Anda di halaman 1dari 27

URGENSI ILMU

MUNASABAH DALAM
MEMAHAMI AL-QURAN

Oleh

SILMY HALWANY AJDA HAIFA


PENGERTIAN MUNASABAH

• Menurut bahasa, munasabah berarti persesuaian,


hubungan, atau relevansi, yaitu hubungan persesuaian
antar ayat/surah yang satu dengan ayat/surah yang
sebelumnya atau sesudahnya.

• Menurut istilah, munasabah ialah ilmu untuk mengetahui


alasan-alasan penertiban dari bagian-bagian Al-Qur’an
yang mulia yang menjelaskan segi-segi hubungan antara
beberapa ayat/surah dalam Al-Qur’an
1. Menurut Az-Zarkaysi :
“Munasabah adalah suatu hal yang dapat dipahami.
Tatkala dihadapkan kepada akal, pasti akal itu akan
menerimanya.”

2. Menurut Manna Al-Qaththan :


“ Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa
ungkapan di dalam satu ayat, atau antar ayat pada beberapa
ayat, atau antar surat di dalam al-quran.”
3. Menurut ibn al-‘Arabi :
“ Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat al-quran
sehingga seolah-olah merupakan satu ungkapan yang
mempunyai kesatuan makna dan keteraturan redaksi.
Munasabah merupakan ilmu yang sangat agung”.

4. Menurut al-Biqa’i :
“Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui
alasan-alasan dibalik susunan atau urutan bagian-bagian
al-quran, baik ayat dengan ayat, atau surat dengan
surat.”
MACAM-MACAM MUNASABAH

1. Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya

• As-Suyuthi menyimpulkan, munasabah antar satu surat dengan surat


sebelumnya berfungsi menerangkan atau menyempurnakan
ungkapan pada surat sebelumnya. Sebagai contoh, dalam surat Al-
Fathihah ayat 1 terdapat ungkapan alhamdulillah. Ungkapan ini
berkorelasi dengan Surat Al- Baqarah Ayat 152
ْ ‫اذ ُك ُرونِي َأ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا‬
ِ ‫ش ُك ُروا لِي َواَل تَ ْكفُ ُر‬
‫ون‬ ْ َ‫• ف‬
Artinya: “Karena itu ingatlah kamu kepada-ku niscaya aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-ku”.
• Dan juga Surat Al-Baqarah Ayat 186
ِ ‫َّاع ِإ َذا َد َع‬
‫ان‬ ِ ‫د‬ ‫ال‬ َ ‫ة‬ ‫و‬
َ ‫ع‬
ْ ‫د‬
َ ‫يب‬
ُ ‫ج‬
ِ ‫ُأ‬ ‫يب‬
ٌ ‫ر‬
ِ َ ‫ق‬ ‫ي‬ِّ ‫ن‬‫ِإ‬َ ‫ف‬ ‫ي‬ ِّ ‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ا‬َ ‫ب‬ ‫ع‬
ِ ‫ك‬
َ َ ‫ل‬‫َأ‬ ‫س‬
َ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫• َوِإ‬
‫ون‬
َ ‫ش ُد‬ُ ‫ستَ ِجيبُوا لِي َو ْليُْؤ ِمنُوا ِبي لَ َعلَّهُ ْم يَ ْر‬ ْ َ‫• فَ ْلي‬

Artinya: “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu


tentang aku maka jawablah bahwasanya aku adAlah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila
ia memohon kepadaku maka hendaklah mereka itu
memenuhi segala perintah ku dan hendaklah mereka
beriman kepadaku agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.”
2. Munasabah antar nama surat dan tujuan turunnya

• Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang


menonjol, dan itu tercermin pada namanya masing-
masing, seperti surat Al-Baqoroh (2), surat Yusuf(12), surat
An-Naml(27), surat Al-Jinn(72). Lihatlah firman Alloh surat
Al-Baqoroh (2) 67-71 :
• Dari ayat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa, Allah
membangkitkan orang mati. Dengan perkataan lain, tujuan
surat ini adalah menyangkut kekuasaan Tuhan dihari
kemudian.
3. Munasabah antar bagian suatu ayat

