Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH E-COMMERCE DALAM UU ITE

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata


kuliah ETIKA PROFESI

Dosen Pembimbing:
ASHABUL FADHLI S.H.I., M.H.I

OLEH KELOMPOK 10:

1. EGA SAPUTRA 18101152610260


2. FATHUR REZQI RENLIS 18101152610262
3. RIZKY RAHMADHANI 18101152610284
4. IZZATI FADILA 18101152610644

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FALKUTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya,sehingga makalah ini dapat di selesaikan sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Atas dukungan moral dan materi yang telah diberikan dalam
makalah ini, maka kami ucapkan terima kasih

Makalah ini penulis rangkum dari berbagai sumber ilmu seperti buku dan
internet. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, maka kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kebaikan dimasa mendatang. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca tetutama bagi penulis
sendiri. Amiin.

Terima kasih kepada bapak Ashabul Fadhli, S.H.I, M.H.I selaku dosen
pembimbing HAKI yang telah membimbing dan memberikan bahan untuk makalah
ini.

Padang, 22 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................2


DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB 1 .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN ....................................................................................................4
A. Latar Belakang ...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan Masalah ..............................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................6
PEMBAHASAN .......................................................................................................6
A. Pengertian E-Commerce................................................................................6
B. Jenis E-Commerce ..........................................................................................6
C. Proses Transaksi E-Commerce .....................................................................8
D. Tantangan E-Commerce ..............................................................................10
E. Aturan Hukum E-Commerce Menurut UU ITE .......................................12
BAB III ...................................................................................................................16
PENUTUP ..............................................................................................................16
A. Kesimpulan ...................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya teknologi di zaman modern yang semakin pesat tiap tahunnya,


yang paling dirasakan untuk saat ini adalah perkembangan teknologi dalam bidang
informasi. Salah satu contoh perkembangan teknologi informasi yang paling
mencolok adalah dalam penggunaan internet. Internet merupakan sarana elektronik
yang digunakan untuk berbabagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi
bisnis dan lainnya. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
mendata pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2018
mencapai 171,17 juta pengguna, meningkat cukup drastis di banding tahun 2017
sebanyak 143,26 juta pengguna (APJII, 2018). Berkembangnya pengguna internet
berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat yang berubah karena terpengaruh
perkembangan teknologi tersebut, termasuk salah satunya dalam kegiatan berbisnis.
Sarana bisnis menjadi tanpa batas karena bisa dilakukan secara online dimana saja
dan kapan saja yang kegiatan ini biasanya dinamakan jual beli online. Hal ini tentu
saja menjadi peluang bisnis yang baik bagi beberapa pihak, menjadikan peluang
tersebut dengan membuat toko online sebagai bagian dari e-commerce.

E-commerce merupakan sebuah media online yang digunakan untuk aktifitas


yang berkaitan dengan penjualan, pembelian, dan pemasaran barang atau jasa
(Sulistyawati dan Nursiam, 2019:161). E-commerce melibatkan kegiatan teknologi
internet lainnya seperti transaksi dana elektronik atau yang biasa disebut dengan m-
banking, pertukaran data elektronik, sistem pengumpulan data otomatis, dan sistem
inventori otomatis (Setyoparwati, 2019:111). Semakin banyak masyarakat yang
menggunakan internet, masyarakat akan semakin senang melakukan pembelian
melalui e-commerce, yang artinya dengan meningkatnya pengguna internet maka
seharusnya meningkat juga kegiatan jual beli secara online
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu E-Commerce ?
2. Apa saja jenis E-Commerce ?
3. Bagaimana proses transaksi E-Commerce ?
4. Apa saja tantangan E-Commerce ?
5. Bagaimana aturan hukum E-Commerce menurut UU ITE ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian E-Commerce
2. Agar memahami jenis dari E-Commerce
3. Agar memahami proses transaksi E-Commerce
4. Agar memahami tantangan E—Commerce
5. Untuk mengetahui aturan hukum E-Commerce
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Commerce

E-commerce (Elektronik Commerce) atau dalam bahasa indonesia Perdagangan


Secara Elektronik adalah aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian, pemasaran
produk (barang dan jasa), dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi seperti
internet, televisi, atau jaringan komputer lainnya.

