Anda di halaman 1dari 5

ASAS-ASAS DALAM HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA

Ghani Achmad Barran


200710101166

ABSTRAK
Dalam penulisan ini fokus utamanya pada apa sajakah jenis asas-asas yang ada di dalam peradilan
agama dan bagaimana relevansinya terhadap pelaksanaan hukum acara peradilan agama. Dalam
penerapan hukum materiil yang baik, maka diperlukannya untuk mengetahui asas-asas dari hukum
tersebut, termasuk salah satunya dengan asas-asas yang ada dalam hukum acara peradilan agama.
Oleh karena itu, dalam setiap badan peradilan di Indonesia mempunyai asas-asasnya tersendiri yang
digunakan agar bisa membantu tugas dari hukum materiil ini karena oleh tugas ini dapat dikatakan
dengan sifat dan karakter undang-undang yang lekat dengan keseluruhan rumusan dari setiap pasal-
pasal maupun undang-undang. Bahan-bahan yang diambil dari beberapa rujukan seperti buku, jurnal
ilmiah, artikel dan perundang-undangan yang terkait. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian yang menggunakan pendekatan undang-undang. Metode tersebut bisa diakatakan
akan cocok dengan apa yang akan ditulis karena pembahasan dalam penulisan kali ini akan banyak
membahas dari sisi yudirisinya sehingga metode ini dirasa akan cocok dipakai. Peraturan perundang-
undangan yang akan digunakan adalah perundang-undangan yang memiliki kaitan dengan hukum
acara peradilan agama itu.
Kaca Kunci : Peradilan Agama, Hukum Acara Peradilan Agama, Asas Hukum

PENDAHULUAN which lies at he base of rule of law” yang


A Latar Belakang artinya asas merupakan suatu pikiran yang
Dalam penerapan hukum materiil dirumuskan secara luas yang menjadi
yang baik, maka diperlukannya untuk dasar bagi aturan/kaidah hukum.1 Akan
mengetahui asas-asas dari hukum tersebut, tetapi Oeripan Notohamidjoyo (1975)
termasuk dengan asas-asas yang ada dalam beranggapan jika asas-asas hukum yang
hukum acara peradilan agama. G.W Paton fundamental ini beragam tergantun
memberikan definisi tentang asas yang 1
G.W. Paton, A Textbook of Jurisprudence,
berbunyi “a principle is the broad reason, (Oxford : Oxford University Press, 1969), hlm.
204.
pengertian yang dianut oleh setiap penulis 2. Bagaimana relevansi asas-asas
tersebut.2 Metode yang digunakan dalam tersebut terhadap pelaksanaan
penulisan kali ini adalah metode penelitian hukum acara peradilan agama?
yang merujuk pada pendekatan perundang- C Tujuan Penulisan
undangan. Menurut Peter Mahmud (2011) Tujuan penulisan yang berdasarkan
metode pendekatan perundang-undangan rumusan masalah diatas adalah antara
merupakan sebuah pendekatan yang lain :
dilakukan dengan melihat semua peraturan 1. Untuk mengetahui apa saja jenis
perundang-undangan dam regulasi yang asas-asas yang ada dalam hukum
bersangkut paut dengan isi hukum yang acara peradilan agama.
ditangani.3 Ketika menggunakan metode 2. Untuk Mengetahui bagaimana
pendekatan undang-undang, hal yang perlu relevansinya terhadap pelaksanaan
diperhatikan yaitu mengenai hirarkhi dan hukum acara peradilan agama.
asas-asas yang ada dalam peraturan
perundang-undangan. Dalam penulisan ini PEMBAHASAN DAN ANALISIS
pendekatan perundang-undangan yang A Asas-Asas Dalam Hukum Acara
dimaksud yaitu merujuk kepada Undang- Peradilan Agama
Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Asas-asas yang ada dalam hukum
Peradilan Agama. acara peradilan agama ini pada dasarnya
B Rumusan Masalah mengacu dengan muatan-muatan pasal
Dari latar belakang diatas, dapat yang tercantum pada Undang Nomor 50
ditarik sebuah rumusan masalah yang akan Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.
dibahas dalam penulisan ini seperti : asas-asas yang terdapat pada undang-
1. Apa saja jenis asas-asas yang ada undang tersebut antara lain sebagai
dalam hukum acara peradilan berikut:4
agama? 1. Asas Personalia Keislaman
Asas ini mengandung tentang
bagaimana didalam peradilan agama
terkait tentang bagaimana peran peradilan
2
O. Notohamidjoyo, Demi Keadilan Dan agama itu sendiri terkait dengan perkara-
Kemanusiaan: Beberapa Bab Dari Filsafat Hukum,
perkara tertentu yang menyangkut seperti
(Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1975), hlm. 49.
3
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, 4
Sulaikin Lubis, Hukum Acara Peradilan Agama
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2005), hlm. 59-
hlm. 25-31 74.
perkawinan, kewarisan, wakaf, hibah, Asas ini mengatur bagaimana
shodaqoh dan juga dengan tambahan yang peradilan agama ini menjadi peradilan
merupakan perkembangannya yakni terkait yang dikehendaki oleh masyarakat umum
dengan ekonomi syari’ah. Asas personalia dengan mengacu pada asas tersebut yakni
keislaman ini akan menegaskan bahwa asas sederhana, cepat dan biaya ringan.
orang yang berpekara disana ialah orang Karena pada pelaksanaannya tidak jarang
yang memeluk agama islam, sehingga terjadinya perkara yang berbelit-belit
penganut agama selain islam atau disebut sehingga menyebabkan perkara tersebut
dengan non-islam tidak dapat tunduk dan menjadi berlarut-larut hingga bertahun-
dipaksa kepada lingkungan pengadilan tahun, dan biaya menjadi lebih mahal.
agama. Biaya ringan yang dimaksudkan terkait
2. Asas Kebebasan bagaimana biaya perkara ini
Asas kebebasan adalah tentang disederhanakan sehingga biaya ini dapat
bagaimana peradilan agama memiliki dirasa tidak berat bagi masyarakat umum.
kewenangan untuk melakukan penegakan 5. Asas Terbuka Untuk Umum
hukum yang berdasarkan pancasila dan Dalam asas ini, peradilan agama ini
dapat diberi kebebasan seperti contohnya pelaksanaan sidangnya terbuka untuk
tentang bagaimana peradilan agama yang umum sehingga ketika sidang berlangsung,
bebas dari campur tangan kekuasaan khalayak umum tanpa memandang itu
negara lain, bebas dari paksaan, kebebasan siapa bisa berkunjung untuk sekedar
