Anda di halaman 1dari 29

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN LTE FEMTOCELL PADA

TOWER A DAN TOWER B

APARTEMEN GRAND ASIA AFRIKA

Design and Analysis of Femtocell LTE at A Tower and B Tower

of Grand Asia Afrika Apartment

PROPOSAL PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk mengambil Mata Kuliah Proyek Akhir

Oleh:

RIZKI NURDIN

6705150014

D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU TERAPAN

UNIVERSITAS TELKOM

2018
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Proyek Akhir dengan judul:

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN LTE FEMTOCELL PADA


TOWER A DAN TOWER B

APARTEMEN GRAND ASIA AFRIKA

Design and Analysis of Femtocell LTE at A Tower and B Tower

of Grand Asia Afrika Apartment

Oleh:

RIZKI NURDIN

6705150014

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai syarat mengambil

Mata Kuliah Proyek Akhir pada

Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Universutas Telkom

Bandung, 5 Januari 2018


Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Yuyun Siti Rohmah, ST, MT Moszes A. Anggara,ST.,MT


NIK: 13830026 NIK: 10000235

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... v
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................... 1
1.2 Tujuan. .............................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................... 2
1.5 Metodologi Pengerjaan..................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 4
2.1 Long Term Evolution (LTE) ............................................................................ 4
2.2 Metode Duplex LTE......................................................................................... 4
2.3 Femtocell .......................................................................................................... 7
2.4 Arsitektur Dasar Femtocell .............................................................................. 7
2.5 Model Propagasi Indoor ................................................................................... 8
2.6 Perhitungan Link Budget .................................................................................. 9
BAB III RANCANGAN SISTEM ........................................................................... 13
3.1 Diagram Alir................................................................................................... 13
3.2 Analisis Hasil Walktest................................................................................... 14
BAB IV ..................................................................................................................... 16
BENTUK KELUARAN YANG DIHARAPKAN................................................... 16
4.1 Keluaran Yang Diharapkan ............................................................................ 16
4.2Jadwal Pelaksanaan ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1 Arsitektur LTE ...…………………………………………………………………………..4
Gambar.2 Arsitektur Dasar Femtocell … ……………………………………..………………………7
Gambar.3 Hasil Walktest menggunakan TEMSPocket ………………………………………………15

iv
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Standar Nilai RSRP Telkomsel ……………………………………………………...14

Tabel.2 Standar Nilai SINR Telkomsel ………………………………………………………14

v
DAFTAR SINGKATAN

LTE = Long Term Evolution


BTS = Base Tranceiver Station
UMTS = Universal Mobile Telecomunication System
FAP = Femtocell Access Point
RPF = Radiowave Propagation Model
eNodeB = Evolved Node B
GPRS = General Packet Radio Service
EDGE = Enhanced Data for GSM Evolution
HSDPA = High Speed Downlink Packet Access
HSUPA = High Speed Uplink Packet Access
OFDM = Orthogonal Frequency Division Multiplexing
SC-FDMA = Single Carrier Frequency Division Multiplexing Access
IP = Internet Protocol
3GPP = The Third Generation Partnership Project
UE = User Equipment
MME = Mobile Management Entity
MSC = Mobile Switching Center
HSS = Home Subscriber Server
SGW = Serving Gateway
PCRF = Policy ad Charging Rules Function
PDN-GW = Packet Data Network - GW
IBS = Indoor Building Solution
DAS = Distribution Antenna System
BSC = Base Station Controller
SINR = Signal to Interface Noise Ratio
RSRP = Reference Signal Received Power

vi
ABSTRAK
Apartemen Grand Asia Afrika merupakan bangunan baru yang belum memiliki jaringan
seluler indoor. Setelah dilakukan walkstest pada Tower A dan B Apartemen tersebut,
didapatkan hasil RSRP sebesar -96 dBm sampai dengan -117 dBm untuk lantai 1-17 lantai dan
lantai 18-26. Nilai RSRP(Reference Signal Received Power) yang didapatkan belum
menunjukan nilai RSRP yang baik untuk jaringan indoor. Untuk itu perlu dibangunan sebuah
perancangan jaringan indoor 4G LTE.

Teknologi Femtocell merupakan solusi yang dapat meningkatkan kualitas sinyal di


indoor karena penempatan stasiun pemancar yaitu Femtocell Access Point (FAP) yang berada
di indoor. Femtocell merupakan solusi yang murah khususnya bagi operator untuk
meningkatakan kualitas sinyal mereka pada indoor. Kelebihan dari Femtocell yang tidak
membutuhkan biaya mahal untuk installasi membuat Femtocell menjadi pilhan yang tepat untuk
solusi pada indoor. Femtocell juga bekerja pada frekuensi yang berlisensi sehingga QoS lebih
terjamin. Dalam perancangan jaringan Femtocell pada bangunan tersebut digunakan Radio
Propagation Simulator (RPS) untuk melakukan simulasi penempatan FAP dan simulasi nilai
RSRP dan SINR.[6]

Perhitungan jumlah FAP berdasarkan coverage dan capacity, akan mendapatkan jumlah
FAP yang dapat mencakup semua sisi dalam gedung. Nantinya setelah dilakukan perancangan
Femtocell diharapkan dapat memperbaiki RSRP dan SINR sesiau standar telkomsel yaitu -85
dBm sampai -95dBm untuk RSRP dan 10 sampai 20 dBm untuk nilai SINR. Simulasi
menggunakan RPS diharapkan dapat menghasilkan nilai RSRP dan SINR yang sesuai standar
Key Performance Indicator(KPI) dan standar operator. Parameter lain yang menjadi tambahan
yaitu nilai Throughput yang diharapkan bisa bagus pada indeks packet loss sebesar 3%. Salah
satu yang menjadi acuan dalam perancangan Femtocell pada Proyek Akhir ini yaitu
Perancangan Femtocell 4G LTE pada Gedung Baru ST3 Telkom Purwokerto.

Kata Kunci: LTE (Long Term Evolution), Femtocell, FAP (Femtocell Access Point), Coverage
& Capacity, RPS (Radiowave Propagation Model).

vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi telekomunikasi saai ini terus menerus mengalami peningkatan
terutama pemakaian jaringan komunikasi seluler, pengguna jaringan seluler saat ini
membutuhkan komunikasi berkecepatan tinggi, untuk dapat menikmati fasilitas yang
ditawarkan seperti VoIP, Streaming, Web Browsing, Email dan lain-lain.[7] Dengan kualitas
yang ditawarkan membuat pengguna ingin mendapatkan service layanan yang maksimal.
Kebutuhan yang tinggi dari pengguna membuat penyedia layanan harus meningkatkan
kemampuan jaringan nirkabelnya. Penyedia layanan kebutuhan telekomunikasi harus
menyediakan layanan yang baik untuk area outdoor dan area indoor khususnya, karena 60%
trafik data dihasilkan saat pengguna berada dalam ruangan seperti rumah dan kantor. Namun
kualitas jaringan indoor belum memiliki kualitas jaringan yang baik karena belum terdapat
installasi jaringan untuk indoor.

Apartemen Grand Asia Afrika merupakan bangunan baru yang belum memiliki
jaringan seluler indoor. Karena itu perlu adanya perancangan jaringan indoor untuk
meningkatkan cakupan dan kapasitas jaringan pada gedung tersebut. Femtocell merupakan
salah satu solusi untk meningkatkan kualitas jaringan seluler pada indoor. Femtocell bekerja
pada spektrum berlisensi dengan menggunakan level daya yang lebih rendah dan juga cakupan
yang lebih kecil. Perancangan Femtocell pada gedung tersebut diharapkan dapat menjadi salah
satu acuan bagi pihak management gedung untuk membangun sebuah jaringan indoor.

Pada Proyek Akhir ini, dilakukan perancangan jaringan Femtocell untuk


teknologi LTE pada Apartemen Grand Asis Afrika Tower A dan B. Teknologi Femtocell
digunakan untuk menutupi kekurangan kualitas jaringan LTE pada gedung tersebut. Dalam
perancangan jaringan Femtocell digunakan analisis berdasarkan capacity dan coverage
sehingga didapatkan jumlah FAP yang diperlukan. Untuk mengetahui hasil perhitungan
dilakukan simulasi pada RPS untuk mendapatkan nilai RSRP dan SINR yang sesuai dengan
KPI.

1
1.2 Tujuan.
Melalui tugas akhir ini diharapkan tercapai tujuan sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan LTE Femtocell berdasarkan coverage dan capacity;


2. Memperbaiki nilai RSRP pada Tower A dan B Apartemen Grand Asia Afrika;
3. Dapat menentukan pilihan antena setelah mendapatkan jumlah FAP yang tepat;

1.3 Rumusan Masalah


Beberapa hal yang menjadi rumusan masalah dalam penyususnan tugas akhir ini;

1. Menentukan perencanaan LTE femtocell berdasarkan coverage dan capacity;


2. Menentukan penempatan lokasi FAP;
3. Melakukan perhitungan link budget;
4. Menentukan model propagasi yang tepat dalam perancangan sistem;

1.4 Batasan Masalah


Batasan-batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini meliputi:

1. Studi kasus pada Tower A dan B Apartemen Grand Asia Afrika;


2. Perhitungan model propagasi menggunakan model cost 231 multi-wall;
3. Parameter yang digunakan untuk analisa yaitu RSRP;
4. Simulasi menggunakan software Radio Propagation Simulator (RPS);
5. RF Parameter yang diukur yaitu RSRP dan SINR.

1.5 Metodologi Pengerjaan


Metode yang digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut;

1. Identifikasi masalah
Pencarian pengumpulan literatur-literatur dan kajian-kajian yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang ada pada tugas akhir ini, misalnya berupa jurnal, buku referensi,
artikel, paper dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tugas akhir ini.
2. Desain model dan formulasi masalah
Bertujuan untuk merumuskan scenario penempatan FAP yang sudah ditentukan
berdasarkan coverage dan capacity.

2
3. Analisis data dan Simulasi
Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi hasil perhitungan yang didapat agar
lebih optimal, serta melakukan simulasi m software Radio Propagation Simulator.
4. Diskusi
Diskusi dengan dosen pembimbing serta pihak-pihak yang dapat membantu dan
memberi solusi dalam pembuatan tugas akhir ini.

3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Long Term Evolution (LTE)
Kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi terus berkembang sangat pesat
dari waktu ke waktu. Berbagai macam kebutuhan konsumen menuntut kepada pihak penyedia
jasa layanan telekomunikasi seluler untuk terus mengembangkan layanannya terutama dalam
akses data dengan kecepatan yang tinggi kapanpun dan dimanapun. Komunikasi paket data
mulai diperkenalkan kepada konsumen pada era GSM kemudian dikembangkan menjadi
teknologi 3GPP yaitu GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA, HSUPA, HSPA+, LTE, selanjutnya
berkembang generasi yang keempat dengan teknologi LTE Advance.[7]

Teknologi LTE dirancang untuk kecepatan akses data, LTE dapat memberikan coverage
dan capacity dari layanan yang lebih besar dan mengurangi biaya operasional. Dengan LTE,
pengguna dapat mengunduh dan mengunggah video beresolusi tinggi, mengakses e-mail dengan
lampiran besar, serta dapat melakukan video conference setiap saat. LTE dapat beroperasi pada
spektrum IMT-2000 (450, 850, 900, 1800, 1900, 2100 MHz) atau pada spektrum seperti 700
MHz dan 2.5 GHz.[7]

2.2 Metode Duplex LTE


Pada sistem 4G LTE terdapat dua sistem duplex yaitu FDD dan TDD. FDD ( Frequency
Division Duplex) bekerja pada frekuensi berbeda secara bersamaan yaitu frekuensi FDD LTE
900 MHz dan FDD LTE 1800 MHz. Penggunaan teknologi FDD di dua frekeunsi ini dikenal
dengan isitilah dual carrier, kelebihannya adalah upload dan download menjadi seimbang
karena berjalan di frekuensi berbeda. Proses komunikasi dapat berlangsung secara dua arah
(full-duplex).[8]

Time Division Duplex (TDD) bekerja pada frekuensi 2.300 MHz, pada struktur kanal
untuk uplink dan downlink dibedakan berdasarkan waktu transmisi yang digunakan. Cara kerja
TDD LTE adalah menerima serta mengirim data di frekuensi yang sama secara bergantian (half-
duplex) Teknologi ini memiliki kelebihan salah satunya adalah unggul dalam kecepatan
download, dan kelemahannya adalah pada kecepatan upload.[8]

4
2.3 Arsitektur LTE

Arsitektur LTE lebih sederhana dibandingkan dengan teknologi-teknologi sebelumnya.


Arsitektur yang lebih sederhana tidak membuat performansi LTE memburuk tetapi dengan
arsitektur yang sederhana selain menghemat biaya operasional juga membuat performansi
sistem lebih meningkat. Jaringan LTE sendiri dapat berintegrasi dengan tenologi lainnya yang
berasal dari 3GPP dan non 3GPP. Sehingga berbagai layanan dari beberapa teknologi dapat
saling berhubungan dengan terintegrasi dengan gateway sebagai media penghubung.

Gambar.1 Arsitektur LTE[8]


Dari gambar di atas terlihat bahwa arsitektur jaringan LTE terdiri dari perangkat-perangkat yang
saling mendukung, yaitu sebagai berikut:

a. User Equipment

UE merupakan perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan berdekatan
dengan user. UE bisa berupa telepon genggam ataupun laptop/PC.[8]

b. E-UTRAN

Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network merupakan upgrade dari


UTRAN yang terdapat pada arsitektur jaringan UMTS. Pada E-UTRAN, terdapat
perangkat eNodeB (Evolved Node B) yang merupakan upgrade dari Node B pada

5
teknologi-teknologi sebelumnya yang fungsinya menangani sisi radio akses dari UE ke
jaringan core. [8]

c. MME

Mobile Management Entity adalah node control utama di jaringan LTE yaitu bisa
dianalogikan sebagai MSC. Fungsi MME adalah bertanggung jawab pada prosedur
pagging untuk idle mode, mengatur handover, serta bertanggung jawab pada proses
aktivasi/deaktivasi dengan bantuan Home Subscriber Service (HSS). [3]

d. HSS

Home Subscriber Service merupakan tempat penyimpanan data pelanggan untuk


semua data permanen user. HSS juga menyimpan lokasi user pada level yang dikunjungi
node pengontrol jaringan. HSS adalah server database yang dipelihara secara terpusat
pada premises home operator. [3]

e. SGW

Serving Gateway berfungsi untuk packet routing dengan menentukan jalur dan
meneruskan data yang berupa packet dari setiap user, penghubung antara UE dan
eNodeB pada saat terjadi inter handover, serta link penghubung antar jaringan LTE
dengan jaringan 3GPP Anchor. SAE Anchor berfungsi sebagai gateway jaringan non-
3GPP, sedangkan 3GPP Anchor berfungsi sebagai gateway jaringan 3GPP. [3]

f. PCRF

Policy and Charging Rules Function merupakan bagian dari arsitektur jaringan
yang mengumpulkan informasi dari dan ke jaringan, sistem pendukung operasional dan
sumber lainnya seperti portal real time, yang mendukung pembentukan aturan dan
kemudian secara otomatis membuat keputusan kebijakan untuk setiap pelanggan aktif
di jaringan. PCRF dapat menyediakan jaringan solusi wireline dan wireless dan juga
dapat mengaktifkan pendekatan multi dimensi yang membantu dalam menciptakan hal
yang menguntungkan dan platform inovatif operator. [3]

6
g. PDN-GW

PDN-GW merupakan komponen penting pada LTE untuk melakukan terminasi


dengan Packet Data Network (PDN). Adapun PDN-GW mendukung policy enforcement
feature, packet filtering, charging support pada LTE, trafik data dibawa oleh koneksi
virtual yang disebut dengan service data flows (SDFs). [3]

2.3 Femtocell
Femtocell merupakan solusi alternative bagi operator seluler dalam memperluas
jaringan aksesnya hingga perumahan-perumahan atau perkantoran yang sering kali tidak
terjangkau oleh BTS konvensional atau pada area dengan tingkat trafik pelanggan yang sangat
tinggi.[7]

Femtocell merupakan pengembangan dari konsep arsitektur BTS di jaringan seluler


dengan menggunakan level daya rendah dan memiliki cakupan yang lebih kecil dibandingkan
dengan makro. Femtocell juga merupakan respon teknologi seluler atas pertumbuhan VoIP dan
WiFi di seluruh dunia.Femtocell terbagi atas 4 kategori yaitu home femto, enterprise femto,
metro femto, dan metro indoor.[7]

2.4 Arsitektur Dasar Femtocell[9]


Pada jaringan femtocell terdapat 3 elemen utama yang terdapat disetiap arsitektur
jaringan, yaitu:

a. Femtocell Access Point


Femtocell Access Point (FAP) merupakan node utama dalam suatu jaringan femtocell
yang berada pada sisi pengguna.
b. Security Gateway (SeGW)
SeGW merupakan node jaringan yang mengamankan koneksi internet antara pengguna
femtocell dari jaringan inti operator seluler.
c. Femtocell Devices Management System (FMS)
Manajemen sistem femtocell terletak pada jaringan operator, yang juga memiliki peranan
penting dalam manajemen pengadaan, aktivasi dan operasional femtocell.

7
Gambar.2 Arsitektur Dasar Femtocell[9]
2.5 Model Propagasi Indoor[2]
Dalam perancangan jaringan indoor terdapat beberapa model propagasi yang dapat
digunakan, yaitu:

a. COST 231 Multi-wall Model

Pada model propagasi COST 231 Multi-Wall seluruh dinding pada bidang vertical
antara transmitter dengan receiver akan dipertimbangkan. Sedangkan untuk masing-masing
dinding dengan properties materialnya diperhitungkan juga, bertambahnya dinding yang
akan dilewati sinyal akan membuat attenuasi dinding menjadi berkurang sehingga pada
model COST 231 Multi-Wall Model ini hasil yang didapatkan akan sesuai dengan kondisi
ruangan.

b. One Slope Model

Pada one slope model hal yang diperhatikan yaitu parameter-parameter yang
mempengaruhi perhitungan seperti pathloss eksponen. Pada perhitungan pathloss tersebut,
eksponen model dikalibrasi untuk masing-masing skenario. Dengan catatan bahwa dinding dan
elemen-elemen gedung yang lainnya tidak berpengaruh pada model One Slope.

8
c. Keenan Motley Mode

Model propagasi Keenan Motley memperhitungkan seluruh dinding yang ada pada sebuah
bangunan pada bidang vertical diantara transmitter dan receiver, dengan nilai attenuasi yang
sama untuk seluruh lantainya. Selain itu jenis dinding dan material lain yang terdapat di suatu
bangunan juga dapat diperhitungkan.

2.6 Perhitungan Link Budget


a. Perhitungan FAP berdasarkan Capacity
a) Menghitung Throughput[9]
𝟏
𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 = 𝑩𝒆𝒂𝒓𝒆𝒓 𝑹𝒂𝒕𝒆 𝒙 𝑺𝒆𝒔𝒔𝒊𝒐𝒏 𝑻𝒊𝒎𝒆 𝒙 𝑺𝒆𝒔𝒔𝒊𝒐𝒏 𝑫𝒖𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 𝒙 [(𝟏 )] …….(1)
−𝑩𝑳𝑬𝑹
𝟏

Keterangan:
Bearer Rate = Application Layer
SessionTime = Dutarion per Service
Session Duty Ratio = Data Transmission Ratio Per Session
BLER = Tolerated Block Error Rate
b) Menghitung Single User Throughput[4]
𝒕𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒑𝒖𝒕
𝑰( ) 𝒙 𝑩𝑯𝑺𝑨 𝒙 (𝟏+𝒑𝒆𝒂𝒌 𝒕𝒐 𝒂𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐)
𝑺𝒊𝒏𝒈𝒍𝒆 𝑼𝒔𝒆𝒓 𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 = ∑ 𝒔𝒆𝒔𝒔𝒊𝒐𝒏
……….(2)
𝟑𝟔𝟎𝟎

