Anda di halaman 1dari 17

1.

Training Material 2G RF Planning for Network Optimization Hotel Paragon Jakarta


11 & 12 May 2013
2. Our Product and Service Learning Center Research and Development Industrial
Product www.floatway.com
3. Lingga Wardhana Educational Background : ? Electrical Engineering, Gadjah Mada
University (2001 � 2006) ? MBA Program, Gadjah Mada University (2011 � present )
Professional Experience : ? PT. Siemens Indonesia, Network Optimization Engineer
(2006 � 2008) ? PT. Lexcorp Solution, RF Optimization Consultant (2008 � 2009) ?
PT. Nexwave, RF Optimization Consultant (2009) ? PT. Lintas Media Telekomunikasi,
3G RF Senior Optimization Consultant (2009 � 2010) ? PT. Floatway Systems, Founder
(2010 � Present) Achievements : ? 1st winner of Indosat Telco Project 2005 ? 1st
winner of Indosat Wireless Innovation Contest 2007, Hardware Category ?3rd position
in European Satellite Navigation Competititon 2009 for Regional Gipuzkoa/Spain
(www.galileo-masters.eu)
4. Agenda Day One 09.00-10.00 : Step by step 2G RF Planning Process Propagation
Model Link Budget dB Review dBm Review 10.00-10.15 (Coffee Break) 10.15-12.00 : GSM
Frequency Allocation Frequency Planning Rules 12.00-13.00 (Makan Siang, Sholat)
13.00-15.00 : Review Materi Co-channel & Adjacent Channel Interference 15.00 �
15.30 (Coffee Break, Sholat) 15.30 � 17.00 : Frequency Hopping Strategy Review
Materi
5. PROSES BELAJAR 5
6. Proses Belajar Belajar merupakan hak setiap orang, akan tetapi kesempatan
mengikuti program pengembangan diri di Floatway Learning Center adalah suatu
privilege. Perlu dicatat bahwa belajar merupakan kegiatan individual. Yang
diharapkan bahwa peserta juga melakukan kegiatan mandiri seperti membaca,
menerapkan teori pada praktek nyata, menganalisis dan hal-hal lain yang
mengembangkan kemandirian belajar di luar kelas formal. Privilege bahwa seseorang
secara formal telah menjalani kegiatan belajar dan mendapatkan pengakuan atas hasil
belajarnya. Sehingga harapannya tidak terjadi kesenjangan antara pemberi materi dan
peserta program dan terjadi pertukaran informasi di antara peserta di dalam kelas
dan akhirnya kegiatan training class menjadi kegiatan yang menyenangkan tanpa
meninggalkan semangat dan kegigihan atau profesional.
7. WHAT IS RF ENGINEER 7
8. What is RF Engineer? RF Engineer atau Radio Frequency Engineer adalah seseorang
yang bertanggung jawab segala sesuatu hal pada jaringan seluler yang berhubungan
dengan sisi radio. di sisi radio kita dapat mengetahui user perception atau �rasa�
yang dialami oleh pengguna jaringan operator
9. RF PLANNING AND OPTIMIZATION 9
10. RF Planning Site Data (Engineering Parameter) Map Tools : MapInfo Google Earth
Necto SiteSee Common Map Tools Planning Tools Planning Tools : NetAct Planner (NSN)
Unet (Huawei) TEMS Cell Planner (Ericsson) Asset3G (Aircom) Digunakan oleh RF
Optimization team dan Drivetest team. Planning Team Site Data dari Planning
(Engineering Parameter) Untuk OSS tim
11. OSS Engineer or Database Engineer Parameter Database Alarm Database Capacity
and Utilization Database OSS Tools Digunakan oleh Planning Team salah satunya untuk
membuat map dengan relasi adjacent BTS BSC 2G Network Data-data dari OSS digunakan
oleh RF Optimization untuk proses optimisasi Site Data dari Planning team dan
Parameter Database digunakan untuk membuat Drivetest Cell File OSS Engineer
Performance Database OSS Tools : NetAct OSS (NSN) M2000 (Huawei) LMT (Huawei)
Citrix (Ericsson) WINFIOL (Ericsson) Batrana (Siemens) Ms Access & Ms Excell Site
Data dari Planning (Engineering Parameter)
12. Drivetest Engineer Drive Test Cell File Drivetest Tools Drivetest Tools : TEMS
Investigation Nemo Probe Drive Test Logfile Drivetest team mengambil data �user
experience� dengan Drivetest Tool Drivetester Team Data Logfile digunakan RF
Optimization untuk dianalisis. RF Optimization Team Site Data dari Planning team
dan Parameter Database digunakan untuk membuat Drivetest Cell File Logfile dari
Drivetester Untuk RF Optimization
13. Rigger Team Site Audit Tools Site Audit Tools : Kompas GPS Kamera Meteran Tilt
meter Site Audit Data/ Physical Data Rigger Team Physical data selain digunakan
oleh RF Optimization, juga oleh Planning Team untuk mengupdate Site Data. Data-data
physical seperti antenna height, antenna downtilt, azimuth dan panoramic picture
diambil oleh tim Rigger.
14. Proposal and Reporting Parameter CR Neighbour CR Physical CR Alarm Clearance RF
Optimization Drivetest Post Processing Tools Measurement Analysis Tools Parameter
Change Request akan dieksekusi oleh tim OSS, Physical Change oleh tim Rigger,
Hardware clearance akan diekskalasi ke tim BSS. Physical site data dari rigger atau
dari planning team RF Optimization Team Logfile dari Drivetester Performance
Statistik dari OSS
15. RF Planning Scope of Work RF Planning Scrambling Code Planning in 3G Frequency
Planning in 2G Physical Parameter for New Site Database Parameter for New site
Neighbour Planning Planning for add new site Planning for Capacity Expansion
16. RF Optimization Scope of Work RF Optimization Knowing and Reporting Network
Performance Knowing and tuning for optimal Network Parameter Acessibility
Performance Improvement Retainability Performance Improvement Integrity Performance
Improvement Drivetest analysis and recommenda tion Support for newsite and capacity
expansion requirement
17. STEP BY STEP PROSES RF PLANNING 17
18. Step by step proses RF Planning
19. Step by step proses RF Planning Analisis trafik dan coverage Trafik dan
Coverage Perencanaan Rollout Link Budget Model Trafik Kebutuhan coverage
Konfigurasi BTS Perencanaan pasar operator
20. Step by step proses RF Planning Analisis trafik dan coverage
21. Step by step proses RF Planning Pada saat penentuan Nominal Cell Plan data-data
mengenai perangkat yang akan digunakan seperti tipe BTS, tipe antena, tipe feeder
sudah harus didefinisikan, juga data-data mengenai lokasi site dan juga coverage
predictions dengan model propagasi yang telah di-tuning sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Plan juga harus memperhitungkan site yang sudah ada atau existing site
agar tidak terjadi pemborosan biaya dengan penambahan site baru padahal site yang
sudah ada dapat lebih dimaksimalkan kapasitasnya. Nominal cell plan
22. Step by step proses RF Planning Radio Site Survey adalah survey awal untuk
menentukan bahwa titik pada nominal plan benar- benar cocok untuk diimplementasikan
site. Pada saat penentuan posisi site biasanya terdapat tiga titik yang akan di
survey. Dari ketiga titik tersebut terdapat batas toleransi biasanya 20% dari jarak
antar site. Misalnya pada jaringan GSM dengan jarak rata-rata 800 meter di area
urban maka lokasi yang di-survey dari titik awal maksimum dengan radius 160 meter.
Radio Site Survey Hal-hal yang perlu di survey : 1. Koordinat GPS 2. Informasi
Ketinggian 3. Informasi antena, posisi, tinggi, azimuth 4. Informasi adanya
halangan 5. Sketsa dan gambar sekeliling site
23. Step by step proses RF Planning Radio Site Survey Equipment yang diperlukan :
GPS, Kompas, Teropong, Kamera Digital, Papper Maps yang akurat, Meteran,
Inklinometer, Coverage Plot dan Form isian site survey.
24. Step by step proses RF Planning Radio Site Survey Equipment yang diperlukan :
GPS, Kompas, Teropong, Kamera Digital, Papper Maps yang akurat, Meteran,
Inklinometer, Coverage Plot dan Form isian site survey.
25. Step by step proses RF Planning Radio Site Survey Equipment yang diperlukan :
GPS, Kompas, Teropong, Kamera Digital, Papper Maps yang akurat, Meteran,
Inklinometer, Coverage Plot dan Form isian site survey.
26. Step by step proses RF Planning Radio Site Survey Equipment yang diperlukan :
GPS, Kompas, Teropong, Kamera Digital, Papper Maps yang akurat, Meteran,
Inklinometer, Coverage Plot dan Form isian site survey.
27. Step by step proses RF Planning Kegiatan Sipil dan keperluan instalasi perlu
melakukan survei tersendiri yang dinamakan Site Investigation antara lain
menginvestigasi kekuatan tanah, instalasi antena yang cocok, Informasi luas area
dan informasi sumber daya yang akan digunakan apakah menggunakan jaringan PLN atau
harus menggunakan genset. Site Investigation
28. Step by step proses RF Planning Setelah survey selesai dilakukan maka penentuan
frekuensi BCCH dan frekuensi TCH dilakukan. Sistem Desain Implementasi Pada tahap
ini dilakukan pekerjaan instalasi, commisioning dan testing.
29. Step by step proses RF Planning Setelah site on-air maka dilakukan proses
optimisasi pada site tersebut. Sering juga disebut new site optimization atau PLO
Karena trafik terus meningkat maka kegiatan optimasi harus terus berjalan. Pada
suatu saat perlu penambahan kapasitas untuk mengakomodir trafik yang terus naik.
Pada poin ini analisis trafik dan coverage perlu dilakukan dan proses planning
berjalan berulang lagi. Proses Optimasi Hal-hal dilakukan saat PLO antara lain : 1.
Konfigurasi dilapangan sudah terimplementasi sesuai dengan Final Cell Plan 2.
Performance sudah mencapai KPI yang diinginkan 3. Melakukan initial tuning
parameter 4. Mengambil Drive test Measurement
30. RADIO WAVE PROPAGATION 30
31. Radio Wave Propagation Radio Frekuensi dengan rentang frekuensi antara 3Hz
sampai 3000 GHz dibagi klasifikasinya menjadi 12 bagian. Komunikasi seluler GSM 900
MHz dan 1800 MHz termasuk dalam kategori UHF.
32. Radio Wave Propagation Meskipun gelombang radio merambat di udara tanpa
impedansi sama sekali. Tetapi bukan berarti pentransmissian gelombang radio tanpa
loss sama sekali. Faktor-faktor yang mempengaruhi Radio Wave Propagation antara
lain : 1. Fakta bahwa gelombang radio dipantulkan oleh permukaan bumi (karena
permukaan bumi bersifat konduktif) 2. Loss pada saat pentransmissian karena
terdapat halangan gedung atau pepohonan 3. Variasi topografi seperti hutan,
pedesaan atau perkotaan
33. Radio Wave Propagation Short Term (fast) dan Long Term (slow) fading Receiving
Level distanceVariations due to shadowing Global mean Variations due to Rayleigh
fading Longandshort term fading Fast fading muncul karena halangan-halangan yang
bersifat sebagai pemantul. Dan akhirnya diterima pada antena penerima berbagai
macam sinyal dengan berbagai macam fase, amplitudo dan kadang-kadang saling
menghilangkan satu dengan lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan lemahnya sinyal.
Beberapa solusi dapat digunakan untuk mengurangi efek Fast/Short/Rayleight fading
antara lain dengan menambah power output dan juga penggunaan space diversity pada
antena.
34. Radio Wave Propagation Space Diversity Diversity dapat diartikan penggunaan dua
sinyal di sisi penerimaan yang memiliki perbedaan history pada saat
pentransmissian, sehingga salah satu sinyal dengan kualitas yang terbaik yang
digunakan. Gambar disamping menunjukkan Receive Diversity pada sistem GSM dengan
menggunakan teknik Space Diversity atau dua RX yang terpisah sejauh L
35. LINK BUDGETING 35
36. Link Budgeting Pada praktek nyata perbedaan antara coverage uplink dan downlink
sering terjadi karena perbedaan power antara MS dan BTS. Tetapi bagaimanapun system
balancing antara uplink dan downlink harus diperhatikan sebelum melakukan kalkulasi
coverage.
37. Link Budgeting Maka balancing sistem untuk GSM900 power class 4 dengan Pout MS
= 2W atau 33 dBm dan GdBTS = 3.5 dB dan sensitivitas MS sens = -104 dBm dan
sensitivitas BTS BTS sens = -110 dBm maka didapatkan output power maksimum BTS =
42.5 dBm
38. Link Budgeting EiRP (Effective Radiated Power) Power efektif yang diradiasikan
pada sisi antena atau yang disebut ERP atau EiRP Huruf i pada EiRP
menginterprestasikan apabila power yang sama diberikan kepada antena isotropik yang
mempunyai power yang sama dengan antena dengan gain Ga BTS. Seperti telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya EiRP dan ERP mempunyai selisih sebesar 2.15 dB
39. Link Budgeting MS Power Classes MS Power Class Output Power (dBm) Sensitivity
(dBm) 2 39 -106 3 37 -106 4 (handheld) 33 -104 5 (handheld) 29 -104 MS Power Class
Output Power (dBm) Sensitivity (dBm) 1 30 -104 2 24 -104 BTS Output Power GSM 900
GSM 1800 Output power (dBm) Sensitivity (dBm) 43.5 -110 33 -106 22 -100
40. Link Budgeting Feeder Loss Feeder Type 800/900 (dB/100m) 1800/1900 (dB/100m)
LCF 1/2� 7.0/7.2 10.5 LCF 7/8� 4.0 6.5 LCF 1-1/4� 3.3 5.3 LCF 1-5/8� 2.6 4.2 Feeder
length VS Feeder type Feeder Length (m) Feeder Type MiniMacro GSM900 DCS1800
WCDMA2100 1 - 20 LDF 1/2" AVA 7/8" AVA 7/8" AVA 7/8" 21 - 30 - AVA 7/8" AVA 7/8"
AVA 7/8" 31 - 40 - AVA 7/8" AVA 7/8" AVA 7/8" 41 - 50 - AVA 7/8" AVA 7/8" AVA 7/8"
51 - 60 - AVA 7/8" LDF 1 1/4" LDF 1 1/4" 60 - 70 - LDF 1 1/4" LDF 1 1/4" LDF 1 1/4"
70 - 80 - LDF 1 1/4" AVA 1 5/8" AVA 1 5/8" > 80 - AVA 1 5/8" AVA 1 5/8" AVA 1 5/8"
41. Short Quiz 1 (Link Budgeting) Sebuah jaringan indoor multi operator GSM 900
dipasangkan ke sebuah gedung. Berapakah EIRP pada sebuah antena, dimana antena
tersebut disambungkan dengan feeder LCF 7/8� dengan panjang 200 meter melewati
combiner dengan loss 9 dB, sebuah splitter dengan loss 3 db dan gain antenna 3 dBi?
42. DECIBEL REVIEW 42
43. dB Review Decibel (dB) adalah satuan (unit) yang menyatakan perbandingan
(ratio) dalam bentuk logaritma basis 10. Unit ini sering digunakan untuk menyatakan
penguatan (gain) atau redaman (losses) level sinyal, daya dan tegangan. Decibel
(dB) digunakan agar representasi gain lebih sederhana. Misal penguatan 10*log
(1,000,000,000/1) dapat dituliskan 90 dB. Contoh lain penguatan dari 1ke
0,000000001 dapat dituliskan menjadi -90 dB. Ini memudahkan dalam penulisan
penguatan sinyal pada telekomunikasi
44. dBm Review Unit dBm mengekspresikan absolute value dari power. Untuk mengubah
dari power (watts) ke dBm Satuan ini sering digunakan dalam telekomunikasi untuk
merepresentasikan nilai yang sangat besar atau sangat kecil dalam bentuk yang lebih
sederhana. Kesimpulannya gunakan db untuk mengekspresikan ratio antara dua nilai
power. Dan gunakan dBm untuk mengekspresikan absolute value dari power.
45. Short Quiz 2 (dB Review) 1. Sebuah output RF dengan power 40 watt dimasukkan ke
dalam combiner dengan loss 3 dB berapa watt kah keluaran dari combiner? 2. Jika
diketahui power output maksimum sebuah BTS adalah 20 Watt berapa dBm-kah output
maksimum BTS tersebut ?
46. GSM FREQUENCY ALLOCATION 46
47. GSM Frequency Allocation Pada standar jaringan GSM frekuensi yang lebih tinggi
digunakan untuk komunikasi downlink dan frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk
komunikasi uplink. Hal ini berhubungan dengan power uplink yang biasanya lebih
rendah daripada power downlink Guard band sebesar 200 kHz diaplikasikan di batas-
batas frekuensi antar operator untuk menghindari terjadinya saling interference
pada operator penyedia layanan GSM.
48. 2G Frequency Allocation in Indonesia GSM 900 DCS 1800
49. Frequency & Wavelength Panjang gelombang (?) adalah jarak yang di ukur dari
satu titik dari sebuah gelombang ke titik yang sama di gelombang selanjutnya. ?=
kecepatan cahaya / frekuensi ( c = 3 x 108 m/s) Perilaku Gelombang Radio : �
Semakin panjang panjang gelombang, semakin jauh gelombang radio merambat. � Semakin
panjang panjang gelombang, semakin mudah gelombang radio melalui atau mengitari
penghalang. � Semakin pendek panjang gelombang, semakin banyak data yang dapat di
kirim.
50. Short Quiz 3 (Frequency Spectrum) 1. Untuk penetrasi indoor dan coverage
bagaimana perbandingan antara sinyal frekuensi GSM dan frekuensi DCS apabila kedua
site tersebut memiliki power, ketinggian dan konfigurasi antenna yang sama ? 2.
Apakah keuntungan operator dengan frekuensi GSM 1800 yang contiguous (berdampingan)
dibandingkan dengan frekuensi yang tidak berdampingan seperti yang dialami oleh
operator-operator GSM di Indonesia ?
51. FREQUENCY PLANNING RULES 51
52. Frequency Planning Rules Setiap operator seluler akan mendapatkan sekumpulan
ARFCN (satu ARFCN = 200 kHz) dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu BCCH carriers
dan TCH carriers. Misalkan sebuah operator mendapatkan 40 carriers dari channel 1
sampai 40. Maka pembagian channelnya akan tampak seperti gambar diatas, BCCH
carriers TCH carriers BCCH frequency TCH frequency Spacing Frequency
53. Frequency Planning Rules Maka didapatkan pembagian 1. 15 carriers digunakan
untuk BCCH frequency 2. 24 carriers digunakan untuk TCH frequency 3. 1 carrier
digunakan untuk guard band antara BCCH carriers dan TCH carriers
54. Frequency Planning Rules Sektor yang saling berhadapan atau berada dalam satu
site minimal harus berselisih 2 ARFCN, sektor yang memiliki azimuth sama dan
bersebelahan langsung juga harus berselisih 2 ARFCN. Jaringan pada real network
jauh lebih rumit dimana orientasi setiap antena tidak homogen dan jumlah
konfigurasi TCH jauh lebih lebih banyak.
55. CO-CHANNEL/ ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 55
56. Co-channel Interference Co-Channel Interference adalah interferensi yang
disebabkan karena penggunaan frequensi yang sama oleh cell carrier dan juga cell
yang lain. Pada GSM Spesification rasio antara carrier dan interference atau
disebut C/I harus lebih besar dari 9dB. Tetapi biasanya operator menentukan bahwa
rasio C/I harus lebih besar dari 12 dB. Apabila digunakan frequency hopping maka
margin berkurang 3dB
57. Adjacent Channel Interference Setiap frekuensi ARFCN mempunyai bandwidth 200
kHz. Dan setiap frequency yang adjacent (berbeda 200 kHz atau 1 ARFCN) tidak
diperbolehkan memiliki sinyal yang terlalu kuat juga. Meskipun berbeda frekuensi
beberapa sinyal yang berhimpitan frekuensinya dapat mempengaruhi kualitas. Pada GSM
Spesification rasio antara carrier dan adjacent frekuensi harus lebih besar dari
9dB. Adjacent Channel Interference harus dihindari pada cells di site yang sama dan
juga pada neighbouring cells.
58. Adjacent Channel Interference Perencanaan frekuensi untuk menghindari adjacent
dan co-channel interference.
59. Short Quiz 4 ( Frequency Planning) 1. Sebuah operator memiliki site GSM dengan
sector heterogen seperti tampak pada gambar dibawah. Apabila ditentukan ARFCN
BCCH : 51 � 68, ARFCN TCH : 70 -87, ARFCN 69 sebagai guard band. Dan konfigurasi
cell 2/2/2. Lakukan alokasi frequency untuk cell-cell dibawah ini.
60. FREQUENCY HOPPING 60
61. Frequency Hopping Frequency hopping adalah teknik penggunaan sistem spread
spectrum untuk mengurangi efek interferensi, multipath fading dan juga untuk
menghindari frequency jamming. Dalam Frequency hopping setiap frequency carrier
berubah dalam sekuensial yang bersifat pseudorandom. Ada dua macam frequency
hopping yaitu Baseband Hopping dan juga Synthesizer hopping.
62. Frequency Hopping Keuntungan frequency hopping 1. Frekuensi hopping memudahkan
dalam proses planning karena enginner tidak perlu lagi mem-plan satu-persatu
frekuensi untuk setiap TCH carrier 2. Karena frekuensi hopping terdiri dari
sekumpulan frekuensi maka dengan mengatur tabrakan antar frekuensi seminimal
mungkin bisa meningkatkan performansi jaringan. 3. Dengan frekuensi hopping
mengurangi loss-loss yang disebabkan dari fading, multipath propagation dan karena
co-channel interference.
63. Frequency Hopping Synthesizer Hopping 1 x 1 Semua site menggunakan frekuensi
grup yang sama. Semua sektor dalam satu site menggunakan HSN (Hopping Sequence
Number) yang identik tetapi antar site HSN harus berbeda. Ada konfigurasi tertentu
untuk MAIO untuk menghindari interferensi co- channel dan adjacent channel.
64. Frequency Hopping Synthesizer Hopping 1 x 3 Setiap sector memiliki frekuensi
grup yang berbeda. Jarak minimal antar frekuensi dalam group 2 ARFCN. Jarak minimal
antar frekuensi beda sektor dalam satu site 2 ARFCN. Semua sektor dalam satu site
menggunakan HSN (Hopping Sequence Number) yang identik tetapi antar site HSN harus
berbeda.
65. Frequency HoppingSynthesizer Hopping 1 x 1 MAIO Management P = jumlah TRX per
sektor n = urutan TRX Jumlah TRX Sector 1 Sector 2 Sector 3 TRX1 0 2p 4p TRX2 2 2p
+ 2 4p + 2 TRX3 4 2p + 4 4p + 4 �. �. �. �. TRXn 2n-2 2p+(2n-2) 4p+(2n-2) Jumlah
TRX Sector 1 Sector 2 Sector 3 TRX1 0 6 12 TRX2 2 8 14 TRX3 4 10 16 Contoh site
dengan konfigurasi 3/3/3
66. Frequency HoppingSynthesizer Hopping 1 x 3 MAIO Management n = urutan TRX
Jumlah TRX Sector 1 Sector 2 Sector 3 TRX1 0 1 0 TRX2 2 3 2 TRX3 4 5 4 �. �. �. �.
TRXn 2n � 2 4n � 2 6n � 2
67. Frequency HoppingCyclic Hopping dan Random Hopping Pada Synthesizer Hopping ada
dua macam lompatan frekuensi yaitu Cyclic Hopping dan Random Hopping. Pada Cyclic
Hopping lompatan berdasarkan pattern tertentu sedangkan pada Random Hopping
lompatan frekuensi bersifat Random.
68. Frequency Hopping Kalkulasi Fractional Load Perhitungan fractional load
digunakan untuk menentukan Apakah dengan jumlah frekuensi yang tersedia dapat
digunakan untuk penggunaan teknik SFH karena berhubungan dengan probabilitas
frekuensi yang sama dipancarkan pada saat yang bersamaan. Oleh sebab itu semakin
besar pengalokasian frekuensi untuk teknik SFH 1 x1 atau 1 x 3 maka kualitas RF
semakin baik. Untuk menggunakan teknik SFH 1 x 3 maksimum Fractional Load adalah
sebesar 50%.
69. Frequency Hopping Kalkulasi Fractional Load Perbandingan FER antara SFH 1 x 3
dengan Fractional Load 30% dan 60%. FER atau Frame Erasure Rate adalah perhitungan
persentase sebuah blok pada sebuah frame yang dihapus karena kesalahan pada saat
parity check (CRC). Dapat dilihat dengan Fractional Load 30% memberikan kualitas
jaringan yang lebih baik.
70. Short Quiz 5 (Frequency Hopping) 1. Bandingkan Fractional Load cell-cell GSM
pada ketiga operator besar Telkomsel, Indosat, XL apabila ketiganya menggunakan SFH
1 x 1, alokasi BCCH 15 ARFCN dan maksimum konfigurasi TRX 4/4/4 ? 2. Bandingkan
Fractional Load cell-cell GSM pada ketiga operator besar Telkomsel, Indosat, XL
apabila ketiganya menggunakan SFH 1 x 3, alokasi BCCH 15 ARFCN dan maksimum
konfigurasi TRX 4/4/4 ? 3. Apabila maksimum fractional load untuk SFH adalah 60%
baik untuk SFH 1 x 1 maupun SFH 1 x 3 berapa maksimum konfigurasi TRX untuk DCS
tiap operator apabila alokasi BCCH ARFCN 29 dan guard band 1 ?
71. Short Quiz 6 (Frequency Hopping) 1. Pelajari kembali materi mengenai SFH 1 x 1
dan SFH 1 x 3. Kemudian tentukan MAIO , frequency group dan HSN pada kumpulan site-
site GSM 900 dibawah ini apabila diketahui ARFCN yang digunakan untuk frekuensi TCH
adalah 2 sampai 28. Dan teknik SFH yang digunakan adalah SFH 3 x 3 ?
72. Agenda Day Two 08.00-08.30 : Review Materi 08.30-10.00 : Traffic Engineering in
GSM TCH and SDCCH Channel Dimensioning 10.00-10.15 (Coffee Break) 10.15-12.00 : GSM
Architecture & BTS Type 12.00-13.00 (Makan siang, sholat) 13.00-15.00 : Handover
and Cell Reselection Concept GSM Radio Optimization 15.00-15.30 (Coffee Break,
Sholat) 15.30-17.00 : Drivetest Optimization Post Test
73. GSM CHANNEL TYPE 73
74. GSM Channel Type TCH/F dan TCH/H Traffic Channels digunakan untuk transmisi
data. BCH (Broadcast Channels) hanya digunakan pada saat DL untuk sinkronisasi MS
dan informasi broadcast. CCCH (Common Control Channel) digunakan untuk komunikasi
dua arah downlink dan uplik pada saat pengaksesan awal sebelum MS melakukan
panggilan telepon, SMS dll DCCH (Dedicated Control Channel) digunakan untuk
komunikasi dua arah downlink dan uplink untuk sinyal dedicated.
75. TRAFFIC CHANNEL 75
76. Traffic Channel Trafik merepresentasika n penggunaan kanal dan dapat diartikan
holding time tiap unit waktu atau besaran panggilan per jam untuk setiap satu
sirkuit (kanal). Sebagai contoh sebuah cell memiliki dua carrier/TRX dan alokasi
untuk kanal TCH misalkan 14 TCH (didapat dari 2 x 8 -2 = 14, dua kanal yang lain
diperuntukkan untuk kanal BCCH dan SDCCH) maka dengan GOS 2% berdasarkan tabel
erlang B trafik yang dilewatkan sebesar 8.2003 Erlang. Trafik dihitung dalam Erlang
(E), sebagai contoh seorang subscriber menggunakan telepon selama satu jam maka
akan menghasilkan trafik sebesar 1E. GOS 2% disini diartikan dari 100 antrian
panggilan masuk hanya 2 panggilan yang mengalami congestion (kepenuhan). Seorang
ilmuwan berkebangsaan Denmark, Erlang, menemukan Erlang B Table untuk mengasumsikan
banyaknya erlang yang dapat ditampung berdasarkan jumlah kanal dan GOS. Hal
sebaliknya juga bisa dilakukan. Contoh apabila kita memiliki besaran trafik dan
ingin diketahui besaran kanal yang dibutuhkan. Misalkan trafik 33 Erlang dengan GOS
2% maka channel yang dibutuhkan 43 kanal.
77. Tabel Erlang B Traffic Channel Dengan alokasi 14 kanal dan menggunakan GOS 2%
maka berdasarkan tabel erlang B trafik yang dilewatkan sebesar 8.2003 Erlang.
78. Erlang Calculator Menggunakan Calcucel Tools seperti calcucel dapat digunakan
untuk menghitung Traffic dari sebuah kanal dengan menggunaka n tabel erlang
B.Bagaimana perhitungan dimensionin g kanal TCH atau SDCCH apabila data yang perlu
dihitung dalam jumlah besar ?
79. Short Quiz 7 (Traffic Channel) 1. Sebuah cell mengalami SDCCH Blocking. Saat
ini cell tersebut dialokasikan satu kanal SDCCH. Pada saat busy hour traffic SDCCH
yang harus dilewatkan sebesar 14.5 erlang. Dengan menggunakan GOS 2% berapa jumlah
kanal SDCCH harus ditambah ? 2. Sebuah cell mengalami TCH Blocking. Saat ini
terdapat 14 kanal TCH pada cell tersebut. Pada saat busy hour traffic TCH yang
harus dilewatkan sebesar 18 erlang. Dengan menggunakan GOS 2% berapa jumlah TRX
yang harus ditambah pada cell tersebut ?
80. CAPACITY DIMENSIONING 80
81. Erlang Calculator Menggunakan NPFun32 NPFun32 adalah suatu add in pada
Microsoft Excell yang dapat digunakan untuk membantu dimensioning capacity pada
kanal GSM
82. Capacity Dimensioning (TCH Channel) Step by step proses (1) Jumlah kanal Full
Rate Jumlah kanal Half Rate Jumlah kanal GPRS Dedicated 2 Erlang Offered (TCH)
Erlang Offered (TCH)=npErlbTraf(2%,Full Rate+(Half Rate*2)-Dedicated GPRS Channel)
Erlang Offered (TCH) TCH Traffic Busy Hour TCH Utilization
83. Capacity Dimensioning (TCH Channel) Step by step proses (2) TCH Traffic Busy
Hour Kebutuhan kanal TCH dengan utilisasi 80% dari Busy Hour Traffic Kebutuhan
kanal TCH =npErlbChs(TCH Traffic Busy Hour+(20%*TCH Traffic Busy Hour),2%)
Add/Reduce TCH Kebutuhan kanal TCH dengan utilisasi 80% dari Busy Hour Traffic
Jumlah kanal Full Rate Jumlah kanal Half Rate Jumlah kanal GPRS Dedicated 2
84. Capacity Dimensioning (SDCCH Channel) Step by step proses (1) Jumlah kanal
SDCCH 8 Erlang Offered (SDCCH) Erlang Offered (SDCCH)=npErlbTraf(2%,(Jumlah kanal
SDCCH*8)) SDCCH Traffic Busy Hour Max SDCCH TrafficVS Average SDCCH Traffic Erlang
Offered (SDCCH) Max SDCCH Traffic SDCCH Utilization
85. Capacity Dimensioning (SDCCH Channel) Step by step proses (2) Max SDCCH Traffic
Kebutuhan kanal SDCCH dengan utilisasi 80% dari Busy Hour Traffic Kebutuhan kanal
SDCCH =ROUNDUP(npErlbChs(Max SD+(20%*Max SD),2%)/8,0) Kebutuhan kanal SDCCH dengan
utilisasi 80% dari Busy Hour Traffic Jumlah SDCCH 8 Add/Reduce SDCCH
86. Short Quiz 8 (Capacity Dimensioning) 1. Dengan menggunakan add in NPFun32.
Isilah tabel dibawah ini. TRX Data Channel Data Erlang Offer TRAFFIC Utilization
TRAFFIC Utilization Capacity DimensioningcellId SumOf#ofTRX SumOf#ofTRXHR
SumOf#ofSDCCH SumOf#ofFRChn SumOf#ofDRChn TotalChannel TCH SDCCH TCHTrafficBH
TCHUtilization SDTrafficBH SDTrafficAve MaxSDTraffic SDUtil TCHUtil80%-Need#ofTCH
Total#ofTCHNow Add/ReduceTCH SDUtil80%-Need#ofSD Total#ofSDNow Add/ReduceSDCCH
#dedicatedGPRSTS 22354 2 2 2 0 13 16 8.01 1.04 0.87 0 22355 2 2 2 0 13 16 14.905
2.035 1.435 0 22356 2 2 2 0 13 16 5.575 0.425 0.415 0 24084 2 1 2 10 3 16 9.695
0.95 0.555 0 24085 2 2 2 2 11 16 16.465 1.84 1.345 0 24086 2 2 3 0 12 16 19.88 3.16
2.515 0 24091 2 0 2 13 0 16 0 0 0 2 24092 2 0 2 13 0 16 0 0 0 1
87. GSM ARCHITECTURE & BTS TYPE 87
88. GSM Architecture Mobile Switching Center (MSC) berfungsi sebagai switch dan
penghubung dengan jaringan fixed. Network Switching Systems Home Location Register
(HLR) HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan yang tetap. Visitor
Location Register (VLR) VLR merupakan database yang berisi informasi sementara
mengenai pelanggan, terutama saat lokasi dari pelanggan diluar cakupan area
jaringan HLR-nya Base Transceiver Station (BTS) BTS merupakan perangkat pemancar
dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada MS. Base Station Systems Base
Station Controller (BSC) BSC membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur trafik
yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS.
89. BTS Type Nokia�s BTS now merger as Nokia Siemens Networks
90. BTS Type Siemens�s BTS now merger as Nokia Siemens Networks
91. BTS Type Ericsson�s BTS
92. Tower Type 1. BTS Greenfield dengan struktur berkaki empat, biasanya untuk BTS
dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah rural 2. BTS Greenfield dengan
struktur berkaki tiga, lebih hemat tempat dan cocok untuk daerah perkotaan 3. BTS
kamuflase yang menyerupai pohon untuk keindahan estetika 4. BTS monopole 5.
Ericsson Tower Tube, tower yang ramah lingkungan. 6. BTS yang difungsikan juga
sebagai lampu penerangan
93. Indoor BTS Gambar Antena indoor building. Beberapa gedung-gedung tinggi di kota
besar seperti Jakarta misalnya diharuskan menggunakan antena indoor karena
penetrasi sinyal BTS macro biasanya sangat lemah didalam gedung.
94. Short Quiz 9 ( Architecture) 1. Si A (MOC) menelepon si B (MTC). Si A
menggunakan jaringan 2G sedangkan si B menggunakan 3G. Gambarkan aliran data A ke B
pada arsitektur jaringan seluler ! 2. Si A kembali menelepon si B menggunakan
Google Talk. Si A menggunakan jaringan 3G sedangkan si B menggunakan 2G. Gambarkan
aliran data dari A ke B pada arsitektur jaringan seluler !
95. HANDOVER & CELL RESELECTION 95
96. Idle Mode and Dedicated Mode Idle mode adalah kondisi dimana MS tidak sedang
melakukan panggilan telepon. Sedangkan dedicated mode adalah kondisi dimana MS
sedang melakukan panggilan.
97. Cell Selection Cell Selection adalah proses sinkronisasi awal saat MS
dinyalakan sehingga terhubung ke operator jaringan seluler dan layanan jaringan
dapat digunakan sepenuhnya. Proses Cell Selection menggunakan kanal logika BCCH
untuk sikronisasi frekuensi antara MS dan cell.
98. Cell Selection MCC MNC Brand Operator Status Bands (MHz) 510 00 PSN PT Pasifik
Satelit Nusantara (ACeS) Operational Satellite 510 01 INDOSAT PT Indonesian
Satellite Corporation Tbk (INDOSAT) Operational GSM 900 / GSM 1800 / UMTS 2100 510
03 StarOne PT Indosat Tbk Operational CDMA 800 510 07 TelkomFlexi PT Telkom
Operational CDMA 800 510 08 AXIS PT Natrindo Telepon Seluler Operational GSM 1800 /
UMTS 2100 510 09 SMART PT Smart Telecom Operational CDMA 1900 510 10 Telkomsel PT
Telekomunikasi Selular Operational GSM 900 / GSM 1800 / UMTS 2100 510 11 XL PT XL
Axiata Tbk Operational GSM 900 / GSM 1800 / UMTS 2100 510 20 TELKOMMobile PT Telkom
Indonesia Tbk Unknown GSM 1800 510 21 IM3 PT Indonesian Satellite Corporation Tbk
(INDOSAT) Not operational GSM 1800 510 27 Ceria PT Sampoerna Telekomunikasi
Indonesia Operational CDMA 450 510 28 Fren/Hepi PT Mobile-8 Telecom Operational
CDMA 800 510 89 3 PT Hutchison CP Telecommunications Operational GSM 1800 / UMTS
2100 510 99 Esia PT Bakrie Telecom Operational CDMA 800 PLMN (Public Land Mobile
Network) selection adalah proses pertama kali saat dilakukan cell selection PLMN,
atau istilah mudahnya adalah operator, dibedakan dengan MCC (Mobile Country Code)
dan MNC (Mobile Network Code).
99. Cell Re-Selection Cell Reselection adalah proses perpindahan mobile user dari
satu cell ke cell yang lain pada saat idle mode Cell awal yang ditinggalkan disebut
source cell sedangkan cell tujuan disebut dengan target cell.
100. Handover Handover adalah proses perpindahan mobile user dari satu cell ke cell
yang lain pada saat dedicated mode. Handover berfungsi untuk tetap menjaga koneksi
sewaktu melakukan panggilan ketika mobile user berada diluar jangkauan source cell.
Terdapat beberapa kriteria yang menyebabkan terjadinya handover antara lain sinyal
yang lemah pada source cell yang telah melewati batas yang telah ditentukan,
kualitas yang kurang bagus dll. Pada saat terjadi handover koneksi dengan source
cell diputus dan dipindahkan ke target cell oleh sebab itu handover adalah proses
yang sangat komplek dan kritis pada sistem GSM.
101. Handover Handover Type Intra cell handover Inter cell handover Inter BSC
handover Inter MSC handover Inter PLMN
102. Paging Paging adalah proses broadcast pesan dari jaringan seluler kepada
spesifik mobile user untuk mengetahui posisi tepatnya mobile user dalam suatu cell.
Pendekatan yang sangat baik adalah sistem harus melakukan paging ke semua cell
untuk mengetahui dimana tepatnya mobile user berada. Tetapi apabila ini dilakukan
maka kapasitas radio yang digunakan akan sangat besar. Hal ini dapat diatasi dengan
adanya Location Area dan Location Update.
103. Location Update Location Update digunakan untuk mengurangi jumlah proses
paging yang harus dilakukan oleh sistem jaringan seluler. Setiap proses Location
update dilakukan update data-data tepatnya posisi MS berada dalam suatu cell akan
disimpan dalam VLR (Visitor Location Register). Update data pada VLR diambil dari
data subscriber pada HLR (Home Location Register). Sistem jaringan seluler dibagi
menjadi beberapa location area, setiap BSC dapat terdiri dari beberapa location
area dan minimal terdiri dari satu location area. Dengan adanya Location Update
proses paging tidak harus dilakukan di semua cell di satu jaringan seluler tetapi
hanya dilakukan oleh cell-cell yang berada dalam satu Location Area. Setiap mobile
user mengidentifikasikan location area yang baru, dan berpindah ke location area
yang baru maka MS akan melakukan Location Update. Proses Location update tidak
hanya terjadi apabila terjadi perpindahan Location Area tetapi juga terjadi secara
periodik apabila MS masih terletak pada Location Area yang sama agar data selalu
ter-update.
104. Location Update
105. Outgoing Call Proses melakukan panggilan keluar atau Outgoing Call biasa
disebut juga sebagai Mobile Originating Call (MOC)
106. Incoming Call Proses menerima panggillan masuk atau Incoming Call biasa
disebut juga sebagai Mobile Terminating Call (MTC)
107. Short Quiz 10 (Handover & Cell Reselection) Site A Site A adalah sebuah
newsite dengan Cell Id (CI) 64451, 5632, 5633 buatlah neighbour relation dengan
mencantumkan CI source dan CI target agar newsite Site A dapat memproses handover
dan cell reselection dengan cell-cell sekitarnya.
108. GSM RADIO OPTIMIZATION 108
109. WHY OPTIMIZATION? 109
110. Why Optimization ?
111. Why Optimization ? � Parameter yang di-set pada proses planning harus ditinjau
ulang menurut statistik jaringan � Saat jumlah pengguna meningkat, ekspansi
jaringan harus dipertimbangkan juga implementasi strategi baru � Frekuensi mungkin
harus diubah untuk menghindari interferensi dan meminimalisir degradasi kualitas
jaringan selama pertumbuhan user Why optimize a network? Hasn�t everything been
done during planning phase? NO!
112. Why Optimization ? Dari sisi operator, Optimization dapat memaksimalkan
efisiensi jaringan, meminimalisir churn rate (pergantian kartu oleh user), menarik
customer baru, meningkatkan kepuasan pelanggan dan menaikkan revenue.
113. Revenue Example : Berikut adalah suatu contoh perhitungan bagaimana dengan
menaikkan CSSR (Call Setup Success Rate) dapat menaikkan revenue yang tidak sedikit
ke operator. Skenario : Sebuah jaringan pada suatu Propinsi dengan 36 BSC Jumlah
Trafik pada saat Busy Hour : 21.353 Erlang/BH Mean Call Holding Time (Rata-rata
lama panggilan telepon) : 60 Detik CSSR Improvement sebesar 1,43 % dari 88,3 % ke
89,73 % Diasumsikan 50 % pengulangan panggilan dan 50 % kenaikan panggilan Harga
adalah per menit adalah 100 IDR dan lama Busy Hour per day = 8 Berapakah Kenaikan
Revenue yang diperoleh selama setahun? Perhitungan : Jumlah kenaikan panggilan pada
Busy Hour : 21.353 Erlang � 3600/60 � 1,43 % = 18320 call/BH Jumlah kenaikan
revenue per Busy Hour : 18320 � 50 % � 100 x 60/60 = 916000 IDR/BH Jumlah kenaikan
revenue per tahun : 916000 � 8 � 365 = 2.674.720.000 IDR/Year Kesimpulan : Why
Optimization ?
114. KEY PERFORMANCE INDICATORS 114
115. Key Performance Indicator Menurut rekomendasi dari ITU (International
Telecommunication Union) terdapat 3 kategori pengklasifikasian Key Performance
Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan yaitu Accessibility, Retainability
dan Integrity.
116. Key Performance Indicator Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh
servis sesuai dengan layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Contoh
pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori Accessibility adalah Random Access
Success Rate (RACH Success Rate), SD Drop Rate, SDCCH Success Rate, SDCCH Blocking
Rate dan TCH Blocking Rate. Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan
untuk mempertahankan layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai
batas waktu layanan tersebut dihentikan oleh user. Contoh pada jaringan 2G yang
termasuk dalam kategori Retainability adalah TCH Drop Rate, Erlang per Minute Drop.
Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user.
Contoh pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori Integrity adalah Handover
Succes rate, FER, RxQual, SQI. *Mobility adalah derajat pengukuran yang berkaitan
pada mobilitas. Beberapa operator memasukkan beberapa KPI yang beruhubungan dengan
mobilitas dalam group KPI mobility.
117. Key Performance IndicatorNormal call flow untuk MOC dan relasinya dengan KPI
118. Key Performance IndicatorNormal call flow untuk MTC dan relasinya dengan KPI
119. WORST CELL 119
120. Worst Cell Definisi Worst cell adalah sebuah site/cell yang memiliki
performance jelek dan secara wajar mempengaruhi performance pada jaringan. Worst
cell didefinisikan setelah KPI ditentukan. Apabila Key Performance Indicator telah
didefinisikan maka proses selanjutnya adalah perumusan formula untuk KPI tersebut.
Dan penentuan Worst cell dapat dibuat setelah diketahuinya formula dari setiap KPI.
Untuk menghasilkan sebuah Worst cell yang tepat maka diharuskan menggunakan dua
kriteria yaitu kriteria value dan kontribusinya. Kontribusi dapat menggunakan
kontribusi fail atau kontribusi trafik.
121. Worst Cell
122. Worst Cell Category KPI 1 Name Criteria 1 KPI 2 Name Criteria 2 Accessibility
SDSR SDSR Value < 96 % Drops on SDCCH Drops on SDCCH Contribution > 0.05 %
Accessibility SDCCH Blocking Rate SDCCH Blocking Rate Value > 2 % Failed SDCCH
Seizures due to Busy SDCCH SDCCH Seizures due to Busy SDCCH Contribution > 0.05 %
Accessibility TCH Blocking Rate TCH Blocking Rate Value > 2 % Failed TCH Seizures
due to Busy TCH (Signaling Channel) + Failed TCH Seizures due to Busy TCH (Traffic
Channel) Failed TCH Seizures due to Busy TCH (Signaling Channel) + Failed TCH
Seizures due to Busy TCH (Traffic Channel) Contribution > 0.05 % Retainability Drop
Call Drop Call Value > 1 % Call Drops on TCH Call Drops on TCH Contribution > 0.05
% Retainability TBF Completion Rate TBF Completion Rate Value < 96 % TBF Failure
TBF Failure Contribution > 0.05 % Mobility HOSR HOSR Value < 96 % HOSR Failure HOSR
Failure Contribution > 0.05 % Integrity GPRS throughput (kbps) GPRS throughput
Value < 48 kbps Integrity EDGE throughput (kbps) EDGE throughput Value < 64 kbps
123. CELL RESELECTION 123
124. Cell Reselection Salah satu kriteria yang harus dipenuhi adalah C1 > 0 C1 =
(A-Max (B, 0)) A = Rata-rata power yang diterima � RXLEV_ACCESS_MIN = RLA_P �
RXLEVAMI (Siemens) = Received signal level � ACCMIN (Ericsson) B = MS_TXPWR_MAX_CCH
� P = MSTXPMAXCH � P (Siemens) = CCHPWR � P (Ericsson) RXLEVAMI atau ACCMIN adalah
parameter cell level yang mengindikasikan sinyal level minimum yang dibutuhkan MS
untuk mengakses ke sistem. MSTXPMAXCH/ CCHPWR adalah parameter yang mengindikasikan
power transmit maksimum MS untuk mengakses ke sistem dan P adalah output power
maksimum MS tergantung dari MS Class. C1 Parameter
125. Cell Reselection MS akan mengkalkulasi kriteria path loss pada serving cell
dan non serving cell paling tidak selama 5 detik. Kriteria path loss terpenuhi jika
C1> 0 (jika C1 < 0 pada periode paling tidak 5 detik maka cell dihilangkan dari
list). Jika C1 pada neighbour cell lebih tinggi daripada C1 pada serving cell maka
akan terjadi cell reselection dari serving cell ke neighbour cell. Terdapat
parameter CELLRESH(Siemens) dimana terdapat histerisis value pada perhitungan path
loss C1. Sehingga apabila C1 neighbour cell > C1 serving cell + CELLRESH paling
tidak selama 5 detik maka baru akan terjadi cell reselection. Parameter
CELLRESH(Siemens) berfungsi untuk menghindari terjadinya kejadian cell reselection
yang tidak perlu (ping- pong cell reselection). C1 Parameter
126. Cell Reselection C2 Parameter C2 berguna pada saat penggunaan strategi load
sharing antara GSM dan DCS dan juga untuk menghindari cell reselection yang tidak
perlu pada fast moving MS dimana terdapat coverage microcell dan coverage
macrocell. C2 = C1 + CRESOFF (Siemens) - TEMPOFF (Siemens) C2 = C1 + CRO (Ericcson)
- TO (Ericsson) PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) < 31 C2 = C1 + CRESOFF (Siemens)
C2 = C1 + CRO (Ericcson) PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) expired C2 = C1 -
CRESOFF (Siemens) C2 = C1 - CRO (Ericcson) PENTIME = 31 Untuk kasus load sharing
strategy antara GSM dan DCS biasanya akan dilakukan seting dimana C2 DCS > C2 GSM.
Dengan TEMPOFF (Siemens) / TO (Ericsson) = 0 dan PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson)
= 0. Sehingga hanya parameter CRESOFF(Siemens) / CRO (Ericcson) saja yang
digunakan.
127. Cell Reselection C2 Parameter Aplikasi Timer Pentime/PT Aplikasi Pada Fast
Moving MS
128. Short Quiz 11 (Traffic Sharing) Cell A GSM memiliki traffic utilization 90%
dan Cell B DCS memiliki traffic utilization 40 %. Keduanya berdekatan. Bagaimana
setting parameter yang disarankan agar utilization kedua site balance? Cell C GSM
memiliki traffic utilization 40% dan Cell D DCS memiliki traffic utilization 90 %.
Keduanya berdekatan. Bagaimana setting parameter yang disarankan agar utilization
kedua site balance? Push ke DCS Push ke GSM CRO PT TO
129. POWER CONTROL & HANDOVER 129
130. Power Control Untuk menghindari dominasi interferensi dari user yang memiliki
sinyal sangat kuat dan biasanya berada pada jarak yang lebih dekat dengan base
station, digunakan konsep power control. Power control akan mengatur daya pancar
tiap-tiap user sehingga daya yang diterima oleh base station adalah sama untuk
semua user yang tersebar secara acak pada setiap lokasi di dalam sel yang dicakup
oleh base station. Power control akan memerintahkan mobile station untuk menaikkan
daya pancarnya ketika level RxLevel atau RxQual menurun dan akan memerintahkan MS
untuk menurunkan daya pancarnya ketika RxLevel tinggi.
131. Handover & Power Control Parameter
132. Handover & Power Control Parameter Ini adalah daerah dimana terjadi handover
karena low RxLevel.1 Dimana threshold ini diatur oleh parameter HOLTHLVDL (Siemens)
/ threshold level downlink Rx level (LDR) (Nokia) pada sisi downlink dan parameter
HOLTHLVUL (Siemens) / threshold level uplink Rx level (LUR) (Nokia) pada sisi
uplink. Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel bekerja.2
Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter LOWTLEVD (Siemens) / pc lower
thresholds lev dl Rxlevel (LDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan LOWTLEVU
(Siemens) / pc lower thresholds lev ul Rxlevel (LUR) (Nokia) pada sisi uplink. Ini
adalah kondisi dimana MS dalam level dan kualitas yang baik sehingga tidak perlu
adanya power control yang bekerja. 3 Ini adalah threshold dimana power control
untuk menurunkan RxLevel bekerja.4 Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter
UTLEVD (Siemens) / pc upper thresholds lev dl Rx level (UDR) (Nokia) pada sisi
downlink. Dan UTLEVU (Siemens) / pc upper thresholds lev ul Rxlevel (UUR) (Nokia)
pada sisi uplink.
133. Ini adalah daerah dimana level sinyal bagus tetapi kualitas jelek karena
terdapat adanya interferensi. Pada daerah ini akan terjadi handover dapat berupa
intracell handover atau intercell handover. Ini adalah threshold terjadinya
handover yang diakibatkan karena low RxQual. Handover & Power Control Parameter Ini
adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel bekerja dan juga
power control untuk menaikkan RxQual bekerja. 5 Ini adalah threshold dimana power
control untuk menaikkan RxQual bekerja. 6 Threshold pada daerah ini diatur oleh
parameter LOWTQUAD (Siemens) / pc lower thresholds qual dl Rx qual (LDR) (Nokia)
pada sisi downlink. Dan LOWTQUAU (Siemens) / pc lower thresholds qual ul Rx qual
(LUR) (Nokia) pada sisi uplink. 7 8 Dimana threshold ini diatur oleh parameter
HOLTHQUDL (Siemens) / threshold qual downlink Rx qual (QDR) (Nokia) pada sisi
downlink dan parameter HOTHQUUL (Siemens) / threshold qual uplink Rx qual (QUR)
(Nokia) pada sisi uplink.
134. Short Quiz 12 (Power Control & Handover) Tentukan aksi yang akan terjadi pada
jaringan apabila setting threshold untuk handover dan power control ditentukan
seperti pada slide 18. 1. Kondisi Rx Level DL -100 dBm, Rx Qual DL 3? 2. Kondisi Rx
Level DL -85 dBm, Rx Qual DL 6 ? 3. Kondisi Rx Level DL -78 dBm, Rx Qual DL 2 ? 4.
Kondisi Rx Level UL -95 dBm, Rx Qual UL 3? 5. Kondisi Rx Level UL -92 dBm, Rx Qual
UL 4?
135. COVERAGE & QUALITY ISSUES 135
136. Coverage and Quality Issue Pada jaringan 2G kita dapat memperhitungkan RF
Coverage dan RF Quality dengan menganalisa sebaran Rx Level dan Rx Qual. Rx Level
dipergunakan untuk mengukur kuat sinyal yang diterima oleh MS (dalam satuan dBm)
sedangkan Rx Qual menunjukkan kualitas sinyal yang diterima oleh MS. Diukur dari
Bit Error Rate sinyal yang diterima. Skala yang digunakan pada Rx Qual adalah 0
sampai 7. RxQual Bit Error Rate (BER) 0 BER < 0, 2 % 1 0,2 % < BER < 0,4 % 2 0,4 %
< BER < 0,8 % 3 0,8 % < BER < 1,6 % 4 1,6 % < BER < 3,2 % 5 3,2 % < BER < 6,4 % 6
6,4 % < BER < 12,8 % 7 12,8 % < BER Rx Level and Rx Qual
137. Coverage and Quality Issue Bad Air Quality DL (RxLevel >=-85dBm & Rx Qual DL
>= 5) Dengan memperhitungkan distribusi trafik dimana banyak subscriber berada pada
RxLevel yang bagus tetapi dengan RxQual jelek, interferensi mungkin saja terjadi
pada area ini. Jika lebih dari 50% measurement berada pada kondisi ini (seperti
terlihat pada gambar diatas) perlu dilakukan pengechekan dengan menggunakan
drivetest, frequency scanning dan pengechekan adanya frekuensi co-channel dan
adjacent channel/near channel pada map.
138. Coverage and Quality Issue Poor Coverage DL (TA<1.5 km & Rx Level <-85dBm)
Apabila lebih dari 50% measurement pada jarak yang dekat (TA < 2 atau dibawah 1.5
kilometer) tetapi diserving pada RxLevel yang rendah perlu di check adanya
permasalahan pada instalasi hardware seperti pada instalasi connector, semirigid
atau feeder antena, atau problem pada output power (combiner/TRX). Juga perlu
dilakukan site audit untuk melihat apakah terdapat obstacle yang menyebabkan
RxLevel yang diterima oleh subscriber sangat lemah.
139. Coverage and Quality Issue Poor Coverage DL (Rx Level <=-85dBm & Rx Qual>=5)
Apabila lebih dari 50% measurement subscriber terdistribusi pada RxLevel yang
rendah dan RxQual yang jelek maka perlu di check adanya permasalahan pada instalasi
hardware seperti pada instalasi connector, semirigid atau feeder antena, atau
problem pada output power (combiner/TRX), atau perlu dilakukan pengechekan
konfigurasi hardware seperti antena tilt, arah antena, ketinggian antena, dan
kesesuaian konfigurasi antena sesuai dengan yang diajukan oleh tim RF Planning.
Apabila tidak terdapat problem pada hardware bisa dilakukan pengechekan distribusi
Timing Advance untuk mengetahui ada tidaknya overshooting.
140. Coverage and Quality Issue Overshooting Coverage Apabila lebih dari 50%
measurement pada jarak yang jauh (TA > 5 atau diatas 5 kilometer) maka dapat
diasumsikan banyak terjadi overshooting coverage. Sebenarnya definisi dari
overshooting coverage pada sebuah cell adalah suatu kondisi dimana coverage area
sebuah cell sampai melebihi coverage area adjacent relasinya. Yang akhirnya kondisi
ini dapat menyebabkan terjadinya inteferensi atau handover fail.
141. Coverage and Quality Issue Site to site distance Untuk memperhitungkan
presentase overshoot coverage sebuah cell kita dapat membandingkan antara jarak
maksimum sebuah cell dengan relasinya dan distribusi TA cell tersebut. Jika trafik
distribusi melebihi jarak maksimum sebuah cell dengan relasinya maka cell tersebut
mengalami overshoot coverage. Jika persentasenya besar atau lebih dari 50 % maka
perlu dilakukan coverage tuning. Rumus : Rumus pada excel : 1 degree = 111.1211 km
142. Short Quiz 13 (Coverage Issue) 1. Sebuah Cell A memiliki relasi adjacent
dengan Cell B, Cell C, Cell D, Cell E. Apabila diketahui longitude dan latitude
Cell A dan relasinya adalah sebagai berikut : Longitude Latitude Cell A 106.8555922
-6.27588375 Cell B 106.8527082 -6.28311818 Cell C 106.8700848 -6.27815585 Cell D
106.8679064 -6.28808216 Cell E 106.8721099 -6.29614116 Hitung pada TA ke berapakah
sebuah MS yang diserving oleh cell A mulai mengalami overshoot coverage?
143. ACCESSIBILITY PERFORMANCE OPTIMIZATION 143
144. Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (1/4)
Random Access Channel (RACH) digunakan oleh MS pada sisi uplink untuk me-request
alokasi SDCCH. Request ini dapat dikarenakan MS ter- paging pada saat adanya
panggilan masuk atau saat MS mencoba mengakses jaringan. Availability SDCCH pada
sisi BTS tidak berpengaruh pada Random Access Success Rate. Pengulangan percobaan
MS untuk mengakses ke jaringan (apabila pada percobaan akses belum ada respon dari
sisi BTS pada channel AGCH baik berupa jawaban immediate assignment atau immediate
assignement reject) dapat ditentukan oleh paremeter MAXRET (ericsson) / MAXRETR
(siemens) / MAX NUMBER OF RETRANSMISSION (RET) (nokia) dan waktu interval antara
akses request yang satu dengan yang lain ditentukan oleh parameter TX (ericsson) /
NSLOTST (siemens) / NUMBER OF SLOTS SPREAD TRANS (SLO) (nokia).
145. Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (2/4)
Start Change BSIC YES Poor BSIC Plan ? Poor BCCH Plan ? NO NOYES BCCH Retune/
Frequency Retune 2 2 Low Random Access Success rate 3
146. Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (3/4)
Poor Coverage / Overshooting ? YES Do site audit and physical/parameter tuning
related to coverage NO 2 Phantom RACH problem ? YES Optimizing filtering in
hardware and tuning for CRO (Ericcson) and ACCMIN (Ericcson) NO 2 Faulty on Antenna
or cable ? YES Fix hardware problem NO 2 4 3
147. Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (4/4)
4 Tuning for CRO (Ericcson) and ACCMIN (Ericcson) YES Unapropriate setting for CRO
and ACCMIN ? Unapropriate setting for MAXRET and TX ? NO YES Tuning for MAXRET
(Ericcson) and TO (Ericcson) 2 2 Performance Monitoring to see impact after
troubleshooting activities 2
148. Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking
Rate (1/4) SDCCH adalah control channel yang digunakan oleh sistem pada saat
Location Update (dengan mean holding time 3,5 detik), IMSI Detach (2,9 detik),
Mobile Originated Calls (2,7 detik), Mobile Terminated Calls (2,9 detik), SMS (6,2
detik). Secara keseluruhan channel SDCCH memainkan peranan penting dimana pada
proses call setup setiap user pasti menggunakan kanal ini sebelum memperoleh kanal
TCH.
149. Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking
Rate (2/4) Start Fix Hardware/TRX Problem YES Hardware/TRX Problem? Lack SDCCH
Channel? NO YES Add SDCCH Channel 2 2 High SDCCH Congestion/Blocking Rate 3 NO
150. Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking
Rate (3/4) Coverage Problem/ Overshooting? YES Do site audit and physical/parameter
tuning related to coverage NO 2 High Location Area Update? YES Check LAC Border,
Check parameter related to location update NO 2 Load Sharing/Traffic Sharing
already implemented? NO Implement Traffic Sharing Strategy YES 2 3 3
151. Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking
Rate (4/4) 3 Implemented adaptive logical channel NO Adaptive Logical Channel
already implemented? Immediate Assignment on TCH? YES NO Activate feature and
monitor the performance 2 2 Performance Monitoring to see impact after
troubleshooting activities 2 OPTIONAL FEATURE
152. Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (1/7) Pada saat proses-
proses MOC SDCCH dapat mengalami drop yang disebabkan karena faktor hardware,
interferensi, poor coverage, overshoot coverage atau lainnya. Dan apabila
kontribusinya besar dapat mempengaruhi turunnya KPI accessibility sebuah cell.
153. Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (2/7) Sistem Ericsson
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
154. Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (3/7) Sistem Siemens
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
155. Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (4/7) Sistem Nokia Data
yang ditampilkan berikut hanya contoh.
156. Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (5/7) Start Fix
Hardware/TRX Problem YES Hardware/TRX Problem? Low signal strength UL/DL (RF
Problem)? NO YES Do site audit and physical/parameter tuning related to coverage 2
2 High SDCCH Drop Rate 3 NO
157. Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (6/7) Bad Quality UL/DL
(RF Problem)? YES NO 2 Excessive Timing Advance/Distance to Limit? YESCheck TRX
quality, check interfrence from other sites, check if any eksternal interference NO
2 Due to Abis Failure? YES Fix problem related to Abis link, Check transmision
alarm, check transmisi availability. NO 3 Antenna Downtilt/Red uce antenna height/
reduce BTS power 2 3
158. Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (7/7) 3 Fix problem
related to A-if link, Check alarm, check availability. Check that configuration
already correct in MSS side. YES Due to A-if Failure? Other Reason? NO YES Check
LAPD, Remote transcoder, BCSU and other element 2 2 Performance Monitoring to see
impact after troubleshooting activities 2
159. Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (1/5) Alokasi kanal
TCH dilakukan setelah proses immediate assignment berhasil. TCH Blocking/Congestion
terjadi apabila tidak tersedia kanal TCH yang available. Beberapa faktor seperti
kerusakan hardware, kurang baiknya dimensioning untuk kanal TCH adalah beberapa
faktor penyebab terjadinya TCH Blocking/TCH Congestion.
160. Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (2/5) Start Fix
Hardware/TRX Problem YES Hardware/TRX Problem? Any site down in surrounding area?
NO YES NO Fix site down2 2 High TCH Congestion/Blocking Rate 3
161. Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (3/5) Half Rate
already implemented? NO Implement half rate YES 2 Coverage problem/ overshooting?
YES Do site audit and physical/paramet er tuning related to coverage NO 2 Any
missing adjacencies ? YES Add neighbour NO 2 4 3
162. Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (4/5) 4 Implement
Traffic Sharing Strategy NO Load Sharing/Traffic Sharing already implemented? Too
many SDCCH allocation? YES YES Change SDCCH to TCH2 2 NO 5
163. Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (5/5) Performance
Monitoring to see impact after troubleshooting activities 2 Implement assignment to
another cell 2 Upgrade TRX 2 Already Implemented assignment to another cell? NO YES
Possible for TRX Upgrade? YES NO Plan new site with reason capacity OPTIONAL
FEATURE TRX configuration already full 5
164. RETAINABILITY PERFORMANCE OPTIMIZATION 164
165. Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (1/7) Sistem Ericsson
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
166. Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (2/7) Sistem Nokia Data
yang ditampilkan berikut hanya contoh.
167. Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (3/7) Sistem Siemens Data
yang ditampilkan berikut hanya contoh.
168. Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (4/7) Start Fix
Hardware/TRX Problem YES Hardware/TRX Problem? Low signal strength UL/DL (RF
Problem)? NO YES Do site audit and physical/paramete r tuning related to coverage 2
2 High TCH Drop Rate 3
169. Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (5/7) Bad Quality UL/DL
(RF Problem)? YES NO 2 Any Missing neighbour? YESCheck TRX quality, check
interfrence from other sites, check if any eksternal interference NO 2 Many
handover Failure? YES Check if there is any swapped sector, check handover per
relation, fix problem on target cell NO 2 4 Do neighbour audit and add neighbour 3
170. Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (6/7) Excessive Timing
Advance/Distance to Limit? YES 2 Antenna Downtilt/Reduce antenna height/ reduce BTS
power DTX already active? YESNO Activate DTX 2 5 4
171. Check LAPD, Remote transcoder, BCSU and other element Retainability
Performance Optimization TCH Drop Rate (7/7) YES Due to A-if Failure? Other Reason?
NO YES 2 2 Performance Monitoring to see impact after troubleshooting activities 2
Due to Abis Failure? YES Fix problem related to Abis link, Check transmision alarm,
check transmisi availability. 2 NO Fix problem related to A-if link, Check alarm,
check availability. Check that configuration already correct in MSS side. 5
172. INTEGRITY PERFORMANCE OPTIMIZATION 172
173. Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (1/4) Start Add
neighbour if any missing neighbor/ Reduce if too many neighbour YES Missing
Neighbour/ Too many Neighbour ? NO 2 Low Handover Success Rate Low Handover Attempt
? NO Check Handover parameter / Do site audit / Cell in remote island 2 3
174. Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (2/4) Low for overall
relation ? YES NO 5 4 Check if any co BCCH/BSIC with surrounding cells ? NO Do
frequency retune/ BSIC retune Check Handover Success Rate per relation 3 2 YES
175. Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (3/4) 4 Performance
Monitoring to see impact after troubleshooting activities 2 Hardware Problem on
Target cell ? YES NO 2 Incorrect Handover Parameter per cell? YES Handover
Parameter tuning 2 Solve Hardware Problem / Handover parameter tuning per relation
TCH Congestion on Target Cell ? YESNO Solve TCH congestion / Handover parameter
tuning per relation 2
176. Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (4/4) 5 2 Low signal
strength UL/DL (RF Problem)? YES NO 2 Incorrect Handover Parameter/ Threshold ? YES
Handover Parameter tuning Do site audit and physical/parameter tuning related to
coverage Any Swapped Sector ? YESNO Solve Swapped sector 2
177. DRIVE TEST 177
178. Tools : TEMS Investigation TEMS sangat powerfull dan mudah digunakan. Sampai
saat ini rilis TEMS Investigation sudah sampai rilis ke 11. Pada umumnya drivetest
membutuhkan Laptop yang telah terinstal software TEMS, Handphone dan kabel datanya,
dongle, serta USB GPS. Drivetest berguna untuk analisis coverage sebuah cakupan
jaringan atau cakupan sebuah cell. Drivetest menggunakan sampel data user
perception pada coverage tertentu.
179. INFO ELEMENT PREPARATION 179
180. Info Element Preparation Serving and Neighbour menunjukkan informasi seperti
Cell name, BSIC, ARFCN, RxLev, C1, C2, serving cell dan juga enam neighbour list
dengan Rxlevel terbagus. Radio Parameter menunjukkan informasi kondisi radio saat
ini seperti RxLevel, RxQual, FER, SQI, TA dll Current Channel menunjukkan informasi
yang berkaitan dengan channel yang digunakan. Disini akan didapatkan informasi
mengenai CGI, BSIC, BCCH ARFCN dan juga Time Slot yang dipergunakan. 2G
181. Info Element Preparation C/A menunjukkan level interferensi dari adjacent
channel. C/I diartikan Carrier-to-interference ratio yang menunjukkan rasio antara
kuat sinyal bit-bit informasi dan kuat sinyal bit-bit interference yang tidak
diinginkan. C/I disebabkan karena adanya interferensi yang disebabkan karena
penggunaan frequensi yang sama oleh cell carrier dan juga cell yang lain. Current
Channel menunjukkan informasi yang berkaitan dengan channel yang digunakan. Disini
akan didapatkan informasi mengenai CGI, BSIC, BCCH ARFCN dan juga Time Slot yang
dipergunakan. 2G
182. What to measure? RxLev dipergunakan untuk mengukur kuat sinyal yang diterima
oleh MS (dalam satuan dBm). RxQual menunjukkan kualitas sinyal yang diterima oleh
MS. Diukur dari Bit Error Rate sinyal yang diterima. Skala yang digunakan pada
RxQual adalah 0 sampai 7.
183. INTERFERENCE CHECK & FREQUENCY SCANNING 183
184. Interference Check Untuk mengecek adanya interferensi dapat dilakukan dengan
pengamatan pada jendela Radio Parameter dan Jendela Current Channel, apabila RxQual
atau C/I atau SQI pada TRX yang dilakukan pengetesan jelek tetapi RxLevel pada
kondisi baik. Kemungkinan terjadi adanya interferensi. Perlu adanya pengecekan
frekuensi dan perlu dilakukannya frequeny retune pada TRX tersebut.
185. Frequency Scanning Baik buruknya kualitas jaringan GSM ditentukan dari baik-
buruknya perencanaan frekuensi. Co-BCCH ataupun Adjacent- BCCH antara dua site yang
berdekatan dapat menimbulkan tingginya interferensi diantara kedua site tersebut.
Adanya overshooting coverage juga dapat menimbulkan tingginya interferensi. Dengan
melakukan drivetest kita dapat mengetahui daerah dimana terdapat kuat sinyal yang
bagus (RxLevel bagus) tetapi kualitas sinyalnya buruk (RxQual jelek), hal ini dapat
disebabkan oleh karena adanya interferensi di daerah atau spot tersebut. Dengan
menggunakan metode GSM Scanning kita dapat mengetahui list BCCH ARCFN pada suatu
daerah/spot dan mengetahui list BCCH ARFCN yang menjadi interference frequency.
186. Frequency Scanning Untuk memulai scanning pada Combo Box Scanning Task pilih
Frequency Scanning. Klik pada tombol Scan Properties. Klik Pada tab Scanned
Channels centang pada Scan selected channels kemudian centang pada Manual selection
lalu klik Select dan masukkan list ARFCN yang ingin di-scan. Masukkan hanya BCCH
ARFCN yang bersesuaian dangan BCCH ARFCN pada operator yang ingin diinvestigasi.
Klik tombol Start Scanning untuk memulai scanning. klik tombol Stop Scanning untuk
menghentikan proses scanning.
187. Frequency Scanning ... Neighbour List Scanning Mode Neighbour list scanning
dapat digunakan sebagai referensi sebuah cell yang memiliki kuat sinyal bagus
tetapi belum ter-create sebagai neighbour. Pendeteksian berdasarkan kuat sinyal
BCCH ARFCN yang terukur oleh sebab itu hanya masukan list BCCH pada operator yang
ingin diinvestigasi. Berikut tampilan Neighbour List Scanning Mode.
188. DRIVETEST KPI 188
189. Drivetest KPI Call Setup Success Rate (CSSR) Call Setup Successful Rate (%) =
((Total number of successful setup)/ (Total number of calls attempt))*100 Total
number of successful setup = Jumlah mobile originating calls yang berhasil
menempati kanal trafik (TCH). Total number of calls attempt = Jumlah total
percobaan attempt untuk melakukan mobile orginating call. Dropped Call Rate (DCR)
Dropped Call Rate, dikenal juga sebagai TCH drop rate Dropped Call Rate (%) =
((Call set-up Success) � (number of completed calls)) / (Call set-up Success)*100
190. Drivetest KPI Handover Success Rate (HOSR) Handover Success Rate (%) = ((Total
number of successful handovers) / (Total number of handover attempts))*100 Handover
per Call Handover per call = (Total number of Handover success / total number of
call setup success) Rx Level dan Rx Qual Pada jaringan 2G kita dapat
memperhitungkan RF Coverage dan RF Quality dengan menganalisa sebaran Rx Level dan
Rx Qual. Rx Level dipergunakan untuk mengukur kuat sinyal yang diterima oleh MS
(dalam satuan dBm) sedangkan Rx Qual menunjukkan kualitas sinyal yang diterima oleh
MS. Diukur dari Bit Error Rate sinyal yang diterima. Skala yang digunakan pada Rx
Qual adalah 0 sampai 7.
191. Drivetest KPI Rx Qual VS SQI SQI (Speech Quality Index) Adalah pengukuran
quality yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan RxQual. Berikut beberapa
kelemahan RxQual : ?BER yang berfluktuasi (tinggi ke rendah atau sebaliknya)
menyebabkan perceived quality lebih rendah daripada BER yang konstan. Sedangkan
RxQual hanya mengukur rata-rata dari BER dan tidak dapat mengukur fluktuasi
(deviasi) ini. ?RxQual tidak memperhitungkan Frame Erasure Rate (FER). ?Saat
terjadi handover selalu mengakibatkan hilangnya sebuah frame, yang dapat
menyebabkan menurunnya kualitas di sisi user. Hal ini tidak terlihat pada RxQual. ?
Pemilihan speech code, level kualitas akan bervariasi setiap speech codec. Dimana
setiap speech codec memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sedangkan
pengukuran SQI juga memperhitungkan : ?BER (bit Error Rate) ?FER (Frame Erasure
Rate) ?Handover events ?Komputasi yang berbeda untuk setiap speech codec
192. Speech Coding FR, HR, EFR and AMR Voice Speech Coding (FR, HR, EFR) Modulasi
GMSK Burst Full Rate (FR), speech coding dengan bit rate : 13 kbit/s Half Rate
(HR), speech coding dengan bit rate : 5.6 kbit/s, kapasitasnya dapat dua kali full
rate Enhanced Full Rate (EFR),speech coding dengan bit rate : 12,2 kbit/s. Ada
peningkatan kualitas dibandingkan dengan Full Rate dengan adanya noise free
Adaptive Multi Rate (AMR), speech codec bersifat adaptif
193. DRIVETEST IMPROVEMENT 193
194. Drive Test Improvements Signal Strength Analysis Shadowed Antenna Faulty
Hardware Height/down Tilt Output Power Visit site Check antenna installation Is
there a better antenna position at same site? Add reduce down tilt? Can antenna be
placed lower or higher to give better coverage? Check output power Parameters
BSPWRT - NON BCCH FREQ BSPWRB - BCCH FREQ Site Location Possible to move site? New
antenna location at same site? Is it necessary to expand and build a new site?
Check alarm & BTS Error log Visit site Missing Neighbor Is the call dragged? Is low
SS due to missing neighbor relations
195. Drive Test Improvements Interference Analysis From DT logfile & map: What
channel group suffer from interference? HOP or Non HOP? Check Current channel
information in TEMS INV, hopping channel and hopping frequency. Where does the
interference come from? Cell name? Study map and logfile, look for co- channel or
adjacent channel interference. Does the interference lead to lower SQI? Look at SQI
measurement during high RxQual. Use OSS statistic to assist analysis. Possible
Solutions: Enable Frequency Hopping or add frequencies to Hopping group. Enable BTS
Power Control, MS power control and make it less aggressive. Change frequency of
interferer or interfered cell: Possible to find new frequency by using TEMS
Scanning. Down tilt or change antenna of interferer. Redo frequency plan. Add new
site.
196. Drive Test Improvements Handover Analysis (ping pong) Analysis .. � Identify
UL/DL interference � Imbalance link, e.g. most cases UL signal strength issue � H/W
defect, e.g. TRX, combiner, VSWR, etc. � Cross or swap feeder � Wrong handover
parameter, e.g. UL/DL signal strength or quality threshold � Bad neighboring
hysteresis parameters, e.g. HOM, etc
197. Drive Test Improvements Call Setup Failure Analysis Analysis: � Low Signal
Strength � Interference � High Congestion on SDCCH � High Congestion on TCH �
Transmission Fault � Faulty TRX/Hardware � BSC Processor Overload � Cell is not
defined in MSC. Possible Solutions: � Signal strength analysis � Interference
analysis � Define more SDCCH or adaptive SDCCH or direct TCH assignment � Traffic
sharing, redefine SDCCH to TCH, coverage tuning � Fix the transmission problem �
Replace faulty TRX � BTS re-homing, upgrade BSC capacity � Define missing cell
database in MSC
198. Drive Test Improvements Drop Call Analysis Analysis .. � Check the Radio
environment just before drop: ? If High Rxqual for a longer period of time and
RLINKT expire ? Interference problem. ? If Low SS DL, SSDL < MSSENS ( -104dBm) ?
low signal strength problem. ? If TA > 63 ? too far from the cell. � If DL radio is
good, check the TX power. If there is MS power down regulation when the MS is close
to the cell. If full power ? suspect uplink interference or antenna, TMA problem. �
Verify or isolate the problem using OSS Statistic (Drop call and reasons).
199. Drive Test Improvements Sample Case: Missing Neighbor Hal ini dapat
menyebabkan efek "cell dragging� ; dimana MS bergerak tetapi masih dipegang oleh
cell lama meskipun telah melewati jarak tertentu dan seharusnya dilayani oleh cell
tetangga yang RXLevel-nya lebih bagus. Efek ini juga dapat menyebabkan RXQual dan
SQI buruk karena interferensi co- channel.
200. Drive Test Improvements Sample Case: Non-mutual Relation Hal ini dapat
menimbulkan efek yang sama dengan efek "Missing Neighbour". Pastikan neighbour
relation dibuat �both way� apabila ditinjau dari site database. Untuk alasan
tertentu, hubungan �one way� diperbolehkan, misalnya pada lokasi penjara, dll
201. Drive Test Improvements Sample Case: Co-channel BCCHFrequency scanning adalah
cara yang paling praktis untuk menemukan sumber interferensi. Jika lebih dari satu
BSIC terkodekan untuk satu ARFCN BCCH yang diamati, kita dapat menyimpulkan adanya
"co-channel interference". Dengan mengetahui BSIC dan memeriksa pada site database
kita dapat mengetahui cell yang menjadi sumber interferensi.
202. Drive Test Improvements Sample Case: Swap Feeder and Crossed Feeder Sebuah
kasus cross feeder, dapat diidentifikasi melalui Drive Test dan biasanya
menunjukkan banyak ping-pong HO. Kasus swap feeder, mangakibatkan MS dilayani oleh
Cell yang salah, misalnya pada saat MS berada di area main lobe sektor 1, MS tidak
dilayani oleh sektor 1, tetapi diserving oleh sektor 2.
203. Drive Test Improvements Sample Case: Low Level Signal at Near Site Adanya
halangan/medan perbukitan menjadi penyebab terjadinya kasus ini, meskipun tidak
semuanya disebabkan oleh kondisi medan. Seting CRO yang terlalu tinggi dibandingkan
dengan BTS yang dekat dapat menjadi penyebabnya. MS akan �camp� pada BTS yang jauh
meskipun Rx Levelnya tidak terlalu kuat tetapi karena nilai C2 yang tinggi.
204. End of Training Questions?
205. See you in other training class� TELECOMMUNICATION TRAINING ? GSM Planning ?
3G/WCDMA Planning ? GSM Optimization ? 3G/WCDMA Optimization ? Wireless Broadband
ELECTRONICS TRAINING ? PCB Design with Eagle/Protel/OrCAD ? Microcontroller System
For Beginners ? Microcontroller System For Advanced TECHNOPRENEURSHIP TRAINING
Contact Person : Lingga Wardhana Phone : +62 8562893622 Email :
lingga.wardhana@floatway.com Floatway Learning Centre Address : Cipinang Elok 2
Blok BJ No. 2C Cipinang Jakarta Timur Phone : (+62 21) 85911547 Fax : (+62 21)
85911547 www.floatway.com

Anda mungkin juga menyukai