NIM : 447392
Kelas : MAK 40/A
Mata Kuliah : Organisasi dan Lingkungan
Materi : Hukum Indonesia Dalam Lingkungan Bisnis
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Tata Wijayanta, S.H., M.Hum.
A. Hukum di Indonesia
Indonesia merupakan negara hukum yang salah satu tujuannya yaitu untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Dengan 258,7 juta penduduk yang
harus diperhatikan, akan sulit bagi lembaga peradilan untuk memberikan suatu keadilan
pada segenap penduduk yang tersebar hingga ke seluruh pelosok negeri, terlebih lagi
ketika tindak pidana terjadi dengan frekuensi setiap 1 menit 28 detik, hanya sekitar 60%
dari tindak pidana tersebut dapat diselesaikan oleh penegak hukum (BPS, 2017: 34).
Sistem hukum dibagi menjadi dua yaitu Civil Law System dan Common Law
System. Civil law adalah hukum yang berorientasi kepada undang-undang (Codified-
law), sedangkan sistem hukum Common Law berorientasi kepada kasus (case-law).
Indonesia menganut Civil Law System, sedangkan contoh negara yang menggunakan
Common Law System yaitu Inggris. Dalam sistem Common Law, putusan badan
Perbedaan yang biasa dibuat antara kedua sistem yaitu bahwa sistem common
law cenderung berpusat kepada kasus dan berpusat kepada hakim (judge made-law),
sehingga ruang untuk diskresi lebih luas, ad hoc, dan lebih bersifat pragmatis terhadap
masalah tertentu yang diperiksa di pengadilan. Sedangkan sistem civil law cenderung
civil law, kebiasaan-kebiasaan dan yurisprudensi menjadi sumber hukum formal lain
ruang diskresi para hakim dalam civil law. Dalam pengertian ini, sudut pandang para
jurist dalam tradisi civil law, memandang yurisprudensi sebagai suatu bentuk konkrit
penemuan hukum yang kemudian diikuti oleh putusan hakim lain sebagai suatu kaidan
hukum yang bersifat general rules sebagaimana layaknya isi suatu undang-undang
(statue, wet).
civil law melalui jaman penjajahan Belanda, namun belum ada pengertian baku
mengenai apakah yang dimaksud dengan yurisprudensi itu. Ada beberapa pengertian
menyatakan bahwa Yurisprudensi adalah peradilan yang tetap atau hukum peradilan.
hakim atau pengadilan yang tetap dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung sebagai
(constant).
B. Hukum Bisnis
Hukum merupakan salah satu aspek penting dalam suatu negara yang mengatur
dan membatasi segala aspek kehidupan pada suatu negara secara tertulis dan memiliki
sanksi serta hukuman yang jelas bagi pelanggar yang termasuk dalam kategori subjek
hukum. Hukum menurut Wirjono Projodikoro adalah rangkaian peraturan tingkah laku
orang-orang sebagai anggota suatu masyarakat dari bertujuan mengadakan tata tertib
larangan) yang mengatur tata tertib dalam sesuatu masyarakat dan seharusnya ditaati
hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah masyarakat itu.
Menurut Achmad Sanusi, hukum adalah himpunan kaedah yang berisi keharusan
ataupun larangan tentang pengaturan masyarakat yang memang dianut dengan nyata
petunjuk bagi manusia apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dalam masyarakat.
kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus-menerus,
jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam negeri
maupun diluar negeri ataupun antara negara untuk tujuan memperoleh keuntungan.
c. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (Service), yaitu : kegiatan yang menyediakan
jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan. Contoh : Jasa perhotelan,
dan lain-lain.
Hukum bisnis dapat diartikan suatu perangkat hukum yang mengatur tatacara
dan pelaksanaan suatu urusan atau kegiatan perdagangan, industri, ataupun keuangan
yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi maupun
kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para enterpreneur dengan usaha dan
motif tertentu dimana sudah mempertimbangkan segala resiko yang mungkin terjadi.
Rechts adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian-
persetujuan antara pembeli dan penjual tanpa hitam di atas putih dapat dikatakan
sebagai hukum bisnis. Salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi
yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya dalam praktek bisnis agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di
bidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian
Hukum yang berlaku dalam bisnis di Indonesia yaitu beberapa kitab undang-
undang peninggalan Belanda yang masih berlaku yakni Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgelijke wet boek) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wet Boek
Van Koophandle). Selain itu ada banyak aturan terkait bisnis yang belum diakomodasi
dalam KUHD dan harus diketahui sebagai hukum yang berlaku dalam aktivitas bisnis.
