Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kualitas Pelayanan Hukum adalah salah satu isu yang sangat
krusial dalam masyarakat, baik masyarakat ekonomi tinggi maupun ekonomi lemah.
Hal ini terjadi karena di satu sisi tuntunan masyarakat terhadap perbaikan kualitas
pelayanan dari tahun ke tahun menjadi semakin besar, sedangkan di sisi lain, praktek
penyelenggaraan Pelayanan Hukum tidak mengalami perbaikan yang berarti. Dan
sebagaimana yang diketahui bahwa segala aspek kehidupan manusia (social
phenomena)dalam masyarakat baik dari hal yang sekecilkecilnya sampai pada hal
yang sebesar-besarnya yang pada kenyataannya selalu diatur oleh hukum. Hal ini
berkaitan bahwa Negara Indonesia sebagai Negara Hukum, di mana segala tindakan
setiap warga negaranya dan aparatur pemerintahannya di atur berdasarkan Hukum.
Sebagaimana dinyatakan dengan tegas dalam penjelasan Undang-Undang Dasar
1945.

Advokat sejatinya adalah bagian dari terselenggarannya hukum di Indonesia,


baik dalam arti sistem hukum, pelaksanaan hukum maupun dalam arti pengembangan
sistem hukum di negara ini. Terkait segi pengembangan hukum, advokat memiliki
peranan penting pada aspek ini, hal ini dikarenakan advokat mampu membawa
perubahan pada segi berhukum dengan tidak terikat secara kaku dengan berbagai
peraturan yang mengikatnya.

Sistem pemerintahan Indonesia di mana kekuasaan di suatu negara tidak boleh


dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di
lembaga-lembaga Negara yang berbeda adapun lembaga-lembaga Negara tersebut
diantaranya; legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam penelitian ini yang akan
dibahas yaitu lembaga yudikatif dimana badan yudikatif Indonesia berfungsi
menyelenggarakan kekuasaan kehakiman atau disebut juga dengan aparatur penegak
hukum. Adapun yang terlibat dalam aparatur penegak hukum yakni; Saksi, Polisi,

1
Advokat/ Pengacara, Jaksa, Hakim, dan Petugas sipil pemasyarakatan. Salah satu
aparatur penegak hukum adalah Advokat/ Pengacara yakni orang yang mewakili
masyarakat pencari keadilan untuk menyelesaikan masalahnya yang berkaitan dengan
aparatur hukum lainnya.

Kualitas pelayanan di departemen kehakiman pada dasarnya segala bentuk


aktivitas

yang dilakukan oleh suatu bantuan hukum yang paham dengan prosedur, sistem,
undang-undang serta proses hukum di Pengadilan Negeri, Mahkamah Agung hingga
Mahkamah Konstitusi, bagi para pencari keadilan. Dalam hal ini parapencari keadilan
sangat membutuhkan jasa seorang yang paham akan hukum. Jasa bantuan hukum
tersebut seperti Advokat/ Pengacara yang mewakili masyarakat berperkara dalam
menyelesaikan masalahnya di Pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kualitas pelayanan Pengacara dalam membantu masyarakat berperkara
untuk menyelesaikan masalahnya di Pengadilan Negeri.

Dari uraian di atas, pada makalah ini penulis akan mengangkat permasalahan
mengenai bagaimana pelayanan salah satu kantor hukum di Kota Padang, yaitu
“Alam Law Office”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, masalah yang akan dirumuskan pada makalah ini
antara lain:

1. Apakah yang dimaksud dengan kantor hukum?


2. Layanan hukum apa saja yang disediakan oleh kantor hukum?
3. Bagaimana operasional kantor hukum “Alam Law Office”?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kantor Hukum

Kantor hukum atau yang dikenal juga dengan sebutan Law Firm merupakan
salah satu badan usaha yang terdiri dari beberapa advokat yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan hukum. Bentuk lain dari kantor hukum diantaranya adalah
kantor advokat, kantor pengacara dan lainnya. Tujuan utama dari suatu kantor hukum
adalah untuk memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat baik secara personal
maupun perusahaan dengan menjunjung tinggi kerja sama tim.

Firma (fa) sebagai salah satu bentuk badan usaha secara Yuridis diatur dalam
Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pengertian Firma secara sederhana
dijelaskan dalam Pasal 16 KUHD, yaitu:

“Firma adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan


perusahaan dengan nama bersama”

Keberadaan Firma berdasarkan Pasal 16 KUHD sebagai badan usaha yang


pada dasarnya adalah persekutuan perdata. Firma adalah suatu persekutuan perdata
yang menyelenggarakan atas nama bersama, di mana tiap-tiap anggiota firma yang
tidak dikecualikan satu dengan yang lain dapat mengikatkan firma dengan pihak
ketiga dan mereka masing-masing bertanggungjawab atas seluruh utang firma secara
renteng.

Kantor hukum atau firma memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:


1. Menyelenggarakan perusahaan;

2. Mempunyai nama bersama;

3. Adanya tanggung jawab renteng (tanggung-menanggung); dan

3
4. Pada asasnya tiap-tiap anggota firma dapat mengikatkan firma dengan pihak
ketiga.

Bahwa karakteristik kantor hukum/ firma salah satunya ialah menjalankan


perusahaan, hal ini berarti menjalankan perusahaan merupakan unsur mutlak,
sehingga berdasarkan hal tersebut persekutuan firma harus melaksankan ketentuan-
ketentuan yang diharuskan bagi tiap-tiap perusahaan, Misalnya ketentuan dalam Pasal
6 KUHD, yang mengharuskan tiap orang yang menjalankan perusahaan melakukan
pembukuan.

2.2 Pendirian Kantor Hukum/ Firma

Pendirian Firma diatur di dalam Pasal 22 KUHD yang berbunyi:

“tiap-tiap perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik; akan tetapi ketiadaan
akta yang demikian tidak dapat dikemukakkan untuk merugikan pihak ketiga”

Pendirian Firma apabila melihat dari kalimat pertama ketentuan Pasal tersebut
adalah harus adanya Akta Otentik, akan tetapi apabila melihat kalimat selanjutnya
bahwa akta otentik secara yuridis formal tidak harus dengan akta Otentik. Dengan
kata lain pendirian firma bentuknya bebas, dalam arti dapat didirikan dengan akta
baik akta otentik ataupun dibawah tangan ataupun cukup secara lisan. Namun, dalam
praktek pada umumnya akta didirikan dengan Akta Notaris. Menurut M. Manullang,
dalam persekutuan firma, beberapa sekutu mendirikan firma. Mereka secara bersama-
sama membuat suatu akta resmi atau akta dibawah tangan. Akta tersebut di Amerika
Serikat disebut dengan artichles of co partnership atau artichles of partnership.
Fungsi akta ini adalah sebagai alat bukti jika ada perselisihan antara para pihak, baik

intern maupun ekstern firma.

Berdasarkan siapa yang mendirikannya, law firm terbagi menjadi 2 macam


jenis usaha di bidang huku, yaitu:

1. Solo Law Firm

4
Firma hukum ini didirikan oleh individu atau seseorang saja. Dengan begitu,
seluruh operasional termasuk hak dan kewajiban menjadi tanggung jawab orang
tersebut. Begitu juga dengan pengelolaan keuangan, manajemen, dan pemasaran
kantor hukum tersebut. Secara singkat, seluruh kebutuhan law firm ditanggung
oleh pemiliknya sendiri. Meskipun demikian, pemilik firma hukum dapat
mempekerjakan orang lain jika dibutuhkan

2. Partnership Law Firm

Merupakan firma hukum yang didirikan oleh beberapa orang yang pakar dalam
bidang hukum. Tentu saja beban kerja dan pengelolaan kantor hukum tersebut
ditanggung oleh semua pihak yang terlibat. Karena didirikan bersama, maka
tuntutan kerja dan beban tugas baik manajemen, keuangan dan marketing dibagi
rata. Dengan demikian, partnership law firm menuntut para anggotanya untuk
saling bertoleransi dan terbuka agar aktivitas dan pelayanan perusahaan dapat
berjalan lancar.

2.3 Pelayanan

Konsep pelayanan umum dalam kamus besar bahasa Indonesia (1989)


diartikan sebagai memberikan sesuatu kepada seseorang dalam bentuk jasa. Berkaitan
dengan pelayanan terdapat dua istilah yang perlu diketahui yaitu melayani dan dan
pelayanan. Pengertian melayani ialah “membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
diperlukan seseorang.Sedangkan pengertian pelayanan itu sendiri adalah:

“usaha yang melayani kebutuhan orang lain”.

Definisi selanjutnya yang dimaksud dengan pelayanan umum menurut


Keputusan Menteri Penerapan Aparatur Negara No.63/2003 adalah segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan pusat,
daerah dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan

5
jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penyususnan makalah ini berjenis kualitatif.


Penelitian kualitatif nantinya akan menyajikan hasil dalam bentuk kalimat serta
uraian pembahasan mengenai permasalahan yang dibahsa yaitu pelayanan pada
kantor hukum “Alam Law Office”

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Hukum “Alam Law Office” yang beralamat
di Jl. Sawah Liat No. 36 Nanggalo Padang, Sumatera Barat.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pdaa pembuatan makalah ini dilakukan dengan


cara:

1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlansung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Dalam hal ini,
pihak yang akan diwawancarai oleh Penulis adalah karyawan yang bertugas di
Kantor Hukum “Alam Law Office”
2. Observasi
Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
fenomena-fenomena yang diselidikiObservasi adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukaan melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-
pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran. . Dalam arti yang
luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang

7
dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis akan
mengamati bagaimana pelayanan pada Kantor Hukum “Alam Law Office”
dan kegiatan apa saja yang ada di kantor hukum tersebut.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Profil Singkat Kantor Hukum Alam Law Office

“Alam Law Office” adalah salah satu kantor hukum yang berada di Kota
Padng, tepatnya berloaksi di Jl. Sawah Liat No. 36 Nanggalo Padang, Sumatera
Barat. Kantor hukum ini dipimpin oleh Alam Suryo Laksono, S. H., M.H. kantor
hukum ini memiliki motto:

“GOOD THINGS VISIBLE, BAD THINGS WILL BE DISCOVERED”

4.2 Pelayanan di Kantor Hukum Alam Law Office

Kantor hukum pada umumnya memiliki jenis pelayanan yang sama antar
perusahaan yang satu dengan lainnya. Pelayanan-pelayanan yang disediakan pada
kantor hukum “Alam Law Office” antara lain:

1. Pelayanan Ligitasi dan Non-Ligitasi

Ligitasi merupakan pelayanan jasa ahukum yang dilakukan melalui proses


peradilan. Sedangkan Non-ligitasi adalah pelayanan jasa hukum dengan cara
dilakukan di luar pengadilan, seperti mediasi dan negosiasi.

2. Hukum Pidana dan Perdata

Hukum pidana adalah hukum yang mengatur keseluruhan hukum dalam suatu
negara. Sementara itu, hukum perdata lebih mengatur hubungan antar individu
dalam suatu negara dan seringkali dipengaruhi norma-norma sosial

3. Hukum Lingkungan

Hukum lingkungan berisi seperrangkat aturan yang mengatur pola interaksi


antara manusia dan alam demi tercapainya keseimbangan lingkungan

9
4. Hukum Teknologi dan Informasi

Kemajuan teknologi semakin pesat mendorong diterbitkannya hukum teknologi


dan informasi. Secara umu, hukum teknologi mengatur segala spek-aspek legal
yang berlangsung di internet

5. Perburuhan dan Ketenagakerjaan

Hukum perburuhan merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan


industrial anatara buruh dan pengusaha. Sehingga masing-masing pihak
memahami apa saja yang menjadi kewajiban dan apa saja yang menjadi hak satu
sama lainnya.

10

Anda mungkin juga menyukai