Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE

DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Menempuh Gelar


Sarjana Hukum

Oleh :

NAMA : GENESIA FEBRIANI SIMANUNGKALIT


NPM : 20181060
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

SEKOLAH TINGGI HUKUM INDONESIA


JAKARTA
2022

1
STHI
SEKOLAH TINGGI HUKUM INDONESIA
JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL


UNTUK DIAJUKAN DALAM PENELITIAN

PROPOSAL

ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE DITINJAU DARI


ASPEK HUKUM PERDATA

OLEH :

NAMA : GENESIA FEBRIANI SIMANUNGKALIT


NPM : 20181060
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

JAKARTA, AGUSTUS 2022

PEMBIMBING PENULIS

(.………………..………….) (…………………………..)

2
STHI
SEKOLAH TINGGI HUKUM INDONESIA
JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL


UNTUK DIAJUKAN DALAM PENELITIAN

PROPOSAL

ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE DITINJAU DARI


ASPEK HUKUM PERDATA

OLEH :

NAMA : GENESIA FEBRIANI SIMANUNGKALIT


NPM : 20181060
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

JAKARTA, AGUSTUS 2022


DOSEN PEMBIMBING

(.…………………………………………………..)

3
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL…………………………………………………………..

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………….….

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Permasalahan………………………………..

I.2. Pokok Permasalahan.………………………………………….

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………

I.4. Metode Penelitian……………………………………………..

I.5 Sistematika Penulisan………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Permasalahan

Aplikasi internet saat ini telah memasuki berbagai segmen aktivitas manusia, baik
dalam sektor politik, sosial, budaya, maupun ekonomi dan bisnis. Dari seluruh aspek
kehidupan manusia tersebut, sektor bisnis dan perdagangan merupakan sektor yang
paling cepat tumbuh. Penggunaan internet sebagai media perdagangan terus meningkat
dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena berbagai manfaat yang didapat oleh
perusahaan maupun konsumen dengan melakukan transaksi melalui internet. Aktivitas
perdagangan melalui media internet saat ini lebih populer dengan electronic commerce
(e-commerce). Perdagangan melalui media internet (e-commerce) sejatinya merupakan
dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Kenyataan saat ini
bahwa internet dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan
ekonomi, baik secara mikro maupun makro (Yahya Ahmad Zein, 2009: 3). Hal ini
disebabkan karena sistem perdagangan modern ini relatif masih baru dan pangsa
pasarnya masih luas.
Di Indonesia telah mulai penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu ecommerce
atau yang lebih dikenal dengan E-Commerce. E-commerce pada dasarnya merupakan
suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan
media internet. E-commerce tidak hanya memberikan kemudahan bagi konsumen, namun
perkembangan ini memudahkan produsen dalam memasarkan produk yang berpengaruh
pada penghematan biaya dan waktu.
Pelaksanaan jual beli secara online dalam prakteknya menimbulkan beberapa
permasalahan misalnya pembeli yang seharusnya bertanggung jawab untuk membayar
sejumlah harga dari produk jasa yang dibelinya tapi tidak melakukan pembayaran. Bagi
pihak yang tidak melakukan tanggung jawab sesuai dengan perjanjian yang disepakati
dapat digugat oleh pihak yang merasa dirugikan untuk mendapat ganti rugi. Pentingnya
permasalahan hukum di bidang E-commerce adalah terutama dalam memberikan
perlindungan terhadap para pihak yang melakukan transaksi internet.
5
Sistem perdagangan dengan memanfaatkan sarana internet, yang selanjutnya
disebut e-commerce telah mengubah wajah bisnis di Indonesia. Melalui internet
mayarakat memiliki ruang gerak yang lebih luas dalam memilih produk (barang dan
jasa) yang akan dipergunakan tentunya dengan berbagai kualitas dan kuantitas sesuai
dengan yang diinginkan (Dikdik M. Arif Mansur & Elisatris Gultom, 2005:144).
Internet telah memberikan banyak manfaat kemudahan dalam berkomunikasi secara
global tanpa batasan geografis antar negara termasuk melakukan transaksi bisnis
antar negara (fungsi efisiensi).
Oleh karena itu pada tahun 2008 indonesia mengeluarkan peraturan khusus yang
mengatur transaksi internet yaitu Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi
dan transaksi elektronik atau disingkat UU ITE. Kontrak elektronik juga harus memiliki
kekuatan hukum yang sama dengan kontrak konvensional, dimana mengikat para pihak
sebagaimana pasal 18 ayat 1 UU ITE yang menyebutkan bahwa “transaksi elektronik yang
dituangkan ke dalam kontrak elektronik mengikat para pihak”. Ada juga permasalahan
apabila jika dilihat dari sistim hukum perdata, dimana sahnya jual beli melalui internet
masih belum dapat dikatakan sah dalam salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu
kecakapan para pihak dalam melakukan transaksi jual beli. Karena dalam jual beli online
seseorang tidak tahu apakah orang tersebut sudah cakap hukum seperti yang diatur dalam
pasal 1320 KUHPerdata. Peraturan hukum perjanjian yang dipakai Indonesia merupakan
ketentuan yang bersumber pada buku ketiga (KUHPerdata) mengenai Perikatan.
Berdasarkan Pasal 1233 KUHPerdata dinyatakan perikatan muncul dari perjanjian serta
UU, dengan demikian perjanjian serta UU itu adalah sumber dari perikatan.
Sedangkan Perjanjian itu ketentuannya ada di Pasal 1313 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, yakni :