Beberapa aturan tersebut adalah aturan terkait perseroan terbatas, kontrak bisnis, pasar
modal, merger dan akuisisi, perkreditan, asuransi, hak atas kekayaan intelektual, dan
aturan lainnya.
dalam aspek kehidupan manusia. Dalam bidang perdagangan, internet juga mulai
banyak di gunakan sebagai media aktivitas bisnis utamanya sebab kontribusinya pada
efisiensi. Aktivitas perdagangan lewat media internet ini juga sangat populer disebut
dengan e-commerce. E-commerce ini juga terbagi atas dua segmen yakni business to
adanya suatu gaya baru dalam sistem perdagangan. Beberapa tahun terakhir
Shopee, Tokopedia, Lazada, hingga online shop yang memakai Facebook atau
handphone sebagai alat pemasarannya. Tidak sedikit orang yang berlomba untuk
meraup keuntungan dan juga pendapatan yang lebih dengan menggunakan teknologi
informasi ini.
Tidak bisa di pungkiri lagi, Online Shop saat ini menjadi salah satu alternatif
yang paling menarik untuk konsumen untuk berbelanja selain berbelanja dengan cara
fisik. Untuk pelaku usaha, online shop ini di anggap menarik sebab tidak membutuhkan
modal yang besar, pasar yang besar sebab internet bisa di akses oleh para konsumen
dari seluruh penjuru dunia dan lainnya. Sedangkan untuk para konsumen, berbelanja di
online shop ini di anggap lebih menarik sebab harga yang ditawarkan biasanya lebih
Akan tetapi dibalik semua kemudahan tersebut, online shop juga masih
permasalahan terkait penipuan, atau barang yang tidak sesuai dengan yang di tawarkan.
Salah seorang pakar internet Indonesia yaitu Budi Raharjo menilai bahwa,
Indonesia mempunyai potensi dan juga prospek yang cukup menjanjikan untuk
e-commerce ini seperti keterbatasan infrastruktur, jaminan keamanan transaksi dan juga
manfaat yang diperoleh memang seringkali harus melewati proses yang cukup panjang.
Keterbukaan dan juga sifat proaktif serta antisipatif adalah alternatif yang bisa
merupakan alternatif terbaik untuk menghadapi fenomena e-commerce sebab mau tidak
mau Indonesia sudah menjadi bagian dari pasar e-commerce global. Walaupun belum
sempurna, semua sarana dan pra-sarana yang tersedia bisa di manfaatkan sambil terus
E-commerce saat ini juga telah banyak di pakai seiring dengan meningkatnya
mengalami peningkatan di tahun 2018 lalu. Berdasarkan hasil studi Polling Indonesia
yang bekerja sama dengan Asosiasi penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),
jumlah pengguna internet di Indonesia tumbuh 10,2 persen. Menurut Sekkjem APJII,
Henri Kasyfi, dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada
sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke internet.
Transaksi Elektronik (UU ITE), kegiatan yang berkaitan dengan e-commerce diatur
2002 terkait Hak Cipta, Undang-undang nomor 15 tahun 2001 terkait Merk, serta
masalah seperti:
4. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi
baik penjual, pembeli atau para pendukung seperti perbankan, internet service
5. Legalitas dokumen catatan elektronik dan juga tanda tangan digital sebagai alat
bukti.
6. Pilihan hukum serta forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) ini memberi dua hal penting
kerangka hukum perikatan dan juga hukum pembuktian, sehingga kepastian hukum
transaksi elektronik ini bisa terjamin dan yang kedua diklasifikasikan tindakan yang
Informasi) disertai dengan sanksi pidananya. Dengan adanya pengakuan pada transaksi
elektronik serta dokumen elektronik maka setidaknya kegiatan e-commerce ini
Di era globalisasi dan juga perdagangan bebas saat ini, banyak sekali
bermunculan berbagai macam produk barang atau pelayanan jasa yang dipasarkan pada
para konsumen, baik lewat promosi, iklan atau penawaran dengan cara langsung.