Secara sederhana E-Commerce adalah proses pembelian maupun penjualan


produk secara elektronik. E-Commerce sendiri makin berkembang beberapa tahun
belakangan ini dan secara perlahan menggantikan toko tradisional. Menurut Loudon
pengertian E-Commerce adalah suatu proses transaksi jual beli yang dilakukan oleh
pembeli dan penjual secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain. Dalam
transaksi tersebut menggunakan komputer sebagai perantaranya.

B. Jenis E-Commerce
1. Business to Business (B2B)
Jenis e commerce ini dilakukan oleh orang atau pihak yang saling
berkepentingan. Dimana sebuah perusahaan menjual produk atau jasa kepada
perusahaan lainnya. Pada jenis e-commerce biasanya pembeli memesan barang
dalam jumlah besar.
Maka dari itu jenis ini disebut sebagai business to business karena terjadi hanya
antara perusahaan. Jenis e commerce ini dan contohnya adalah bisnis yang
dilakukan Jubelio termasuk ke dalam jenis B2B karena sebagai platform omni
channel yang bekerja sama dengan perusahaan lainnya seperti produsen barang
bahkan online shop.
2. Business to Consumers (B2C)
Pada jenis e commerce ini mungkin yang paling banyak ditemukan di lingkungan
kita dimana proses transaksi dilakukan oleh produsen untuk menjual barang dan
jasa kepada konsumen secara langsung. Sebenarnya jenis ini sama seperti toko
retail pada umumnya dimana produsen juga dapat menjual produknya secara ecer
tetapi yang membedakannya adalah media yang digunakannya untuk proses
transaksi melalui online. Contohnya Shopee terdiri dari banyak produsen penjual
yang nantinya langsung terhubung dengan konsumennya.
3. Consumer to Consumer (C2C)
Selanjutnya, consumer to consumer pada jenis e commerce ini transaksi
penjualannya dilakukan antara konsumen dengan konsumen lainnya. Nah, biasanya
jenis e commerce ini membutuhkan wadah atau perantara untuk menghubungkan
serta mempertemukan antar konsumen sehingga dapat terjadi transaksi. Banyak
metode pembayaran yang dapat dilakukan misalnya dengan cash on delivery (COD)
Saat ini, telah banyak juga website yang bisa mempertemukan antara penjual
dengan pembelinya misalnya saja kaskus atau OLX. Contoh dari jenis ecommerce
ini adalah OLX website yang salah satu bisa menjual produk barang bekas dari
penjual ke konsumen.
4. Consumer to Business (C2B)
Jenis ini merupakan kebalikan dari business to consumer (B2C), Kenapa? karena
jenis ini transaksi jual beli produk maupun jasa yang dilakukan konsumen kepada
perusahaan. Pada jenis consumer to business seorang individu menawarkan produk
atau jasa ke perusahaan yang membutuhkannya.
Salah satu website C2B adalah freelancer.com dimana pada situs itu dapat
sebagai wadah untuk mempertemukan individu dengan perusahaan yang sedang
membutuhkan jasa freelance atau keahlian lainnya. Dari situ dapat dikatakan contoh
dari jenis e commerce C2B adalah freelance.
5. Online to Offline (O2O)
Saat ini sudah banyak e-commerce dengan jenis Online to Offline (O2O)
misalnya saja seperti gojek ataupun grab yang menggunakan dua saluran yaitu
online dan offline. Dimana produsen akan menemukan konsumen, menarik
konsumen, dan melakukan promosi melalui jaringan online.
Yang nantinya akan diteruskan dengan pembelian barang secara offline di toko.
Sebelumnya melakukan pengambilan barang secara offline di toko, konsumen
melakukan pemesanan barang terlebih dahulu secara online.
6. Consumer to Administration (C2A)
Jenis e commerce consumer to administration hampir sama dengan customer to
business (C2B) tapi yang membedakannya adalah dilakukan dengan pemerintah.
Jadi, consumer to administration (C2A) merupakan proses transaksi jual beli
elektronik yang dilakukan antara individu perseorangan dengan pemerintah.
Pada Jenis ini contoh e-commerce C2A jarang ditemui dalam bentuk barang
biasanya yang ditemukan hanya bentuk jasa. Tujuan bisnis ini sama-sama untuk
meningkatkan efisiensi terhadap layanan pemerintah ataupun individu dengan
menggunakan teknologi.
7. Business to Public Administration (B2A)
Business to Public Administration merupakan jenis e-commerce yang menjual
produk maupun jasa kepada lembaga pemerintahan. Jadi, pihak perusahaan akan
menawarkan berbagai jenis produk ataupun jasanya ke pemerintah dan biasanya
dilakukan dengan melakukan tender. Misalnya aplikasi Qlue yang memiliki fungsi
untuk membantu kinerja perusahaan dan lembaga pemerintah dalam sistem
administrasi.

