Anda di halaman 1dari 56

TUGAS AKHIR

ANALISIS KUALITAS PENERIMAAN SINYAL PADA


PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH)
BERBASIS GPON DI CLUSTER SENTERUM ASYA

Disusun dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan guna

mencapai gelar Sarjana Teknik

OLEH:
MUHAMMAD ADITYA RAHMAN
NIM: 2017210005

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
2023
LEMBAH PENGESAHAN

ANALISIS KUALITAS PENERIMAAN SINYAL PADA PERANCANGAN


JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS GPON DI
CLUSTER SENTERUM ASYA

TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan guna
mencapai gelar Sarjana Teknik

OLEH:
MUHAMMAD ADITYA RAHMAN
2017210005

Diperiksa dan disetujui, Mengetahui,


Pembimbing Tugas Akhir Ketua Program Studi
Teknik Elektro

(Ir. Agus Sun Sugiharto, M.T.) (Ir. Yendi Esye, M.Si.)


NIDN: 8861433420 NIDN: 0314076802

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
2023

HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA : MUHAMMAD ADITYA RAHMAN
NIM : 2017210005
JUDUL : ANALISIS KUALITAS PENERIMAAN SINYAL PADA
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME
(FTTH) BERBASIS GPON DI CLUSTER SENTERUM
ASYA

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan tulisan sendiri dari hasil
penelitian dibawah bimbingan Bapak Ir. Agus Sun Sugiharto, M.T. dan bukan
merupakan hasil menjiplak dari karya orang lain dan isi Tugas Akhir ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, Agustus 2023

Muhammad Aditya Rahman


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tugas
akhir berjudul “ANALISIS KUALITAS PENERIMAAN SINYAL PADA
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS
GPON DI CLUSTER SENTERUM ASYA”.
Tugas akhir ini disusun dengan melewati beberapa tahapan yang melibatkan
berbagai pihak sebagai pendukung. Untuk itu saya berterima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua dan keluarga atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang
tidak henti-hentinya membuat saya tetap semangat dan optimis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Ade Supriatna, S.T., M.T. selaku Dosen dan Dekan Fakultas
Teknik Universitas Darma Persada
3. Bapak Ir. Yendi Esye, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Darma Persada.
4. Bapak Ir. Agus Sun Sugiharto, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberi bimbingan, saran, motivasi, serta waktu untuk membimbing.
5. PT. Telkom Indonesia Tbk di STO (Sentral Telepon Otomatis) Penggilingan,
yang menjadi penelitian tugas akhir ini, yang telah membantu saya dalam
memberikan waktu, ilmu dan pengalamannya untuk memperoleh data yang
saya butuhkan. 
6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Darma
Persada yang telah memberikan ilmu kepada saya selama perkuliahan.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu menyusun, baik secara moril
maupun materil, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Saya menyadari bahwa tugas akhir ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan tugas akhir ini. Akhirnya saya berharap semoga tugas akhir
dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi kalangan Teknik Elektro.
Jakarta, Juli 2023
(Muhammad Aditya Rahman)

iv
ABSTRAK

Implementasi dari suatu perancangan jaringan komunikasi umumnya tidak


sepenuhnya sesuai dengan rancangan, yang diakibatkan kondisi lapangan dan
instalasi. Demikian juga pada perancangan jaringan Akses Fiber Optik yang
memerlukan ketelitian perhitungan dan instalasi untuk memperoleh kualitas
penerimaan yang baik pada pelanggan, perlu dilakukan perhitungan hasil
implemensai rancangan, baik secara perhitungan maupun pengukuran.
Tujuan penelitian menganalisis kualitas penerimaan sinyal pada
perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) berbasis GPON menggunakan
standar ITU-IT G.984.2 di Cluster Sentrum Asya, melalui perhitungan dan
pengukuran Daya sinyal penerimaan.
Metode yang digunakan dalam analisis penerimaan sinyal pada Jaringan
Akses Fiber Optik dalam penelitian ini, adalah melakukan perhitungan dan
pengukuran daya sinyal penerimaan pada sisi pelanggan, berdasarkan data
pelaksanaan di lapangan. Kemudian menganalisis hasil perhitungan dan
pengukuran apakah sudah memenuhi kualitas penerimaan yang ditetapkan
berdasarkan standar ITU-IT G984, serta menganalisis perbandingan antara
perhitungan dan pengukuran untuk mengetahui kualitas pelaksanaan instalasi
jaringan.
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran menunjukan bahwa total
redaman perhitungan sebesar 22.47 dB dan total redaman pengukuran sebesar
23.06 dB. Sehingga hasil perhitungan dan pengukuran sesuai dengan standarisasi
ITU-T G.984.2 yaitu redaman total tidak lebih dari 28 dB. Maka dapat
disimpulkan bahwa implenentasi perancangan memenuhi standar daya
penerimaan sinyal pada pelanggan, dan jaringan Fiber To The Home (FTTH)
kualitas daya sinya penerimaan terjauh baik. Selain itu, hasil perbandingan
perhitungan dan pengukuran mengalami selisih nilai yang tidak jauh berbeda,
nilainya tidak relatife besar, dan nilai pengukuran lebih besar dari nilai
perhitungan. Hal ini dikarenakan adanya pengenapan angka di alat ukur, tetapi
alat ukur masih layak untuk digunakan.

Kata Kunci: Fiber Optik, FTTH, Link Power Budget, GPON

v
DAFTAR ISI

LEMBAH PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Tugas Akhir...................................................................................2
1.4. Batasan Masalah........................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan................................................................................3
BAB II JARINGAN AKSES FIBER OPTIK..............................................................4
2.1. Fiber Optik................................................................................................4
2.1.1. Prinsip Sistem Komunikasi Fiber Optik............................................4
2.1.2. Struktur Fiber Optik...........................................................................5
2.1.3. Jenis-Jenis Fiber Optik.......................................................................6
2.1.4. Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik............................................7
2.2. Teknologi Jaringan Fiber Optik................................................................8
2.3. FTTH (Fiber To The Home)......................................................................9
2.3.1. Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Berbasis GPON. . .10
2.3.2. Konfigurasi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)..........................10
2.3.3. Perangkat Jaringan FTTH (Fiber To The Home).............................11
2.4. Teknologi Passive Optical Network (PON)............................................15
2.5. GPON (Gigabit Passive Optical Network).............................................17
2.6. OPM (Optimal Power Meter)..................................................................17
2.7. Link Power Budget..................................................................................18
2.8. Studi Literatur..........................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................22

vi
3.1. Tahapan Penelitian..................................................................................22
3.2. Cakupan Wilayah Jaringan FTTH (Fiber To The Home).......................22
3.3. Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home).....................................23
3.4. Penentuan Perangkat dan Spesifikasi......................................................27
3.5. Perhitungan Secara Teoritis.....................................................................29
3.6. Pengukuran Daya Sinyal Fiber Optik......................................................32
3.7. Analisis Hasil..........................................................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................35
4.1. Hasil Perhitungan Kualitas Penerimaan Sinyal Secara Teori.................35
4.2. Hasil Pengukuran Daya Fiber Optik.......................................................37
4.3. Membandingkan Hasil Perhitungan dan Pengukuran Secara Standar....37
4.4. Membandingkan Hasil Perhitungan dan Pengukuran.............................38
BAB V KESIMPULAN...............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Prinsip Sistem Komunikasi Fiber Optik.................................................4


Gambar 2.2. Struktur Fiber Optik..................................................................................5
Gambar 2.3. Singlemode.................................................................................................6
Gambar 2.3. Multimode..................................................................................................7
Gambar 2.4. Topoglogi FTTx........................................................................................8
Gambar 2.5. Segmen Jaringan FTTH (Fiber To The Home)....................................10
Gambar 2.6. Konfigurasi Jaringan FTTH...................................................................10
Gambar 2.7. Optical Line Termination (OLT)...........................................................11
Gambar 2.8. Optical Distribution Cabinet (ODC)....................................................12
Gambar 2.9. Optical Distribution Point (ODP).........................................................12
Gambar 2.10. Passive Splitter......................................................................................13
Gambar 2.11. Roset.......................................................................................................13
Gambar 2.12. Optical Network Terminal (ONT).......................................................13
Gambar 2.13. Optical Termination Premises (OTP).................................................14
Gambar 2.14. Kabel Feeder..........................................................................................14
Gambar 2.15. Kabel Distribusi....................................................................................14
Gambar 2.16. Kabel Drop.............................................................................................15
Gambar 2.17. Konektor................................................................................................15
Gambar 2.18. Optimal Power Meter (OPM)..............................................................18
Gambar 3.1. Lokasi Penelitian.....................................................................................22
Gambar 3.2 Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)...................................23
Gambar 3.3. Rute Kabel Feeder...................................................................................24
Gambar 3.4. Rute Kabel Distribusi.............................................................................24
Gambar 3.5. Rute Kabel Drop......................................................................................25
Gambar 3.6. Topologi Jaringan FTTH Di Cluster Senterum Asya..........................25

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Standarisasi GPON..........................................................................................17


