Berbagai bentuk-bentuk badan usaha yang ada dalam menjalankan usaha, salah
satunya merupakan badan usaha berbentuk badan hukum pendidikan untuk
menyelenggarakan pendidikan formal. Dalam pendiriannya usaha bidang
pendidikan harus melalui beberapa tahapan mekanisme dan syarat-syarat agar
usaha pendidikan tersebut menjadi legal dalam pelaksanaannya sehingga
masyarakat dapat mempercayai anak-anaknya untuk menitipkan anaknya untuk di
didik secara formal melewati 3 tahapan yaitu pendirian, pengesahan dan
pengumuman. Belajar dari kasus Yayasan Assadiqqi di daerah Pekanbaru Riau
sangat memprihatinkan dikarenakan yayasan yang sudah bertahun-tahun berdiri
nyatanya yayasan tersebut belum terdaftar sehingga sekolahnyapun tidak berizin
sehingga mempersulit siswa-siswa yang sedang melakukan ujian sehingga hasil
ujiannya tertolak yang juga menyebabkan lulusan - lulusan dari sekolah tersebut
tidak melanjutkan pendidikannya (putus sekolah) ini merupakan bukti nyata
kelalaian para pengelola yayasan yang tidak cermat dalam mendaftarkan
yayasannya agar terdaftar sehingga aktifitas yang dilakukan yayasan tersebut
dianggap ilegal karena tidak memiliki izin untuk menyelenggarakan atau
mendirikan sekolah sekalipun. Maka dari itu, penulisan karya ilmiah ini bertujuan
untuk memaparkan bentuk dan mekanisme dalam mendirikan badan usaha
terutama dalam bidang pendidikan agar menjadi pedoman untuk mendirikan
yayasan yang terintegrasi dengan sekolah sebagai salah satu bidang usaha yang
diajukan untuk kelegalitasan usaha tersebut yang berbentuk sekolah sehingga
mempermudah bagi orang-orang yang tertarik dalam membangun usaha di bidang
pendidikan.
1
2023
1. LATAR BELAKANG
2
2023
Selain yayasan, perkumpulan bisa menjadi bentuk badan hukum bagi lembaga
pendidikan, selama perkumpulan itu disahkan dengan akta notaris. Namun, dasar
hukum dari perkumpulan hanya ada di Staatsblad 1870 No. 64. Sementara,
yayasan memiliki undang-undang tersendiri dalam UU Yayasan. Undang-Undang
No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Sebagaimana Telah Diubah dengan UU No.
28 Tahun 2004
2. KAJIAN TEORI
A. Badan Usaha
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 perubahan atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
4
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002), hlm. 35.
5
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaan di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), hlm. 34.
6
USAHA, L. B. (2022). Bentuk-Bentuk Badan Usaha. Kewirausahaan (E-bisnis dan
Ecommerce), 263.
3
2023
usaha yang berbadan hukum, dan badan usaha yang tidak berbadan hukum.7
Badan usaha yang tidak berbadan hukum terdiri atas tiga, yaitu Persekutuan
Perdata, Firma dan Persekutuan Komanditer. Sedangkan badan usaha yang
berbadan hukum terdiri atas tiga, yaitu Perseroan Terbatas, Yayasan dan
Koperasi.
B. Yayasan
Dalam sistem hukum Common Law, Yayasan dikenal pula sebagai “Charitable
Foundation” yang menurut definisi Black’s Law Dictionary adalah :
Menurut Prof. Drs. S.S.T. Kansil, S.H dan Christine S.T. Kansil, S.H., M.H,
Yayasan adalah suatu badan hukum yang melakukan kegiatan dalam bidang
sosial. Dari beberapa ilustrasi diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa
yayasan merupakan suatu organisasi yang melakukan kegiatan sosial (amal) yang
tidak bertujuan untuk mencari keuntungan.8
Yayasan secara khusus diatur dalam Undang Undang Nomor 28 Tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
Menurut Pasal 1 Undang Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, menentukan bahwa :
“Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.”
Yayasan merupakan suatu badan hukum yang untuk dapat menjadi badan hukum
wajib memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu yang ditentukan oleh Undang
7
Abdul R. Saliman, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Kharisma Putra Utama, Jakarta, hlm.