C. Proses Transaksi E-Commerce

Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang atau


jasa melalui internet) dengan e-customer (pihak yang membeli barang atau jasa
melalui internet) yang terjadi di dunia maya atau di internet pada umumnya
berlangsung secara paperless transaction, sedangkan dokumen yang digunakan
dalam transaksi tersebut bukanlah paper document, melainkan dokumen elektronik
(digital document).

Kontrak online dalam e-commerce menurut Santiago Cavanillas dan A.


Martines Nadal memiliki banyak tipe dan variasi yaitu :

1. Chatting dan Video Conference


Alat komunikasi yang disediakan oleh internet yang biasa digunakan untuk
dialog interaktif secara langsung. Dengan chatting seseorang dapat berkomunikasi
secara langsung dengan orang lain persis seperti telepon, hanya saja komunikasi
lewat chatting ini adalah tulisan atau pernyataan yang terbaca pada komputer
masing-masing.Sesuai dengan namanya, video conference adalah alat untuk
berbicara dengan beberapa pihak dengan melihat gambar dan mendengar suara
secara langsung pihak yang dihubungi dengan alat ini. Dengan demikian melakukan
kontrak dengan menggunakan jasa chatting dan video conference ini dapat
dilakukan secara langsung antara beberapa pihak dengan menggunakan sarana
komputer atau monitor televisi.

2. Kontak melalui E-Mail


Melalui e-mail adalah salah satu kontrak on-line yang sangat populer karena
pengguna e-mail saat ini sangat banyak dan mendunia dengan biaya yang sangat
murah dan waktu yang efisien. Untuk memperoleh alamat e-mail dapat dilakukan
dengan cara mendaftarkan diri kepada penyedia layanan e-mail gratis atau dengan
mendaftarkan diri sebagai subscriber pada server atau ISP tertentu.Kontrak e-mail
dapat berupa penawaran yang dikirimkan kepada seseorang atau kepada banyak
orang yang tergabung dalam sebuah mailing list, serta penerimaan dan
pemberitahuan penerimaan yang seluruhnya dikirimkan melalui e-mail. Di samping
itu kontrak e-mail dapat dilakukan dengan penawaran barangnya diberikan melalui
situs web yang memposting penawarannya, sedangkan penerimaannya dilakukan
melalui e-mail.

3. Kontrak melalui web atau situs


Kontrak melalui web dapat dilakukan dengan cara situs web seorang supplier
(baik yang berlokasi di server supplier maupun diletakkan pada server pihak ketiga)
memiliki diskripsi produk atau jasa dan satu seri halaman yang bersifat self-
contraction, yaitu dapat digunakan untuk membuat kontrak sendiri, yang
memungkinkan pengunjung web untuk memesan produk atau jasa tersebut.