Keterangan:
BHSA = Busy Hour Service Attemp
Penetration Ratio = How good service can affect costumer
PAR = Peak to Average Ratio = 35%

c) Menghitung Nilai Network Throughput Uplink dan Downlink[4]

𝑼𝒑𝒍𝒊𝒏𝒌 𝑵𝒆𝒕𝒘𝒐𝒓𝒌 𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 (𝑰𝑷) =


𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒔𝒆𝒓 𝑵𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒙 𝑼𝑳 𝑺𝒊𝒏𝒈𝒍𝒆 𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 ………(3)

𝑫𝒐𝒘𝒏𝒍𝒊𝒏𝒌 𝑵𝒆𝒕𝒘𝒐𝒓𝒌 𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 (𝑰𝑷) =


𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒔𝒆𝒓 𝑵𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒙 𝑫𝑳 𝑺𝒊𝒏𝒈𝒍𝒆 𝑼𝒔𝒆𝒓 𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 ………(4)

9
Dimana:
UL Singe User Throughput = Total uplink throughput single user pada area layana
DL Single User Throughput = Total Downlink throughput single user pada area layanan
Total user number = Jumlah pelanggan masa depan
d) Menghitung cell capacity uplink dan downlink
𝑫𝑳 𝑪𝒆𝒍𝒍 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒄𝒊𝒕𝒚 + 𝑪𝑹𝑪 =
(𝟏𝟔𝟖 − 𝟑𝟔 − 𝟏𝟐) 𝒙 (𝒄𝒐𝒅𝒆 𝒃𝒊𝒕𝒔) 𝒙 (𝑪𝒐𝒅𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒆) 𝒙 𝑵𝒓𝒃 𝒙 𝑪 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎 ……(5)

𝑼𝑳 𝑪𝒆𝒍𝒍 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒄𝒊𝒕𝒚 + 𝑪𝑹𝑪 =


(𝟏𝟔𝟖 − 𝟐𝟒) 𝒙 (𝑪𝒐𝒅𝒆 𝑩𝒊𝒕𝒔) 𝒙 (𝑪𝒐𝒅𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒆) 𝒙 𝑵𝒓𝒃 𝒙 𝑪 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎 ………(6)
Dimana:
CRC : 24
Code Bits : Efisensi Modulasi
Nrb : Jumlah RB
C : Model Antena MIMO
e) Menghitung Jumlah User Tiap Sel
𝑵𝒆𝒕𝒘𝒐𝒓𝒌 𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑼𝒔𝒆𝒓 𝑻𝒊𝒂𝒑 𝑺𝒆𝒍 = 𝑺𝒊𝒕𝒆 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒄𝒊𝒕𝒚
………(7)

f) Menghitung Jumlah Antena (FAP)


𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑼𝒔𝒆𝒓
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑭𝑨𝑷 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑼𝒔𝒆𝒓 𝑻𝒊𝒂𝒑 𝑺𝒆𝒍 ………(8)

b. Berdasarkan Coverage

Perhitungan coverage membutuhkan data seperti luas gedung dari Tower A dan Tower B
Apartemen Grand Asia Afrika, nilai link budget, besarnya nilai redaman dalam gedung, dan
model propagasi.

a. Luas Area Cakupan[9]


𝑳 = 𝟐, 𝟔 𝒅𝟐 ………(9)

10
b. Perhitungan MAPLuplink;[7]

𝑴𝑨𝑷𝑳𝒖𝒑𝒍𝒊𝒏𝒌 = 𝑼𝑬𝑻𝒙𝑷 + 𝑼𝑬𝑨𝑮 + 𝑶𝑮 − 𝑭𝑴 − 𝑰𝑴 − 𝑩𝑳 − 𝑷𝑳𝟏 − 𝑷𝑳𝟐 + 𝑬𝑨𝑮 −


𝑪𝑳 − 𝑹𝑺𝑵 ………(10)

Dimana:

MAPLUL = Maksimum Path Loss yang diperbolehkan selama propagasi sinyal [dB]
UETX Power = UE Transmit Power [dBm]
UEAG = UE Antenna Gain [dB]
OG = Other Gain
FM = Fading Margin [dB]
IM = Interference Margin [dB]
BL = Body Loss [dB]
PL1 = Penetration Loss [dB]
PL2 = Path Loss [dB]
EAG = eNodeB Antenna Gain [dB]
CL = Cable Loss [dB]
RSNB = Receiver Sensitivity eNodeB [dBm]

c. Perhitungan MAPLdownlink;[7]
𝑴𝑨𝑷𝑳𝒅𝒐𝒘𝒏𝒍𝒊𝒏𝒌 = 𝑵𝑩𝑻𝒙𝑷𝒐𝒘𝒆𝒓 − 𝑪𝑳 + 𝑬𝑨𝑮 + 𝑶𝑮 − 𝑭𝑴 − 𝑰𝑴 − 𝑷𝑳𝟏 − 𝑷𝑳𝟐 − 𝑩𝑳 +
𝑼𝑬𝑨𝑮 − 𝑹𝑺𝑼𝑬 ………(11)
Dimana:
MAPLDL = Maksimum Path Loss yang diperbolehkan selama propagasi sinyal [dB]
NBTX Power = eNodeB Transmit Power [dBm]
CL = Cable Loss [dB]
EAG = eNodeB Antenna Gain [dB]
OG = Other Gain
FM = Fading Margin [dB]
IM = Interference Margin [dB]
PL1 = Penetration Loss [dB]
PL2 = Path Loss [dB]

11
BL = Body Loss [dB]
UEAG = UE Antenna Gain [dB]
RSUE = Receiver Sensitivity UE
[dBm]
c. Rumus Model Propagasi Cost231 Multiwall[2]
Sebelum menentukan jumlah FAP terlebih dahulu menghitung radius sel dengan
menggunakan persamaan rumus berikut:

𝒏𝒇+𝟐
[ −𝒃]
𝑳𝑻 = 𝑳𝑭𝑺𝑳 + 𝑳𝑪 ∑𝑴
𝒊=𝟏 𝒏𝒘𝒊. 𝑳𝒘𝒊 + 𝒏𝒇
𝒏𝒇+𝟏 𝑳𝒇 ……(12)

Dimana:

LFSL : loss free space Lf : lost per floor

LFSL : 20 log F(Mhz) + 20 10 log b : empirical parameter


d(Km) +32,5
M : number of wall type
LC : constant loss
nf : number of floors crossed
Lwi : wall type loss by the path

Lw1 : L light wall nwi : number of wall crossed by


the direct path
Lw2 : L heavy wall

12
BAB III RANCANGAN SISTEM
3.1 Diagram Alir
Mulai

Survei Lokasi

Mengumpulkan Data

Walktest

Analisa Hasil Walktest

Coverage Planning Capacity Planning

• Perhitungan Link Budget • Estimasi User


• Perhitungan Pathloss dan • Kapasitas Network
Radius Antena Throughput
• Jumlah Antena • Kapasitas Single Site
• Jumlah Antena

Penentuan Jumlah Antena

Simulasi Pada RPS

Hasil Simulasi
Tidak
Sesuai Stadar
RSRP & SINR

Ya

Analisa Hasil
Simulasi

Mulai

13
3.2 Analisis Hasil Walktest
Untuk mengetahui kualitas sinyal pada Apartemen tersebut dilakukan walktest before
untuk mengetahui nilai RSRP (Reference Signal Received Power) menggunakan operator
Telkomsel. RSRP sendiri merupakan sinyal LTE power yang diterima oleh user dalam frekuensi
tertentu.[1]. Sedangkan SINR (Signal to Interference Noise Ratio) merupakan rasio
perbandingan antara snyal utama yang dipancarkan dengan interferensi dan noise yang timbul
(tercampur dengan sinyal utama). Berikut adalah standar dari nilai RSRP dan SINR berdasarkan
standar dari operator telkomsel:

Tabel.1 Standar Nilai RSRP Telkomsel

Tabel.2 Standar Nilai SINR Telkomsel

14
Gambar.3 Hasil Walktest menggunakan TEMS Pocket
Berikut adalah hasil dan analisi dari walktest yang telah dilakukan pada Tower A Grand
Asia Afrika. Salah satu parameter yang menjadi fokus dalam pengerjaan proyek akhir ini yaitu
RSRP dan SINR. Hasil RSRP yang didapatkan dibandingkan dengan nilai RSRP dan SINR
yang sesuai standar operator telkomsel.

