DIRHAMZAH
KOMPETENSI YANG HENDAK DICAPAI
1. Mengetahui defenisi HADIS secara ETIMOLOGI dan EPISTIMOLOGI.
2. Mengetahui defenisi hadis dari berbagai ULAMA atau AHLI
3. Mengetahui defenisi ILMU HADIS secara etimologi dan epistimologi
4. Membedakan defenisi HADIS dengan ILMU HADIS
5. Mengetahui ISTILAH-ISTILAH LAIN yang sering disamakan dengan
Hadis
6. Membedakan defenisi HADIS, KHABAR, ATSAR dan SUNNAH.
ILMU HADIS
ILMU ? HADIS ?
DEFENISI ILMU (MENURUT BAHASA)
Ulum ; Bentuk jamak dari kata ‘ilm sebagai bentuk verbal-noun dari Bahasa arab dengan
akar kata ‘alima – ya’lamu – ‘ilman yg berarti mendapatkan atau mengetahui sesuatu
dengan jelas atau menjangkau sesuatu dengan keadaan yg sebenarnya. Ulum berasal dari
akar kata huruf-huruf ‘a-l-m yang ‘keunggulan yg menjadikan sesuatu berbeda dengan yg
lainnya, atau sesuatu dengan jelas’. Kata ‘ilm kemudian diartikan ilmu atau pengetahuan.
Disebut dlm al-quran 854 kali.
Dalam Bahasa Indonesia ‘Ilm berarti pengetahuan tentang sesuatu bidang yg disusun
secara bersistem menurut metode tertentu, yg dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dalam bidang pengetahuan.
Istilah ilmu digunakan dalam makna pengetahuan dan pemahaman, juga berarti knowledge
atau science.
DEFENISI HADIS
( ْْح ِدي
◦ Al-HADIS ث
َ )ا لSECARA BAHASA ADALAH MASDAR DARI KATA
“HADATSA” YANG BERMAKNA ;
- Al-Jadid yang berarti sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat
atau waktu yang singkat. Lawan kata dari al-Qadiim (terdahulu).
- Al-Khabar yang berarti “berita”, yaitu sesuatu yang diberitakan,
diperbincangkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
- Al-Qarib yang berarti “dekat”, tidak lama lagi terjadi.
DEFENISI HADIS (SECARA ISTILAH)
◦ Ulama hadis :
Apa yang ditinggalkan oleh Nabi Saw. berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat kepribadian, atau
perjalanan hidupnya baik sebelum maupun sesudah beliau diangkat menjadi Rasul.
◦ Ulama Ushul Hadis :
Apa yang diriwayatkan dari Nabi Saw. berupa perkataan, perbuatan dan taqrir sesudah diangkat menjadi
Nabi.
◦ Ahli Ushul :
Semua perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad Saw. yang berkaitan dengan hukum syara’ dan
ketetapannya.
DEFENISI ILMU HADIS (MENURUT ISTILAH)
◦ IBNU AKFANI :
“Sesuatu ilmu yang dengan dia dapat diketahui macam-macam riwayat, hukum-hukumnya, syarat-syarat
para perawi, sifat-sifat yanh diriwayatkan dan cara-cara memahami makna-maknanya.
◦ ULAM MUTAAKHIRIN :
“Sesuatu ilmu yang dengannya diketahui keadaan-keadaan perawi dan yang diriwayatkannya dari segi
diterima dan ditolaknya.
ISTILAH-ISTIALH LAIN YANG SERING
DISAMAKAN DENGAN HADIS
Adapun ulama hadis yang membedakan pengertian khabar dan hadis berpendapat bahwa hadis
itu berasal dari Nabi Saw., sedangkan khabar berasal dari selainnya, sehingga orang yang tekun
dalam meriwayatkan hadis disebut dengan muhaddis, sedangkan mereka yang tekun dalam
menukilkan peristiwa-peristiwa sejarah atau sejenisnya disebut dengan akhbary.
Ayat-ayat al-Quran menyebut kata hadis tapi bermakna khabar.
◦ QS. Ath-thur : 34
ب
ر
ِّ ِ
ة م عِ
َ َ َ ْ ◦ َواََّما بِن
ْ ك فَ َح ِّد
ࣖث
Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)“ “
ATSAR
Menurut Bahasa lafal Atsar berarti bekas atau sisa sesuatu, juga berarti nukilan atau yang
dinukilkan, bahkan dimaknai oleh ulama sebagai sebuah peninggalan.
Ulama fuqaha berpendapat bahwa asar adalah perkataan ulama salaf, sahabat, tabi’in dan lain-
lain. Ulama Khurasan menyebutkan asar adalah perkataan sahabat. Menurut al-Zarkasyi
menyebutkan bahwa pemakaian istilah asar adalah terhadap hadis mauquf (hadis yang
disandarkan kepada sahabat) dan membolehkan juga pemakaian istilah asar pada hadis marfu’
yaitu hadis yang disandarkan pada Nabi saw.
SUNNAH (Secara Bahasa)
Apabila pengertian tersebut dihubungkan dengan kehidupan Rasulullah Saw. Maka pengertian itu dapat
berwujud “perjalanan atau cara hidup Muhammad yang patut dijadikan sebagai contoh atau teladan yang
dapat diikuti.
Ada yang mengatakan Sunnah itu meliputi seluruh kehidupan Nabi Saw baik sebelum maupun sesudah
dilantik menjadi Nabi dan Rasul. Namun ada juga yang membatasi hanya setelah Nabi Muhammad dilantik
menjadi Nabi dan Rasul.
PERBEDAAN HADIS DENGAN SUNNAH (1)