OLEH:
MUHAMMAD ADITYA RAHMAN
NIM: 2017210005
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan guna
mencapai gelar Sarjana Teknik
OLEH:
MUHAMMAD ADITYA RAHMAN
2017210005
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA : MUHAMMAD ADITYA RAHMAN
NIM : 2017210005
JUDUL : ANALISIS KUALITAS PENERIMAAN SINYAL PADA
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME
(FTTH) BERBASIS GPON DI CLUSTER SENTERUM
ASYA
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan tulisan sendiri dari hasil
penelitian dibawah bimbingan Bapak Ir. Agus Sun Sugiharto, M.T. dan bukan
merupakan hasil menjiplak dari karya orang lain dan isi Tugas Akhir ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, Agustus 2023
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tugas
akhir berjudul “ANALISIS KUALITAS PENERIMAAN SINYAL PADA
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS
GPON DI CLUSTER SENTERUM ASYA”.
Tugas akhir ini disusun dengan melewati beberapa tahapan yang melibatkan
berbagai pihak sebagai pendukung. Untuk itu saya berterima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua dan keluarga atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang
tidak henti-hentinya membuat saya tetap semangat dan optimis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Ade Supriatna, S.T., M.T. selaku Dosen dan Dekan Fakultas
Teknik Universitas Darma Persada
3. Bapak Ir. Yendi Esye, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Darma Persada.
4. Bapak Ir. Agus Sun Sugiharto, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberi bimbingan, saran, motivasi, serta waktu untuk membimbing.
5. PT. Telkom Indonesia Tbk di STO (Sentral Telepon Otomatis) Penggilingan,
yang menjadi penelitian tugas akhir ini, yang telah membantu saya dalam
memberikan waktu, ilmu dan pengalamannya untuk memperoleh data yang
saya butuhkan.
6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Darma
Persada yang telah memberikan ilmu kepada saya selama perkuliahan.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu menyusun, baik secara moril
maupun materil, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Saya menyadari bahwa tugas akhir ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan tugas akhir ini. Akhirnya saya berharap semoga tugas akhir
dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi kalangan Teknik Elektro.
Jakarta, Juli 2023
(Muhammad Aditya Rahman)
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
LEMBAH PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Tugas Akhir...................................................................................2
1.4. Batasan Masalah........................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan................................................................................3
BAB II JARINGAN AKSES FIBER OPTIK..............................................................4
2.1. Fiber Optik................................................................................................4
2.1.1. Prinsip Sistem Komunikasi Fiber Optik............................................4
2.1.2. Struktur Fiber Optik...........................................................................5
2.1.3. Jenis-Jenis Fiber Optik.......................................................................6
2.1.4. Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik............................................7
2.2. Teknologi Jaringan Fiber Optik................................................................8
2.3. FTTH (Fiber To The Home)......................................................................9
2.3.1. Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Berbasis GPON. . .10
2.3.2. Konfigurasi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)..........................10
2.3.3. Perangkat Jaringan FTTH (Fiber To The Home).............................11
2.4. Teknologi Passive Optical Network (PON)............................................15
2.5. GPON (Gigabit Passive Optical Network).............................................17
2.6. OPM (Optimal Power Meter)..................................................................17
2.7. Link Power Budget..................................................................................18
2.8. Studi Literatur..........................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................22
vi
3.1. Tahapan Penelitian..................................................................................22
3.2. Cakupan Wilayah Jaringan FTTH (Fiber To The Home).......................22
3.3. Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home).....................................23
3.4. Penentuan Perangkat dan Spesifikasi......................................................27
3.5. Perhitungan Secara Teoritis.....................................................................29
3.6. Pengukuran Daya Sinyal Fiber Optik......................................................32
3.7. Analisis Hasil..........................................................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................35
4.1. Hasil Perhitungan Kualitas Penerimaan Sinyal Secara Teori.................35
4.2. Hasil Pengukuran Daya Fiber Optik.......................................................37
4.3. Membandingkan Hasil Perhitungan dan Pengukuran Secara Standar....37
4.4. Membandingkan Hasil Perhitungan dan Pengukuran.............................38
BAB V KESIMPULAN...............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
(Fiber To The Home) berbasis GPON di area tersebut. Hal ini yang menjadikan
Cluster Senterum Asya sangat berpotensi untuk dibangunnya jaringan FTTH
(Fiber To The Home) berbasis GPON (Gigabit Passive Optical Network) sebagai
meningkatkan kinerja perkantoran, pusat pembelanjaan dan rumah sakit,
meningkatkan proses pembelajaran murid maupun gurunya dan untuk
mengerjakan tugas yang dilakukan di rumah maupun untuk hiburan. Berdasarkan
latar belakang tugas akhir ini, peneliti menganalisis kualitas penerimaan sinyal
pada perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) berbasis GPON di Cluster
Senterum Asya melalui hasil perhitungan dan pengukuran daya sinyal
penerimaan, dengan menggunakan standar ITU-IT G.984.2.
2
4. Analisis yang digunakan untuk perhitungan dan pengukuran daya
penerimaan sinyal adalah Link Power Budget.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang kualitas sinyal penerimaan pada
perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) berbasis GPON sehingga
penelitian membahas salah satu cara untuk mengetahui kualitas sinyal penerimaan
dengan menghitung secara teoritis dan pengukuran daya fiber optik yang akan
dimuat pada rumusan masalah dan tujuan masalah. Dan penyusunan laporan ini
disampaikan dengan baik yang dicantumkan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
3
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan.
BAB II
JARINGAN AKSES FIBER OPTIK
4
Gambar 2.1. Prinsip Sistem Komunikasi Fiber Optik
Berikut penjelasan dari Gambar 2.1:
a. Pada arah pengirim, sinyal input berasal dari multiplex digital akan
diteruskan ke rangkaian elektronik untuk meningkatkan karakteristik dan
mengubah kode sinyal yang masuk menjadi sinyal binary. Sinyal binary
diteruskan ke rangkaian sumber fiber optik. Sinyal binary dan daya listrik
akan diubah menjadi sinyal daya optik. Sumber fiber optik akan diteruskan
ke detektor optik melalui kabel fiber optik.
b. Pada arah penerima, sinyal daya optik diterima dari sumber optik melalui
kabel fiber optik. Kabel fiber optik akan diubah menjadi sinyal daya listrik.
Sinyal daya listrik diteruskan ke rangkaian elektonik untuk decoding
menjadi sinyal. Rangkaian elektronik meneruskan ke demultiplex digital.
Proses pengiriman menuju penerima akan terjadi redaman atai rugi cahaya
di sepanjang kabel fiber optik dan konektor-konektornya. Hal ini menjadikan
jarak antara pengirim dan penerima yang terlalu jauh diperlukan berapa perangkat
pengulang yang bertugas memperkuat gelombang cahaya yang mengalami
redaman.
a. Core, cahaya disalurkan melalui core. dan indeks bias sekitar 1,5. Core
terbuat dari kaca dengan diameter 3 -2000 μm dan berbentuk batang
silinder.
5
b. Cladding, sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat
ke ujung lainnya. Cladding berbahan kaca dengan diameter 125 μm-250 μm
dan nilai indeks lebih kecil dari core. Hubungan cladding dan core
mempengaruhi perambatan cahaya total, sehingga indeks menjadi kritis.
c. Coating, terbuat dari plastik yang melindungi fiber optik dari kerusakan.
d. Strengthening fibers, bagian yang melindungi kabel agar tidak mudah putus
dan terbuat dari serat benang dengan daya tahan tinggi.
e. Jacket Cable, bagian terluar pada fiber optik yang melindungi seluruhan
lapisan dan terbuat dari plastik.
6
e. Redaman: 0,2-0,5dB/km
f. Lebar bandwith: >150Mhz
2. Multimode, dapat mengirim sinyal inframerah dengan panjang gelombang
sebesar 850-1300 nm. Core terbuat dari lapisan slica glass. Multimode
mentransmisikan sinyal beratusan modus cahaya tersebar melalui serat
secara bersamaan dan digunakan untuk tujuan komersial.
7
3. Lebar bandwidth dan kapasitas besar, dikarenakan cahaya inframerah
sebagai sinyal pembawa menggunakan frekuensi sebesar 1013 – 1016 H
menjadikan peningkatan kapasitas informasi yang sangat besar juga.
4. Tahan terhadap cuaca dan karat.
5. Isolator listrik, fiber optik terbuat dari slica glass tidak menghantarkan
listrik.
6. Tidak terganggu gelombang elektonik maupun frekuensi radio.
7. Redaman loss rendah dan kebutuhan reapeater lebih sedikut.
8. Keamanan sinyal tinggi, karena cahaya tersalurkan melalui fiber optik dan
tidak terpancar keluar.
9. Harga murah, dikarenakan bahan baku slica glass lebih murah dari tembaga
untuk kabel komunikasi.
Selain memiliki kelebiham, fiber optik juga memiliki kekuranga antara lain [2]:
1. Biaya perangkat sambungan dan terminasi mahal
2. Proses penyambungan lebih sulit, dikarenakan kualitas dari sambungan
berpengaruh terhadap kualitas transmisi sinyal
3. Biaya instalasi dan maintenance mahal
4. Membutuhkan sumber cahaya yang kuat
5. Kabel dipasang berkelok agar memaksimalkann kecepatan dan kelancaran
penyebaran cahaya.
6. Rentan terhadap tekanan mekanis sehingga diperlukan lapisan penguat
sebagai proteksi, bila terjadi tekanan yang berlebihan.
7. Radiasi sinyal inframerah dapat membahayakan mata
8
Gambar 2.4. Topoglogi FTTx
Berikut penjelasan dari Gambar 2.4:
1. Fiber To The Building (FTTB), terletak di dalam bangunan (basement atau
ruang telekomunikasi). Terminal ONT dihubungkan dengan titik konversi
optik melalui kabel tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan
daerah catu langsung pada jaringan akses tembaga.
2. Fiber To The Zone (FTTZ), terletak di luar bangunan, baik di dalam kabinet
maupun manhole. Terminal ONT dihubungkan dengan titik konversi optik
melalui kabel tembaga beberapa kilometer. FTTZ dianalogikan sebagai
pengganti rumah kabel (RK) pada jaringan akses tembaga.
3. Fiber To The Curb (FTTC), terletak diluar bangunan, baik di dalam kabinet,
di atas tiang maupun manhole. Terminal ONT dihubungkan dengan titik
konversi optik melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC
dianalogikan sebagai pengganti kotak pembagi pada jaringan akses
tembaga.
4. Fiber To The Home (FTTH), terletak pada rumah ONT. Terminal ONT
dihubungkan dengan titik konversi optik melalui kabel tembaga indoor
beberapa puluh meter. FTTH dianologi sebagai pengganti terminal blok
pada jaringan akses tembaga.
9
1. Memiliki konsep jaringan fleksibel yang dapat digunakan sebagai inovasi
teknologi fiber optik.
2. Penyebaran kabel fiber optik secara langsung akan mempercepat aktivasi
dan penambahan layanan dikemudian hari.
3. Minimumnya gangguan, sehingga memperkecil biaya operasional
4. Keamanan atau kerahasiaan informasi terjaga dengan baik.
5. Tahan dari temperatur tinggi dan oksidasi.
2.3.1. Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Berbasis GPON
Topologi jaringan FTTH (Fiber To The Home) berbasis GPON dibutuhkan
untuk pemilihan jalur yang tepat dan efisien, termasuk jarak pemasangan, panjang
kabel, jumlah sambungan kabel dan perangkat yang digunakan. Adapun
keuntungan dari topologi jaringan FTTH (Fiber To The Home) antara lain [3]:
1. Memudahkan menentukan daerah yang akan dipasang.
2. Memudahkan perawatan fiber optik di masa mendatang.
3. Memudahkan instalasi fiber optik yang digunakan.
4. Memprediksi kebutuhan ONT di masa mendatang.
10
Gambar 2.6. Konfigurasi Jaringan FTTH
Berikut penjelasan dari Gambar 2.4:
1. Konfigurasi Bus, digunakan apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan
di desain menggunakan Ring.
2. Konfigurasi Ring, digunakan apabila sistem yang berlebihan dan kondisi
geografis di lapangan mendukung dibuat jaringan feeder berbentuk ring.
3. Konfigurasi Star, adalah konfigurasi yang menghubungkan semua kabel dan
tiap Optical Distribution Point (ODP) menuju central point sebagai pusat
konsentrasi yaitu Distribution Cabinet (ODC).
11
Gambar 2.7. Optical Line Termination (OLT)
12
Gambar 2.9. Optical Distribution Point (ODP)
e. Roset adalah box terminal kabel indoor yang terhubung ke Optical Network
Termial (ONT) atau Optical Network Unit (ONU).
13
f. Optical Network Terminal (ONT) adalah perangkat yang berada di akhir
jaringan atau terletak di rumah ONT, sebagai menerima trafik optik dan
mengkonversinya menjadi bentuk (seperti data, voice, dan video).
14
j. Kabel Distribusi sebagai meneruskan informasi sinyal fiber optik dari Optical
Distribution Cabinet (ODC) sampai Optical Distribution Point (ODP).
15
Gambar 2.17. Konektor
16
terhubung ke beberapa ONT. Bandwith GPON mencapai 2,488 Gbps
(downstream) dan 1,224 Gbps (upstream), serta penggunaan splitter up to
32 port.
4. EPON atau Ethernet PON merupakan salah satu teknologi PON yang
dikembangkan oleh IEEE yang dimodifikasi dari ethernet agar dapat
mendukung konektivitas point to multipoint (P2MP) yaitu IEE 802.ah tahun
2004. EPON menggunakan enkapsulasi ethernet untuk transport data dan
dapat mengirim data sebesar 1,25 Gbps downstream maupun upstream,
serta penggunaan splitter up to 32 port. EPON biasa disebut juga dengan
GEPON. Panjang gelombang pada GEPON sebesar 1490 nm (downstream)
dan 1310 nm (upstream).
17
Speed Downstream 2.5 Gbps
Layanan Servis Data, suara, video
Jarak Transmisi Maksimal 20 Km
Panjang Delombang Upstream 1310 nm
Panjang Gelombang Downstream 1490 nm
18
transmisi pengiriman dan penerima, jumlah repeater yang dibutuhkan dan margin
loss yang diberikan [2].
Link power budget sebagai syarat link yang dirancang dayanya melebihi
batas ambang dari daya yang dibutuhkan. Perhitungan link power budget sangat
penting dalam suatu perancangan jaringan karena dapat mengetahui seberapa
besar daya yang dipancarkan oleh pemancar agar dapat diterima dengan baik [10].
Perhitungan link power budget terdiri dari total redaman, dan Power
Receive (Pr) sesuai standar ITU-T.G.984.2 tahun 2001 yaitu total redaman tidak
boleh lebih dari 28 dB. sedangkan nilai Power Receive (Pr) antara -8 dB sampai -
27 dB. Total redaman dilakukan dari OLT hingga ke ONT yang melewati ODC
dan ODP.