• Munasabah antarbagian surat sering berpola munasabah at-


tadhadat (perlawanan). Contohnya pada surat al hadid ayat 4:
•‫ض‬ِ ‫ش يَ ْعلَ ُم َما يَلِ ُج ِفي اَأْل ْر‬ ِ ‫ستَ َوى َعلَى ا ْل َع ْر‬ ْ ‫ستَّ ِة َأيَّ ٍام ثُ َّم ا‬
ِ ‫ض ِفي‬ َ ‫ت َواَأْل ْر‬ ِ ‫س َما َوا‬ َّ ‫ق ال‬ َ َ‫ُه َو الَّ ِذي َخل‬
‫ون‬َ ُ‫س َما ِء َو َما يَ ْع ُر ُج فِي َها َو ُه َو َم َع ُك ْم َأ ْي َن َما ُك ْنتُ ْم َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َمل‬َّ ‫َو َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َها َو َما يَ ْن ِز ُل ِم َن ال‬
‫صي ٌر‬
ِ َ‫ب‬
Artinya: “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa kemudian dia bersemayam di atas arsy dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang
keluar darinya dan apa yang turun dari langit dan apa yang
naik kepadanya. Dan dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”.
• Antara kata ‫لِ ُج‬OO‫ َي‬masuk dengan kata ‫ ْخ ُر ُج‬OO‫ َي‬keluar, serta kata
‫ ْن ِز ُل‬OO‫ َي‬turun dengan ‫ ُر ُج‬O‫ ْع‬OO‫ َي‬naik terdapat korelasi perlawanan.
Contoh lainnya adalah kata “al-‘adzab” dan ”ar-
rahmah”dan janji baik setelah ancaman. Munasabah
seperti ini dapat dijumpai dalam QS.Al-Baqoroh (2), An-
Nisa (4), dan surat Al-Maidah(5).
4. Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan

Munasabah antar ayat berdampingan ada yang jelas dan ada yang tidak
jelas. Yang jelas menggunakan pola ta’kid(penguat), tafsir (penjelas),
i’tiradh(bantahan), tasydid (penegasan). Dan yang tidak jelas berpola
At-tanzir ( perbandingan ), mudhadat (perlawanan), istitharad
(penjelasan lebih lanjut), dan takhallush( perpindahan)
• Berikut adalah contoh dari ta’kid (penguat) yaitu apabila salah satu
ayat atau bagian ayat memperkuat makna ayat atau bagian ayat yang
terletak di sampingnya.
َ ‫ ا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِم‬.‫يم‬
‫ين‬ ِ ‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح‬
ْ ِ‫• ب‬
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta alam.”
• Ungkapan rabb al amin pada ayat kedua memperkuat kata ar
rahman dan ar rahim pada ayat pertama.
• Munasabah antar ayat menggunakan pola tafsir (penjelas), yaitu
apabila satu ayat atau bagian ayat tertentu ditafsirkan maknanya
oleh ayat atau bagian ayat disampingnya. Contohnya adalah

•‫ب‬ِ ‫ون بِا ْل َغ ْي‬


َ ُ‫ين يُْؤ ِمن‬ َ ‫الَّ ِذ‬. .‫ين‬َ ِ‫ب فِي ِه ُه ًدى لِ ْل ُمتَّق‬ ُ َ‫َذلِ َك ا ْل ِكت‬
َ ‫اب الَ َر ْي‬
َ ُ‫صالَةَ َو ِم َّما َر َز ْقنَا ُه ْم يُ ْنفِق‬
‫ون‬ َّ ‫ون ال‬ َ ‫َويُقِي ُم‬ •
Artinya: “Kitab ( al quran ini) tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman
kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.”
 