Apabila anda tidak berhati-hati dalam memilih produk barang atau jasa yang
diinginkan, maka konsumen hanya akan menjadi obyek eksploitasi dari para pelaku
usaha yang tidak bertanggung jawab. Dan tanpa disadari, konsumen menerima begitu
Kehadiran e-commerce ini memberi kemanjaan yang luar biasa terhadap para
konsumen, sebab konsumen tidak perlu keluar rumah untuk berbelanja disamping itu
pilihan barang atau jasapun beragam dengan harga yang relatif jauh lebih murah. Hal
ini menjadi tantangan yang sangat positif dan sekaligus negatif. Dikatakan positif sebab
kondisi tersebut bisa memberi manfaat untuk para konsumen untuk memilih dengan
Walaupun aspek hukum dalam bisnis online dan UU ITE ini sudah memberi
pengaturan terkait permasalahan yang mungkin terjadi dalam perdagangan lewat sistem
online ini, akan tetapi pada kenyataannya permasalahan ini tidak dapat diselesaikan
hanya melalui pengaturan UU ITE ini saja. Sebab sekarang ini, belum ada mekanisme
pengaduan yang mudah untuk pihak yang menderita kerugian. Selain itu, mekanisme
ini dinilai juga kurang cocok bila diterapkan pada sistem pengaduan dalam perdagangan
bisnis online.
Elektronik (UU ITE), pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Kementerian
asas kepentingan nasional. Dalam hal ini, kepentingan nasional tentu saja meliputi
dalam negeri serta penguatan UMKM dan lain sebagainya. Perihal bisnis online,
Undang Undang Perdagangan juga sudah secara spesifik mengatur dalam pasal 65,
sebagai berikut:
Ayat 1
“Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan
menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan data dan/atau informasi
secara lengkap dan benar”
Ayat 2
“Setiap Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan
menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data dan/atau informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Ayat 3
“Penggunaan sistem elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik.”
Ayat 4
“Data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. Identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen dan Pelaku Usaha
Distribusi;
b. Persyaratan teknis barang yang ditawarkan;
c. Persyaratan teknis atau kualifikasi jasa yang ditawarkan;
d. Harga dan cara pembayaran barang dan/atau jasa;
e. Cara penyerahan barang”.
Ayat 5
“Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang melalui sistem
elektronik, orang atau badan usaha yang mengalami sengketa dapat
menyelesaikan sengketa tersebut melalui pengadilan atau melalui mekanisme
penyelesaian sengketa lainnya.
Ayat 6
“Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan
menggunakan sistem elektronik yang tidak menyediakan data dan/atau informasi
secara lengkap dan benar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
berupa pencabutan izin.”
Dari kalimat dalam Pasal 65 Undang Undang Perdagangan diatas, sudah
Dalam ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa setiap bisnis online harus memberikan data
dan informasi secara lengkap dan jelas. Hal ini termasuk dengan status keberadaan
toko, barang yang dijual maupun informasi-informasi lainnya. Tentu saja hal ini untuk
mencegah terjadinya penipuan yang memancing pembeli memberi barang fiktif atau
teknis mengenai barang atau jasa yang ditawarkan juga diwajibkan. Ini diperlukan agar
setiap transaksi yang dilakukan menjadi transparan serta memberikan rasa aman
terhadap pembeli bahwa barang yang dibeli berasal dari penjual maupun distributor
yang sudah legal secara hukum. Dalam hal terjadi sengketa antara penjual maupun
pembeli mengenai transaksi yang dilakukan, disarankan agar kedua belah pihak untuk
manakala kedua belah pihak yang bersengketa sepakat akan hal tersebut.
sanksi berupa pencabutan izin. Namun apabila penjual maupun pembeli melanggar
hukum yang terkait dengan ketentuan lain diluar Undang Undang Perdagangan seperti
penjualan obat-obatan terlarang maupun penipuan atau penggelapan, maka sanksi yang
mengatur tentunya mengikuti ketentuan hukum akan hal yang dilanggar tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2017). Statistik Indonesia 2017 Dalam Infografis.
Bagir Manan. Hukum Positif Indonesia, Satu Kajian Teoritik. Yogyakarta, FH UII Press, 2004
B. Arief Sidharta dari J.A. Pontier, Rechtsvinding, Ars Aequi Libri, Nijmegen, 1995
E.Utrecht & Moh. Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Cetakan Kesepuluh,
Jakarta, 1983
Griffiths, J. (1986). What is Legal Pluralism? Journal of Legal Pluralism & Unofficial Law.
Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonessia, Jakarta : Balai Pustaka,
1994
Wijayanta, Tata. Power Point Lingkungan Bisnis (hukum bisnis). Universitas Gadjah Mada.
INTERNET
https://ukirama.com/en/mengenal-undang-undang-perdagangan-dalam-bisnis-online diakses
https://www.galeridigital.com/bagaimana-sebenarnya-aspek-hukum-dalam-bisnis-online/
https://tekno.kompas.com/read/2019/05/16/03260037/apjii-jumlah-pengguna-internet-di-