1.)
2.)
3. Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-
atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik. Normalisasi sendiri
dilakukan melalui sejumlah langkah. Setiap langkah berhubungan dengan bentuk normal (normal
form) tertentu. Dalam hal ini yang disebut bentuk normal adalah "suatu keadaan relasi yang
dihasilkan oleh penerapan aturan-aturan sederhana yang berhubung- an dengan dependensi
fungsional terhadap relasi tersebut"
normalisasi bertujuan untuk meminimalkan redundansi data. Yang menjadi pertanyaan,
"Mengapa redundansi data perlu diminimalkan?" Alasannya tidak lain karena redundansi data
bisa menimbulkan problem yang disebut dengan anomali.
Keuntungan normalisasi adalah basis data menjadi mudah diakses, data mudah dikelola, dan
meminimalkan tempat penyimpanannya.
Bentuk normal kedua adalah suatu bentuk yang menyaratkan bahwa relasi harus sudah berada
dalam bentuk normal pertama dan tidak mengandung dependensi parsial. Sebagai contoh,
perhatikan relasi PEGAWAI KLIEN pada Gambar 5.11. Adakah dependensi parsial di sana?
Ingat, definisi dependensi parsial telah dibahas Bagian 5.4.2. Gambar 5.12 menunjukkan diagram
dependensi fungsional pada relasi tersebut. Mengingat Nama_Pegawai dan Nama_Klien
bergantung pada bagian dari kunci primer ((No_pegawai, Id_klien)), maka berarti bahwa relasi
tersebut mengandung dependensi parsial.
c. Bentuk Normal Ketiga
Bentuk normal ketiga adalah suatu keadaan yang menyaratkan bahwa relasi harus sudah berada
dalam bentuk normal kedua dan tidak mengandung dependensi transitif.
Untuk menunjukkan dependensi transitif, perhatikan relasi BARANG PEMASOK. Diagram
dependensi fungsionalnya disajikan pada Gambar 5.14. Gambar tersebut menunjukkan adanya
dependensi transitif:
Kode Barang Kode_Pemasok (Nama_Pemasok, Kota)