Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Gagan Nugraha

NIM : 200313016
PRODI : Manajemen sore
*Jawaban*
1. ETIKA DAN HUKUM DALAM BISNIS

Dipandang sebagai

“state of the art”“state of the art”

Hukum-hukum

Yaitu dimana pedoman perilaku yang ada saat ini ditafsirkan ke pedoman perilaku yang ada saat ini
ditafsirkan ke dalam hukum dan digunakan sebagai pedoman selanjutnya untuk masa hukum dan
digunakan sebagai pedoman selanjutnya untuk masa yang akan datang.yang akan datang.

Hukum akan mengkodifikasi harapan dari etika dalam Hukum akan mengkodifikasi harapan dari
etika dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Meskipun disadari tidak semua melaksanakan kegiatan
bisnis. Meskipun disadari tidak semua harapan etika tersebut dapat dipenuhi oleh hukum. Norma
etika harapan etika tersebut dapat dipenuhi oleh hukum. Norma etika memang bersifat dinamis,
tetapi begitu ia dituangkan dalam memang bersifat dinamis, tetapi begitu ia dituangkan dalam
ketentuan hukum sifat dinamisnya menjadi berkurang/bahkan ketentuan hukum sifat dinamisnya
menjadi berkurang/bahkan mungkin menjadi statis. Maka di sini hukum tentunya harus mungkin
menjadi statis. Maka di sini hukum tentunya harus memperhatikan pula apabila adanya perubahan-
perubahan memperhatikan pula apabila adanya perubahan-perubahan(fungsi hukum sebagai sos.
Eng).(fungsi hukum sebagai sos. Eng).

Pelaku bisnis mempunyai peranan dalam menumbuhkan bisnis-pelaku bisnis mempunyai peranan
dalam menumbuhkan bisnisyang berbudaya, bermoral dan taat/sadar hukum. Kesadaran yang
berbudaya, bermoral dan taat/sadar hukum. Kesadaran hukum harus dapat merata diantara pelaku
bisnis, para eksekutif.hukum harus dapat merata diantara pelaku bisnis, para eksekutif.Pata birokrat,
yang didukung pula oleh faktor lingkungan yang PATA birokrat, yang didukung pula oleh faktor
lingkungan yang sehat dalam berbisnis, sehingga budaya bisnis yang baik, sehatsehat dalam
berbisnis, sehingga budaya bisnis yang baik, sehat tetap terjaga dan terpelihara.tetap terja

ETIKA BISNIS ADALAH :

1.Suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yangSuatu proses dan upaya untuk mengetahui
hal-hal yangbenar dan yang salah yang selanjutnya tentu melakukanbenar dan yang salah yang
selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan hal yang benar
berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan tuntutan perusahaan

2. Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi,Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan


organisasi,konsep umum dan standar untuk perilaku moral dalam konsep umum dan standar untuk
perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral.bisnis, berperilaku
penuh tanggung jawab dan bermoral.
3.Merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang Merupakan suatu kebiasaan atau budaya
moral yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.berkaitan dengan kegiatan bisnis
suatu perusahaan.

4.Etika untuk berbisnis secara baik dan Etika untuk berbisnis secara baik dan

Fair dengan menegakkan hukum dan keadilan secara konsisten dan menegakkan hukum dan
keadilan secara konsisten dan konsekuen setia pada prinsip-prinsip kebenaran, keadaban konsekuen
setia pada prinsip-prinsip kebenaran, keadabandan bermartabat dan bermartabat

2. umum sumber hukum bisnis (sumber hukum perundangan) tersebut adalah :


- Perdata (KUHPerdata)
- Dagang (KUHDagang)
- Publik (Pidana Ekonomi/KUHPidana)
- Perundang-undangan diluar KUHPerdata, KUHPidana, KUHDagang.

3. Secara keseluruhan, keberadaan Hukum Bisnis akan menjamin fungsi keamanan mekanisme
pasar, melindungi usaha terutama UMKM, dan memperbaiki sistem keuangan dan perbankan.
Intinya, adanya hukum yang khusus mengatur aspek ini akan mewujudkan bisnis yang adil dan
merata bagi semua pihak.