melaksanakan wewenang peradilan. menghadiri, menyaksikan ataupun
3. Asas Wajib Mendamaikan mendengarkan jalannya persidangan.
Asas ini menegaskan bahwa Karena mengikuti ataupun mendengarkan
peradilan agama ini sejalan dengan konsep jalannya sidang berlangsung ini tidak
Islam yang bernama Ishlah. Sehingga para boleh dihalangi dan dilarang. Biasa hakim
hakim dalam peradilan agama ini dapat akan membacakan diawal jika memang
meresapi fungsi terkait mendamaikan sidangnya dibuka kepada pihak umum
karena seadil-adilnya putusan hakim ini dengan mengatakan kalimat “persidangan
akan jauh lebih baik jika perkara tersebut terbuka untuk umum”. Akan tetapi ada
bisa diselesaikan melalui jalur perdamaian perkara yang memang dilakukan secara
yang sejalan dengan konsep Islam Ishlah tertutup seperti contohnya perkara
ini. perceraian, perkara yang terkait kesusilaan
4. Asas Sederhana, Cepat dan Biaya hingga perkara yang melibatkan anak-
Ringan anak. Hal tersebut dilakukan karena terkait
dengan menjaga kerahasiaan aib para Asas hukum ini mengandung
pihak yang berperkara sehingga masalah bagaimana mereka memuat kriteria nilai
mereka tidak disebarluarkan kepada yang dapat dijadikan pedoman untuk
masyarakat, sehingga hanya hakimlah berperilaku yang sesuai dengan peraturan
yang akan mengetahui perkara tersebut. perundang-undangan yang ada. Asas juga
6. Asas Legalitas dan Persamaan bisa menjadi sebuah jembatan antara
Legalitas disini terkait dengan pembuat peraturan tersebut dengan hakim.
bagaimana hakim bisa berwenang Karena asas hukum sebagai sebuah pikiran
bagaimana bisa menggerakkan jalannya dasar dari aturan yang bersifat umum
peradilan melalui badan peradilan, semua hingga menjadi fundamental dari sebuah
tindakannya dalam rangka menjalankan sistem hukum itu sendiri. Sehingga hukum
fungsi dan kewenangan peradilan sehingga praktis sejatinya perlu berorientasi pada
hakim dilarang menjatuuhkan putusan asas-asas hukum tersebut agar bisa
dengan sesuka atau dengan selera hakim menjadi petunjuk bagi para penegak
itu sendiri. Makna persamaan dalam asas hukum tersebut.
ini merupakan wujud dari bagaimana Para pelaku peradilan agama
seseorang yang datang dipersidangan itu sendiri seyogyanya ketika melakukan
mendapatkan hak dan kedudukan yang praktik dalam berperkara di peradilan
sama tanpa memandang seseorang dari agama haruslah bisa menerapkan asas-asas
jabatan, relasi, maupun harta, sehingga yang sudah ada karena dipandang asas ini
meraka akan diperlakukan sama dimata sebagai dasar-dasar umum bagi hukum
pengadilan. yang berlaku sehingga dapat menjadi
7. Asas Aktif Memberikan Bantuan petunjuk yang benar.
Asas ini membahas tentang
bagaimana hakim hendaknya dapat KESIMPULAN
memberikan bantuan secara aktif kepada Asas dan eksistensinya sebagai
masyarakat sehingga mereka dapat petunjuk hukum praktis atau hukum acara
mewujudkan praktik peradilan yang cepat, ini cukup penting bagi para penegak
sederhana, dan biaya ringan. hukum di wilayah peradilan agama yang
B Hubungan Antara Asas-Asas hendak menjalankan wewenangnya.
Hukum Acara Peradilan Agama Karena asas ini selain bisa menjadi
dengan bagaimana perantara dari pembuat peraturan tersebut
pelaksanaannya dengan penegak hukum, juga menjadi
bersifat umum hingga menjadi
fundamental dari sebuah sistem hukum itu Paton, G.W .(1969). A Textbook of
sendiri. Sehingga hukum praktis sejatinya Jurisprudence, Oxford :
perlu berorientasi pada asas-asas hukum Oxford University Press.
tersebut agar bisa menjadi petunjuk bagi
para penegak hukum dari peradilan agama Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
tersebut. tentang Peradilan Agama.

SARAN
Dalam praktiknya hendaknya para
pennegak hukum diranah lingkungan
peradilan agama ini harus tetap berpegang
teguh kepada apa yang telah ada dalam
asas-asas yang terkait hukum acara
peradilan agama agar penegak hukum ini
bisa memberikan putusan yang sesuai
dengan apa yang telah disampaikan oleh
pembuat undang-undang dan bisa
dijadikan petunjuk yang benar.

DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Sulaikin .(2005). Hukum Acara
Peradilan Agama di Indonesia,
Jakarta : Kencana.
Marzuki, Peter Mahmud. (2011).
Penelitian Hukum,
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Notohamidjoyo, O. (1975). Demi Keadilan
Dan Kemanusiaan: Beberapa
Bab Dari Filsafat Hukum,
Jakarta: BPK. Gunung
Mulia.

Anda mungkin juga menyukai