Anda di halaman 1dari 3

A.

KONSEP PERILAKU

Perilaku pada hakikatnya merupakan “fungsi interaksi antara seorang individu dengan
lingkungannya” (Thoha, 2002:184). Perilaku seseorang tidak hanya ditentukan oleh dirinya
sendiri, tetapi ditentukan juga oleh seberapa jauh interaksi antara dirinya dengan
lingkungannya. Ini formula psikologi, dan mempunyai kandungan pengertian bahwa perilaku
seseorang, tidak semata mata hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, melainkan juga ditentukan
sampai seberapa jauh interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Formulasi psikologi
tersebut dapat dituliskan dengan rumus (Thoha, 2002:184) sebagai berikut :

P = f (I, L)

P merupakan perilaku, f merupakan fungsi, I merupakan individu,

dan L merupakan Lingkungan.

Formula diatas menjelaskan bahwa perilaku merupakan fungsi dan interaksi antara
individu dengan lingkungan, dimana individu itu berada. Perilaku individu selalu memiliki
hubungan interpendensi dengan lingkungannya . Lingkungan dapat mengubah individu,
demikian juga sebaliknya bahwa lingkungan dapat berubah karena perilaku individu.

Lebih lanjut, Ndraha menyatakan bahwa “perilaku adalah operasionalisasi dan


aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi)
lingkungan masyarakat, alam, teknologi, dan organisasi” (Pasolong, 2008:71). Hasil
diinginkan dari setiap perilaku adalah performanya, Winardi (2004:199), perilaku berkaitan
dengan performa yaitu perilaku langsung berkaitan dengan tugas pekerjaan yang perlu
dilaksanakan guna mencapai sasaran pada tugas tersebut. Perilaku merupakan fungsi dari
variabel individual , variabel keorganisasian, dan variabel psikologikal.

Perilaku menghasilkan pekerjaan, merupakan keunikan masing masing orang, proses


melandasinya sama bagi setiap orang. Dari konstruksi teori dan riset tentang perilaku tersebut
dapat disimpulkan bahwa :

1. Perilaku timbul karena adanya sebab.


2. Perilaku diarahkan karena adanya tujuan.
3. Perilaku dapat diamati (masih) dapat terukur.
4. Perilaku tidak langsung dapat diamat (seperti berfikir, berpresepsi) juga penting
dalam mencapai tujuan.
5. Perilaku bermotivasi.

Perilaku juga merupakan aktualisasi sikap seseorang atau sekelompok dalam wujud tindakan
atau aktivitas sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Tindakan atau aktivitas tersebut
didasari atas kebutuhan, motivasi, dan tujuan . Sedangkan lingkungan adalah organisasi dimana
individu atau kelompok itu berkarya.

Perilaku terbentuk setelah melewati keseluruhan dari aktivitasnya, yaitu unsur


kepentingan, kebutuhan, motivasi, dan sikap potensial dapat menjelaskan perilaku tertentu.
Oleh karena itu, kepentingan seseorang akan melandasi perilakunya. Perilaku seseorang itu
banyak dipengaruhi oleh kepentingannya. Meski demikian, patut disadari bahwa perilaku
seseorang tidak saja dipengaruhi oleh faktor epentingan internal, tetapi juga dapat dipengaruhi
oleh faktor eksternal yang merupakan respon spontan terhadap kondisi tertentu. Simon
(1997:3), menjelaskan bahwa hampir semua perilaku terutama individu dalam sebuah
organisasi adminstratif adalah bersifat purposif yakni berorientasi kepada sebuah tujuan. Ia
juga memandang bahwa semua perilaku merupakan seleksi tindakan tertentu yang dilakukan
secara sadar maupun tidak, kecuali secara fisik dilakukan oleh orang yang berada dibawah
pengaruh dan kekuasaannya.

Perilaku dapat disimpulkan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
secara langsung, dapat diamati dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan perannya misalnya
perilaku seorang pemimpin (perilaku ramah, sombong, malas, dsb.). Adapun faktor faktor yang
mempengaruhi perilaku menurut Ndraha ada 2 yaitu :

1. Kondisi yang datang dari luar (lingkungan eksternal).


2. Kepentingan yang disadari dari dalam oleh yang bersangkutan.

Robbins (2003:9) mengungkapkan ada empat cara membentuk perilaku :

1. Penguatan positif.
2. Penguatan negatif.
3. Hukuman
4. Pemunahan.
Kemudian Dessler mengatakan bahwa “perilaku manusia terbentuk melalui proses dari adanya
kebutuhan, keinginan, motivasi, sikap, dan niat. Sikap dan perilaku yang nampak dan muncul
dalam suatu organisasi menggambarkan budaya organisasi. Budaya organisasi juga
memberikan rambu rambu kepada sikap anggota organisasi tentang bagaimana memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Memahami budaya organisasi dapat dilakukan denan berusaha
mengenalinya secara mendalam.

Anda mungkin juga menyukai