Anda di halaman 1dari 18

Rangkuman uts HUKUM BISNIS

1.Dapat disimpulkanbahwa Hubungan antara hukum dan ekonomi sangatlah erat dan
bersifat timbal balik. Kedua-duanya saling mempengaruhi bekerjanya satu sama
lain. Hukum sebagai pengontrol perkembangan ekonomi dengan peraturannya, sedangkan
ekonomi sebagai bekerjanya hukum itu sendiri.

Hukum memiliki peran yang sangat sentral dalam keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara,
khususnya dalam memberikan kepastian usaha dan investasi. Di negara berkembang, hukum
memiliki peranan yang besar untuk turut memberi peluang pembangunan ekonomi.

Pembangunan ekonomi di sebuah negara tidak bisa dilepaskan dengan aspek hukum. Tanpa
kepastian hukum yang jelas, maka investasi asing tidak akan masuk ke sebuah negara. Dukungan
dari bidang hukum bagi pembangunan ekonomi sebuah negara sangat diperlukan. Hukum memiliki
peran yang sangat sentral dalam keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya
dalam memberikan kepastian usaha dan investasi.

Di negara berkembang, hukum memiliki peranan yang besar untuk turut memberi peluang
pembangunan ekonomi. Pelaksanaan roda pemerintahan yang demokratis, dan menggunakan
hukum sebagai instrumen untuk merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang
komprehensirf, akan membawa negara ini menuju masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang
di cita-citakan. Agar hukum dapat tetap memainkan peranannya dalam menunjang perekonomian
suatu negara, maka hukum juga harus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam
bidang bisnis.
Kata kunci: hukum, pembangunan ekonomi, kepastian hukun, kepastian usaha/investasi.

2.Hukum ekonomi adalah beragam ketentuan yang menjelaskan


tentang hubungan yang terjadi antara berbagai peristiwa ekonomi.
Dalam hukum ekonomi terdapat dua jenis hubungan yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu hubungan kausalitas (sebab-akibat)
dan hukum fungsional (saling mempengaruhi).
Pertama, dalam arti sempit hukum ekonomi merupakan cabang hukum yang berdiri sendiri
dan terdiri atas ketentuan yang mengatur hubungan antara negara dan pelaku-pelaku
ekonomi yang membuat, mendistribusikan, dan yang mengkonsumsi.

3. subjek hukum

subjek hukum adalah suatu pendukung hak, yaitu manusia atau badan yang menurut hukum
berkuasa menjadi pendukung hak.

ubjek hukum adalah pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem hukum. Adapun sifat-sifat subjek
hukum meliputi hal-hal yang antara lainnya:

1. mandiri karena mempunyai kemampuan penuh untuk bersikap tindak;

2. terlindung karena (dianggap) tidak mampu bersikap tindak;

3. perantara yang walaupun berkemampuan penuh sikap tindaknya dibatasi, sebatas


kepentingan pihak yang ditengahi (diantarai).
Adapun yang dikategorikan sebagai subjek hukum adalah manusia dan badan hukum.

Sebagai subjek hukum, sejak lahir hingga meninggal, manusia berperan sebagai pembawa
hak dan kewajiban.

Kemudian, sebagai subjek hukum, badan atau perkumpulan memiliki hak-hak dan melakukan
perbuatan hukum seperti manusia. Diterangkan C.S.T Kansil, badan dan perkumpulan dapat
memiliki kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu-linta hukum dengan perantaraan
pengurusnya, dapat digugat dan menggugat di muka hakim. Badan-badan atau perkumpulan
ini dinamakan badan hukum (rechtspersoon) dengan arti orang (persoon) yang diciptakan
hukum.

Kedua, kewenangan hukum yang berarti kecakapan untuk menjadi subjek hukum, yakni
sebagai pendukung hak dan kewajiban. Terkait kecakapan sebagai subjek hukum, pada
dasarnya manusia memiliki kecakapan, terkecuali undang-undang menyatakan sebaliknya.

Hapsari mengatakan bahwa dalam undang-undang, yang dinyatakan tidak memiliki


kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum, antara lain anak yang masih di bawah umur,
orang yang dinyatakan pailit, dan orang yang berada di bawah pengampuan.

Kemudian, diterangkan pula bahwa hukum Indonesia mengakui bahwa setiap manusia adalah
subjek hukum. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan
bahwa menikmati hak-hak kewarganegaraan tidak tergantung pada hak-hak kenegaraan.

Adapun makna tersirat dari pasal tersebut adakah status manusia (warga negara) sebagai
subjek hukum tidak ditentukan pada syarat yang ditetapkan oleh negara. Manusia diakui
sebagai subjek hukum sejak lahir hingga meninggal.

Badan Hukum sebagai Subjek Hukum

Bryan A. Garner. (dalam Hapsari, 2014: 79) menerangkan bahwa dalam kepustakaan Inggris,
istilah badan hukum sering kali disebut dengan istilah legal entity, juristic
person, atau artificial person.

Dalam hukum Indonesia, sebagaimana diterangkan Pasal 1654 KUH Perdata, badan hukum
diartikan sebagai perkumpulan yang sah seperti halnya orang-orang swasta dan berkuasa
untuk melakukan perbuatan-perbuatan perdata, tanpa mengurangi perundang-undangan,
dalam hal kekuasaan telah diubah, dibatasi, atau ditundukkan.

setiap badan hukum yang dapat dikatakan mampu bertanggung jawab secara hukum haruslah
memiliki empat unsur pokok berikut.

1. Harta kekayaannya terpisah dari subjek hukum yang lain.


2. Mempunyai tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.

3. Mempunyai kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum.

4. Terdapat organisasi kepengurusan yang bersifat teratur menurut peraturan perundang-


undangan yang berlaku dengan peraturan internalnya sendiri.

 Badan hukum yang didirikan oleh pemerintah. Adapun yang termasuk dalam kategori
ini adalah badan hukum publik, contohnya provinsi, kabupaten, kota, dan lainnya.

 Badan hukum yang diakui oleh pemerintah, contohnya gereja atau badan keagamaan
lainnya.

 Badan hukum yang diizinkan oleh pemerintah.

 Badan hukum yang didirikan oleh pihak swasta, misalnya Perseroan Terbatas (PT)
atau Commanditaire Vennootschap (CV).

4.Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan yang
didirikan dengan akta yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang
memiliki hak dan kewajiban atau disebut juga dengan subyek hukum.

4.badan usaha adalah wadah atau organisasi bisnis untuk mengelola atau


melaksanakan kegiatan yang bermaksud mencari keuntungan tersebut.
(menguntungkan / memperkaya) badan usaha private / perseroan

Bentuk-Bentuk Badan Usaha

Ada banyak jenis badan usaha yang sering ditemui, seperti PT, CV atau Perum. Ada
beberapa bentuk dari badan usaha yang harus Anda pahami dan juga mengerti,
sebagai berikut:

1. Koperasi

Koperasi adalah salah satu jenis badan usaha yang didasari oleh beberapa asas
kekeluargaaan. Organisasi ekonomi ini juga dioperasikan guna kepentingan secara
bersama-sama. Ada pula mengatakan, bahwa koperasi merupakan sebuah badan
hukum yang dibentuk atas beberapa asas kekeluargaan. Dimana, untuk tujuan dari
koperasi adalah untuk mensejahterakan para anggotanya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1922 dijelaskan, bahwa koperasi


mempunyai sifat secara terbuka, demokratis dan mandiri. Ada beberapa ciri-ciri
koperasi secara umum yang harus Anda ketahui, yaitu:

 Para pemilik koperasi bisa berupa perorangan atau badan hukum koperasi.

 Semua kewenangan dan kebijakan koperasi sudah ditetapkan melalui rapat


keanggotaan.
 Semua kekuasaan tertinggi di dalam kehidupan koperasi adalah rapat
anggota.

 Semua pengurus bertanggung jawab terhadap proses pengelolaan sebuah


koperasi.

 Anggota koperasi bertanggung jawab terhadap semua kewajiban dan resiko


yang telah terjadi.

 Terdapat beberapa perangkat organisasi.

 Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi.

 Koperasi mempunyai peran sebagai tulang punggung perekonomian suatu


negara.

 Koperasi mempunyai peran sebagai dinamisator perekonomian masyarakat


dan juga negara.

 Koperasi mempunyai fungsi memberikan pelayanan kepada anggota dan


masyarakat.

 Koperasi berfungsi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di


dalam masyarakat.

 Koperasi sebagai mitra kerja pemerintah di dalam mencapai tujuan


pembangunan.

 Semua modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

Fungsi koperasi diantaranya membangun dan meningkatkan potensi ekonomi dari


para anggota dan juga masyarakat secara umum. Sehingga, kesejahteraan sosial
bisa saja terwujud di dalam membangun koperasi.

Kini koperasi mempunyai peran aktif di dalam meningkatkan kualitas hidup semua
anggotanya dan juga kalangan masyarakat. Selain itu, koperasi juga bisa
dipergunakan untuk memperkuat perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan ekonomi nasional dimana koperasi sebagai pondasinya.

Sedangkan, untuk fungsi koperasi yang paling akhir adalah mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian secara nasional menjadi lebih baik lewat usaha
bersama. Semua peraturan yang ada di dalam koperasi juga sudah disesuaikan
dengan beberapa asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

Seperti yang sudah disebutkan diatas, bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini
sepenuhnya modal dari pemerintah. Selain itu, ada beberapa jenis lainnya dari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang harus Anda ketahui sebagai berikut:
 Perjan (Perusahaan Jawatan)

Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah salah satu jenis Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang semua anggarannya termasuk di dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Perjan juga mempunyai tujuan untuk membuat kalangan
masyarakat menjadi sejahtera melalui pengabdian dan pelayanan.

Selain itu, untuk hal tersebut juga dilakukan tanpa mengabaikan beberapa poin
esensi, efektivitas, ekonomi serta pelayanan yang terbaik. Saat ini, untuk Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) tidak mempunyai Perjan.

Tidak ada badan usaha yang bisa digolongkan ke dalam Perjan, karena semuanya
sudah dialihkan menjadi badan hukum atau badan usaha. Ada beberapa contoh
Perjan yang telah diganti bentuk, yaitu:

 Perjan Kereta Api menjadi Persero Kereta Api.

 Perjan Pegadaian yang sempat berubah menjadi perum dan kini beralih lagi
menjadi persero.

 Perjan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Perjan Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo, Perjan Rumah Sakit Dr. Kariadi, Perjan Rumah Sakit
Dr. M.Djamil, Perjan Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin dan semuanya
berubah menjadi badan layanan umum.

 Perjan Radio Republik Indonesia dan Perjan Televisi Republik Indonesia kini
menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

3. Persero (Perusahaan Perseroan)

Sebuah perusahaan milik negara yang mempunyai bentuk perseroan terbatas


(persero) mempunyai tujuan untuk mengejar keuntungan dengan mempunyai saham
minum 51%. Sebagian persen saham tersebut juga kepemilikan atas nama Negara
Republik Indonesia.

Di dalam membentuk suatu persero, Menteri juga memberikan usulan pada suatu
usaha tersebut kepada pihak Presiden. Usulan tersebut juga sangat lengkap dengan
pengkajian yang telah didasari dengan berbagai pertimbangan.

Pada saat mendirikan persero ini bertujuan guna menyediakan barang maupun jasa
yang mempunyai nilai jual lebih dan mempunyai kualitas terbaik. Secara umum,
Persero bergerak di dalam bidang produksi dan bertujuan untuk mencari
keuntungan.

Ada beberapa contoh yang termasuk di dalam Perusahaan Perseroan (Persero),


yaitu PT. Telkom, PT. Bank Mandiri, PT. POS Indonesia. Selain itu, ada juga
beberapa ciri-ciri dari Perusahaan perseroan (Persero) yang harus Anda ketahui
sebagai berikut:

 Badan hukum perdata berbentuk PT.


 Hubungan usaha sudah diatur berdasarkan hukum perdata.

 Dipimpin oleh seorang direksi.

 Pemerintah mempunyai peran sebagai pemegang saham.

 Sebagian atau seluruh modal adalah kekayaan negara yang telah dipisahkan.

 Mempunyai tujuan untuk memupuk suatu keuntungan.

 Tidak mempunyai fasilitas negara.

 Semua pegawai mempunyai status sebagai pegawai perusahaan swasta.

4. Perusahaan Umum (Perum)

Perum adalah salah satu perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh suatu negara.
Perum juga mempunyai tujuan untuk memberikan manfaat di dalam hal yang umum,
di dalam bentuk jasa maupun barang.

Semua kegiatan perusahaan umum juga harus memperhatikan mengenai kualitas


serta keuntungan dengan berbagai asas pengelolaan perusahaan. Di dalam
membentuk suatu perum membutuhkan koordinasi antara Menteri BUMN, Menteri
Keuangan dan Presiden.

Menteri BUMN juga memberikan usulan kepada pihak Presiden mengenai beberapa
dasar yang telah dikaji bersama oleh Menteri Teknis dan Menteri Keuangan. Perum
mempunyai fungsi sebagai penyelenggara usaha untuk memberikan manfaat secara
umum dengan barang dan jasa secara berkualitas.

Akan tetapi, untuk masalah perum ini mempunyai harga yang masih terjangkau oleh
kalangan masyarakat umum. Hal tersebut juga tetap diolah dengan sistem
perusahaan yang sangat baik.

Ada beberapa perusahaan yang termasuk di dalam Perum, yaitu Perum Pelayaran,
Perum Pegadaian dan masih banyak lainnya lagi. Selain itu, ada juga beberapa ciri-
ciri di dalam Perusahan Umum (Perum) sebagai berikut:

 Mempunyai badan hukum.

 Berhubungan dengan usaha yang telah diatur berdasarkan hukum perdata.

 Semua modal milik pemerintah dari kekayaan yang telah dipisahkan.

 Bergerak di dalam bidang jasa vital.

 Mempunyai tujuan untuk melayani kepentingan umum.

 Dibolehkan memupuk banyak keuntungan.


 Dipimpin oleh seorang direksi.

 Semua pegawai mempunyai status sebagai pegawai perusahaan negara.

 Mempunyai nama, kekayaan dan kebiasan sendiri.

 Semua laporan tahunan harus disampaikan kepada pihak pemerintah.

5. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Sesuai dengan namanya, untuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) modalnya
dimiliki sepenuhnya oleh pihak swasta. Selain itu, BUMS ini didirikan dengan tujuan
untuk mencari keuntungan guna untuk mengembangkan suatu usaha.

Kini untuk UMS dibagi menjadi dua, yaitu badan usaha swasta di dalam negeri dan
swasta asing. Badan usaha swasta di dalam negeri merupakan badan usaha yang
modalnya dimiliki oleh kalangan masyarakat dalam negeri.

Sedangkan, badan usaha swasta asing merupakan badan usaha yang modalnya
dimiliki oleh kalangan masyarakat bukan warga negara Indonesia. Pada pasal 33
Undang Undang Dasar 1845 telah mengatur mengenai berbagai bidang yang bisa
dikelola oleh swasta, seperti mengelola sumber daya ekonomi yang mempunyai sifat
tidak vital dan strategis atau menguasai hajat hidup orang banyak. Masih sama
seperti yang sebelumnya, di dalam Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) ini juga
terdapat beberapa bentuk lain harus Anda ketahui juga sebagai berikut:

 Commanditaire Vennootschap (CV)

CV adalah salah satu bentuk kemitraan yang telah dibentuk oleh dua orang maupun
lebih. Selain itu, semua orang yang ada di dalamnya mempunyai tanggung jawab
yang tidak terbatas dan tanggung jawab terbatas.

Kini CV juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu sekutu aktif (komplementer) dan sekutu
pasif (komanditer). Sekutu aktif merupakan sekutu yang mempunyai tugas untuk
mengelola suatu perusahaan sekaligus mempunyai hak guna membuat perjanjian
dengan pihak ketiga.

Sedangkan sekutu pasif adalah sekutu yang hanya menyerahkan modal tetapi tidak
ikut campur di dalam pengelolaan sebuah perusahaan. Dapat dikatakan, bahwa
untuk sekutu pasif hanya mempunyai peran di dalam memberikan sebuah modal.

Kelebihan modal CV lebih besar dibandingkan Firma. Ada beberapa kelebihan CV


yang juga harus Anda ketahui, yaitu: kebutuhan modal sangat mudah terpenuhi,
pengelolaan perusahaan dapat dibagi, semua resiko bisa ditanggung secara
bersama-sama, semua keputusan diambil bersama, bisa mencari kredit dari bank di
saat terjadi perselisihan dan semua keputusan bisa diambil secara cepat.

 Perusahaan Perseorangan (PO)


PO adalah salah satu jenis bentuk bisnis yang dimiliki oleh satu orang. Pada
umumnya, untuk perusahaan perseorangan (PO) ini mempunyai modal yang sangat
kecil. Selain itu, jenis produk dan jumlahnya sangat terbatas.

Tidak hanya itu saja, untuk tenaga kerja dan alat produksi yang dibutuhkan juga
sangat terbatas. Sehingga, untuk masalah tanggung jawab atas aktivitas dan resiko
perusahaan akan ditanggung oleh individu tersebut. Ada beberapa kelebihan dan
kekurangan pada Perusahaan Perseorangan (PO) yang harus Anda ketahui, yaitu:

Kelebihan Perusahaan Perseorangan (PO):

 Sangat mudah untuk dikelola.

 Mempunyai kebebasan dalam bergerak.

 Hanya pemilik yang berhak memperoleh keuntungan usaha.

 Sangat rendah pajak.

 Semua rahasia perusahaan hanya diketahui oleh pihak pemilik.

 Semua biaya organisasi sangat rendah.

 Semua keputusan diambil dengan cepat dan pihak pemimpin lebih


termotivasi, ketika keuntungan yang didapatkan sangat besar.

Kekurangan Perusahaan Perseorangan (PO):

 Semua tanggung jawab pimpinan tidak terbatas.

 Mempunyai jumlah modal secara terbatas.

 Tidak memberikan jaminan terhadap kelangsungan hidup pada sebuah


perusahaan.

 Sangat terbatas dalam kecakapan dalam pimpinan.

 Semua kerugian ditanggung sendiri.

6. Firma

Masih ada jenis badan usaha lain yang harus Anda ketahui, yaitu Firma. Firma
merupakan sekutu di antara satu orang dengan lainnya guna menjalankan sebuah
usaha bersama dengan tujuan berbagi keuntungan.

Dapat disimpulkan, bahwa Firma mempunyai minimal beberapa anggota atau dua
orang. Semua anggota tersebut juga akan bertanggung jawab atas badan usaha
perusahaan dan menyerahkan modal sesuai dengan yang tertera pada akta
pendirian firma.
Ada beberapa kelebihan di saat memilih badan usaha Firma, yaitu semua kebutuhan
modal dapat terpenuhi, semua keputusan bisa diambil secara bersama-sama.
Sedangkan, untuk kekurangannya pada saat memilih Firma adalah sering terjadi
perselisihan, perusahaan bisa saja bangkrut dan masih banyak lainnya lagi.

Contoh perusahaan BUMN Perum antara lain Damri, Bulog, dan Airnav. Sementara
contoh Persero BUMN adalah PLN, Pertamina, Telkom, Pupuk Indonesia, dan
sebagainya.

Perusahaan besar seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur,
PT HM Sampoerna Tbk, dan PT Krakatau Steel merupakan contoh kecil dari BUMS

Dasar hukum perjanjian

Dasar hukum di Indonesia telah memuat banyak hal tentang perjanjian, termasuk
syarat sah perjanjian. Pengertian perjanjian itu sendiri telah tercantum dalam Pasal
1313 KUHPerdata. 

Pasal tersebut menyebut “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”

Sementara untuk syarat sah perjanjian dicantumkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
Berdasarkan pasal tersebut, kesepakatan harus memenuhi empat syarat agar bisa
sah menjadi perjanjian, di antaranya: 

 syarat kesepakatan, 

 kecakapan, 

 objek, 

 halal. 

Ini 4 syarat sah perjanjian yang wajib dipenuhi

Dalam praktiknya, perjanjian memiliki sejumlah syarat supaya dianggap sah secara
hukum. Syarat sah perjanjian itu diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
khususnya Pasal 1320. Syarat-syarat sah tersebut, antara lain:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

3. Suatu pokok persoalan tertentu.


4. Suatu sebab yang tidak terlarang.

Syarat pertama dan kedua disebut sebagai syarat subjektif karena berkaitan dengan
para subjek yang membuat perjanjian. 

Sementara itu, syarat kedua dan ketiga disebut syarat objektif karena berkaitan
dengan objek dalam perjanjian.

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya

“Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya” berarti para pihak yang membuat
perjanjian harus sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau materi yang
diperjanjikan.

Kesepakatan itu harus dicapai dengan tanpa ada paksaan, penipuan, atau
kekhilafan. Adanya unsur pengikat inilah yang kemudian menjadi syarat sah
perjanjian. 

Sebagai contoh, sebuah perusahaan ingin menyewa sejumlah kendaraan bermotor


dari perusahaan penyedia kendaraan bermotor. Nah, kedua belah pihak sepakat
dalam hal penyewaan kendaraan bermotor dalam kurun waktu satu tahun untuk
keperluan tertentu.

Perjanjian tersebut mengatur terkait harga, cara pembayaran, sanksi, penyelesaian


sengketa, dan sebagainya. Biasanya, di dalam kesepakatan bersangkutan turut
menyatakan bahwa kedua pihak menyepakati tanpa adanya unsur penipuan,
paksaan, atau kekhilafan.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

Pasal 1330 KUHPerdata telah mengatur pihak-pihak mana saja yang boleh atau
dianggap cakap untuk membuat perjanjian. Di samping itu, ada orang yang
dianggap tidak cakap untuk membuat perjanjian, antara lain:

 Orang yang belum dewasa.

 Orang yang ditempatkan di bawah kondisi khusus (seperti cacat, gila,


dinyatakan pailit oleh pengadilan, dan sebagainya).

Jangan sampai biaya perbaikan mobil kesayanganmu justru membebani


pengeluaran karena memang nyatanya biaya perawatan mobil tidaklah
murah. Manfaatkan asuransi mobil all risk supaya kamu tak perlu pusing lagi dengan
tagihan bengkel karena kamu akan terjamin dari biaya perbaikan kerusakan ringan
dan berat, bahkan dapat ganti rugi atas kehilangan akibat pencurian.

3. Suatu pokok persoalan tertentu


“Suatu pokok persoalan tertentu” berarti apa yang diperjanjikan (objek perikatannya)
harus jelas. Dengan kata lain, jenis barang atau jasa itu harus ada dan nyata.

Sebagai contoh, perjanjian menyewa rumah toko (ruko) dua lantai dengan luas
bangunan 750 m2 yang terletak di Jalan Kebahagiaan Nomor 69, Jakarta Pusat.
Ruko adalah barang yang jelas dan nyata.

4. Suatu sebab yang tidak terlarang

“Suatu sebab yang tidak terlarang” atau juga sering disebut sebagai suatu sebab
yang halal berarti tidak boleh memperjanjikan sesuatu yang dilarang undang-undang
atau yang bertentangan dengan hukum, nilai-nilai kesopanan, ataupun ketertiban
umum.

Sebagai contoh, pihak terkait melakukan perjanjian jual beli ganja yang mana
barang tersebut dinyatakan terlarang secara hukum di Indonesia. Perjanjian
semacam ini adalah dianggap tidak sah.

Syarat sah perjanjian kerja

Dalam dunia kerja, perusahaan dan pegawai telah menyepakati perjanjian


kerja sebelumnya. Jika kita mengacu pada syarat sah perjanjian sesuai
KUHPerdata, perjanjian kerja agar sah juga harus memenuhi empat syarat. 

1. Syarat pertama yang harus dipenuhi adanya kesepakatan di antara kedua


pihak, yaitu pemberi kerja dan penerima kerja. Pemberi kerja sepakat
membayar upah penerima kerja. Sebaliknya, penerima kerja juga sepakat
memberikan tenaganya untuk pemberi kerja.

2. Syarat kedua, usia pekerja telah memasuki usia yang mampu dan cakap
melakukan perbuatan hukum. 

3. Syarat ketiga adanya pekerjaan yang dijanjikan pemberi kerja ke penerima


kerja beserta dengan status pengangkatan karyawan.

4. Syarat sah perjanjian kerja yang terakhir, pekerjaan yang diberikan tidak
bertentangan dengan hukum, ketertiban umum, dan kesusilaan. 

Syarat sah perjanjian polis asuransi

Dalam asuransi juga ada syarat sah perjanjian, khususnya menyangkut polis


asuransi antara pemegang polis dan perusahaan asuransi. 

Polis asuransi sendiri memiliki pengertian perjanjian asuransi yang dipersamakan


dengan akta perjanjian asuransi. 

Perjanjian asuransi itu dibuat secara tertulis dan memuat berbagai perjanjian antara
pihak pemegang polis dan perusahaan asuransi. 
Polis asuransi harus mencantumkan poin-poin penting sebagai bentuk syarat sah, di
antaranya:

 Tenggang waktu polis

 Masa berlakunya pertanggungan

 Tata cara pembayaran premi

 Besaran harga premi yang dibayarkan

 Kurs yang digunakan untuk polis asuransi

 Kebijakan perusahaan asuransi terkait keterlambatan pembayaran premi


yang telah disepakati dengan pemegang polis.

 Manfaat pertanggungan yang bakal didapatkan pemegang polis

 Tata cara perpanjangan kontrak masa pertanggungan

 Pengecualian-pengecualian pertanggungan

 Klausul penghentian pertanggungan

 Syarat dan tata cara pengajuan klaim, beserta detil bukti-bukti yang
diperlukan

 Klausul penyelesaian sengketa apabila terjadi konflik antara pemegang polis


dan perusahaan asuransi

Semua itu harus tercantum di dalam kesepakatan polis. Pasalnya, asuransi adalah
hal yang sangat penting untuk mempersiapkan diri kamu di masa yang akan datang
sehingga pastikan kamu memiliki asuransi yang telah sesuai ketentuan. 

Asas-asas perjanjian

Dalam KUHPerdata, ada lima asas perjanjian, yaitu asas kebebasan berkontrak,
asas konsensualisme, asas kepastian hukum, asas itikad baik, dan asas
kepribadian. 

1. Asas kebebasan berkontrak

Setiap orang, memiliki kebebasan dalam berkontrak, selama kebebasan tersebut


tidak melanggar syarat sah perjanjian dan tidak melanggar hukum. 