• Makna ” muttaqin” pada ayat kedua ditafsirkan oleh ayat ketiga.
Dengan demikian orang yang bertakwa adalah orang yang
mengimani hal-hal yang ghaib, mengerjakan shalat, dst.
• Munasabah antara ayat menggunakan pola i’tiradh (bantahan)
apabila terletak satu kalimat atau lebih tidak ada kedudukannya
dalam i’rab (struktur kalimat ) baik dipertengahan kalimat atau di
antara dua kalimat yang berhubungan maknanya.
• Contohnya adalah firman Allah pada surat an-Nahl ayat 57:
• ‫ون‬ ْ َ‫س ْب َحانَهُ َولَ ُه ْم َما ي‬
َ ‫شتَ ُه‬ ِ ‫ون هَّلِل ِ ا ْلبَنَا‬
ُ ‫ت‬ َ ُ‫َويَ ْج َعل‬
Artinya:
• Dan mereka menetapkan bagi Alloh anak-anak perempuan,
mahasuci Alloh, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan)
apa yang mereka sukai (yaitu anak laki-laki).
• Dan munasabah antar ayat mengunakan pola tasydid apabila
salah satu ayat atau bagian ayat mempertegas arti ayat yang
terletak disampingnya
• Contohnya adalah
‫ين َأ ْن َع ْم َت َعلَ ْي ِه ْم َغ ْي ِر‬ َ ‫ص َرا‬
َ ‫ط الَّ ِذ‬ َ ‫ص َرا‬
ْ ‫ط ا ْل ُم‬
ِ .‫ستَقِي َم‬ ِّ ‫• اِ ْه ِدنَا ال‬
‫ين‬َ ِّ‫ضال‬
َّ ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل ال‬ ِ ‫ضو‬ ُ ‫• ا ْل َم ْغ‬

Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu jalan orang-


orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepadanya bukan
jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan yang sesat.
• Ungkapan O‫ستَقِي َم‬ ْ ‫ط‬
ْ ‫ل ُم‬OO‫ا‬ َ O‫ص َرا‬
ِّ ‫ل‬OO‫ ا‬pada ayat 6 dipertegas oleh
ungkapan ‫ل ِذ َين‬Oَّ O‫طَ ا‬O‫ َرا‬O ‫ص‬...
ِ . antara kedua ungkapan yang saling
memperkuat.
5. Munasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok
ayat di sampingnya

• Dalam surat al baqarah ayat 1-20 misalnya Allah memulai


penjelasannya tentang kebenaran dan fungsi alquran bagi
orang-orang yang bertakwa. Dalam kelompok ayat-ayat
berikutnya dibicarakan tiga kelompok manusia dan sifat-
sifat mereka yang berbeda-beda, yaitu mukmin, kafir, dan
munafik.
6. Munasabah antar fashilah (pemisah) dan isi ayat

• Macam munasabah ini mengandung tujuan-tujuan


tertentu. Diantaranya adalah untuk menguatkan makna
yang terkandung dalam suatu ayat. Misalnya dalam surat
Al-Ahzab ayat 25 :
• ‫ان هَّللا ُ قَ ِويًّا َع ِزي ًزا‬ َ َ‫ين ْالقِت‬
َ ‫ال َو َك‬ َ ِ‫ين َكفَرُوا بِ َغي ِْظ ِه ْم لَ ْم يَنَالُوا َخ ْي ًرا َو َكفَى هَّللا ُ ْال ُمْؤ ِمن‬
َ ‫َو َر َّد هَّللا ُ الَّ ِذ‬
Artinya: “Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu
yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka
tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Alloh
Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
• Dalam ayat ini, Allah menghindarkan orang-orang mukmin
dari peperangan; bukan karena lemah, melainkan karena
Allah Maha kuat dan Maha perkasa. Jadi, adanya fashilah
diantara kedua penggalan ayat diatas dimaksudkan agar
pemahaman terhadap ayat tersebut menjadi lurus dan
sempurna. Tujuan lain dari fashilah adalah memberi
penjelasan tambahan.
• Misalnya dalam surat An-Naml(27) ayat 80:

َ ‫ت بِهَا ِدي ْال ُع ْم ِي َع ْن‬


َ ‫ضاَل لَتِ ِه ْم ِإ ْن تُ ْس ِم ُع ِإاَّل َم ْن يُْؤ ِم ُن بَِآيَاتِنَا فَهُ ْم ُم ْسلِ ُم‬
• ‫ون‬ َ ‫َو َما َأ ْن‬

Artinya: “sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan


orang –orang yang tuli mendengar panggilan, apabila
mereka telah berpaling membelakang.”