Beberapa tahapan dalam proses transaksi/pembelian melalui e-commece


diantaranya :

1. Konsumen memesan barang atau jasa melalui e-commerce


2. E-commerce mengkonfirmasi bahwa ada rencana pemesanan barang atau jasa
3. Konsumen melakukan transfer pembayaran ataupun COD jika memang bisa
4. E-commerce memberikan konfirmasi dan perintah untuk pesanan
5. Untuk produk online yang berupa software, pembeli diizinkan untuk
mendownload-nya
6. Untuk pembelian jasa, supplier menyediakan untuk melayani konsumen sesuai
dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian.
7. Untuk produk yang berwujud fisik, pengiriman barang dilakukan sampai di
rumah konsumen

Untuk masalah pembayaran, ada beberapa metode yang sering digunakan dalam E-
Commerce, yaitu :

1. Pembayaran Elektronik
Pembayaran dengan metode ini menggunakan internet banking, kartu
kredit/debit, atau dengan uang digital yang sudah beredar seperti Go-Pay, Ovo, Link
aja, Dana, Dan lainnya.

2. Pembayaran Cash On Delivery ( COD )


Transaksi pembayaran dengan metode ini dilakukan secara langsung. Jadi
Penjual dan Pembeli akan bertemu sesuai dengan kesepakatan ( bisa juga dengan
bantuan perantara kurir ), setelah menerima barang, pembeli membayarkan uang
secara tunai kepada pihak Penjual. Pembayaran menggunakan metode ini juga dapat
meminimalisir terhadap penipuan secara online.

3. Pembayaran lewat Transfer


Pihak pembeli akan mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening penjual.
setelah membayar, barang baru akan dikirim oleh penjual melalui jasa pengiriman.

D. Tantangan E-Commerce

Berbagai Tantangan E-Commerce antara lain :

1. Model bisnis, perusahaan harus mengetahui terleih dahulu bisnis apa yang akan
dijual, apakah makanan, fasion atau style kecantikan
2. Perilaku konsumen, konsumen saat ini menuntut layanan yang dikhususkan
untuk mereka seiring kebutuhan yang terus bertambah
3. Kepercayaan konsumen, Banyak konsumen yang masih kurang mempercayai
situs-situs e-commerce. Selain tentang keamanan dari berbelanja online yang
tidak mereka percayai namun juga merchant nya. Kebanyakan konsumen takut
ditipu terutama karena kurangnya kredibilitas/reputasi yang diberikan oleh pasar
e-commerce yang kemudian semakin memperburuk keadaan.
4. Logistik, biaya pengiriman bisa sangat tinggi dari dan ke daerah tertentu,
terutama di daerah di mana infrastruktur masih sangat buruk dan tidak dapat
diakses dengan mudah.
5. Keamanan data, privasi data pelanggan harus dijaga oleh setiap pelaku
ecommerce. Penerapan teknologi canggih untuk melindungi data pelanggan
sangat penting dan harus menjadi salah satu prioritas utama setiap e-commerce
dalam operasional mereka
6. Sistem pembayaran, peran sistem pembayaran online akan menjadi signifikan di
masa depan untuk menumbuhkan industri e-commerce. E-commerce perlu
menyesuaikan sistem pembayaran yang paling nyaman dan dapat diakses
konsumen.
7. Penipuan, banyak sekali penipuan yang sering terjadi mengatas namakan
perusahaan tersebut, yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan
konsumen.
8. Keterbatasan SDM, yang mengakibatkan keterlambatan pasokan dan kegagalan
perusahaan dalam mengelola e-commerce-nya
9. Persaingan dengan Kompetitor, dengan semakin banyaknya penggiat
ECommerce, jangan heran jika akan semakin banyak orang yang menawarkan
produk atau jasa yang serupa. Itulah yang akan menjadi salah satu tantangan
dalam bisnis e-commerce yang harus dihadapi. Agar dapat menang dari
kompetitor, Anda memerlukan strategi pemasaran yang kreatif. Anda bisa
menggunakan bahasa yang akrab dan menarik, namun tetap berfokus pada
produk yang dijual.
E. Aturan Hukum E-Commerce Menurut UU ITE

Dasar hukum e-commerce di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 19


Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU ITE ini bagi transaksi e–
commerce adalah untuk :

1. Pengakuan transaksi, informasi, dokumen dan tanda tangan elektronik dalam


kerangka hukum perikatan dan hukum pembuktian, sehingga kepastian hukum
transaksi elektronik terjamin.
2. Diklasifikasikannya tindakan-tindakan yang termasuk kualifikasi pelanggaran
hukum terkait penyalahgunaan teknologi informasi disertai dengan sanksi
pidananya.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen


(UUPK). Dalam UUPK mengatur mengenai hak dan kewajiban konsumen,
diantaranya Pasal 4, Hak-Hak Konsumen :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi


barang dan/atau jasa
2. Hak untuk memilih serta mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.

Pasal 5, Kewajiban-Kewajiban Konsumen :


1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut.

Menurut ketentuan Pasal 8 angka 1 Undang-Undang Perlindungan Konsumen,


pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau
jasa yang:

1. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut;
3. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya;
4. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau
jasa tersebut;
5. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,
mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau
keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
6. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,
iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;
7. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;
8. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan
―halal‖ yang dicantumkan dalam label;
9. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama
barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal
pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan
lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus di pasang/dibuat;
10. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam
bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kemudian pada Pasal 10 Undang-Undang Perlindungan Konsumen ditentukan


bahwa pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau
membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai:

1. Harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa;


2. Kegunaan suatu barang dan/atau jasa;
3. Kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang dan/atau
jasa;
4. Tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan;
5. Bahaya penggunaan barang dan/atau jasa.

Kebijakan hukum pidana terhadap konsumen dalam transaksi jual beli online
(e-commerce)telah diatur secara jelas di dalam Undang –Undang No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. KUHP tetap dipakai oleh aparat
penegak hukum untuk menyelesaikan kasus cybercrime.Selain itu, juga telah diatur
dalam Undang –Undang Perlindungan Konsumen karena sebagian besar korban
transaksi elektronik merupakan konsumen onlineshop, yang mana transaksi
sebagian besar dilakukan dengan cara transaksi online.

Dalam hal pelaku usaha atau penjual ternyata menggunakan identitas palsu atau
melakukan tipu muslihat dalam jual beli online, maka ia dapat juga dipidana
berdasarkan Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (―KUHP‖) dan Pasal
28 ayat (1) UU ITE.

Pasal 378 KUHP berbunyi:

―Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang


lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang
maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara
paling lama 4 tahun.‖

Pasal 28 ayat (1) UU ITE berbunyi:

―Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.‖

Terhadap pelanggaran Pasal 28 ayat (1) UU ITE ini diancam pidana dalam Pasal
45A ayat (1) UU 19/2016, yakni:

―Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar.‖
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perdagangan elektronik (electronic commerce atau e-commerce) adalah


penyebaran, penjualan, pembelian, serta pemasaran barang dan jasa yang
mengandalkan sistem elektronik, seperti internet, TV, atau jaringan komputer yang
lainnya. Dalam pembuatan e-commerce penulis mengunakan jenis ecommerce
(B2C) Business-to-Consumer adalah jenis e-commerce yang melibatkan pelaku
bisnis dan konsumen. Keuntungan mengunakan e-commerce adalah Tidak Ada
Batasan Geografis, harga yang relatif lebih murah, Memudahkan Pencarian bagi
Pelanggan, Menghemat Waktu 24 jam, dan yang pasti potensi pasar yang besar.

Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa :

1. Dengan berkembangnya teknologi masa kini maka kita sebagai masyarakat


harus bisa menyeimbangi perkembangan nya agar tidak ketinggalan informasi.
2. Dengan adanya e-commerce penjualan dan pemasaran dapat di lakukan dimana
pun dan kapan pun. Dengan memanfaatkan media sosial dapat menambah
penjualan dan pemasaran produk.
3. Dengan penerapan menggunakan e-commerce, pada usaha kerajianan tangan ini
dapat berdampak pada penjualan produk yang meningkat lewat penjualan online
maupun offline dan pembeli sangat dimudahkan dalam membeli karena tidak
perlu lagi datang ke toko langsung dan hanya menunggu pesanan diantar oleh
penjual.
4. Dengan adanya aturan hukum E-Commerce, kepercayaan pelanggan terhadap
suatu situs e-commerce akan meningkat karena hak dan kewajiban pelanggan
telah diatur dalam UU ITE. Selain itu sanksi hukum juga akan diterapkan bagi
yang melanggar UU tersebut
B. Saran

Penulis menyadari tentang penyusunan makalah, tentu masih banyak kesalahan


dan kekurangan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap
para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yan membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Untuk memaksimalkan penguasaan terhadap e-commerce dan media sosial


sedikit pengetahuan tentang prinsip dasar karakteristik akan sangat membantu.
Penulis sangat berharap dengan adanya media sosial yang telah di buat oleh penulis
agar kedepan nya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baik nya dan juga dapat
menambah pemasukan kerajinan tangan kotak tisu dan tempat minuman gelas ini
bisa bertambah dan juga dapat berkembang pesat secara perlahan. Selain
mendapatkan keuntungan lewat penjualan online melalui media sosial seperti,
instagram, grup facebook, dan WhatsApp baik penjual dan pembeli dapat
berinteraksi secara online sehingga lebih aman dan juga nyaman pada masa
Pandemi Covid-19, sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran covid-19
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.stei.ac.id/1978/2/BAB%201.pdf https://jubelio.com/2021/apa-itu-e-

commerce-pengertian-dan-jenis-ecommerce/

https://idcloudhost.com/pengertian-e-commerce-dan-contohnya-komponen-jenis-
danmanfaat-e-commerce/ https://www.buleipotan.com/2010/12/e-commerce.html

https://fe.unars.ac.id/index.php/2017/11/02/berkembanganya-proses-
transaksiecommerce-indonesia/

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1744390003/02TUGAS%20PERTEMUA
N%202%20E-COMMERCE%20BU%20DIAN%20ESSAY.pdf

https://bisnis.tempo.co/read/1404212/4-tantangan-e-commerce-menurut-ceo-

lazadagroup-keamanan-data-hingga-logistik?page_num=2

https://accesstrade.co.id/memulai-bisnis-e-commerce-1321
https://www.jurnalhukum.com/perbuatan-yang-dilarang-bagi-pelaku-usaha/

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt50bf69280b1ee/perlindungankon

sumen-dala-e-commerce/

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/article/view/13361/12918

http://repo.darmajaya.ac.id/3355/6/BAB%20III.pdf
LEMBAR PERTANYAAN (Maksimal 4 pertanyaan):

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Business to Consumers (B2C) beserta


contohnya !
2. Jelaskan macam-macam metode pembayaran dalam E-Commerce dan metode
manakah menurut anda yang paling banyak diminati ?
3. Jika anda berencana membangun bisnis terkait E-Commerce, tantangan apa yang
mungkin anda hadapi ?
4. Jelaskan hak dan kewajiban konsumen serta pelaku usaha sesuai dengan aturan
UU perlindungan konsumen?

CATATAN:

Pertanyaan di atas dijawab dan dikerjakan oleh seluruh mahasiswa KECUALI


anggota kelompok yang menyajikan makalah. Tugas dikerjakan dengan ditulis
tangan di kertas double folio. Kemudian di foto/scan dan dijadikan dalam bentuk
PDF. Lalu dikumpulkan pada LINK yang akan dikirmkan oleh dosen di WAG.

Anda mungkin juga menyukai