Kebebasan yang dijunjung di antaranya, kebebasan untuk membuat atau tidak


membuat perjanjian, kebebasan melakukan perjanjian dengan siapa saja. 
Kemudian kebebasan menentukan isi perjanjian itu sendiri meliputi pelaksanaan dan
persyaratannya, hingga kebebasan menentukan bentuk dari perjanjian, bisa tertulis
maupun lisan. 

2. Asas konsensualisme

Perjanjian memiliki asas konsensualisme atau konsensus, yang artinya sepakat.


Artinya, sebuah perjanjian harus dilandaskan pada kesepakatan antara dua belah
pihak atau lebih yang mengikat janji.

Bahkan, jika kedua belah pihak telah mencapai kata sepakat, maka perjanjian
tersebut sudah berlaku tanpa perlu suatu formalitas. Kecuali sebuah perjanjian yang
membutuhkan syarat formalitas sesuai Undang-Undang, contoh jual beli rumah yang
membutuhkan legalitas notaris. 

3. Asas kepastian hukum

Di dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, dituliskan bahwa perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. 

Artinya, kedua belah pihak atau lebih yang telah membuat perjanjian, wajib mentaati
dan melaksanakan perjanjian tersebut layaknya mematuhi Undang-Undang yang
berlaku di negara. Jika salah satu mengingkari janji maka perjanjian tersebut bisa
diusut ke pengadilan. 

Bagi yang melanggar bisa dan sangat dimungkinkan untuk mendapatkan sanksi
sesuai dengan keputusan hakim. 

4. Asas itikad baik

Perjanjian harus dibuat berdasarkan asas itikad baik. Artinya, kedua belah pihak
harus saling percaya, saling jujur, dan saling terbuka dalam membuat kesepakatan.
Jangan sampai perjanjian tersebut dibuat dengan maksud buruk seperti menipu atau
memanipulasi fakta. 

5. Asas kepribadian

Suatu perjanjian harus bersifat personal, artinya kesepakatan tersebut harus


mengikat pihak-pihak yang membuat perjanjian secara langsung, tidak boleh
diwakilkan dan menyeret orang lain yang tidak sepakat. 

Kondisi-kondisi yang membatalkan keabsahan perjanjian 

Apabila perjanjian telah memenuhi empat syarat sah perjanjian yang telah
disebutkan sebelumnya, maka perjanjian telah dinyatakan sah. 

Kendati demikian, perjanjian bisa batal demi penegakan hukum apabila tidak
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut.

1. Voidable
Jika syarat pertama dan kedua atau salah satunya tidak terpenuhi, maka salah satu
pihak dapat meminta pembatalan atas perjanjian yang berlangsung melalui putusan
pengadilan. Selama belum dibatalkan oleh hakim, maka perjanjian itu masih tetap
dianggap sah dan mengikat kedua belah pihak.

2. Null dan void

Jika syarat ketiga dan keempat atau salah satunya  tidak terpenuhi, maka perjanjian
itu batal demi hukum. Yang berarti perjanjian itu dianggap tidak pernah ada.

Akibat hukum jika syarat sahnya perjanjian tidak terpenuhi

Sebuah perjanjian telah diatur dan dicatat dalam KUHPerdata. Artinya, perjanjian
bisa dibawa ke ranah pengadilan bila salah satu pihak ada yang mengingkari.

Apabila satu di antara empat syarat sah perjanjian yang telah disebutkan
sebelumnya tidak terpenuhi, maka perjanjian bisa dibatalkan. 

Jika yang tidak terpenuhi adalah syarat nomor 1 dan 2, yaitu sepakat dan
kecakapan, maka proses pembatalannya harus dilakukan melalui pengadilan. 

Sementara bila yang tidak terpenuhi nomor 3 dan 4, perjanjian dianggap batal dan
tidak pernah ada. 

Bila salah satu pihak mengingkari perjanjian dan syarat sah perjanjian, pihak
satunya bisa menuntut ke pengadilan dan pihak yang mengingkari berpotensi
menerima sanksi denda, atau sanksi yang telah disepakati keduanya.  

Anda mungkin juga menyukai