• Kalimat “idza wallau mudbirin” merupakan penjelasan


tambahan terhadap makna orang tuli.
7. Munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang
sama

• Tentang munasabah semacam ini, As-Suyuthi telah


mengarang sebuah buku yang berjudul “Marasid Al-
Mathali fi Tanasub Al-Maqoti’ wa Al-Mathali”.
Contohnya adalah QS.Al-Qashash (28) yang bermulia
dengan menjelaskan perjuangan Nabi Musa dalam
berhadapan dengan kekejaman Fir’aun.
8. Munasabah antar-penutup suatu surat dengan awal surat
berikutnya

• Dalam pembukaan suatu surat ada munasabah dengan akhir surat


sebelumnya. Contohnya dalam QS. Al-Hadid ayat 1 :
• ‫ض َوهُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬ِ ْ‫ر‬‫َأْل‬ ‫ا‬‫و‬َ ‫ت‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ا‬ ‫م‬
َ َّ
‫س‬ ‫ال‬ ‫ي‬‫ف‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬
َ ِ ‫هَّلِل‬ ‫َسبَّ َح‬
Artinya: semua yang berada di langit dan yang berda di bumi
bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah
Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”
• Ayat ini bermunasabah dengan akhir surat sebelumnya al waqiah
• ‫ك ْال َع ِظ ِيم‬ َ ِّ‫فَ َسبِّحْ بِاس ِْم َرب‬
Kedudukan Munasabah dalam Tafsir dan
Hubungannya dengan Asbab al-Nuzul
• Ayat-ayat al quran telah tersusun sebaik-baiknya
berdasarkan petunjuk dari Allah SWT, sehingga pengertian
tentang suatu ayat kurang dapat dipahami begitu saja
tanpa mempelajari ayat-ayat sebelumnya. Kelompok ayat
yang satu tidak dapat dipisahkan dengan kelompok ayat
berikutnya. Antara satu ayat dengan ayat sebelum dan
sesudahnya mempunyai hubungan yang erat dan kait-
mengait, merupakan mata rantai yang sambung
menyambung. Hal inilah yang disebut dengan istilah
munasabah ayat
• Asbabun Nuzul sebagaimana telah disebutkan pada
uraian terdahulu membahas ayat dari segi sebab-sebab
turunnya atau latar belakang historisnya, maka munasabah
ayat membahas dari sudut hubungan ayat-ayat satu
dengan yang lain.
• baik asbabun nuzul maupun munasabah ayat sangat membantu
dalam menerangkan makna yang terkandung dalam ayat.
Andaikata satu riwayat bertentangan dengan riwayat lainn
mengenai asbabun nuzul dari ayat yang sama, sebaiknya dipilih
riwayat yang paling shahih. Demikian pula, munasabah dapat
dipergunakan sebaik mungkin bilamana ia tidak meyimpang
dari apa yang telah diterangkan dalam asbabun nuzul.
Urgensi dan Kegunaan Mempelajari Ilmu
Munasabah

• 1. Dapat mengembangkan sementara anggapan orang yang menganggap


bahwa tema-tema Alquran kehilangan relevansi antara satu bagian dengan
bagian lainnya.

• 2. Mengetahui persambungan atau hubungan antara bagian Alquran, baik


antara kalimat-kalimat atau ayat-ayat maupun surat-suratnya yang satu
dengan yang lain, sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan
pengenalan terhadap Alquran dan memperkuat keyakinan terhadap
kewahyuan dan kemukjizatannya.
• 3. Dapat diketahui mutu dan tingkat kebalghahan bahasa
Alquran dan konteks kalimat-kalimatnya yang satu dengan
yang lainnya, serta persesuaian ayat/surat yang satu
dengan yang lainnya.

• 4. Dapat membantu dalam menafsirkan Alquran setelah


diketahui hubungan suatu kalimat atau ayat dengan
kalimat atau ayat dengan yang lain
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai