukan
penyisihan hasil usaha, termasuk sekali saja dengan jumlah
dana cadangan, serta sumber lain yang besar
yang sah
4. Pembagian hasil Pembagian SHU dibagikan kepada Pembagian hasil usaha
usaha semua anggota sebanding dengan atau keuntungan akan
jasa usaha yang dilakukan oleh dibagi sebanding dengan
masing-masing anggota setelah jumlah pemasukan modal
dikurangi dengan dana cadangan
Pengertian Benda
Benda adalah obyek hukum.
Sesuai pasal 499 KUHPerdata,
benda merupakan segala sesuatu
yang dapat menjadi obyek hak
milik.

Jenis benda dibedakan menjadi;


1.Benda berwujud dan benda tak
berwujud
2.Benda bergerak dan benda tak
bergerak
3.Benda yang dipakai habis dan tidak
dapat dipakai habis
4.Benda yang sudah ada dan benda
yang masih akan ada.
Benda bergerak, dibedakan menjadi;
a. Benda bergerak karena sifatnya (pasal 509 KUHPer) artinya
benda yang dapat dipindahkan atau pindah dengan sendirinya.
Contoh: Meja, kursi, mobil, dll.
b. Benda bergerak karena Undang-Undang (pasal 511 KUHPer)
artinya hak-hak atas benda yang bergerak. Contoh : Hak
memungut hasil atas benda bergerak, hak pemakaian, dll.

Benda tak bergerak, dibedakan menjadi;


c. Benda tak bergerak karena sifatnya. Contohnya: Tanah dan
yang melekat diatasnya.
d. Benda tak bergerak karena tujuannya. Contohnya mesin
alat-alat yang dipakai oleh pabrik.
e. Benda tak bergerak menurut Undang-Undang, maksudnya
berwujud hak-hak atas benda yang tak bergerak. Contoh:
Hak memungut hasil atas benda tak bergerak, hak
memakai benda tak bergerak, hipotik, dll.
Arti penting pembedaan benda bergerak dan benda tidak bergerak

Benda bergerak Benda tak bergerak

Bezit (kedudukan Beziter adalah pemilik Bukan


berkuasa)

Levering (penyerahan) Penyerahan nyata Balik nama

Verjaring (kadaluarsa) Tidak ada Dapat terjadi

Bezwaring (pembebanan) Gadai Hipotik


(HAK TANGGUNGAN)
Sifat memperoleh hak milik, yaitu;
1. Dapat secara asli (originair)
2. Dapat secara derivatief (berasal dari orang lain).

Cara hilangnya hak milik, karena;


3. Pindah pada orang lain.
4. Hapusnya benda.
5. Pemilik melepas haknya.

Hak milik bersama (medeeigendom), dibedakan


6. Hak milik bersama yang bebas, misalnya harta
perkawinan.
7. Hak milik bersama yang terikat, misalnya dalam badan
hukum.
Hak pemegang hak gadai;

1. Apabila debitur wanprestasi, pemegang gadai dapat menjual benda gadai


dengan cara di muka umum, dan syarat yang lazim. Kemudian dari hasil
penjualan itu diambil sebagian untuk melunasi hutang debitur dan sisanya
dikembalikan kepada debitur.
2. Pemegang gadai berhak atas biaya pemeliharaan.
3. Hak untuk menahan barang apabila ada beberapa piutang atas barang
tersebut (hak retentie).

Kewajiban pemegang gadai adalah;

4. Bertanggungjawab atas hilangnya barang, merosotnya nilai jual barang


apabila akibat kelalaiannya.
5. Tidak boleh menyalahgunakan barang gadai.

Gadai bisa terhapus jika;

6. Hutang pokoknya telah dibayar/lunas.


7. Barang gadai telah keluar dari kekuasaan pemegang gadai.
PERJANJIAN
SUATU PERISTIWA DIMANA SESEORANG BERJANJI
KEPADA SESEORANG LAIN ATAU DIMANA DUA ORANG
ITU SALING BERJANJI UNTUK MELAKSANAKAN
SESUATU HAL.
(pasal 1313 KUHPer)

SESUATU HAL ITU ADALAH PRESTASI


dan Kontra
PRESTASI  (WANPRESTASI)

PRESTASI dapat berupa:


1. Menyerahkan sesuatu
2. Melakukan sesuatu
3. Tidak melakukan sesuatu
Unsur Perjanjian
1. Essentialia, artinya syarat sahnya perjanjian.
2. Naturalia, artinya lazimnya melekat pada perjanjian.
3. Accidentalia, artinya yang harus disebut tegas

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN (pasal 1320 KUHPer)


1. Kesepakatan kedua belah pihak
2. Kecakapan kedua belah pihak
3. Sesuatu hal yang tertentu
4. Sebab yang halal (UU, ketertiban umum, kesusilaan)

haniupn@yahoo.com
Asas dalam perjanjian, antara lain;
• konsensualisme, artinya persesuaian kehendak.
• Kekuatan mengikat.
• Kebebasan berkontrak.

Hapusnya perjanjian;
1. Pembayaran.
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan konsignasi atau
penitipan.
3. Novasi.
4. Kompensasi.
5. Percampuran Hutang.
6. Penghapusan Hutang.
7. Lenyapnya barang yang menjadi hutang.
8. Hapusnya perjanjian karena lapau waktu.
Ingkar janji (Wanprestasi)

• Debitur sama sekali tidak penuhi perikatan.


• Debitur terlambat memenuhi.
• Debitur keliru/tidak pantas memenuhi perikatan

FORCE MAJEUR atau OVERMACHT atau


keadaan memaksa, yaitu;
1. Bencana alam.
2. Kehilangan.
3. Keadaan di luar kemampuan
Keadaan memaksa (force majeur)
Tiga unsur yang harus dipenuhi;
1. Tidak penuhi prestasi.
2. Ada sebab yang terletak di luar kesalahan debitur.
3. Faktor penyebab tidak diduga sebelumnya dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada
debitur.

Akibat keadaan memaksa;


4. Kreditur tidak dapat menuntut perikatan dipenuhi.
5. Tidak dapat dinyatakan dalam keadaan lalai dan tidak
dapat menuntut.
6. Kreditur tidak dapat meminta pemutusan perjanjian.
7. Prestasi gugur (pada perjanjian timbal balik).
TEMPAT BERTEMUNYA PENJUAL DAN
PEMBELI MODAL/DANA

PASAR MODAL
 Kegiatan yg berkaitan dgn penawaran umum dan
perdagangan efek
 Perusahaan publik yg berkaitan dengan efek yg
diterbitkannya
 Lembaga profesi yg berkaitan dgn efek utk melakukan
transaksi jual beli
TUJUAN PASAR MODAL
Untuk membiayai atau menunjang pembangunan dunia usaha
umumnya biaya pembanguan nasional

PERANAN PASAR MODAL


 Pengembangan fungsi perbankan
 Pengembangan dunia usaha
 Pemerataan pendapatan
 Indikator krisis keuangan
 Patokan kebijakan suku bunga
Surat berharga:
 Surat pengakuan hutang
 Surat berharga komersial
 Saham
 Obligasi
 Tanda bukti hutang
 Right issue
UNSUR PASAR MODAL

 Peminta modal (EMITEN)


 Penawar modal
 Lembaga penunjang pasar modal
 Mekanisme pasar modal
EMITEN

 Badan hukum berbentuk PT dan


berkedudukan di Indonesia
 Modal yg disetor penuh min. 200 juta.
 2 th terakhir berturut PT laba min 10 %
 Laporan keuangan 2 th terakhir di audit
 Mengeluarkan buku prospektus
PENAWAR
MODAL
 MASYARAKAT/PERORANGAN WNI
 INVESTOR
 LEMBAGA KEUANGAN

LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL


• KUSTODIAN
• BIRO ADMINISTRASI EFEK
• WALI AMANAT
MEKANISME PASAR MODAL
1. PROSES EMISI
2. PERDAGANGAN DI BURSA EFEK

PROFESI PENUNJANG
1. NOTARIS
2. KONSULTAN HUKUM /
PENGACARA PASAR MODAL
3. APRAISAL
4. AKUNTAN PUBLIK
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)
* Paten UU RI No. 14 Tahun 2001
* Merek UU RI No. 15 Tahun 2001
* Cipta UU RI No. 19 Tahun 2002

“Perlindungan terhadap”

