Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAN EVALUASI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


TEKNIS PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI DENGAN
MENGGUNAKAN LIDAR PADA WILAYAH LANGOWAN,
KABUPATEN MINAHASA

Disusun oleh :

1. Melinda Fatmawati (117200018)

2. Zakky Nurshidiq (117200019)

3. Albertus Andri K (117200023)

4. Hafidz Rida Ibnu A (117200035)

5. Zainal Rio Aditia (117200047)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UPN “VETERAN” YOGYAKARTA


2022/2023
A. Identifikasi Lokasi
KAK mengenai “TEKNIS PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI DENGAN
MENGGUNAKAN LIDAR PADA WILAYAH LANGOWAN, KABUPATEN
MINAHASA” bertujuan untuk pemetaan topografi Wilayah Langowan, Kabupaten
Minahasa. Wilayah Langowan termasuk ke dalam bagian dari Kabupaten Minahasa yang
terdiri dari Kecamatan Langowan Barat, Langowan Timur, Langowan Utara, Langowan
Selatan. Kondisi topografi pada wilayah ini umumnya berbukit, bergunung, dan dataran
yang agak luas. Keragaman lereng juga dapat ditemui di sini mulai dari yang datar hingga
sangat curam. Lereng-lereng yang sangat curam ini biasanya terdapat di Kecamatan
Langowan Selatan.

B. Sesuai / Tidak Sesuai KAK dengan Karakter Lokasi


KAK yang telah dibuat pada dasarnya sendiri tidak sesuai dengan karakter lokasi di
manapun karena KAK tersebut hanya berisi gambaran mengenai pekerjaan akuisisi data
LiDAR secara umum. KAK sesuai dengan namanya yaitu Kerangka Acuan Kerja, dapat
diartikan sebagai suatu acuan atau pedoman untuk melakukan pekerjaan tertentu sehingga
isinya pun harus sesuai dengan konteks pekerjaan dan lokasi terkait pekerjaan tersebut.
Terlebih KAK yang dibuat mengenai pekerjaan Airborne LiDAR sehingga KAK yang
dibuat haruslah mengacu kepada ketentuan yang telah resmi sehingga pekerjaan yang
dilaksanakan dapat sebaik mungkin dan sesuai dengan prosedur yang terstandarisasi.

C. Analisis
Sesuai dengan jawaban point B bahwasannya KAK mengenai pelaksanaan pemetaan
survei Airborne LiDAR haruslah mengacu pada ketentuan yang telah resmi sehingga
pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang terstandarisasi. Acuan ini biasanya mengikuti
Peraturan Badan Informasi Geospasial (PerBIG) Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020
Tentang Standar Pengumpulan Data Geospasial Dasar untuk Pembuatan Peta Dasar Skala
Besar, khususnya pada Lampiran III mengenai Standar Pengumpulan Data Geospasial
Dasar untuk Pembuatan Peta Dasar Skala Besar dengan Survei LiDAR. Standar pada
peraturan ini menetapkan prosedur standar mengenai metode survei LiDAR. Standar pada
peraturan ini juga membahas secara rinci mengenai persyaratan peralatan, persiapan
pengumpulan data LiDAR, pengukuran ICP, survei dan pengolahan data LiDAR, hasil dan
manajemen data, serta standar kontrol kualitas. Oleh karena itu, KAK yang telah dibuat
seharusnya mengacu kepada peraturan ini agar hasil yang diperoleh dari survei airborne
LiDAR memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam KAK yang telah dibuat, belum terdapat spesifikasi peralatan secara rinci yang
akan digunakan untuk pemetaan LiDAR di wilayah Langowan, seperti lensa kamera yang
digunakan, pilot display, kalibrasi alat LiDAR dari pabrikan, perekam data laser, airbone
GPS, penerima GPS Geodetik, sistem navigasi LiDAR, perangkat lunak data lintasan GPS
/ INS, dll. Wilayah Langowan merupakan area yang didominasi vegetasi, karena memiliki
bentuk topografi berbukit, bergunung, dan dataran yang agak luas. Oleh sebab itu, karena
wilayah tersebut berupa vegetasi maka gelombang yang digunakan untuk pemetaan
LiDAR adalah gelombang NIR (Near Infrared), yaitu gelombang untuk memetakan area
yang tidak berkaitan dengan perairan. Selain itu, untuk kualifikasi dan tenaga ahli di dalam
KAK belum tercantumkan. Kualifikasi dan tenaga ahli akan berpengaruh terhadap kinerja
dalam pemetaan LiDAR. Tenaga ahli yang digunakan harus sesuai dengan bidangnya agar
menghasilkan pekerjaan yang sesuai, seperti : pemimpin proyek, koordinator survei
lapangan, koordinator akuisisi data, koordinator pengolahan data, dan pilot.
Nama : Zaky Nurshidiq
Nim : 117.200.019
Mata Kuliah : Fotogrametri II
Kelas :B

1. Langkah idal/dasar-dasar yang akan diterapkan untuk memastikan hasil Boresight


Calibration :
Jawaban :
Setelah melakukan Boresight Calibration maka akan mendapatkan nilai parameter
yang sesuai, yaitu meghasilkan nimai RMS. Berikut ini cara memastikan hasil boresight
calibration :
a. Dari hasil RMS tersebut akan dapat dilihat nilai perbandingan anatara nilai RMS dari
data sesudah dan sebelum di lakukan kalibrasi.
b. Dengan meilihat presentase perubahannya dengan melihat pengaruh boresight
calibration terhadap ketelitian data point cloud.
c. Jika nilai RMS masih memiliki ketelitian yang rendah daripada ketelitian spesifikasi
alat yang dipakai, lakukan penghapusan pada salah satu titik GPS yang ada dilapangan.
Hal ini dilakukan karena bisa saja besaranya nilai stadart deviasi yang ada pada titik
GPS dilapangan memiliki kesalahan pengambilan data.
d. Melakukan proses klaibrasi ulang jika dirasa langkah a,b, dan c sudah dilakukan tapi
tetap saja tidak menghasikan nilai yang baik.

2. Langkah idal/dasar-dasar yang akan diterapkan untuk membuat nilai level arm = 0 :
Jawaban :
Untuk membuat nilai level arm = 0 dilakukan dengan cara, memastikan Airbone
LiDAR dan perangkat pendukung sudah terpasang dan terintegrasi pada pesawat dengan
benar. Pengintegrasian harus dilakukan pada antena GPS dan mounting angle yaitu pada
perbedaan orientasi antara bosy frame (IMU dan LiDAR). Hal ini dilakukan karena data
posisi yang akan ditentukan menggunakan GPS berada pada pusat atena GPS yang dipasang
di tubuh pesawat.

3. Langkah idal/dasar-dasar yang akan diterapkan untuk melakukan QC pembuatan


DTM :
Jawaban :
Untuk melakukan QC (Quaility Control) pada pembuatan DTM (Digital Terrain
Model) yaitu bisa dilakukan dengan cara membandingkan antara DTM yang dibuat dengan
acuan DTM lain. Kriiteria DTM lain tersebut harus pada area yang sama dengan DTM yang
telah dibuat dan memiliki density yang sama atau lebih tinggi dibandingkan DTM yang telah
dibuat.

4. Langkah idal/dasar-dasar yang akan diterapkan untuk mengintegrasikan foto udara


dengan Lidar :
Jawaban :
Berikut ini merupakan langah dasar yang idela untuk megintegrasikan foto udara
dengan LiDAR :
a. Build Dense Cloud Point.
Hal ini dilakukan sebagai bahan sumber yang diuankan untuk pembuatan mesh.
b. Build Mesh.
Hal ini dilakukan sebagai proses yang dilakukan untuk menjadikan bahan sumber
menjadi bahan utama yang berfungsi untuk membuat DEM (Digitak Elevation Model)
seperti DSM, DTM dan Orthophoto.
c. Build DEM (Digital Elevation Model).
Dilakukan untuk membuat DEM (Digital Elevation Model).
d. Build Orthophoto.
Dilakukan untuk membuat orthophoto.
e. Export 3d Model.
Hal ini dilakukan untuk memadukan posisi lokasi pixel orthofoto dan warna serta
koordinat titik laser, sehinga menciptakan point cloud yang berwarna dengan kepadatan
tinggi.
f. Import 3d Model.
Dilakukan untuk mengimport 3d modeling ke bentuk lainnya, seperti BIM.

Anda mungkin juga menyukai