99
8
Arie Kusumastuti Maria Suhardi, Hukum Yayasan di Indonesia, (Jakarta : Indonesia LegaL Center
Publishing, 2002), hlm. 13-14
4
2023
Undang Yayasan. Adapun kriteria yang ditentukan adalah yayasan terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan, kekayaan yayasan diperunutkkan untuk mencapai
tujuan yayasan, yayasan mempunyai tujuan tertentu dibidang social, keagamaan
dan kemanusiaan, yayasan tidak mempunyai anggota.
i. Sosial (social) ;
Oleh karena sifat-sifat tersebut di atas, maka para anggota Pembina, pengurus dan
pengawas yayasan harus bekerja secara sukarela, yakni tanpa menerima gaji, upah
atau honor tetap, serta tidak boleh bertujuan untuk memperkaya diri para pendiri,
Pembina, pengurus dan pengawas yayasan.10
c) Pertanggungjawaban Yayasan
Yayasan terdiri atas kekayaan yang dipisahkan adalah konsekuensi logis dari
bentuk hukum yayasan sebagai badan hukum, dimana kekayaan suatu badan
hukum itu harus dipisahkan dari kekayaan para pendirinya dan juga dari kekayaan
organ yayasan lainnya. Jadi kekayaan yayasan bukan merupakan kekayaan para
pendiri yayasan dan juga bukan merupakan kekayaan organ yayasan. Akibatnya,
para pendiri yayasan berikut organ yayasan tidak akan mendapat manfaat apapun
dari kekayaan yayasan dan hasil kekayaan dan kegiatan usaha yayasan tersebut.
9
Arie Kusumastuti Maria Suhardi, , Ibid, hlm. 15 dan 16
10
Arie Kusumastuti Maria Suhardi, Ibid, hlm. 15 dan 16
5
2023
Tanggung jawab para pendiri berikut organ yayasan adalah terbatas pada
kekayaan yayasan.11
3. STUDI KASUS
“Solusi terbaiknya ujian Paket A, tapi sekolah ini tidak jelas statusnya,” kata
Kepala Seksi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pekanbaru, Firdaus, saat
ditemui Tempo, di kantor Ombudsman Riau, Rabu, 27 Mei 2015. Menurut
Firdaus, hasil pertemuan antar lembaga yakni Ombudsman, kantor Kementerian
Agama Pekanbaru, dan Yayasan Assadiqqi memberikan solusi agar para murid
dapat mengikuti ujian paket A. Namun persoalannya kata Firdaus, dalam aturan
ujian paket A, murid yang akan didafatarkan ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
untuk mengikuti ujian harus dari lembaga sekolah yang terdaftar dan memiliki
izin. “Sedangkan sekolah ini tidak jelas statusnya,” kata dia. Firdaus mengakui,
ujian paket A merupakan solusi terbaik agar para murid dapat memperoleh ijazah
dan meneruskan ke jenjang SMP. Namun lantaran sekolah tersebut tidak berizin,
tidak dapat dipastikan para murid bisa mengikuti ujian Paket A sesuai aturan
standar legalitas sekolah yang telah ditentukan. Dinas Pendidikan Pekanbaru akan
berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Riau untuk membahas masalah
tersebut. “Kami akan bicarakan dulu ke sentra pelayanan pendidikan di tingkat
provinsi,” katanya. Ketua Ombudsman Riau Ahmad Fitri mengaku bakal
memantau masalah tersebut hingga tuntas. Dia menilai ujian paket A merupakan
solusi terbaik. “Pemerintah menjamin ijazah paket A dapat diakui keabsahannya,
bisa digunakan untuk melanjutkan ke sekolah negeri,” katanya.
Wakil Ketua Yayasan Assadiqqi Ipan Febriawan tidak mau berkomentar banyak
terkait sekolah tidak berizin. “Nanti kita selesaikan semuanya,” ujarnya singkat.
11
Arie Kusumastuti Maria Suhardi, Ibid, hlm. 44
6
2023
Persoalan ini terungkap jelang Ujian Nasional 18-21 Mei 2015. Sebanyak 14
murid kelas VI MI Assidiqqi tidak dilibatkan dalam Ujian Nasional. Sekolah
tersebut ditolak panitia penyelenggara UN lantaran tidak memiliki izin.
Yayasan Assadiqqi telah berdiri sejak 2008 dan telah meluluskan 30 murid: 16
siswa pada 2014 dan 14 murid tahun 2015. Masalah di sekolah tersebut
sebenarnya sudah terjadi sejak tahun lalu. Ke-16 murid lulusan 2014 belum
diberikan ijazah oleh pihak sekolah, sehingga banyak murid ditolak masuk
sekolah menengah pertama negeri. Bahkan ada yang tidak sekolah. Sejauh ini,
belum ada sanksi tegas untuk yayasan Assadiqqi.12
Dari kasus diatas bisa diambil kesimpulan bahwa bahkan sebuah yayasan yang
sudah bertahun-tahun pun masih berpotensi tidak terdaftar secara hukum yang
melegalkan aktifitasnya sehingga menghambat terhadap perkembangan anak didik
dalam menempuh pendidikan. Dan menjadikan anak didiknya malah menjadi
putus sekolah akibat dari kelalaian para pengelola yayasan tersebut.
4. METODE PENELITIAN
Secara Umum Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata
lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat familier dengan sebutan studi pustaka.
12
https://nasional.tempo.co/read/670100/sekolah-tak-berizin-nasib-14-siswa-tak-jelas
13
Danial dan Wasriah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan UPI
7
2023
Dalam sebuah penelitian yang hendak dijalankan, tentu saja seorang peneliti harus
memiliki wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti. 14Jika tidak, maka
dapat dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa penelitian tersebut akan
gagal.
5. PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pendirian Yayasan
Sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
(“UU Yayasan”), di Indonesia tidak ada peraturan perundang-undangan yang
secara khusus mengatur tentang yayasan. Kata yayasan memang terdapat dalam
beberapa pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pasal 365, 899,
900, 1680) dan Rv (Pasal 6 ayat 3, dan pasal 236), namun dalam pasal-pasal
tersebut tidak terdapat definisi ataupun "aturan main" yang jelas tentang yayasan.
Maka yang dijadikan pedoman pendirian adalah UU Yayasan telah diubah oleh
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU 28/2004”).
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. 15 Yayasan mempunyai organ yang
terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas.16 Pada dasarnya ada 3 tahapan
dalam proses pendirian yayasan. Tahapan tersebut ialah:
1. Pendirian
Pendirian yayasan dapat dilakukan oleh satu orang atau lebih ("orang" di sini
dapat berarti perseorangan ataupun badan hukum), dengan memisahkan sebagian
harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal.17 Dasar pendirian yayasan ini
dapat berupa kesepakatan para pendiri yayasan untuk melakukan kegiatan sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan ataupun dapat berdasar kepada suatu surat wasiat. 18
14
Handriani, D. J. (2019). Proses Adaptasi Ikatan Mahasiswa Fakfak Di Kota Bandung (Doctoral
dissertation, Universitas Komputer Indonesia). Hlm. 60
15
Pasal 1 angka 1 UU Yayasan
16
Pasal 2 UU Yayasan
17
Pasal 9 ayat (1) dan Penjelasan Pasal 9 ayat (1) UU Yayasan
18
Pasal 9 ayat (1) jo Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 1 angka 1 UU Yayasan
8
2023
Proses pendiriannya sendiri dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam
bahasa Indonesia,19 kecuali untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau
bersama-sama dengan orang asing akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.20 Dalam hal ini telah diatur dalam Bab V Peraturan Pemerintah
Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan
(“PP Yayasan”) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan (“PP 2/2013”).
Pendirian yayasan langsung dimuat dalam surat wasiat yang bersangkutan dengan
mencantumkan ketentuan anggaran dasar yayasan yang akan didirikan; atau
pendirian yayasan dilaksanakan oleh pelaksana wasiat sebagaimana diperintahkan
dalam surat wasiat oleh pemberi wasiat sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
dan Peraturan Pemerintah ini.
2. Pengesahan
Status badan hukum bagi yayasan baru timbul setelah akta pendirian yayasan
memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.24 Untuk
19
Pasal 9 ayat (2) UU Yayasan
20
Pasal 9 ayat (5) UU Yayasan
21
Pasal 6 ayat (1) PP Yayasan
22
Penjelasan Pasal 6 ayat (1) PP Yayasan
23
Pasal 8 PP Yayasan
24
Pasal 11 ayat (1) UU 28/2004
9
2023
3. Pengumuman
Akta pendirian yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum wajib
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Pengumuman
tersebut dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam jangka
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian
Yayasan disahkan. Pengumuman dikenakan biaya yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.29 Setelah ketiga proses tersebut dijalankan (pendirian,
pengesahan, dan pengumuman), maka yayasan tersebut telah sah didirikan
menjadi suatu badan hukum.
25
Pasal 11 ayat (2) dan (3) UU 28/2004
26
Pasal 12 ayat (2) UU 28/2004
27
Pasal 13 UU Yayasan
28
Pasal 13A UU 28/2004
29
Pasal 24 ayat (1), (2), dan (4) UU 28/2004
10
2023
6. PENUTUP
Berdasarkan dari kajian pustaka diatas bahwa untuk mendirikan suatu usaha di
Bidang pendidikan yang berbentuk usaha yang berbadan hukum yang berupa
Yayasan yang proses awalnya dari akta notaris untuk membagi bidang usahanya
dibidang pendidikan keberlangsungan aktifitas pendidikan yang formal yang
kemudian disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan
diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia sehingga
Lembaga Pendidikan ini sah secara hukum karena berhubungan dengan
keberlanjutan pendidikan peserta anak didik dalam menempuh pendidikannya dan
agar bisa bersaing dengan penyedia penyelenggara pendidikan formal lainnya
dengan penawaran yang lebih menarik tentunya.
REFERENSI
11
2023
12