4. Subjek Hukum

Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang kepadanya dapat menanggung Hak dan Kewajiban.
Karena kemampuannya menanggung Hak dan Kewajiban ini, maka hanya yang termasuk Subjek
Hukum saja dapat melakukan Perbuatan Hukum (walaupun tidak semua Subjek Hukum dapat
melakukan perbuatan Hukum contoh: orang gila). Apa/siapa saja yang dapat menjadi Subjek Hukum
? pada umumnya yang diterima sebagai Subjek Hukum adalah Manusia (orang) dan Badan Hukum

1. Subjek Hukum: Manusia (orang)

Secara umum mengapa manusia dapat disebut Subjek Hukum sangat jelas kedudukannya. Manusia
dalam kelangsungan hidup sehari-hari mempunyai Hak dan Kewajiban, tanggung jawab serta aturan-
aturan yang harus ditaati ketika Hak dan Kewajibannya tersebut dilanggar akan dikenai sanksi.
Seseorang dianggap sebagai Subjek Hukum sejak lahir hingga meninggal dunia, bahkan terdapat
perluasan seperti dalam Pasal 2 KUHPerdata yang mana menyatakan “anak dalam kandungan
seorang wanita dianggap telah lahir setiap kali kepentingannya menghendakinya”.

Kendati Manusia merupakan Subjek Hukum, namun tidak semua manusia dapat melakukan
Perbuatan Hukum. Pada masa lalu, budak tidak dianggap sebagai Subjek Hukum melainkan Objek
yang dapat diperjual belikan namun perbudakan tidak berlaku lagi di masa sekarang. KUHPerdata
pasal 1330 juga menyebutkan bahwa Perempuan Dalam Pernikahan tidak dianggap cakap dalam
melakukan perbuatan hukum, namun aturan tersebut telah dicabut melalui Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 3 Tahun 1963 Tentang Gagasan Menganggap Burgerlijk Wetboek Tidak Sebagai
Undang-Undang dan Pasal 31 UU Perkawinan, serta Undang-Undang Perkawinan yang menganggap
kesetaraan kedudukan suami dan isteri.

Manusia/Orang yang dianggap tidak dapat melakukan Perbuatan Hukum yaitu:

Anak yang masih di bawah umur

Orang yang berada dalam pengapuan (dungu, sakit ingatan, dll)

2. Subjek Hukum: Badan Hukum


Seiring perkembangan zaman, selain Manusia, Badan Hukum telah dianggap juga sebagai Subjek
Hukum. Menurut Prof Soebekti Badan Hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat
memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti menerima serta memiliki kekayaan sendiri, dan
dapat digugat dan menggugat di muka hukum. Badan Hukum sendiri memiliki kekayaan yang
terpisah dengan anggotanya begitu pula dengan hak dan kewajiban.

Sebelumnya Badan Hukum sebagai Subjek Hukum hanya diakui dalam Hukum Perdata. Hukum
Pidana tidak menganggap Badan Hukum sebagai Subjek Hukum dan dapat dipidana. Namun seiring
zaman, belakangan Korporasi dianggap sebagai salah satu Subjek Hukum dan dapat dipidana. Dalam
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi disebutkan “Korporasi adalah sekumpulan orang dana tau
kekayaan yang terorganisir baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum”.

Objek Hukum

Objek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hubungan hukum. Jika masih
bingung, gampangnya Objek hukum yaitu segala sesuatu yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh
Subjek Hukum (Manusia atau Badan Hukum). Biasanya Objek Hukum inilah nantinya menjadi sumber
masalah hukum yang terjadi antar subjek hukum.

Secara umum yang dimaksud Objek Hukum adalah Barang/Benda. Menurut pasal 499 KUHPerdata
“kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik.

Penggolongan benda yang perlu kita ketahui yaitu:

a. Benda berwujud dan tidak berwujud


b. Benda bergerak dan tidak bergerak
c. Benda yang dan dapat dihabiskan dan tidak dapat dihabiskan
d. Benda yang dapat diganti dengan yang tidak dapat diganti
e. Benda yang sudah ada dengan benda yang masih akan dating
f. Benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi.

5. Usaha adalah

setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apa pun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh
setiap pengusaha untuk tujuan untuk memperoleh keuntungan dan/atau laba.

Pengusaha adalah

setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu jenis
perusahaan.

6. Bentuk-Bentuk Badan Usaha

1. Koperasi

Koperasi merupakan bentuk usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan. Tujuan dari koperasi
adalah untuk mensejahterakan anggotanya yang ikut membangun ekonomi bersama. Macam-
macam koperasi yang ada di Indonesia adalah koperasi simpan pinjam, koperas unit desa, kopersai
serba usaha, koperasi sekolah dll.

3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Badan Usaha Milik Negara adalah bentuk usaha yang sebagian modalnya dimiliki dan dikuasai oleh
pemerintah Indonesia. Macam-macam BUMN yang ada di Indonesia antara lain:

Perusahaan Jawatan (Perjan)

Perusahaan jawatan atau Perjan adalah bentuk usaha yang modalnya dimiliki oleh pemerintah.
Tujuan dibentuknya Perjan adalah untuk kesejahteraan masyarakat umum. Perusahaan ini umumnya
tidak mencari keuntungan sehingga sekarang perusahaan jawatan ini pun sudah tidak diterapkan
lagi.

Perusahaan Umum (Perum)

Perusahaan umum atau Perum adalah badan usaha milik negara dengan modal Dari Persian APBN
pemerintah, namun lebih berfokus pada menghasilkan keuntungan atau profit. Contoh perusahaan
umum negara adalah Perum Pegadaian, Perum Perhutani dan Perum Peruri.

Perseroan

Persero adalah badan usaha yang dikelola negara dimana sebagian atau seluruh modalnya dari
pemerintah yang berbentuk saham-saham. Tujuan Persero adalah mencari keuntungan, sama
seperti perusahaan pada umumnya.

Hampir semua BUMN yang masih beroperasi berbentuk Persero atau PT. Contoh perseroan terbatas
(Persero) negara Indonesia adalah Pertamina, PT Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura, PT Kereta Api
Indonesia (KAI), PT Pos Indonesia dan PT Bank Mandiri.

Perusahaan Daerah (PD)

Perusahaan Daerah atau PD adalah badan usaha yang dikelola oleh pemerintah daerah. Perusahaan
daerah bisa berbentuk perseroan terbatas atau jenis-jenis usaha lain, asalkan masih dimodali dan
dikelola oleh pemerintah daerah (pemda), baik di tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

Contoh perusahaan daerah adalah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan BPD (Bank
Pembangunan Daerah).

4. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang
tertentu. Ada banyak macam BUMS yang ada di Indonesia. Berikut ini adalah macam-macam BUMS:

Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan yaitu usaha yang dimana modal usaha dan menajemennya ditangangi
sendiri. Kepemilikan tunggal menempatkan semua kewajiban untuk keuangan dan operasi pada
pemilik usaha.
Properti pribadi pemilik terikat dengan bisnis, sehingga ia mengambil risiko terhadap aset pribadinya
jika bisnis mengalami kesulitan keuangan. Keuntungan dan kerugian bisnis dilaporkan melalui
pemilik dan dikenakan pajak sesuai tarif masing-masing.

Badan usaha kepemilikan tunggal adalah bentuk paling sederhana untuk didirikan, tetapi pemilik
biasanya harus menjual bisnis untuk mengambil investasinya.

Firma (Fa)

Firma adalah badan hukum yang dibentuk oleh sekelompok individu untuk terlibat dalam dan
mengoperasikan bisnis bisa berbentuk perusahaan komersial atau industri. Jenis badan usaha ini
yaitu didirikan 2 orang atau lebih.

Tiap-tiap anggota memiliki tanggungjawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari anggota
pendiri firma. Kemudian keuntungan yang didapat di bagikan dengan anggota dan sesuai dengan
perjanjian di awal.

Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan komanditer atau commanditaire vennootschap (disingkat CV) adalah suatu persekutuan
rule didirikan oleh dua orang atau lebih atas asas kepercayaan. Ketika dua atau lebih mitra bersatu
untuk menjalankan bisnis di mana satu atau lebih mitra hanya bertanggung jawab hingga memenuhi
jumlah investasi yang telah.mereka.

Mitra terbatas tidak menerima dividen tetapi menikmati akses langsung pendapatan dan
pengeluaran dari CV. Keuntungan utama dari struktur ini adalah bahwa pemilik biasanya tidak
bertanggung jawab atas hutang perusahaan.

Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas atau disingkat PT adalah badan usaha yang modalnya didapatkan dari hasil
penjualan saham. Sehingga PT memperoleh nomor identifikasi pajak, membuka rekening bank dan
melakukan bisnis, semuanya dengan namanya sendiri.

Setiap orang yang memegang saham memiliki hak atas perusahaan serta keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan.

Yayasan

Yayasan adalah salah satu badan usaha yang tidak mencari keuntungan. Bentuk usaha ini hanya
untuk kegiatan sosial yang memiliki badan hukum. Yayasan tidak memiliki anggota dan dimiliki oleh
siapa pun. Namun tujuan dari yayasan di realisasikan oleh pengurus yayasan

7. Syarat umum pendirian perseroan terbatas (PT) adalah :

- KTP, NPWP & KK para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang

-Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah


-Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan

-Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha

-Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung Perkantoran

-Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan


perumahan) khusus luar jakarta

-Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman

-Surat Keterangan Zonasi dari Kelurahan

-Stempel Perusahaan

8. Berdasarkan Pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(“ UUPT ”) menyebutkan bahwa pengertian Direksi dalam Perseroan Terbatas (“ Perseroan ”) adalah
organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan, sesuai dengan tujuan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan anggaran dasar.

9.

10. Sudah menjadi kewajiban bagi pengusaha dan pekerja untuk mematuhi hak dan kewajiban
pengusaha menurut uu no. 13 tahun 2003 sesuai aturan UU Ketenagakerjaan yang memiliki manfaat
bagi keduanya

Anda mungkin juga menyukai