Hasil karya intelektual seseorang atau sekelompok


orang (Intellectual Property Right) baik hasil
karya yang berupa aktivitas dalam ilmu
pengetahuan, industri, kesusasteraan maupun seni
PRINSIP HKI

 PRINSIP EKONOMI
 PRINSIP KEADILAN
 PRINSIP KEBUDAYAAN
 PRINSIP SOSIAL
“Jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian
dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak
berwujud (benda imateriil)”

Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi


dalam dua kategori yaitu:

1. Hak Cipta.
2. Hak Kekayaan Industri, meliputi:
 Paten
 Merek
 Desain Industri UU No. 31/2000
 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
 Rahasia Dagang UU No. 30 Tahun 2000 , dan
 Indikasi Geografi dan Asal  ciri tertentu
HAK CIPTA
Untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil
karya bidang ilmu, seni dan sastra serta mempercepat pertumbuhan
kecerdasan bangsa
(UU no. 19 tahun 2002)

SIFAT HAK CIPTA


Benda bergerak immateriel
> Dapat dibagi
> Tidak dapat disita
HAK CIPTA TERDIRI ATAS
 HAK EKONOMI: untuk mendapatkan manfaat
ekonomi dari hasil ciptaannya

 HAK MORAL: hak yang melekat secara pribadi dan


tidak dapat dilepas dengan alasan apapun
CIPTA YANG DILINDUNGI
 Buku, program, dan semua hasil karya tulis
 Ceramah, kuliah, pidato
 Alat peraga
 Lagu/musik, drama, seni rupa
 Arsitektur, peta
 Fotografi, sinematografi
 terjemahan
Yang tidak dilindungi hak cipta
 Hasil rapat terbuka lembaga negara
 Peraturan perundang-undangan
 Pidato kenegaraan
 Putusan pengadilan
 Keputusan badan arbitrase
HAK PATEN
Hak eksklusif yg diberikan oleh
negara kepada inventor atas
hasil invensinya di bidang
teknologi
(UU No. 14 Tahun 2001)
Invensi : Ide inventor yg dituangkan dalam suatu kegiatan pemecahan masalah,
yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses,
atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses
Jangka Waktu Paten 20 tahun
PATEN SEDERHANA 10
TAHUN
Pelanggaran Hak adalah
Delik Aduan

PENYELESAIAN SENGKETA
TINGKAT I: PENGADILAN NIAGA
TINGKAT II: MAHKAMAH AGUNG

ARBITRASE/ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION
MEREK
UU no. 20 Tahun 2016
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam
bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara,
hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut
untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh
orang atau badan hu[um dalam kegiatan perdagangan barang
dan/atau jasa.

Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
kepada pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
JENIS MEREK
 MEREK DAGANG
 MEREK JASA
 MEREK KOLEKTIF

Merek yang tidak dapat didaftar, jika:


1. Bertentangan dengan UU, moralitas agama,
kesusilaan dan ketertiban umum.
2. Tidak memiliki pembeda.
3. Telah menjadi milik umum.
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan
barang atau jasa yg dimohonkan paten.
Artikel Sengketa Merk
Senin, 23 April 2012
JAKARTA: Toyota Jidosha Kabushiki Kaisha atau Toyota Motor Corporation kembali
memenangkan sengketa marek di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Kali ini, perusahaan
asal Jepang tersebut berhasil membatalkan merek Toyoko milik pengusaha lokal Tjong
Lie Jun.
 Dalam putusanya, majelis hakim yang diketuai oleh Agus Iskandar tersebut menyatakan
merek Toyoko memiliki persamaan pada pokonya dengan merek Toyota.
 “Mengabulkan gugatan penggugat [Toyota] seluruhnya,” katanya saat membacakan
putusan, Senin 23 April 2012.
 Selain itu, majelis hakim menilai tergugat terbukti memiliki itikad tidak baik dalam
mendaftarkan merek Toyoko yakni untuk mendompleng keterkenalan merek Toyota.
 Atas putusan tersebut, kuasa hukum Toyota Budianto menyambut baik hal itu. Menurut
dia, putusan tersebut telah tepat dan sesuai dengan fakta hukum yang ada. “Putusan ini
sudah sangat tepat,” ujarnya.
 Namun demikian, dia mengaku siap menghadapi kemungkinan kasasi yang diajukan
tergugat.
 Putusan tersebut dilakukan majelis hakim tanpa hadirnya tergugat. Tergugat sendiri
tidak pernah hadir selama proses pemeriksaan. Tergugat memiliki waktu 14 hari untuk
mengajukan kasasi atas perkara tersebut.
 Putusan tersebut dilakukan majelis hakim tanpa hadirnya tergugat. Tergugat sendiri
tidak pernah hadir selama proses pemeriksaan. Tergugat memiliki waktu 14 hari
untuk mengajukan kasasi atas perkara tersebut.
 Seperti diketahui, Toyota mengajukan gugatan pembatalan atas merek Toyoko yang
terdaftar pada 14 Februari 2011, dibawah No. IDM000293454 karena memiliki
persamaan dalam ucapan kata maupun suara dengan merek miliknya.
 Atas persamaan tersebut, Toyota menilai tergugat memiliki itikad tidak baik yakni
untuk membonceng ketenaran merek miliknya. Persamaan tersebut menimbulkan
kekhawatiran oleh Toyota terkait penilaian masyarakat yang akan menghubungkan
produk tergugat dengan miliknya.
 Di Indonesia, merek Toyota terdaftar dengan No. IDM000003376 pada 3 Maret
1993 untuk melindung Barang kelas 12 yakni kendaraan-kendaraan bermotor dan
tidak bermotor. Selain di Indonesia, merek Toyota telah terdaftar di 100 negara.
 Sebelumnya yakni pada 23 Agustus 2011, Toyota juga mengajukan pembatalan
merek Toyoda atas nama pengusaha lokal. Atas perkara tersebut, Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat memenangkan Toyota dan menyatakan merek tersebut sebagai merek
terkenal.
 Toyota juga pernah bersengketa terkait merek Lexus dengan sejumlah pengusaha
lokal. Diantaranya yaitu melawan PT Lexus Daya Utama dan Budi (pengusaha
lokal). Atas dua perkara tersebut, Toyota dimenangkan ditingkat kasasi.
PERLINDUNGAN KONSUMEN
KONSUMEN
Setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,
maupun mahluk lain, dan tidak untuk
diperdagangkan
UU No. 8 Tahun 1999
Asas Perlindungan Konsumen

1. Asas Manfaat
2. Asas Keadilan
3. Asas Keseimbangan
4. Asas Keamanan dan keselamatan konsumen
5. Asas Kepastian Hukum
Hak Konsumen
 Kenyamanan, keamanan & keselamatan
 Dpt barang/jasa sebanding dgn nilai tukar atau yg
dijanjikan
 Dpt pendidikan konsumen
 Didengar pendapat/keluhan
 Dpt kompensasi, ganti rugi atau penggantian
Kewajiban Konsumen

 Membaca, mengikuti petunjuk/prosedur


 Beritikad baik dalam transaksi
 Membayar sesuai dgn nilai tukar
 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
perlindungan konsumen secara patut
Hak Pelaku Usaha
 Menerima pembayaran
 Perlindungan hukum
 Rehabilitasi
Kewajiban Pelaku
 Beritikad baik
 Memberi info yg benar
 Melayani konsumen yg benar
 Menjamin mutu barang
 Memberi kesempatan konsumen menguji
 Memberi kompensasi, ganti rugi
Larangan dalam Memproduksi
 Tidak sesuai standar baku
 Tidak sesuai dengan janji
 Tidak ada keterangan produk

Larangan dalam Mempromosikan


Menggunakan kalimat yg berlebihan
Janji yg belum pasti
Menjatuhkan produk lain
Larangan dalam Obral
 Barang/jasa tsb tdk sesuai standar
 Seolah tidak mengandung cacat tersembunyi
 Tidak bermaksud menjual
 Jumlah barang hanya tertentu
 Menaikkan harga sebelum melakukan obral
Dilarang Mencantumkan Klausul Baku,
yang memuat :

 Menyatakan pengalihan tanggung jawab


 Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak
menolak penyerahan kembali barang yang dibeli
konsumen
 Menolak menyerahkan uang
 Memaksa akan aturan tambahan
 Melakukan perbuatan sepihak
Tanggungjawab Pelaku Usaha
Ganti kerugian atas; kerusakan, pencemaran dan
kerugian konsumen

BENTUK GANTI RUGI:


Pengembalian uang, penggantian barang, atau jasa
yang sejenis atau setara nilainya, perawatan
kesehatan dan/atau pemberian santunan yg sesuai
dgn peraturan perundang-undangan
HAL-HAL YG MEMBEBASKAN Pelaku
Usaha
1. Barang tdk untuk diedarkan
2. Cacat barang dikemudian hari
3. Cacat akibat prosedur dilanggar
4. Kelalaian konsumen
5. Lewat jangka waktu penuntutan 4 th sejak
barang dibeli
KEPAILITAN
UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan

 Definisi : Kepailitan merupakan suatu proses di


mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan
keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan
pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan
niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat
membayar utangnya. Harta debitur dapat dibagikan
kepada para kreditur sesuai dengan peraturan
pemerintah
SYARAT PAILIT:

a. Adanya hutang
b. Minimal satu hutang sudah jatuh tempo
dan dapat ditagih
c. Adanya debitur
d. Adanya kreditur (lebih dari satu)
e. Permohonan peryataan pailit
f. Pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga
PIHAK YG DAPAT MENGAJUKAN
KEPAILITAN
a. atas permohonan debitur sendiri
b. atas permintaan seorang atau lebih kreditur
c. Kejaksaan atas kepentingan umum
d. Bank Indonesia dalam hal debitur merupakan
lembaga bank
e. Badan Pengawas Pasar Modal dlm hal debitur
perusahaan efek.
UTANG
 ARTI SEMPIT: suatu kewajiban yang timbul
hanya dari adanya perjanjian utang piutang
 ARTI LUAS: seluruh kewajiban yg ada dalam
suatu perikatan baik yg timbul karena UU atau
perjanjian

UTANG adalah utang pokok dan bunganya


PROSES PENYELESAIAN SENGKETA

 Tingkat I: Pengadilan Niaga


 Tingkat II: Mahkamah Agung
 Peninjauan Kembali: Mahkamah Agung
SEBELUM PUTUSAN
Kreditur dapat mengajukan permohonan:
1. Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau
seluruh kekayaan debitur
2. Menunjuk kurator sementara untuk:
 Mengawasi pengelolaan usaha debitur
 Mengawasi pembubaran
AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT

DEMI HUKUM DEBITUR KEHILANGAN


HAKNYA UNTUK BERBUAT SESUATU
TERHADAP PENGUASAAN DAN
PENGURUSAN HARTA KEKAYAANNYA
YANG TERMASUK DALAM KEPAILITAN
HARTA KEKAYAAN :
SELURUH KEKAYAAN DEBITUR PADA SAAT
PERNYATAAN PAILIT SERTA SEGALA APA YANG
DIPEROLEH SELAMA KEPAILITAN

Tidak termasuk:
1. Perlengkapan tidur
2. Perlengkapan dinas dan kerja
3. Persediaan makanan kurang lebih sebulan
4. Gaji, upah, uang jasa dan honor
5. Hak cipta
6. Uang untuk nafkah (ditetapkan hakim)
7. Buku-buku untuk bekerja
PARA PIHAK
 HAKIM PENGAWAS
 KURATOR
 PANITIA PARA KREDITOR
 RAPAT PARA KREDITOR
AKIBAT HUKUM PERNYATAAN PAILIT

 Terjadi sitaan umum kekayaan debitur


 Kepailitan hanya kekayaan bukan pribadi
 Harta dikuasai kurator
 Tuntutan dan gugatan ke kurator
 Kreditur preference tetap dpt laksanakan haknya
UPAYA dalam KEPAILITAN

1. Penundaan pembayaran
2. Verifikasi piutang
3. Perdamaian (Akkoord)
4. Insolvensi
5. Rehabilitasi
HUKUM ASURANSI
ASURANSI: Ps 246 Kitab Undang-undang HD

- Suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu


premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung untuk membebaskannya
dari kerugian, karena kehilangan, kerusakan, ketiadaan keuntungan yg
diharapkan, yg akan dideritanya karena kejadian yg tidak pasti

Asuransi : UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian


perjanjian antara dua pihak/ lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, utk
memberikan penggantian kpd tertanggung, karena kerugian, kerusakan/
kehilangan keuntungan yg diharapkan, atau tenggung jawab hukum kpd
pihak ketiga yg mungkin diderita tertanggung, yg timbul dari suatu
peristiwa yg tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yg
didasarkan atas meninggalnya/ hidupnya sesorang yg dipertanggungkan.”
4 unsur dalam asuransi
1. Pihak tertanggung
2. Pihak penanggung
3. Peristiwa yg tidak tertentu (evenement)
4. Kepentingan yg mungkin akan mengalami
kerugian
MANFAAT ASURANSI
1. Memberikan rasa aman dan perlindungan
2. Sebagai tabungan dan sumber pendapat lain
3. Merupakan alat penyebaran risiko
4. Pendistribusian biaya dan manfaat yg lebih
adil
PENGGOLONGAN ASURANSI
Berdasarkan Perjanjian:
 Asuransi Kerugian
 Asuransi Jumlah
 Asuransi Varia

Berdasarkan sifat pelaksanaannya:


 Asuransi Sukarela
 Asuransi Wajib
 Asuransi Kredit
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992

1. Usaha Asuransi terbagi:


a. Asuransi Kerugian
b. Asuransi Jiwa
c. Reasuransi

2. Usaha Penunjang:
a. Pialang Asuransi
b. Pialang Reasuransi
c. Penilai Kerugian Asuransi
d. Agen Asuransi
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
 INSURABLE INTEREST (adanya kepentingan)
 INDEMNITY (penempatan posisi semula)
 UTMOST GOOD FAITH (Itikad baik)
 SUBROGRATION (pengganti kedudukan)
 PROXIMA CAUSA (sebab kerugian)
 CONTRIBUTION (saling menutup)
PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS

NEGOSIASI
MEDIASI
ARBITRASE
MEDIASI
 NEGOSIASI DGN MELIBATKAN PIHAK
KETIGA
 MEDIATOR DITUJUK OLEH PARA PIHAK
YG BERSENGKETA
 PUTUSANNYA BERUPA NILAI ATAU
NORMA
 PUTUSAN TIDAK PUNYA TITEL
EXECUTORIAL
ARBITRASE
 PENYELESAIAN SENGKETA DILUAR
PENGADILAN
 PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN
WASIT
 PUTUSAN DPT MEMILIKI TITEL
EXECUTORIAL
 BERSIFAT RAHASIA, CEPAT, MUDAH DAN
MURAH
ARBITRASE INDONESIA
1. BANI = BADAN ARBITRASE NASIONAL
INDONESIA

2. BAMUI = BADAN ARBITRASE


MUAMALAT INDONESIA
LEMBAGA PEMBIAYAAN
BADAN USAHA YANG MELAKUKAN
KEGIATAN PEMBIAYAAN DALAM
BENTUK PENYEDIAAN DANA ATAU
BARANG MODAL DENGAN TIDAK
MENARIK DANA SECARA LANGSUNG
DARI MASYARAKAT
(Kepres no.61 Tahun 1988)

Jadi lembaga keuangan dibedakan bank dan


bukan bank (asuransi, pegadaian, perusahaan
sekuritas, lembaga pembiayaan, dll).
Perbedaan Lembaga Pembiayaan Dengan Bank :

a. Kegiatan: Salah satu kegiatan keuangan >< Lengkap

b. Cara menghimpun dana: tidak menghimpun dana langsung >< Bebas

c. Jaminan: tidak menekankan >< wajib

d. Uang Giral: tidak boleh >< boleh

e. Pengaturan & perizinan : Dep. Keu >< BI


LEMBAGA PEMBIAYAAN

1. LEASING
2. FACTORING
3. MODAL VENTURA
4. PEMBIAYAAN KONSUMEN
5. KARTU KREDIT
LEASING
(sewa guna usaha)
Ciri-ciri leasing:
 Ada 3 pihak Lesse, lessor, supplier
 Pembayaran sewa dilakukan berkala
 Masa sewa guna usaha ditentukan
 Disertai dgn hak opsi
 Hak milik ada pada lessor
 Obyek leasing = benda-benda yg digunakan
untuk menjalankan perusahaan
KEUNTUNGAN LEASING
 Proses pengadaan barang lebih cepat dan tidak
memerlukan jaminan
 Pengadaan barang yg mahal lebih meringankan
dari sisi cash flow karena pembayaran jangka
panjang
 Posisi cash flow lebih baik dan biaya modal lebih
menarik
 Perencanaan keuangan lebih mudah dan
sederhana
BADAN USAHA YG MELAKUKAN
PEMBIAYAAN MELALUI
PENYERTAAN MODAL KE DALAM
SUATU USAHA PERUSAHAAN
PASANGAN USAHA UNTUK JANGKA
WAKTU TERTENTU

MODAL VENTURA
 SUMBER DANA SELAIN BANK
 BANTUAN MANAJEMEN
 MEMPERLUAS JARINGAN USAHA

KEUNTUNGAN MODAL VENTURA


 CONVENTIONAL LOAN
 CONDITIONAL LOAN (UNTUNG RUGI)
 EQUITY INVESTMENT (ADA BANTUAN
MANAJEMEN)

JENIS MODAL VENTURA


LEMBAGA PEMBIAYAAN PENGADAAN
BARANG UNTUK KEBUTUHAN
KONSUMEN DILAKUKAN DGN
PEMBAYARAN SECARA ANGSURAN ATAU
BERKALA

PEMBIAYAAN KONSUMEN
HUKUM PERSAINGAN
USAHA
Beberapa alasan yang saat itu menyulitkan
diterapkannya UU ini :
1). Pemerintah berkonsep bahwa perusahaan-perusahaan besar perlu
ditumbuhkan utk menjadi lokomotif pembangunan, akhirnya
diberikan perlakuan khusus yaitu proteksi, dengan kata lain
memberi posisi monopoli.

2). Fasilitas monopoli ditempuh karena perususahaan itu itu


bersedia menjadi pioneer di sektor tsb, karena tanpa monopoli &
proteksi sulit memperoleh investor di sektor tsb.

3). Untuk menjaga berlangsungnya praktik KKN demi kepentingan


rezim yang berkuasa (Sutan Remy Sjahdeni, 2005:5)
UU No. 5 /1999
tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Larangan Praktek Monopoli & Persaingan Usaha Tidak Sehat, didefinisikan:

1). Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran


barang dan/ atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha/ satu
kelompok pelaku usaha.

2). Praktik monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu/


lebih pelaku usaha yg mengakibatkan dikuasainya produksi dan/ atau
pemasaran atas barang dan/ jasa tertentu sehingga menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.

3). Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha


dalam menjalankan kegiatan produksi dan/ pemasaran barang dan/ jasa
yg dilakukan dengan tidak jujur/ melawan hukum/ mengahambat
persaingan usaha.
Terima Kasih
Atas Perhatiannya
&
Mohon Maaf
Jika Ada Kekurangan
Selama Proses Belajar
Mengajar
CURRICULUM VITAE
Hartanto
Jl. Pajeksan Kidul no. 18
Domisili
Jl. Jambon III, Pondok Intan Permai (PIP) 1 , No. C-8 , Yogyakarta
081 2155 2755
Hartanto.yogya@gmail.com
FB : Equality Law
1. Latar Belakang Pendidikan
SD Budya Wacana Ngupasan 1989
SMP Maria Immaculata 1992
SLTA Sekolah Teknologi Menengah Negeri Satu 1995
S1 Fakultas Ekonomi, Manajemen, UKDW 1999
S2 Fakultas Hukum, Bisnis UAJY 2007
S1 Fakultas Hukum UWMY 2009
S3  Fakultas Hukum UNISSULA 2023
Pendidikan Profesi “Pendidikan Khusus Profesi Advokat” UGM 2008
Anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI)
Anggota Kongres Advokat Indonesia (KAI)
Seminar dan Lain-lain ...

2. Latar Belakang Karir


PT. Agatha Video Production  BM  1999 – 2001
Grosir “Genuine Oil”  Chief Division  2001 – 2002
PT. Kharisma Mataram Jaya Gemilang  ASM  2002 – 2009
........ Dosen Tetap Kontrak  2009 – Sekarang
In House Lawyer  Koperasi Kharisma Indonesia  2011 –
sekarang

Anda mungkin juga menyukai