Berikut menghitung redaman OLT ke ODC:
∝OLt −ODC = L. ∝serat + N c . ∝c + N s .∝s + s p (2.1)
Selanjutnya menghitung nilai daya yang diterima pada ONT yang berfungsi
memberikan tampilan tatap muka pengguna layanan. Sinyal fiber optik yang
transmisi diubah menjadi sinyal elektrik. Sinyal ini yang menampilkan layanan
pada ONT dengan menggunakan rumus sebagai berikut::
Pr=Pt −∝tot −SM (2.5)
19
Keterangan:
∝tot =Redaman total sistem(dBm)
∝c =Redaman konektor (dB)
∝serat =Redaman serat optik (dB)
L=Panjang serat optik ( Km)
N c =Jumlah konektor
N s =Jumlah sambungan
∝s=Redaman sambungan(dB)
s p=Splitter
Pr=Dayaterima(dBm)
Pt =Power transmit (dbm)
SM =Safety margin(3−6 dBm)
Berikut Standar redaman yang digunakan dalam jaringan FTTH (Fiber To
The Home):
20
membahas perancangan jaringan FTTH serta menghitung link power budget, rise
time,power receive dan kapasitas traffic yang dibutuhkan sesuai dengan standar
perusahaan Proxynet. Hasil perhitungan nilai redaman pada uplink sebesar 26,21
dB, dan downlink sebesar 26,01 dB. Nilai power receive pada uplink sebesar -
10,53 dBm, sedangkan downlink sebesar -10,51 dBm. Dan Rise time sistem
didapatkan nilai tertinggi yaitu 0,250 ns.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rizki Indrawan Tarigan , Tri Nopiani
Damayanti, S.T., M.T. , Hafidudin, S.T., M.T. Teknik Telekomunikasi,
Universitas Telkom 2019 mengenai Perancangan Jaringan Akses Fiber To The
Home (FTTH) Dengan Teknologi GPON Konfigurasi Star Di Cluster Cempaka
dan Cemara Perumahan Bumi Bumi Adipura. Hasil perancangan dihasilkan Nilai
Power link budget pada Cluster Cemara untuk downstream sebesar -14.652 dBm
dan upstream sebesar -15.825 dBm, sedangkan Cluster Cempaka downstream
sebesar -14.618 dBm dan upstream sebesar -15.925 dBm. Nilai Rise Time Budget
sebesar 0.2563 ns dan Cluster Cempaka sebesar 0.2569 ns untuk downstream.
Sedangkan Upstream Cluster Cemara sebesar 0.25043 ns dan Cluster Cempaka
sebesar 0.25047 ns. Nilai Bit Error Rate (BER) tidak melebihi 10−9.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
3.2. Cakupan Wilayah Jaringan FTTH (Fiber To The Home)
Pada tahapan penelitian ini, penulis menentukan cakupan wilayah yang
ingin direncanakan jaringan FTTH (Fiber To The Home). Penentuan wilayah
merupakan hal yang dilakukan oleh pikah project, untuk eksekusi dilakukan
setelah mendapatkan persetujuan dari PT. Telkom Indonesia Tbk.
23
sepanjang kabel pusat, maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
Topologi Jaringan FTTH dapat dilihat pada Gambar 3.2.
24
lalu merancang kabel distribusi sesuai dengan tata letak di Cluster Senterum
Asya menggunakan Google Earth yaitu melakukan bordering lokasi Cluster
Senterum Asya, dan menentukan letak ODC-PGG-FHW sesuai keadaan rumah di
lapangan yang terdapat 1 jalur. Rute kabel distribusi dapat dilihat pada Gambar
3.4.
25
Gambar 3.6. Topologi Jaringan FTTH Di Cluster Senterum Asya
Tabel 3.1. Jarak Dari ODC ke ODP
No. ODP Nama ODP Jarak dari ODC ke ODP
ODP 1 ODP-PGG-FHW-D01/08 C.011 55 m
ODP 2 ODP-PGG-FHW-D01/07 C.010 38 m
ODP 3 ODP-PGG-FHW-D01/06 C.09 44 m
ODP 4 ODP-PGG-FHW-D01/05 C.08 48 m
ODP 5 ODP-PGG-FHW-D01/04 C.07 67 m
ODP 6 ODP-PGG-FHW-D01/03 C.05-06 35 m
ODP 7 ODP-PGG-FHW-D01/02 C.03-04 41 m
ODP 8 ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02 48 m
26
ONT 2 19 m
ODP 2 ONT 3 28 m
ONT 4 19 m
ONT 5 28 m
ONT 6 19 m
ODP 3 ONT 7 28 m
ONT 8 19 m
ONT 9 28 m
ONT 10 19 m
ODP 4 ONT 11 32 m
ONT 12 19 m
ODP 5 ONT 13 12 m
ONT 14 14 m
ONT 15 14 m
ONT 16 13 m
ODP 6 ONT 17 25 m
ONT 18 13 m
ODP Nama ONT Jarak dari ODP ke ONT
ODP 6 ONT 19 13 m
ONT 20 12 m
ONT 21 12 m
ONT 22 24 m
ONT 23 13 m
ONT 24 14 m
ONT 25 13 m
ONT 26 12 m
ODP 7 ONT 27 25 m
ONT 28 13 m
ONT 29 12 m
ONT 30 19 m
ONT 31 24 m
ONT 32 13 m
27
ONT 33 13 m
ONT 34 12 m
ONT 35 12 m
ODP 8 ONT 36 26 m
ONT 37 12 m
ONT 38 17 m
ONT 39 18 m
ONT 40 26 m
ONT 41 12 m
ONT 42 17 m
ONT 43 18 m
28
Optical Transmit Power 3,29 dBm
Panjang Gelombang 1490 nm-1550 nm
Kecepatan 1.2 Gbps -2.4 Gbps
Kapasitas 24 Core
2 Optical Distribution Cabinet (ODC) ODC-PGG-FHW
Kapasitas 144 Core
3 Optical Distribution Point (ODP) ODP-PGG-FHW
4 Optical Network Terminal (ONT) Tipe F660
Kecepatan 1.2 Gbps -2.4 Gbps
5 Serat Optik Single Mode tipe G.652D
6 Kabel Feeder Kabel Duct tipe G.652D
Kapasitas 24 Core
7 Kabel Distribusi Kabel Duct tipe G.652D
Kapasitas 16 Core
8 Kabel Drop STEL K-033-2010 tipe G.652D
9 Roset FCT02104
10 Optical Power Meter (OPM) JW3208
No. Parameter Spesifikasi
11 Patch Core Subscriber Connector (SC) UPC
Panjang Gelombang 1300-1550 nm
Single mode 5 meter 0.25 dB
29
berbeda-beda dapat dilihat pada Tabel 3.1. Terdapat perangkat pendukung,
seperti splitter 1:8, terdapat 3 konektor.
3. Segmen C, kabel yang digunakan adalah kabel drop yang menghubungkan
ODP ke ONT dengan panjang kabel yang berbeda-beda dapat dilihat pada
Tabel 3.2. Terdapat perangkat pendukung seperti 1 roset, 4 konektor.
30
¿( 0.055 x 0.35)+(3 x 0.25)+(0 x 0.1)+ 10.38
¿ 0.01925+0.75+ 0+10.38
¿ 11.149 dB
31
0.431 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.150 dB
0.449 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.157 dB
0.449 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.157 dB
*Jarak dari ODP ke ONT dijumlahkan
32
Transmit Total Margin (Pr)
(Pt) (∝tot ¿ (SM)
33
7 ODP 5 11.56 dB
ODP-PGG-FHW-D01/04 C.07
8 ODP 6 11.45 dB
ODP-PGG-FHW-D01/03 C.05-06
9 ODP 7 11.47 dB
ODP-PGG-FHW-D01/02 C.03-04
10 ODP 8 11.50 dB
ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02
11 ONT 1 22.14 dBm
12 ONT 2 22.18 dBm
13 ONT 3 22.40 dBm
14 ONT 4 22.43 dBm
15 ONT 5 22.52 dBm
16 ONT 6 22.62 dBm
17 ONT 7 22.98 dBm
18 ONT 8 23.06 dBm
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
Panjang Jumlah Jumlah Nilai
Splitte Redaman
Parameter Fiber Optik Konektor Sambungan
r 1:4
(L) (Nc) (N ¿¿ s)¿
∝(OLT −ODC ) 6.3 Km 2 bh 1 bh 2 bh 10.06 dB
Tabel 4.1 menunjukan panjang dari OLT sampai ODC adalah 6.3 Km, 2
buah konektor, 1 buah sambungan, dan splitter 1:4 port. Hasil nilai Redaman dari
OLT menuju ODC sebesar 10.06 dB.
Tabel 4.2 menunjukan panjang dari ODC sampai dengan ODP yang terjauh
adalah 0.376 Km, 3 buah konektor, dan splitter 1:8 port yang berada di dalam
ODP. Hasil nilai Redaman dari ODC menuju ODP sebesar 11.262 dB.
Tabel 4.3 menunjukan panjang dari ODP sampai salah satu ONT yang jarak
terjauh terdiri adalah 0.449 Km, 4 buah sambungan, dan 1 buah roset. Hasil nilai
redaman ODP menuju ONT sebesar 1.157 dB.
d. Total Redaman
36
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Total Daya Yang Diterima Dengan Jarak Terjauh
Parameter Jarak Kabel Optik Nilai Redaman
(L)
Daya yang 6.7 Km 22.479 dBm
Diterima
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil perhitungan nilai Power Receive (Pr) dari OLT
menuju masing-masing ONT, nilai Pr atau sering disebut dengan daya terima
didapatkan sebesar -25.17 dBm sampai -25.18 dBm.
37
ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02
3 ONT 8 23.06 dBm
4 GPON 3.29 dBm
Tabel 4.6 merupakan hasil pengukuran daya fiber optik menggunakan alat
ukur Optical Power Meter (OPM) JW3208 dengan jarak terjauh antara lain:
1. Nilai redaman ODC-PGG-FHW sebesar 10.51 dB.
2. Nilai redaman ODP 8 sebesar 11.50 dB.
3. Nilai redaman ONT 8 sebesar 23.06 dBm.
4. Nilai GPON sebesar 3.29 dBm.
38
Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan dan pengukuran sesuai dengan
standarisasi ITU-T G.984.2 yaitu redaman total tidak lebih dari 28 dB.
Berdasarkan nilai redaman perhitungan mencapai 22.47 dB, dan nilai redaman
pengukuran mencapai 23.06 dB, maka dapat disimpulkan bahwa nilai perhitungan
dan pengukuran memenuhi standar redaman, perancangan jaringan FTTH layak
untuk digunakan dan kualitasnya baik.
Tabel 4.8. Hasil Perbandingan Perhitungan dan Pengukuran Penerimaan Daya ONT
Parameter Nilai Perhitungan Nilai Pengukuran
Total Redaman 22.47 dB 23.06 dB
39
BAB V
KESIMPULAN
40
dari 28 dB. Maka nilai perhitungan memenuhi standar redaman,
perancangan jaringan FTTH layak untuk digunakan dan kualitasnya baik.
3. Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran mengalami selisih yang
tidak jauh berbeda, tidak relatife besar, dan nilai pengukuran lebih besar dari
nilai perhitungan. Hal ini dikarenakan adanya penggenapan angka di alat
ukur, tetapi alat ukur masih layak untuk digunakan.
41
DAFTAR PUSTAKA
2. ODC-PGG-FHW
3. ODP-PGG-FHW-D01/08 C.011
4. ODP-PGG-FHW-D01/07 C.010
5. ODP-PGG-FHW-D01/06 C.09
6. ODP-PGG-FHW-D01/05 C.08
7. ODP-PGG-FHW-D01/04 C.07
8. ODP-PGG-FHW-D01/03 C.05-06
9. ODP-PGG-FHW-D01/02 C.03-04
10. ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02
11. ONT 1
12. ONT 2
13. ONT 3
14. ONT 4
15. ONT 5
16. ONT 6
17. ONT 7
18. ONT 8