Tabel 2.2. Standar Redaman.............................................................................................20
Tabel 3.1. Jarak Dari ODC ke ODP.................................................................................26
Tabel 3.2. Jarak Dari ODP Ke ONT.................................................................................26
Tabel 3.3. Perangkat jaringan FTTH (Fiber To The Home).............................................28
Tabel 3.4. Spesifikasi Perangkat Jaringan FTTH (Fiber To The Home)...........................28
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Redaman OLT menuju ODC..............................................30
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Redaman ODC menuju ODP.............................................30
Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Redaman ODP menuju ONT..............................................31
Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Total Redaman Di ODP 8..................................................31
Tabel 3.9. Hasil Perhitungan Power Receive...................................................................32
Tabel 3.10. Pengukuran Daya Sinyal Penerimaan Pada 8 ONT di ODP 8.......................33
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Redaman OLT-ODC dengan Jarak Terjauh.......................35
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Redaman ODC-ODP dengan Jarak Terjauh.......................35
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Redaman ODP-ONT dengan Jarak Terjauh.......................36
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Total Redaman Dengan Jarak Terjauh...............................36
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Power Receive (Pr) Tertinggi.............................................36
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Daya Optik Menggunakan OPM........................................37
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan dan Pengukuran Redaman..................................................37
Tabel 4.8. Hasil Perbandingan Perhitungan dan Pengukuran Penerimaan Daya ONT.....38

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknologi fiber optik merupakan media transmisi yang tidak diragukan lagi
mampu menyediakan bandwidth yang besar, kecepatan transfer yang cepat dari
kabel tembaga dan menjangkau jarak ekstrim. Teknologi fiber optik menjadi
media transmisi pada sistem telekomunikasi disebut JARLOKAF (Jaringan Lokal
Akses Fiber). Salah satu perkembangan JARLOKAF adalah FTTH (Fiber To The
Home) yang letak titik konversi optik untuk rumahan [11].
Secara umum, teknologi FTTH (Fiber To The Home) terdiri dari jaringan
titik ke titik, jaringan serat optik aktif dan jaringan serat optik pasif. Berdasarkan
International Telecommunication Union of Telecommunication (ITU-T.G.984.2),
GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan salah satu teknologi
jaringan serat optik pasif. Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network)
sudah dipakai di Indonesia dan mendukung layanan triple play, menghemat
penggunaan fiber optik, proteksi handal, dan memiliki kecepatan Downstream
sebesar 2.4 GBps serta Upstream sebesar 1.2 GBps dengan jarak dari OLT
(Optical Line Terminal) ke ONT (Optical Network Terminal) sejauh 20 Km [13].
Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) dipilih oleh PT. Telkom
Indonesia Tbk di Cluster Senterum Asya pada STO (Sentral Telepon Otomatis)
Penggilingan.

Cluster Senterum Asya merupakan area pemukiman yang terletak di


kawasan strategis Jakarta dengan kemudahan aksesibilitas yaitu dekat dengan
pusat perbelanjaan (AEON Mall dan IKEA Jakarta), akses mudah ke pintu masuk
Tol JORR yang terhubung dengan tol dalam kota dan hanya 5 menit ke Kelapa
Gading via Tol Kelapa Gading-Pulo Gebang, dekat dengan sekolah (Global
Mandiri School), dekat dengan Mayada Hospotal, dekat dengan LRT Kelapa
Gading dan Bus Trans Jakarta [9]. Kondisi bangunan Cluster Senterum Asya
belum terdapat perangkat jaringan FTTH (Fiber To The Home), dengan bantuan
PT. Telkom Indonesia Tbk, peneliti dapat melakukan perancangan jaringan FTTH

1
(Fiber To The Home) berbasis GPON di area tersebut. Hal ini yang menjadikan
Cluster Senterum Asya sangat berpotensi untuk dibangunnya jaringan FTTH
(Fiber To The Home) berbasis GPON (Gigabit Passive Optical Network) sebagai
meningkatkan kinerja perkantoran, pusat pembelanjaan dan rumah sakit,
meningkatkan proses pembelajaran murid maupun gurunya dan untuk
mengerjakan tugas yang dilakukan di rumah maupun untuk hiburan. Berdasarkan
latar belakang tugas akhir ini, peneliti menganalisis kualitas penerimaan sinyal
pada perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) berbasis GPON di Cluster
Senterum Asya melalui hasil perhitungan dan pengukuran daya sinyal
penerimaan, dengan menggunakan standar ITU-IT G.984.2.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimana menentukan kualitas penerimaan sinyal dapat memenuhi
standar ITU-IT G.984.2 pada perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH)
berbasis GPON di Cluster Senterum Asya.

1.3. Tujuan Tugas Akhir


Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah menganalisis kualitas penerimaan
sinyal pada perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) berbasis GPON di
Cluster Senterum Asya melalui hasil perhitungan dan pengukuran daya sinyal
penerimaan, dengan menggunakan standar ITU-IT G.984.2

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah bertujuan agar pembahasan tidak terlalu meluas, adapun
batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1. Perancangan jaringan FTTH (Fiber To The Home) berbasis GPON (Gigabit
Passive Optical Network) di Cluster Senterum Asya
2. Topologi penelitian dari OLT, ODC, ODP 8 sampai ONT terjauh
3. Data spesifikasi fiber optik dan komponen penunjang yang digunakan pada
perancangan sesuai dengan standarisasi PT. Telkom Indonesia Tbk.

2
4. Analisis yang digunakan untuk perhitungan dan pengukuran daya
penerimaan sinyal adalah Link Power Budget.

1.5. Sistematika Penulisan


Adapun sistematika yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang kualitas sinyal penerimaan pada
perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) berbasis GPON sehingga
penelitian membahas salah satu cara untuk mengetahui kualitas sinyal penerimaan
dengan menghitung secara teoritis dan pengukuran daya fiber optik yang akan
dimuat pada rumusan masalah dan tujuan masalah. Dan penyusunan laporan ini
disampaikan dengan baik yang dicantumkan sistematika penulisan.

BAB II JARINGAN AKSES FIBER OPTIK


Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang mendukung pencapaian
tujuan penelitian dan teori yang mendukung penemuan jawaban dari rumusan
masalah.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menguraikan secara rinci tentang tahapan penelitian, cakupan
wilayah jaringan FTTH, topologi jaringan FTTH, alat-alat yang diperlukan,
perhitungan, pengukuran dan analisis hasil.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian yang terdiri dari
hasil perhitungan kualitas penerimaan secara teoritis, hasil pengukuran daya fiber
optik, perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran secara standarisasi, serta
perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran.

BAB V PENUTUP

3
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan.
BAB II
JARINGAN AKSES FIBER OPTIK

2.1. Fiber Optik


Fiber optik merupakan salah satu media transmisi yang dapat meyalurkan
informasi berkapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Berbeda dengan
media transmisi lainnya, gelombang fiber optik pembawa bukanlah gelombang
ektromagnetik atau listrik, tetapi laser atau cahaya dalam fiber optik. Gelombang
cahaya bertanggung jawab untuk mengirimkan informasi. Fiber optik menyerap
gelombang cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya (sinar laser atau LED)
sampai akhirnya disalurkan pada receiver pada ujung unit [11]. Gelombang
cahayanya sebesar 850 nm, 1.300 nm, dan 1550 nm. Fiber optik dikembangkan
pada tahun 1960 an yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus,
memiliki sifat cahaya untuk dibiaskan, dan merambat lurus [13].

2.1.1. Prinsip Sistem Komunikasi Fiber Optik


Sistem komunikasi fiber optik merupakan sistem komunikasi menggunakan
kabel fiber optik sebagai media transmisi [11]. Prinsip sistem komunikasi fiber
optik adalah mikrofon mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik
kemudian dibawa oleh gelombang cahaya melalui fiber optik dari pengirim ke
penerima yang berada di ujung serat fiber optik. Sinyal listrik termodulasi diubah
menjadi gelombang cahaya pada pengirim dan diubah kembali menjadi sinyal
listrik pada penerima. Di penerima sinyal listrik diubah menjadi gelombang suara.
Mengubah sinyal listrik ke gelombang elektornik disebut dengan Optoelectronic.
Adapun prinsip kerja transmisi pada fiber optik antara lain [13].

4
Gambar 2.1. Prinsip Sistem Komunikasi Fiber Optik
Berikut penjelasan dari Gambar 2.1:
a. Pada arah pengirim, sinyal input berasal dari multiplex digital akan
diteruskan ke rangkaian elektronik untuk meningkatkan karakteristik dan
mengubah kode sinyal yang masuk menjadi sinyal binary. Sinyal binary
diteruskan ke rangkaian sumber fiber optik. Sinyal binary dan daya listrik
akan diubah menjadi sinyal daya optik. Sumber fiber optik akan diteruskan
ke detektor optik melalui kabel fiber optik.
b. Pada arah penerima, sinyal daya optik diterima dari sumber optik melalui
kabel fiber optik. Kabel fiber optik akan diubah menjadi sinyal daya listrik.
Sinyal daya listrik diteruskan ke rangkaian elektonik untuk decoding
menjadi sinyal. Rangkaian elektronik meneruskan ke demultiplex digital.

Proses pengiriman menuju penerima akan terjadi redaman atai rugi cahaya
di sepanjang kabel fiber optik dan konektor-konektornya. Hal ini menjadikan
jarak antara pengirim dan penerima yang terlalu jauh diperlukan berapa perangkat
pengulang yang bertugas memperkuat gelombang cahaya yang mengalami
redaman.

2.1.2. Struktur Fiber Optik


Struktur fiber optik terdiri dari lima bagian yaitu: core, cladding, coating,
strengthening fibers, dan cable jacket. Berikut gambaran struktur fiber optic [2]:

Gambar 2.2. Struktur Fiber Optik

a. Core, cahaya disalurkan melalui core. dan indeks bias sekitar 1,5. Core
terbuat dari kaca dengan diameter 3 -2000 μm dan berbentuk batang
silinder.

5
b. Cladding, sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat
ke ujung lainnya. Cladding berbahan kaca dengan diameter 125 μm-250 μm
dan nilai indeks lebih kecil dari core. Hubungan cladding dan core
mempengaruhi perambatan cahaya total, sehingga indeks menjadi kritis.
c. Coating, terbuat dari plastik yang melindungi fiber optik dari kerusakan.
d. Strengthening fibers, bagian yang melindungi kabel agar tidak mudah putus
dan terbuat dari serat benang dengan daya tahan tinggi.
e. Jacket Cable, bagian terluar pada fiber optik yang melindungi seluruhan
lapisan dan terbuat dari plastik.

2.1.3. Jenis-Jenis Fiber Optik


Jenis-jenis Fiber Optik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu [7]:
1. Singlemode, dapat meyebarkan cahaya dari sinyal inframerah dengan
gelombang cahaya sebesar 1300-1500 nm. Core dan cladding terbuat dari
bahan slica glass. Singlemode hanya mentransmisikan sinyal dalam satu
mode utama, sehingga dapat mencegah terjadinya dispersi waktu transmisi.

Gambar 2.3. Singlemode

Karakteristik dari singlemode sebagai berikut:


a. Cahaya merambat dalam satu mode yaitu sejajar dengan sumbu fiber optik
b. Redaman yang sangat kecil dan bandwidth yang lebar.
c. Transmisi data dengan bit rate tinggi.
d. Dapat digunakan dengan jarak dekat, menengah dan jauh

Susunan fiber optik dari singlemode, yaitu:


a. Diameter core: 20-10μm
b. Diameter cladding: 50-125μm
c. Diameter coating: 250-1000μm
d. Numerical aperture: 0,08-0,15

6
e. Redaman: 0,2-0,5dB/km
f. Lebar bandwith: >150Mhz
2. Multimode, dapat mengirim sinyal inframerah dengan panjang gelombang
sebesar 850-1300 nm. Core terbuat dari lapisan slica glass. Multimode
mentransmisikan sinyal beratusan modus cahaya tersebar melalui serat
secara bersamaan dan digunakan untuk tujuan komersial.

Gambar 2.3. Multimode

Karakteristik dari multimode sebagai berikut:


a. Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan
cahaya sejajar dengan sumbu fiber optik.
b. Dispersi minimum sehingga baik digunakan untuk jarak menengah.
c. Harga lebih mahal dari singlemode karena proses pembuatan lebih sulit

Struktur fiber optik dari multimode, yaitu:


a. Diamter core: 50-100μm (standar 50 μm)
b. Diameter cladding: 100-150μm (standard 125μm)
c. Diameter coating: 250-1000μm
d. Numerical aperture : 0,2-0,3
e. Redaman: 0,3-3,5 dB/km
f. Lebar bandwidth: 150 MHz-2Ghz

2.1.4. Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik


Fiber optik menggunakan cahaya dalam transmsi data sehingga memiliki
kelebihan sebagai berikut [2]:
1. Kecepatan transmisi data mencapai 1 GB/detik.
2. Ukuran kecil, ringan dan fleksibel.

7
3. Lebar bandwidth dan kapasitas besar, dikarenakan cahaya inframerah
sebagai sinyal pembawa menggunakan frekuensi sebesar 1013 – 1016 H
menjadikan peningkatan kapasitas informasi yang sangat besar juga.
4. Tahan terhadap cuaca dan karat.
5. Isolator listrik, fiber optik terbuat dari slica glass tidak menghantarkan
listrik.
6. Tidak terganggu gelombang elektonik maupun frekuensi radio.
7. Redaman loss rendah dan kebutuhan reapeater lebih sedikut.
8. Keamanan sinyal tinggi, karena cahaya tersalurkan melalui fiber optik dan
tidak terpancar keluar.
9. Harga murah, dikarenakan bahan baku slica glass lebih murah dari tembaga
untuk kabel komunikasi.

Selain memiliki kelebiham, fiber optik juga memiliki kekuranga antara lain [2]:
1. Biaya perangkat sambungan dan terminasi mahal
2. Proses penyambungan lebih sulit, dikarenakan kualitas dari sambungan
berpengaruh terhadap kualitas transmisi sinyal
3. Biaya instalasi dan maintenance mahal
4. Membutuhkan sumber cahaya yang kuat
5. Kabel dipasang berkelok agar memaksimalkann kecepatan dan kelancaran
penyebaran cahaya.
6. Rentan terhadap tekanan mekanis sehingga diperlukan lapisan penguat
sebagai proteksi, bila terjadi tekanan yang berlebihan.
7. Radiasi sinyal inframerah dapat membahayakan mata

2.2. Teknologi Jaringan Fiber Optik


Teknologi jaringan fiber optik menyediakan sarana telekomunikasi berupa
biaya relative rendah, mutu pelayanan tinggi, cepat (lebih dari 2 GBps), stabil
aman, kapasitas besar dan layanan triple play (data, suara, dan video) [11].
Berdasarkan PT. Telkom Indonesia Tbk titik konversi teknologi fiber optik terdiri
dari titik ujung kabel optik ke ONT.

8
Gambar 2.4. Topoglogi FTTx
Berikut penjelasan dari Gambar 2.4:
1. Fiber To The Building (FTTB), terletak di dalam bangunan (basement atau
ruang telekomunikasi). Terminal ONT dihubungkan dengan titik konversi
optik melalui kabel tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan
daerah catu langsung pada jaringan akses tembaga.
2. Fiber To The Zone (FTTZ), terletak di luar bangunan, baik di dalam kabinet
maupun manhole. Terminal ONT dihubungkan dengan titik konversi optik
melalui kabel tembaga beberapa kilometer. FTTZ dianalogikan sebagai
pengganti rumah kabel (RK) pada jaringan akses tembaga.
3. Fiber To The Curb (FTTC), terletak diluar bangunan, baik di dalam kabinet,
di atas tiang maupun manhole. Terminal ONT dihubungkan dengan titik
konversi optik melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC
dianalogikan sebagai pengganti kotak pembagi pada jaringan akses
tembaga.
4. Fiber To The Home (FTTH), terletak pada rumah ONT. Terminal ONT
dihubungkan dengan titik konversi optik melalui kabel tembaga indoor
beberapa puluh meter. FTTH dianologi sebagai pengganti terminal blok
pada jaringan akses tembaga.

2.3. FTTH (Fiber To The Home)


FTTH (Fiber To The Home) merupakan salah satu pengimplementasian dari
teknologi transmisi fiber optik yang dapat mentransmisikan data dengan cepat dan
stabil untuk sampai ke ONT [12]. FTTH menggunakan kabel fiber optik sebagai
media transimisi yang disalurkan ke ONT melalui JARLOKAF (Jaringan Lokal
Akses Fiber) yang ditarik dari pusat yang sangat dekat dengan ONT [11]. Adapun
keunggulan dari FTTH (Fiber To The Home) antara lain [2]:

9
1. Memiliki konsep jaringan fleksibel yang dapat digunakan sebagai inovasi
teknologi fiber optik.
2. Penyebaran kabel fiber optik secara langsung akan mempercepat aktivasi
dan penambahan layanan dikemudian hari.
3. Minimumnya gangguan, sehingga memperkecil biaya operasional
4. Keamanan atau kerahasiaan informasi terjaga dengan baik.
5. Tahan dari temperatur tinggi dan oksidasi.
2.3.1. Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Berbasis GPON
Topologi jaringan FTTH (Fiber To The Home) berbasis GPON dibutuhkan
untuk pemilihan jalur yang tepat dan efisien, termasuk jarak pemasangan, panjang
kabel, jumlah sambungan kabel dan perangkat yang digunakan. Adapun
keuntungan dari topologi jaringan FTTH (Fiber To The Home) antara lain [3]:
1. Memudahkan menentukan daerah yang akan dipasang.
2. Memudahkan perawatan fiber optik di masa mendatang.
3. Memudahkan instalasi fiber optik yang digunakan.
4. Memprediksi kebutuhan ONT di masa mendatang.

Secara umum topologi jaringan FTTH berbasis GPON dibagi menjadi 4


segmen sebagai berikut [8]:

Gambar 2.5. Segmen Jaringan FTTH (Fiber To The Home)

1. Segmen A : Kabel Feeder menghubungkan antara OLT dan ODC.


2. Segmen B : Kabel Distribusi mengubungkan antara ODC dan ODP.
3. Segmen C : Kabel Drop yang menghubungkan anara ODP dan OTP.
4. Segmen D : Kebel rumah atau gedung mengubungkan OTP dengan Roset.

2.3.2. Konfigurasi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)


Konfigurasi jaringan FTTH (Fiber To The Home) terdiri dari konfigurasi
bus, ring dan star. Berikut kofigurasi jaringan [12]:

10
Gambar 2.6. Konfigurasi Jaringan FTTH
Berikut penjelasan dari Gambar 2.4:
1. Konfigurasi Bus, digunakan apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan
di desain menggunakan Ring.
2. Konfigurasi Ring, digunakan apabila sistem yang berlebihan dan kondisi
geografis di lapangan mendukung dibuat jaringan feeder berbentuk ring.
3. Konfigurasi Star, adalah konfigurasi yang menghubungkan semua kabel dan
tiap Optical Distribution Point (ODP) menuju central point sebagai pusat
konsentrasi yaitu Distribution Cabinet (ODC).

2.3.3. Perangkat Jaringan FTTH (Fiber To The Home)


Berikut perangkat jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang digunakannya
pada PT. Telkom Indonesia Tbk yaitu:
a. Optical Line Termination (OLT) merupakan titik awal jaringan fiber optik yang
terletak di central office dan penghubung jaringan terpusat ke satu atau lebih
melalui kabel patch cord. OLT.

11
Gambar 2.7. Optical Line Termination (OLT)

b. Optical Distribution Cabinet (ODC) merupakan tempat instalasi fiber optik,


tempat kabel feeder, tempat distribusi kabel, tempat splitter dan tempat
penyambungan yang terletak di outdoor maupun indoor dapat dilihat pada
Gambar 2.8

Gambar 2.8. Optical Distribution Cabinet (ODC)

c. Optical Distribution Point (ODP) merupakan perangkat terminasi akhir kabel


distribusi dan terminasi awal penggunaan kabel drop yang dipasang di luar
ruangan bersifat tahan karat maupun cuaca ekstrim. Jenis-jenis ODP yaitu:
1. ODP Pedestal merupakan ODP yang di instalasi diatas permukaan
tanah.
2. ODP On The Wall/Pole merupakan ODP yang di install di atas tiang.
3. ODP Closure merupakan ODP yang di instalasi di bawah tanah maupun
atas tanah, atau di diantara dua tiang.

12
Gambar 2.9. Optical Distribution Point (ODP)

d. Passive Splitter merupakan perangkat untuk membagikan informasi sinyal


optik. Kapasitas distribusi dari passive splitter yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32,
1:64 dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10. Passive Splitter

e. Roset adalah box terminal kabel indoor yang terhubung ke Optical Network
Termial (ONT) atau Optical Network Unit (ONU).

Gambar 2.11. Roset

13
f. Optical Network Terminal (ONT) adalah perangkat yang berada di akhir
jaringan atau terletak di rumah ONT, sebagai menerima trafik optik dan
mengkonversinya menjadi bentuk (seperti data, voice, dan video).

Gambar 2.12. Optical Network Terminal (ONT)

g. Optical Termination Premises (OTP) adalah perangkat yang dipasang diluar


rumah ONT, sebagai titik terminasi dari kabel drop dan tempat sambungan
core optik atau peralihan dari kabel outdoor dengan indoor. OTP dapat dilihat
pada Gambar 2.13

Gambar 2.13. Optical Termination Premises (OTP)

h. Sambungan merupakan perangkat yang menghubungkan dari Optical Line


Termination (OLT) sampai Optical Network Terminal (ONT) menggunakan
sambungan permanen (sambungan fusi) dan terdiri dari kabel Feeder, kabel
distribusi dan kabel drop.
i. Kabel Feeder merupakan perangkat yang menghubungkan antara Optical Line
Termination (OLT) sampai Optical Distribution Cabinet (ODC).

Gambar 2.14. Kabel Feeder

14
j. Kabel Distribusi sebagai meneruskan informasi sinyal fiber optik dari Optical
Distribution Cabinet (ODC) sampai Optical Distribution Point (ODP).

Gambar 2.15. Kabel Distribusi

k. Kabel Drop berfungsi menghubungkan antara Optical Distribution Point


(ODP) dengan ONT/rumah ONT. Tipe kabel drop yang digunakan adalah Tipe
G.657 bersifat tidak sensitif terhadap tekukan dan meminimalisir redaman.
Kabel Drop dapat dilihat 2.16.

Gambar 2.16. Kabel Drop

l. Konektor berfungsi untuk menghubungkan port koneksi fiber optik ke


perangkat. Jenis-jenis konektor pada PT. Telkom Indonesia, yaitu:
1. UPC digunakan dalam peralatan jaringan Ethernet, digital, Tv kabel, system
telepon, dll.
2. APC umumnya digunakan dalam CATV dan aplikasi RF optic, dan struktur
jaringan GPON.

15
Gambar 2.17. Konektor

2.4. Teknologi Passive Optical Network (PON)


Teknologi Passive Optical Network (PON) merupakan arsitektur point-to-
multipoint. PON menggunakan splitter yang terhubung dari OLT ke ONT.
Arsitektur PON disebut pasif karena splitter bersifat pasif tidak membutuhkan
daya listrik dan settingan tertentu. PON adalah sistem akses fiberoptik dengan
biaya paling efektif, operasiol penggunaan lebih mudah dan menyediakan layanan
data, suara dan video [2].
Jenis-jenis teknologi PON yang telah disepakati oleh IEE dan ITU sebagai
berikut [2]:
1. APON atau ATM PON menggunakan standar ITU-T G.983.1 tahun 1998
bahwa APON mengguakan ATM untuk transport protocol. Penggunaan
splitter mencapai 32 port dan data rate mencapai 622 Mbps untuk
downstream dan 155 Mbps untuk upstream.
2. BPON atau Broadband PON merupakan pengembangan dari APON
menggunakan standar ITU-T G.983.3. BPON melayani broadband service
terdiri dari akses internet, video, dan kecepatan. BPON menggunakan ATM
sebagai transport, penggunaan splitter mencapai 32 port, dan memiliki
performa lebih baik dari APON yaitu 1,2 Gbps untuk downstream dan 622
Mbps untuk upstream.
3. GPON atau Gigabit Passive Optical Network menggunakan ITU-T.G.984.2
tahun 2001 bahwa GPON menggunakan protokol G-PON Encapsulation
Method (GEM) untuk efektifitas pengiriman paket internet yang tinggi.
Secara umum, ciri khas GPON memiliki perangkat OLT dan ONT dengan
teknik distribusi yang pasif menghubungkan diantaranya. Hubungan antara
OLT dan ONT adalah hubungan Point to Multipoint (P2MP) bahwa OLT

16
terhubung ke beberapa ONT. Bandwith GPON mencapai 2,488 Gbps
(downstream) dan 1,224 Gbps (upstream), serta penggunaan splitter up to
32 port.
4. EPON atau Ethernet PON merupakan salah satu teknologi PON yang
dikembangkan oleh IEEE yang dimodifikasi dari ethernet agar dapat
mendukung konektivitas point to multipoint (P2MP) yaitu IEE 802.ah tahun
2004. EPON menggunakan enkapsulasi ethernet untuk transport data dan
dapat mengirim data sebesar 1,25 Gbps downstream maupun upstream,
serta penggunaan splitter up to 32 port. EPON biasa disebut juga dengan
GEPON. Panjang gelombang pada GEPON sebesar 1490 nm (downstream)
dan 1310 nm (upstream).

2.5. GPON (Gigabit Passive Optical Network)


Gigabit Passive Optical Network (GPON) adalah teknologi yang
dikategorikan broadband access berbasis kabel fiber optik dan kini bersaing
dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE [4]. Teknologi
ini dapat mengirim data rate gigabit per detik. Ciri khas GPON (Gigabit Passive
Optical Network) adalah teknik distribusi dilakukan secara pasif dari sentral ke
ONT menggunakan passive splitter [6] dan standarisasi GPON (Gigabit Passive
Optical Network) dapat dilihat pada Tabel 2.1.

GPON merupakan teknologi FTTx yang mengirimkan informasi sampai ke


ONT menggunakan fiber optik. Prinsip kerja dari GPON, ketika data atau
dikirimkan dari OLT, maka splitter berfungsi untuk memungkinkan fiber optik
tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT, untuk memberikan data-data yang
diinginkan ONT. [8]:

Tabel 2.1. Standarisasi GPON


Karakteristik GPON
Standarisasi ITU-T G.984.2
Frame ATM/GEM
Speed Upstream 1.2 Gbps

17
Speed Downstream 2.5 Gbps
Layanan Servis Data, suara, video
Jarak Transmisi Maksimal 20 Km
Panjang Delombang Upstream 1310 nm
Panjang Gelombang Downstream 1490 nm

2.6. OPM (Optimal Power Meter)


Mengukur kekuatan dalam fiber optik untuk mendapatkan nilai redaman,
dan menguji daya rata-rata fiber optik menggunakan alat ukur OPM (Optimal
Power Meter). OPM merupakan alat untuk tes fiber optik saat instalasi dan
pemeliharaan dengan satuan dB/dBm [5].

Cara kerja Optimal Power Meter (OPM) sebagai berikut [5] :


1. Menyalakan OPM dengan menekan tombol power
2. Menekan tombol λ (Panjang gelombang) sesuai dengan data spesifikasi
cahaya yang ditransmisikan
3. Menghubungkan OPM dengan fiber optik yang sinyalnya akan diukur
4. Hasil pengukuran dapat dilihat di display dalam satuan dB/dBm

Gambar 2.18. Optimal Power Meter (OPM)

2.7. Link Power Budget


Link power budget merupakan perhitungan daya dilakukan pada saat
transmisi berdasarkan karakteristik saluran (rugi-rugi), sumber optik dan
sensitivitas detektor. Berfungsi agar mengetahui redaman total yang diizinkan
keluar pemancar dan sensitivitas penerima. Batas redaman total dihitung dari
redaman konektor, sambungan dan serat itu sendiri sehingga mempengaruhi jarak

18
transmisi pengiriman dan penerima, jumlah repeater yang dibutuhkan dan margin
loss yang diberikan [2].

Link power budget sebagai syarat link yang dirancang dayanya melebihi
batas ambang dari daya yang dibutuhkan. Perhitungan link power budget sangat
penting dalam suatu perancangan jaringan karena dapat mengetahui seberapa
besar daya yang dipancarkan oleh pemancar agar dapat diterima dengan baik [10].

Perhitungan link power budget terdiri dari total redaman, dan Power
Receive (Pr) sesuai standar ITU-T.G.984.2 tahun 2001 yaitu total redaman tidak
boleh lebih dari 28 dB. sedangkan nilai Power Receive (Pr) antara -8 dB sampai -
27 dB. Total redaman dilakukan dari OLT hingga ke ONT yang melewati ODC
dan ODP.
Berikut menghitung redaman OLT ke ODC:
∝OLt −ODC = L. ∝serat + N c . ∝c + N s .∝s + s p (2.1)

Selanjutnya menghitung redaman ODC ke ODP sebagai berikut:


∝ODC−ODP=L .∝serat + N c .∝c + N s . ∝s+ s p (2.2)

Selanjutnya menghitung redaman ODP ke ONT sebagai berikut:


∝ODP−ONT =L. ∝serat + N c .∝c + N s .∝ s+ s p (2.3)

Setelah dihitung nilai masing-masing redaman perangkat OLT, ODC, ODP


dan ONT, maka dijumlahkan nilai redaman sambungan perangkat dari OLT
hingga ke ONT sebagai berikut:
∝tot =∝OLt −ODC +∝ODC−ODP+ ∝ODP−ONT −Pelanggan (2.4)

Selanjutnya menghitung nilai daya yang diterima pada ONT yang berfungsi
memberikan tampilan tatap muka pengguna layanan. Sinyal fiber optik yang
transmisi diubah menjadi sinyal elektrik. Sinyal ini yang menampilkan layanan
pada ONT dengan menggunakan rumus sebagai berikut::
Pr=Pt −∝tot −SM (2.5)

19
Keterangan:
∝tot =Redaman total sistem(dBm)
∝c =Redaman konektor (dB)
∝serat =Redaman serat optik (dB)
L=Panjang serat optik ( Km)
N c =Jumlah konektor
N s =Jumlah sambungan
∝s=Redaman sambungan(dB)
s p=Splitter
Pr=Dayaterima(dBm)
Pt =Power transmit (dbm)
SM =Safety margin(3−6 dBm)
Berikut Standar redaman yang digunakan dalam jaringan FTTH (Fiber To
The Home):

Tabel 2.2. Standar Redaman


No. Redaman Satua Nilai
n
1 Fiber Optik Km ≤ 0.35 dB
2 Konektor bh ≤ 0.25 dB
3 Sambungan bh ≤ 0.01 dB
4 Splitter 1:2 bh ≤ 3.70 dB
5 Splitter 1:4 bh ≤ 7.25 dB
6 Splitter 1:8 bh ≤ 10.38 dB
7 Splitter 1:16 bh ≤ 14.10 dB
8 Splitter 1:32 bh ≤ 17.45 dB

2.8. Studi Literatur


Penelitian yang sudah ada mengenai “Perancangan Jaringan Fiber To The
Home (FTTH) Dengan Teknologi GPON Di Wilayah Tanjung Uma Kota Batam”
oleh Riyansyah Purba, Teknik Informatika, Universitas Putera Batam, 2021

20
membahas perancangan jaringan FTTH serta menghitung link power budget, rise
time,power receive dan kapasitas traffic yang dibutuhkan sesuai dengan standar
perusahaan Proxynet. Hasil perhitungan nilai redaman pada uplink sebesar 26,21
dB, dan downlink sebesar 26,01 dB. Nilai power receive pada uplink sebesar -
10,53 dBm, sedangkan downlink sebesar -10,51 dBm. Dan Rise time sistem
didapatkan nilai tertinggi yaitu 0,250 ns.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rizki Indrawan Tarigan , Tri Nopiani
Damayanti, S.T., M.T. , Hafidudin, S.T., M.T. Teknik Telekomunikasi,
Universitas Telkom 2019 mengenai Perancangan Jaringan Akses Fiber To The
Home (FTTH) Dengan Teknologi GPON Konfigurasi Star Di Cluster Cempaka
dan Cemara Perumahan Bumi Bumi Adipura. Hasil perancangan dihasilkan Nilai
Power link budget pada Cluster Cemara untuk downstream sebesar -14.652 dBm
dan upstream sebesar -15.825 dBm, sedangkan Cluster Cempaka downstream
sebesar -14.618 dBm dan upstream sebesar -15.925 dBm. Nilai Rise Time Budget
sebesar 0.2563 ns dan Cluster Cempaka sebesar 0.2569 ns untuk downstream.
Sedangkan Upstream Cluster Cemara sebesar 0.25043 ns dan Cluster Cempaka
sebesar 0.25047 ns. Nilai Bit Error Rate (BER) tidak melebihi 10−9.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Eko Cipto Hidayat, Teknik


Elektro, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2022 membahas mengenai
Analisis Power Link Budget Perancangan Jaringan Fiber To The Home Dengan
Teknologi Gigabit Passive Optical Networks Di Perumahan Citraland Tegal
dimulai dari perangkat OLT sampai dengan rumah ONT didapatkan nilai link
power budget sebesar 28 dBm dan power receive sebesar -20dBm.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian merupakan langkah-langkah yang dipakai untuk
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan di
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Menentukan dan cakupan wilayah jaringan yang akan dilayani.
2. Menetapkan topologi yang digunakan dan merancang jaringan sesuai dengan
cakupan wilayah layanan berupa gambar line diagram jaringan.
3. Menentukan jenis dan spesifikasi perangkat yang digunakan dalam jaringan.
4. Menghitung link power budget untuk menentukan kualitas penerimaan sinyal.
5. Mengukur setiap segmen daya input dan output untuk menentukan loss.
6. Menanalisis hasil perhitungan dan pengukuruan untuk menentukan
kesesuaian dengan standar ITU-T G.984.2..
7. Menganalisis hasil perbandingan antara perhitungan dan pengukuran.

22
3.2. Cakupan Wilayah Jaringan FTTH (Fiber To The Home)
Pada tahapan penelitian ini, penulis menentukan cakupan wilayah yang
ingin direncanakan jaringan FTTH (Fiber To The Home). Penentuan wilayah
merupakan hal yang dilakukan oleh pikah project, untuk eksekusi dilakukan
setelah mendapatkan persetujuan dari PT. Telkom Indonesia Tbk.

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian


Gambar 3.1 menjelaskan cakupan wilayah penelitian berlokasi di Cluster
Senterum Asya, Jl. Asya Boulevard Cakung, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur.
Sedangkan STO atau OLT Penggilingan terletak di Jl. Dr. KRT Radjiman
Widyodiningrat No.5, RW.4, Kab. Rawa Terate, Kec. Cakung, Kota Jakarta
Timur. Waktu penelitian dimulai dari bulan april 2023 – Juni 2023.

3.3. Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)


Topologi jaringan FTTH terdiri dari lokasi perangkar dan jarak perancangan
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan internet sampai ke rumah ONT.
Topologi jaringan FTTH (Fiber To The Home) di Cluster Senterum Asya adalah
topologi star. Hal ini dikarenakan posisi ODC terletak di tengah area rumah, dan 1
ODC menghubungkan ke masing-masing ODP, masing-masing ODP
dihubungkan ke 43 rumah ONT, sehingga jarak ODC ke masing-masing ODP
harus dijumlahkan, serta jarak dari ODP ke rumah juga harus ditambahkan.
Instalasi jaringan bus sangat sederhana, efisien harga dan penambahan jaringan
ONT mudah. Kelemahan dari topologi ini adalah apabila terdapat gangguan di

23
sepanjang kabel pusat, maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
Topologi Jaringan FTTH dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)

Pertama-tama menentukan lokasi dengan cara survey on site, agar dapat


mengetahui posisi STO, posisi ODP, posisi ODC, posisi ONT dan kemungkinan
pertumbuhan ONT. Proses survey lokasi menggunakan Google Earth. Pada
desain Google Earth diperlukan ketelitian dalam perancangan FTTH terdiri dari
pengambilan kabel feeder dari STO Penggilingan dengan menggunakan kabel
fiber optik G.652 D. Rute kabel feeder ditarik menuju ODC-PGG-FHW yang
berada di dalam Cluster Senterum Asya. Jarak STO ke ODC-PGG-FHW sebesar
6.3 Km dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Rute Kabel Feeder

24
lalu merancang kabel distribusi sesuai dengan tata letak di Cluster Senterum
Asya menggunakan Google Earth yaitu melakukan bordering lokasi Cluster
Senterum Asya, dan menentukan letak ODC-PGG-FHW sesuai keadaan rumah di
lapangan yang terdapat 1 jalur. Rute kabel distribusi dapat dilihat pada Gambar
3.4.

Gambar 3.4. Rute Kabel Distribusi


Selanjutnya menentukan lokasi ODP-PGG menuju ke rumah ONT yang
akan disambung menggunakan kabel drop yang dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Rute Kabel Drop

Langkah selanjutnya adalah proses copy gambar Cluster Senterum Asya


dari Google Earth ke AutoCad dengan desain yang sama dilihat pada Gambar 3.6,
sedangkan jarak ODC ke masing-masing ODP dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan
jarak ODP ke ONT dapat dilihat pada Tabel 3.2.

25
Gambar 3.6. Topologi Jaringan FTTH Di Cluster Senterum Asya
Tabel 3.1. Jarak Dari ODC ke ODP
No. ODP Nama ODP Jarak dari ODC ke ODP
ODP 1 ODP-PGG-FHW-D01/08 C.011 55 m
ODP 2 ODP-PGG-FHW-D01/07 C.010 38 m
ODP 3 ODP-PGG-FHW-D01/06 C.09 44 m
ODP 4 ODP-PGG-FHW-D01/05 C.08 48 m
ODP 5 ODP-PGG-FHW-D01/04 C.07 67 m
ODP 6 ODP-PGG-FHW-D01/03 C.05-06 35 m
ODP 7 ODP-PGG-FHW-D01/02 C.03-04 41 m
ODP 8 ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02 48 m

Tabel 3.2. Jarak Dari ODP Ke ONT


No. ODP Nama ONT Jarak dari ODP ke ONT
ODP 1 ONT 1 28 m

26
ONT 2 19 m
ODP 2 ONT 3 28 m
ONT 4 19 m
ONT 5 28 m
ONT 6 19 m
ODP 3 ONT 7 28 m
ONT 8 19 m
ONT 9 28 m
ONT 10 19 m
ODP 4 ONT 11 32 m
ONT 12 19 m
ODP 5 ONT 13 12 m
ONT 14 14 m
ONT 15 14 m
ONT 16 13 m
ODP 6 ONT 17 25 m
ONT 18 13 m
ODP Nama ONT Jarak dari ODP ke ONT
ODP 6 ONT 19 13 m
ONT 20 12 m
ONT 21 12 m
ONT 22 24 m
ONT 23 13 m
ONT 24 14 m
ONT 25 13 m
ONT 26 12 m
ODP 7 ONT 27 25 m
ONT 28 13 m
ONT 29 12 m
ONT 30 19 m
ONT 31 24 m
ONT 32 13 m

27
ONT 33 13 m
ONT 34 12 m
ONT 35 12 m
ODP 8 ONT 36 26 m
ONT 37 12 m
ONT 38 17 m
ONT 39 18 m
ONT 40 26 m
ONT 41 12 m
ONT 42 17 m
ONT 43 18 m

3.4. Penentuan Perangkat dan Spesifikasi


Penentuan perangkat dan spesifikasi berfungsi untuk perhitungan power link
budget pada perancangan FTTH (Fiber To The Home) berdasarkan data lapangan
PT. Telkom Indonesia Tbk dan standar ITU-T G.984.2. Perangkat jaringan FTTH
dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan spesifikasi jaringan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.3. Perangkat jaringan FTTH (Fiber To The Home)
No. Perangkat Jumlah
1 Optical Line Terminal (OLT) 1 bh
2 Optical Distribution Cabinet (ODC) 1 bh
3 Optical Distribution Point (ODP) 8 bh
4 Optical Network Terminal (ONT) 1 bh
5 Roset 1 bh
6 Passive Splitter 1: 4 dan 1:8
8 Konektor 9 bh
9 Optical Power Meter (OPM) 1 bh

Tabel 3.4. Spesifikasi Perangkat Jaringan FTTH (Fiber To The Home)


No. Parameter Spesifikasi
1 Optical Line Terminal (OLT) Huawei MA5600T

28
Optical Transmit Power 3,29 dBm
Panjang Gelombang 1490 nm-1550 nm
Kecepatan 1.2 Gbps -2.4 Gbps
Kapasitas 24 Core
2 Optical Distribution Cabinet (ODC) ODC-PGG-FHW
Kapasitas 144 Core
3 Optical Distribution Point (ODP) ODP-PGG-FHW
4 Optical Network Terminal (ONT) Tipe F660
Kecepatan 1.2 Gbps -2.4 Gbps
5 Serat Optik Single Mode tipe G.652D
6 Kabel Feeder Kabel Duct tipe G.652D
Kapasitas 24 Core
7 Kabel Distribusi Kabel Duct tipe G.652D
Kapasitas 16 Core
8 Kabel Drop STEL K-033-2010 tipe G.652D
9 Roset FCT02104
10 Optical Power Meter (OPM) JW3208
No. Parameter Spesifikasi
11 Patch Core Subscriber Connector (SC) UPC
Panjang Gelombang 1300-1550 nm
Single mode 5 meter 0.25 dB

Jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang digunakan di Cluster Senterum


Asya oleh PT. Telkom Indonesia Tbk terdiri dari 3 segmen jaringan yaitu:
1. Segmen A, terletak di STO yang menggunakan kabel feeder dengan jenis
kabel fiber optic single mode tipe G.652D yang menghubungkan OLT ke
ODC dengan panjang kabel fiber optic 6.3 km. Terdapat perangkat
pendukung, seperti splitter 1:4, 1 sambungan dan 2 konektor.
2. Segmen B, menggunakan kabel distribusi dengan jenis kabel fiber optic
single mode tipe G.652D. Pada segmen B fiber optik sebagai kabel pembagi
yang menghubungkan ODC ke masing-masing ODP dengan panjang yang

29
berbeda-beda dapat dilihat pada Tabel 3.1. Terdapat perangkat pendukung,
seperti splitter 1:8, terdapat 3 konektor.
3. Segmen C, kabel yang digunakan adalah kabel drop yang menghubungkan
ODP ke ONT dengan panjang kabel yang berbeda-beda dapat dilihat pada
Tabel 3.2. Terdapat perangkat pendukung seperti 1 roset, 4 konektor.

3.5. Perhitungan Secara Teoritis


Data-data yang diperoleh, dihitung menggunakan perhitungan secara teoritis
yaitu link power budget.

Perhitungan Link Power Budger


Perhitungan Link Power Budget berdasarkan standarisasi ITU-T G.984.2
tahun 2001 dan peraturan yang ditetapkan oleh PT. Telkom Indonesia Tbk.
Perhitungan link power budget terdiri dari redaman loss dan Power Receive (Pr).

1. Perhitungan Redaman Loss


Perhitungan redaman loss dari OLT hingga ke ONT yang melewati ODC
dan ODP.
a. Redaman OLT menuju ODC
∝(OLt −ODC)=L .∝serat + N c . ∝c + N s . ∝s +s p
¿( 6.3 x 0.35)+(2 x 0.25)+(1 x 0.1)+7.25
¿ 2.21+0.5+0.1+7.25
¿ 10.06 dB

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Redaman OLT menuju ODC


ODC Panjang Redaman Jumlah Redaman Jumlah Redaman Redaman Redaman
Fiber Fiber Konek- Kone- Sambu- Sambu- Splitter OLT-ODC
Optik Optik tor tor ngan ngan ( s¿¿ p)¿ ∝(OLt −ODC )
(L) (∝serat ) (Nc) (∝c ) ( N s) (∝¿¿ s)¿
ODC 6.3 Km 0.35 dB 2 bh 0.25 dB 1 bh 0.1 dB 7.25 dB 10.06 dB

b. Redaman ODC menuju ODP


∝(ODC−ODP)=L . ∝serat + N c . ∝c + N s .∝s + s p

30
¿( 0.055 x 0.35)+(3 x 0.25)+(0 x 0.1)+ 10.38
¿ 0.01925+0.75+ 0+10.38
¿ 11.149 dB

Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Redaman ODC menuju ODP


Panjang Redaman Jumlah Redaman Jumlah Redaman Redaman Redaman

Fiber Fiber Konek- Kone- Sambu Sambu- Splitter ODC-ODP


ODP
Optik Optik tor tor -ngan ngan ( s¿¿ p)¿ ∝(ODC−ODp)
(L) (∝serat ) (Nc ) (∝c ) ( N s) (∝¿¿ s)¿
ODP 1 0.055 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.149 dB
ODP 2 0.093 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.163 dB
ODP 3 0.137 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.178 dB
ODP 4 0.185 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.195 dB
ODP 5 0.252 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.218 dB
ODP 6 0.287 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.230 dB
ODP 7 0.328 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.245 dB
ODP 8 0.376 Km 0.35 dB 3 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 10.38 dB 11.262 dB
*) Jarak dari ODC ke masing-masing ODP dijumlahkan

c. Redaman ODP ke ONT


∝(ODP−ONT )=L . ∝serat + N c . ∝c + N s . ∝s + s p
¿( 0.402 x 0.35)+(4 x 0.25)+(0 x 0.1)+0
¿ 0.1407+1+0+ 0
¿ 1.140 dB

Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Redaman ODP menuju ONT


ODP Panjang Redaman Jumlah Redaman Jumlah Redaman Redaman Redaman

Fiber Fiber Konek- Kone- Sambu- Sambu- Splitter ODP-ONT

Optik Optik tor tor ngan ngan ( s¿¿ p)¿ ∝(ODP−ONT )


(L) (∝serat ) (Nc ) (∝c ) (N s) (∝¿¿ s)¿
ODP 0.402 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.140 dB
8
0.402 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.140 dB
0.414 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.144 dB
0.414 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.144 dB
0.431 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.150 dB

31
0.431 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.150 dB
0.449 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.157 dB
0.449 Km 0.35 dB 4 bh 0.25 dB 0 0.1 dB 0 1.157 dB
*Jarak dari ODP ke ONT dijumlahkan

d. Total Redaman OLT ke ONT


∝tot =∝OLt −ODC +∝ODC −ODP + ∝ODP−ONT
¿ 10.06+11.262+1.140
¿ 22.462 dB

Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Total Redaman Di ODP 8


No. Redaman Redaman Redaman Redaman
OLT-ODC ODC-ODP ODP-ONT Total
∝(OLt −ODC) ∝(ODC∝−ODP)
(ODP−ONT ) ∝tot
1 1.140 dB 22.462 dBm
2 1.140 dB 22.462 dBm
3 1.144 dB 22.466 dBm
4 1.144 dB 22.466 dBm
10.06 dB 11.262 dB
5 1.150 dB 22.472 dBm
6 1.150 dB 22.472 dBm
7 1.157 dB 22.479 dBm
8 1.157 dB 22.479 dBm

2. Perhitungan Power Receive (Pr)


Setelah didapatkan nilai dari masing-masing ONT, maka dihitung Power
Receive (Pr) dengan nilai power transmit pada OLT yaitu +3.29 dBm, nilai
tersebut merupakan nilai hasil pengukuran GPON (berdasarkan data lapangan)
yang digunakan oleh PT. Telkom Indonesia Tbk untuk merancang di Cluster
Senterum Asya menggunakan persamaan 5. Berikut perhitungan power receive
dari OLT hingga ONT:
Pr=Pt −∝tot −SM
¿ ( +3.29 )−22.462−6
¿−25.172 dBm

Tabel 3.9. Hasil Perhitungan Power Receive


No. Power Redaman Safety Daya Terima

32
Transmit Total Margin (Pr)
(Pt) (∝tot ¿ (SM)

1 22.462 dB 6 dB -25.172 dBm


2 22.462 dB 6 dB -25.172 dBm
3 22.466 dB 6 dB -25.176 dBm
4 +3.29 dBm 22.466 dB 6 dB -25.176 dBm
5 22.472 dB 6 dB -25.182 dBm
6 22.472 dB 6 dB -25.182 dBm
7 22.479 dB 6 dB -25.189 dBm
8 22.479 dB 6 dB -25.189 dBm

3.6. Pengukuran Daya Sinyal Fiber Optik


Pengukuran daya fiber optik menggunakan alat ukur Optimal Power Meter
(OPM) JW3208 dengan panjang gelombang 1490 nm. Pengukuran dilakukan di
GPON, ODC, masing-masing ODP dan masing-masing ONT. Hasil nilai
pengukuran merupakan nilai redaman. Berdasarkan Lampiran 1 hasil pengukuran
daya sinyal fiber optik pada GPON, ODC, masing-masing ODP, dan 8 ONT yang
berada di ODP 8 dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Pengukuran Daya Sinyal Penerimaan Pada 8 ONT di ODP 8


No. Parameter Nilai Redaman
1 GPON +3.29 dBm
2 ODC-PGG-FHW 10.51 dB
3 ODP 1 11.52 dB
ODP-PGG-FHW-D01/08 C.011
4 ODP 2 11.46 dB
ODP-PGG-FHW-D01/07 C.010
5 ODP 3 11.48 dB
ODP-PGG-FHW-D01/06 C.09
6 ODP 4 11.50 dB
ODP-PGG-FHW-D01/05 C.08

33
7 ODP 5 11.56 dB
ODP-PGG-FHW-D01/04 C.07
8 ODP 6 11.45 dB
ODP-PGG-FHW-D01/03 C.05-06
9 ODP 7 11.47 dB
ODP-PGG-FHW-D01/02 C.03-04
10 ODP 8 11.50 dB
ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02
11 ONT 1 22.14 dBm
12 ONT 2 22.18 dBm
13 ONT 3 22.40 dBm
14 ONT 4 22.43 dBm
15 ONT 5 22.52 dBm
16 ONT 6 22.62 dBm
17 ONT 7 22.98 dBm
18 ONT 8 23.06 dBm

3.7. Analisis Hasil


Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis menghasilkan nilai kualitas
penerimaan sinyal pada perancangaan jaringan FTTH (Fiber To The Home)
berbasis Gigabit Capable Passive Optical Network (GPON). Semua hasil analisis
dari penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan penjelasan yang dapat
dari:
a. Hasil perhitungan kualitas penerimaan secara teoritis menggunakan
perhitungan link power Budget yang terdiri dari total redaman dan Power
Receive (Pr).
b. Hasil pengukuran daya fiber optik yang didapatkan dari alat ukur Optimal
Power Meter (OPM) JW3208.
c. Membandingkan hasil perhitungan kualitas penerimaan secara teoritis dan
pengukuran daya fiber optik sesuai standar ITU-T.G.984.2.
d. Membandingkan hasil perhitungan kualitas penerimaan secara teoritis dan
pengukuran daya fiber optik.

34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Perhitungan Kualitas Penerimaan Sinyal Secara Teori


Hasil perhitungan kualitas penerimaan sinyal secara teori terdiri dari hasil
perhitungan total redaman (OLT hingga ke ONT yang melewati ODC dan ODP),
serta hasil perhitungan Power Receive (Pr). Nilai perhitungan kualitas sinyal
diambil dari jarak yang terjauh.

1. Hasil Perhitungan Redaman Loss


a. Redaman OLT menuju ODC
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Redaman OLT-ODC dengan Jarak Terjauh.

35
Panjang Jumlah Jumlah Nilai
Splitte Redaman
Parameter Fiber Optik Konektor Sambungan
r 1:4
(L) (Nc) (N ¿¿ s)¿
∝(OLT −ODC ) 6.3 Km 2 bh 1 bh 2 bh 10.06 dB

Tabel 4.1 menunjukan panjang dari OLT sampai ODC adalah 6.3 Km, 2
buah konektor, 1 buah sambungan, dan splitter 1:4 port. Hasil nilai Redaman dari
OLT menuju ODC sebesar 10.06 dB.

b. Redaman ODC menuju ODP


Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Redaman ODC-ODP dengan Jarak Terjauh
Panjang Jumlah Nilai
Splitter
Parameter Fiber Optik Konektor Redaman
1:8
(L) (Nc)
∝(ODC−ODP) 0.376 Km 3 bh 1 bh 11.262 dB

Tabel 4.2 menunjukan panjang dari ODC sampai dengan ODP yang terjauh
adalah 0.376 Km, 3 buah konektor, dan splitter 1:8 port yang berada di dalam
ODP. Hasil nilai Redaman dari ODC menuju ODP sebesar 11.262 dB.

c. Total Redaman ODP menuju ONT


Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Redaman ODP-ONT dengan Jarak Terjauh
Panjang Fiber Jumlah Nilai
Parameter Optik Konektor Redaman
(L) (Nc)
∝(ODP−ONT ) 0.449 Km 4 bh 1.157 dB

Tabel 4.3 menunjukan panjang dari ODP sampai salah satu ONT yang jarak
terjauh terdiri adalah 0.449 Km, 4 buah sambungan, dan 1 buah roset. Hasil nilai
redaman ODP menuju ONT sebesar 1.157 dB.

d. Total Redaman

36
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Total Daya Yang Diterima Dengan Jarak Terjauh
Parameter Jarak Kabel Optik Nilai Redaman
(L)
Daya yang 6.7 Km 22.479 dBm
Diterima

Tabel 4.4 menunjukkan hasil perhitungan redaman total dengan jarak


terjauh sebesar 22.479 dB dengan jarak terjauh sebesar 6.7 Km. Disimpulkan
bahwa peritungan link power budget yang telah diketahui, semakin panjang kabel
dan semakin banyak sambungan maka semakin besar redaman yang didapatkan.

2. Hasil perhitungan Power Receive (Pr)


Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Power Receive (Pr) Tertinggi
Parameter Nilai Redaman
Pr Minimal -25.17 dBm
Pr Maximal -25.18 dBm

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil perhitungan nilai Power Receive (Pr) dari OLT
menuju masing-masing ONT, nilai Pr atau sering disebut dengan daya terima
didapatkan sebesar -25.17 dBm sampai -25.18 dBm.

4.2. Hasil Pengukuran Daya Fiber Optik


Pengukuran fiber optik dilakukam pada lokasi yang sudah ditentukan oleh
PT. Telkom Indonesia. Pengukuran ini menganalisa kualitas penerimaan sinyal
jaringan FTTH Berbasis GPON dari OLT sampai dengan jarak ONT terjauh yang
berada di Cluster Senterum Asya menggunakan OPM dapat dilihat pada Tabel
4.6.

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Daya Optik Menggunakan OPM


No. Nama Nilai
1 ODC-PGG-FHW 10.51 dB
2 ODP 8 11.50 dB

37
ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02
3 ONT 8 23.06 dBm
4 GPON 3.29 dBm

Tabel 4.6 merupakan hasil pengukuran daya fiber optik menggunakan alat
ukur Optical Power Meter (OPM) JW3208 dengan jarak terjauh antara lain:
1. Nilai redaman ODC-PGG-FHW sebesar 10.51 dB.
2. Nilai redaman ODP 8 sebesar 11.50 dB.
3. Nilai redaman ONT 8 sebesar 23.06 dBm.
4. Nilai GPON sebesar 3.29 dBm.

4.3. Membandingkan Hasil Perhitungan dan Pengukuran Secara Standar


Pada bagian ini membahas perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran
secara standar untuk mengetahui kelayakan penerimaan jaringan FTTH bebasis
GPON di Cluster Senterum Asya. Menurut standar ketentuan ITU-T G.984.2 daya
terima yang diizinkan pada jaringan FTTH berbasis GPON adalah sebesar 28 dB.
Hasil perhitungan dan pengukuran redaman dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil Perhitungan dan Pengukuran Redaman


Parameter Nilai Nilai Nilai
Perhitungan Pengukuran Standarisasi
Total Redaman 22.47 dB 23.06 dB 28 dB

38
Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan dan pengukuran sesuai dengan
standarisasi ITU-T G.984.2 yaitu redaman total tidak lebih dari 28 dB.
Berdasarkan nilai redaman perhitungan mencapai 22.47 dB, dan nilai redaman
pengukuran mencapai 23.06 dB, maka dapat disimpulkan bahwa nilai perhitungan
dan pengukuran memenuhi standar redaman, perancangan jaringan FTTH layak
untuk digunakan dan kualitasnya baik.

4.4. Membandingkan Hasil Perhitungan dan Pengukuran


Pada bagian ini membahas perbandingan hasil perhitungan link power
budget dengan pengukuran penerimaan daya ONT yang menggunakan alat ukur
OPM pada jaringan FTTH bebasis GPON di Cluster Senterum Asya. Berikut hasil
perbandingan perhitungan dan pengukuran penerimaan daya ONT.

Tabel 4.8. Hasil Perbandingan Perhitungan dan Pengukuran Penerimaan Daya ONT
Parameter Nilai Perhitungan Nilai Pengukuran
Total Redaman 22.47 dB 23.06 dB

Tabel 4.8 menunjukkan hasil perhitungan dan pengukuran mengalami


selisih yang tidak jauh berbeda dan tidak relatife besar. Hasil perhitungan dari
total redaman mencapai 22.47 dB, dan hasil pengukuran dari total redaman
mencapai 23.06 dB. Artinya nilai pengukuran lebih besar dari nilai perhitungan.
Hal ini dikarenakan adanya pengenapan angka di alat ukur, tetapi alat ukur masih
layak untuk digunakan.

39
BAB V
KESIMPULAN

Hasil analisis penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Hasil perhitungan secara teoritis menggunakan perhitungan link power
budget yang menunjukan bahwa nilai total redaman sebesar 22.47 dB sesuai
dengan standarisasi ITU-T G.984.2 yaitu redaman total tidak lebih dari 28
dB. Maka nilai perhitungan memenuhi standar redaman, perancangan
jaringan FTTH layak untuk digunakan dan kualitasnya baik.
2. Hasil pengukuran daya fiber optik menggunakan alat ukur Optimal Power
Meter (OPM) JW3208 didapatkan nilai total redaman sebesar 23.06 dB
sesuai dengan standarisasi ITU-T G.984.2 yaitu redaman total tidak lebih

40
dari 28 dB. Maka nilai perhitungan memenuhi standar redaman,
perancangan jaringan FTTH layak untuk digunakan dan kualitasnya baik.
3. Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran mengalami selisih yang
tidak jauh berbeda, tidak relatife besar, dan nilai pengukuran lebih besar dari
nilai perhitungan. Hal ini dikarenakan adanya penggenapan angka di alat
ukur, tetapi alat ukur masih layak untuk digunakan.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Febriansyah, A., & Lammada, I. (2022). Perbaikan Dan Pemeliharaan


Jaringan Fiber To The Home (FTTH). Power Elektronik: Jurnal Orang
Elektro, 11(1), 116-122.
2. Hidayat, E. C. (2022). Analisa Power Link Budget Perancangan Jaringan
Fiber To The Home Dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Networks
Di Perumahan Citraland Tegal. Doctoral Dissertation, Universitas Islam
Sultan Agung.
3. Ilhamirosa, F. (2019). Link Budget Analisis Fiber To The Home Pada
Wilayah Resisdensial Untuk Perancangan Yang Efektif Dan Efisien Di Puri
Anjasmoro Kecamatan Semarang Barat Menggunakan Teknologi Gpon
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan Agung).
4. International Telecommunication Union of Telecommunication (2001).
Handbook: Gigabit Passive Optical Networks (GPON). ITU-T.G.984.2
5. Mukhlisin, Z. N., Jayati, A. E., Pramuyanti, R. K., & File, N. J. F. (2021).
Analisa Redaman Fiber Optic Pada Pemasangan Digitalisasi Spbu
Pertamina Oleh PT. Telkom Witel Semarang Dengan Power Link Budget.
Jurnal Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang.
6. Pamungkas, A. (2022). Analisis performansi jaringan Fiber to The Home
berbasis Gigabit Capable Passive Optical di IZI Network Sekeloa
Utara (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
7. Purbawanto, S. (2020). Media Transmisi Telekomunikasi. Deepublish.
8. Purba, R. (2021). Perancangan Jaringan Fiber To the Home (FTTH) Dengan
Teknologi GPON Di Wilayah Tanjung Uma Kota Batam (Doctoral
Dissertation, Prodi Teknik Informatika).
9. PT Asya Mandira Land, Diakses pada bulan Oktober 2022, dari
https://rumahasyajakarta.com/
10. Tarigan, R. I., Damayanti, T. N., & Hafidudin, H. (2019). Perancangan
Jaringan Akses Fiber To The Home (ftth) Dengan Teknologi Gpon
Konfigurasi Star Di Cluster Cempaka Dan Cemara Perumahan Bumi
Adipura. eProceedings of Applied Science, 5(3).
11. Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyyati, Z. (2022). Analisa Performansi
Jaringan Telekomunikasi Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan
Metode Power Link Budget Pada Cluster Bhumi Nirwana Balikpapan Utara.
Circuit: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 6(1), 67-77.
12. Wibisono, G., & Gunadi Dwi Hantoro, F. (2020). Sistem Jaringan Fiber
Optik.
13. Zulfikar, M., Azhari, Z., & Rahmania, R. (2022). Analisis Redaman Pada
Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Berteknologi Gigabit Passive Optical
Network (GPON) Di Plasa Telkom Bantaeng. Vertex Elektro, 14(2), 130-
138.
Lampiran

Lampiran 1. Nilai Redaman Menggunakan Alat Ukur OPM

1. GPON (Gigabit Passive Optical Network)

2. ODC-PGG-FHW

3. ODP-PGG-FHW-D01/08 C.011

4. ODP-PGG-FHW-D01/07 C.010
5. ODP-PGG-FHW-D01/06 C.09

6. ODP-PGG-FHW-D01/05 C.08

7. ODP-PGG-FHW-D01/04 C.07

8. ODP-PGG-FHW-D01/03 C.05-06

9. ODP-PGG-FHW-D01/02 C.03-04
10. ODP-PGG-FHW-D01/01 C.01-02

11. ONT 1

12. ONT 2

13. ONT 3

14. ONT 4
15. ONT 5

16. ONT 6

17. ONT 7

18. ONT 8

Anda mungkin juga menyukai