“Perjanjian merupakan tindakan dimana satu pihak ataupun lebih mengikatkan


diri kepada satu pihak lain ataupun lebih”.
Dalam pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menerangkan bahwa
jual beli merupakan persetujuan dimana orang yang satu mengikatkan diri guna
memberikan kebendaan serta seseorang yang lain guna melunasi harga yang sudah
dijanjikan. Esensi dari definisi tersebut penyerahan benda dan pembayaran harga.
Yahya Harahap menjelaskan bahwa : Suatu Perjanjian memiliki definisi “Perbuatan
hukum mengenai harta kebendaan diantara dua orang ataupun lebih, yang menimbulkan
suatu hak terhadap salah satu orang guna mendapatkan suatu prestasi serta memberikan

6
kewajiban kepada pihak lain guna menunaikan prestasi.
Asas yang menjadi landasan hukum perjanjian yaitu asas kebebasan berkontrak.
Sesuai isi pasal 1338 jo. pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan
bahwa asas kebebasan berkontrak merupakan semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku terhadap setiap orang yang membuatnya serta telah mengikat para pihak.
Dengan adanya hal itu, pelaku usaha dan konsumen yang melakukan perjanjian
diperbolehkan guna membuat kesepakatan yang dapat menciptakan kewajiban apapun,
selama prestasi yang harus dilaksanakan itu, tidak melanggar ketentuan didalam
Undang-undang.
Salah satu produk inovasi tekhnologi telekomunikasi yaitu internet merupakan
sebuah koneksi antar jaringan komputer. Internet yaitu media informasi serta
komunikasi elektronik sudah banyak dimanfaatkan guna berbagai aktivitas, diantaranya
guna menjelajah (browsing), komunikasi melalui situs jaringan sosial, melakukan kirim
pesan melalui email, mencari data maupun berita, serta dapat juga melakukan
perdagangan melalui media internet. Peristiwa perdagangan menggunakan koneksi
internet sering disebut electronic commerce, ataupun biasa disebut online.

Tujuan utama adanya perkembangan teknologi yaitu mempermudah aktifitas serta


kegiatan manusia. Keberadaan internet merupakan salah satu perkembangan dalam
bidang teknologi yang bekembang sangat maju serta memiliki beberapa aspek,
diantaranya yaitu pemenuhan kebutuhan yang dilaksanakan menggunakan transaksi
perdagangan. Perkembangan keberadaan internet merubah konsep perdagangan dimana
proses jual beli bisa dilaksanakan diantara penjual serta pembeli tanpa bertatap muka
dengan langsung antara kedua belah pihak.
Perkembangan internet yang makin maju adalah salah satu faktor pendorong
berkembangnya e-commerce. Jual beli adalah suatu perjanjian dimana ketentuan
peraturannya ada di KUHPerdata, sedangkan e-commerce itu sendiri pada intinya
adalah suatu jenis perdagangan yang sering dikatakan sebagai perdagangan modern
yang menggunakan suatu teknologi seperti jaringan internet sebagai media dalam
menjalankan perdagangan. Suatu kehendak antara pelaku usaha dan konsumen yang
diwujudkan melalui kesepakatan adalah suatu dasar mengikatnya kontrak, suatu
kehendak tersebut bisa dituangkan dengan beberapa cara baik secara lisan maupun
secara tertulis serta mengikat pelaku usaha dan konsumen dengan semua akibat
hukumnya.
Berdasarkan kajian tersebut yang akan diteliti adalah yang berkaitan dengan relevansi
7
peraturan perundang-undangan yang sudah ada dengan kebutuhan akan peraturan dalam
transaksi jual beli melalui internet. Untuk itu diambil judul “ANALISIS YURIDIS
PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE DITINJAU DARI ASPEK HUKUM
PERDATA”.

I.2. Pokok Permasalahan


Dibalik segala kelebihan yang ditawarkan dalam konsep perdagangan secara
elektronik, terdapat juga kelemahan yang sering dijumpai. Dalam pergaulan di
masyarakat apalagi menyangkut transaksi bisnis yang menggunakan e-commerce, pasti
tidak akan bisa sama sekali untuk tidak berhadapan dengan persoalan. Persoalan
dalam transaksi bisnis yang menggunakan e-commerce itu dapat disebabkan oleh
adanya prestasi yang tidak terlaksana karena debitur, dan bukan karena debitur. Di
dalam suatu perjanjian, tidak terkecuali perjanjian jual beli ada kemungkinan salah satu
pihak tidak melaksanakan perjanjian yang mereka perbuat, maka dikatakan bahwa
pihak tersebut wanprestasi karena debitur. Artinya debitur tidak memenuhi prestasi
yang diperjanjikan dalam perjanjian karena kesengajaan atau kelalaian, baik berkaitan
dengan tidak memenuhi prestasi, memenuhi prestasi tapi tidak sesuai dengan yang
diharapkan atau salah memenuhi prestasi, dan terlambat dalam memenuhi prestasi.
Prestasi yang tidak terlaksana bukan karena debitur dapat disebabkan keadaan
memaksa atau overmacht. Menurut Wirjono Prodjodikoro keadaan memaksa dalam
hukum adalah keadaan yang menyebabkan bahwa suatu hak atau suatu kewajiban dalam
suatu perhubungan hukum tidak dapat dilaksanakan, contohnya bencana alam seperti
banjir, badai, gunung meletus, tanah longsor, lalu terjadinya peperangan, dan lain-lain
yang menyebabkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan prestasi (Wirjono
Prodjodikoro,1999:8). Menurut Setiawan Overmacht adalah suatu keadaan yang terjadi
setelah dibuatnya persetujuan yang menghalangi debitur untuk memenuhi prestasinya,
dimana debitur tidak dapat dipersalahkan dan tidak harus menanggung risiko serta tidak
dapat menduga pada waktu persetujuan dibuat (Setiawan, 1977:27).
Transaksi jual beli dengan internet, sering timbul adanya kecuragan. Kecurangan itu
menyangkut keberadaan objek yang dipesan, harga barang, pelaku usaha serta
pembayaran yang dilakukan oleh pihak pembeli. Salah satu kecurangan yang
menyangkut pihak penjual, meliputi pihak penjual yang bersangkutan adalah toko yang
fiktif.

8
Persoalan-persoalan tersebut dapat pula berkisar dari praktek pelaksanaan kontrak
(termasuk pengesahan oleh hukum) sampai perlindungan terhadap konsumen dan
proteksi data base dan content atau situs web. Ada pula pembebanan risiko yang
tidak berimbang karena pada umumnya terhadap jual beli di internet, pembayaran telah
lunas dilakukan di muka oleh konsumen sedangkan barang belum tentu diterima atau
akan menyusul kemudian karena jaminan yang ada adalah jaminan pengiriman barang
bukan penerimaan barang, sebagaimana kasus tersebut sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

Hal ini menarik mengingat saat ini kegiatan transaksi bisnis perdagangan melalui e-
commerce pada dasarnya belum diatur secara tegas dan rinci dalam suatu Undang-
undang khusus, adapun sekumpulan peraturan nasional masih bersifat umum sehingga
dalam rangka pengaturan wanprestasi dan perlindungan hukum terhadap para pihak
khususnya penjual dan pembeli dalam transaksi bisnis yang menggunakan e-commerce
ini masih kabur. Keadaan terjadinya kekaburan hukum dalam pengaturan wanprestasi
dalam e-commerce, dapat dilihat dari ketiadaan aturan hukum yang jelas dan rinci,
sehingga hal ini akan menghasilkan ketidakmampuan beberapa aspek dalam
menjalankan fungsi penegakan hukum ini (Yahya Ahmad Zein,2009:11).

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Di dalam setiap kegiatan penelitian, tentunya harus memiliki tujuan yang jelas dan
ringkas untuk mencapai suatu target dalam penelitian sebagai solusi atas permasalahan
yang dihadapi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui sahnya perjanjian jual-beli dalam transaksi e-commerce perspektif hukum
perdata para pihak dalam bertransaksi melalui e-commerce. Manfaat penelitian ini
secara teoritis adalah memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan dalam
bidang hukum perdata terkait sahnya perjanjian jual-beli dalam transaksi e-commerce
perspektif hukum perdata.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengkategorikan tujuan penelitian ke dalam
kelompok tujuan objektif dan tujuan subjektif sebagai berikut :

1. Tujuan Objektif
a. Mengetahui secara jelas mengenai pengaturan dalam jual beli secara
elektronik (e-commerce) ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan KUH
9
Perdata.
b. ]Mengetahui perlindungan hukum terhadap para pihak dalam jual
beli secara elektronik (e-commerce) yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dan KUH Perdata.
2. Tujuan Subjektif
a. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman aspek hukum
dalam bidang hukum perdata khususnya mengenai wanprestasi
dalam jual beli secara elektronik atau sering dikenal dengan e-
commerce, apa pengaturan dalam undang-undang dan perlindungan
hukum bagi para pihak yang diatur dalam undang-undang.
b. Melatih penulis dalam menerapkan ilmu-ilmu dan teori-teori hukum
yang telah penulis ketahui dan agar dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya.
c. Memperoleh data-data sebagai bahan utama dalam penyusunan
penulisan hukum (skripsi) agar dapat memenuhi persyaratan
akademis guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Sekolah Tinggi
Hukum Indonesia Jakarta.

I.4. Metode Penelitian

Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang diperoleh


terutama bagi bidang ilmu yang diteliti, penulis sendiri, dan pembaca. Metode
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normatif, yaitu penelitian
hukum yang dilaksanakan dengan cara meneliti suatu bahan pustaka ataupun data
sekunder belaka. Penelitian ini berdasarkan penelitian hukum yang dilaksanakan
menggunakan pendekatan doktrinal, sebab berdasarkan penelitian ini hukum
dikonsepkan sebagai aturan tertulis yang dibentuk serta diundangkan oleh lembaga
ataupun pejabat negara yang memiliki hak, maka dari itu pengkajian yang dilaksanakan
terbatas oleh perundang-undangan yang berhubungan terhadap objek yang diteliti.

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran serta memperkaya khasanah penulisan hukum dan
10
pengembangan hukum pada umumnya,dan hukum perdata pada
khususnya.

b. Sebagai bahan masukan dan pengajaran untuk pemahaman,


pengkajian dan penulisan karya ilmiah di bidang hukum khususnya
hukum perdata.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran,
membentuk pola pikir yang dinamis, sekaligus untuk mengetaui
kemampuan penulis dalam mengimplementasikan dan menerapkan
ilmu yang diperoleh.
b. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti oleh penulis.
c. Sebagai bahan masukan bagi para pihak yang terkait langsung
dengan penelitian ini.

I.5. Sistematika Penulisan

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Barkatullah, 2009, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi
E-Commerce Lintas Negara di Indonesia, Yogyakarta: Pascasarjana FH UII.
Harahap, M.Yahya, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni.
Miru, Ahmadi, 2010, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Salim H.S, 2009, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar
Grafika.
Satrio,J, 1992, Hukum Perjanjian: Perjanjian Pada Umumnya, Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Subekti, 1992, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Subekti, 2001, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT. Intermasa.
Subekti, 1996, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa.
Suhariyanto, Budi, 2013, Tindak Pidana Teknologi Informasi Cybercrime, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Jakarta: Kencana.
Ramli, Ahmad M, 2010, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia, Jakarta:
Refika Aditama.

12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Genesia Febriani SImanungkalit


Tempat,Tanggal lahir : Duri, 11 Februari 1997
Alamat Rumah : Jalan alternatif cibubur, Kota Bekasi, Jati Sampurna,
Jawa Barat, Id, 17435

Riwayat Pendidikan :
1. SDN : SDN 173298 Siborongborong
2. SMPN : SMP Negeri 4 Balige
3. SMAN : SMAN 1 Balige

Pengalaman Kerja :
1. Pengendali data dan aktivitas kinerja Karyawan dan murid di Prosus Inten

Demikian Daftar Riwayat HIdup ini saya buat dengan sebenarnya, dan untuk
dipergunakan semestinya.

Jakarta. Agustus 2022

Genesia Febriani Simanungkalit

Anda mungkin juga menyukai