Dari hasil walktest yang telah dilakukan pada lantai 17 dan lantai 26 Apartement Grand
Asia Afrika di dapatkan hasil RSRP sebesar -96 dBm sampai dengan -117 dBm, nilai yang
didapatkan berada pada kondisi buruk dari standar RSRP sesuai standar operator telkomsel. Saat
melakukan walktest pada lantai 26 terdapat juga terdapat beberapa titik blankspot untuk jaringan
LTE.

15
BAB IV

BENTUK KELUARAN YANG DIHARAPKAN


4.1 Keluaran Yang Diharapkan
Bentuk keluaran yang diharapkan setelah melakukan perancangan jaringan Femtocell proyek
akhir ini yaitu:
1. Dapat menentukan jumlah FAP yang dibutuhkan untuk masing-masing lantai.
2. Mendapatkan hasil simulasi penempatan FAP berdasarkan coverage dan capacity.
3. Mendapatkan nilai RSRP dan SINR yang sesuai dengan standar KPI pada simulasi RPS.

4.2Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Alokasi Waktu Pengerjaan
Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

Pengajuan
Judul
Penerimaan
Judul
Pengumpul
an Data
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Perancanga
n
Simulasi
Analisa
Sidang
Revisi

16
DAFTAR PUSTAKA
[1] Celuler Communication Laboratory, Modul Training 4G LTE Drive Test, 2017, Bandung.

[2] Hikmaturokhman, Alfin, Berlianti, Lita, 2015, Analisa Model Propagasi Cost231 Multi Wall
pada Perancangan Indoor Femtocell HSDPA menggunakan Radiowave Propagation Simulator,
Yogyakarta.

[3] Mobilecomm Laboratory, Modul Training Network Parameter Tuning Strategy for TDD
LTE Planning and Optimization, 2017, Bandung.

[4] Mahyu, Tri Abi, Amalia, Norma, Amanaf, Muntaqo Alfin, Perancangan dan Analisis
Jaringan Indoor Femtocell LTE 2300 MHz di Gedung Java Heritage Hotel Purwokerto Dengan
Menggunakan Radiowave Propagation.

[5] Muryono, Aji Hidayat, Hendrantoro, Gamantyo, Kuswidiastuti, Devy, 2013, Desain dan
Analisi Kinerja Femtocell LTE-Advance Menggunakan Metode Inter Cell Interference
Coordination, Surabaya.

[6] Nugraha, Toha Ardi, 2017, Perencanaan dan Simulasi Jaringan Small Cell Indoor Hotspots
Studi Kasus di Gedung Vokasi Universitas Telkom, Bandung.

[7] Setiawan, Diki Sofyan, Muayyadi, Achmad Ali, Usman, Uke Kurniawan, 2016, Analisis
Perancangan dan Performansi LTE Femtocell di Gedung A dan B Telkom University, Bandung.

[8] Ulfah, Mariah, 2017, Analisis Coverage Area Jaringan 4G LTE, Teknik Elektronika,
Politeknik Negeri Balikpapan, Balikpapan.

[9] Utami, Fitri Kemala, Hikmaturokhman, Alfian, 2016, Perencanaan Femtocell 4G LTE 1800
MHz Studi Kasus Gedung Baru ST3 Telkom Purwokerto, Purwokerto.

[10] Utomo, Budi, Santoso, Imam, Z, Ajub Ajulian, Simulasi Link Budget Pada Femto
Teknologi Telekomunikasi LTE (Long Term Evolution), Semarang.

17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai