SKRIPSI
Oleh :
Riyansyah Purba
140210242
HALAMAN JUDUL
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME
(FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI WILAYAH
TANJUNG UMA KOTA BATAM
SKRIPSI
Oleh :
Riyansyah Purba
140210242
Adalah hasil karya sendiri dan bukan “duplikasi” dari karya orang lain.
Sepengetahuan saya, di dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis dikutip didalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia naskah Skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang
saya peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari
siapapun.
Batam, 08 Maret 2021
Riyansyah Purba
140210242
iv
HALAMAN PENGESAHAN
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME
(FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI WILAYAH
TANJUNG UMA KOTA BATAM
SKRIPSI
Oleh :
Riyansyah Purba
140210242
ABSTRAK
Penelitian ini merancang jaringan Fiber to the home (FTTH) menggunakan teknologi
gigabit passive optical network (GPON). Perancangan jaringan dilakukan di wilayah
tanjung Uma daerah Tanjung Tritip dengan nilai parameter sesuai dengan standar Proxynet
sebagai perusahaan yang akan membangun jaringan FTTH pada lokasi penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang jaringan FTTH serta menghitung link power
budget, rise time,power receive dan kapasitas traffic yang dibutuhkan. Perancangan di
Tanjung Triptin terdiri atas 1 optik line terminal(OLT), I optic distribusi cabinet(ODC), 10
optik distribusi poin(ODP) pada setiap daerah yang di rancang. Terdapat 55 pelanggan
yang terdiri dari 52 rumah, 1 sekolah, 1 ruko dan 1 masjid dengan total traffic sebesar 290,2
Mbps yang dapat di cakup oleh 1 optik line terminal(OLT). Link power budget digunakan
untuk memperoleh besaran dari redaman. Standar besaran redaman dari Proxynet adalah
28 dBm. Hasil perhitungan Link Power Budget untuk tiap-tiap pelanggan masih memenuhi
standar redaman yang ditentukan Proxynet yaitu sebesar 28 dB, pada penelitian ini
didapatkan nilai redaman terbesar pada jalur uplink 26,21 dB , dan pada jalur downlink
sebesar 26,01 dB. Nilai power recieve (Pr) yang didapat pada jalur uplink adalah -10,53
sedangkan pada jalur downlink sebesar -10,51. Berdasarkan perhitungan Rise time sistem
didapatkan nilai tertinggi yaitu 0,250 ns. Nilai tersebut sesuai dengan harapan dibawah
0,583 ns.
ABSTRACT
This study designed a Fiber to the home (FTTH) network using gigabit passive optical
network (GPON) technology. The network design is carried out in the Uma Cape area, the
Tanjung Tritip area with parameter values in accordance with the Proxynet standard as a
company that will build a FTTH network at the research location. This study aims to design
the FTTH network and calculate the link power budget, rise time, power receive and
required traffic capacity. The design in Tanjung Triptin consists of 1 optical line
termination(OLT), I optical distribution cabinet(ODC), 10 optical distribution point(ODP)
in each area designed. There are 55 customers consisting of 52 houses, 1 school, 1 shop
house and 1 mosque with a total traffic of 290.2 Mbps which can be covered by 1 optical
line termination(OLT). The link power budget is used to obtain the amount of attenuation.
The standard amount of attenuation from the Proxynet is 28 dBm. The results of the
calculation of the Link Power Budget for each customer still meet the damping standards
set by Proxynet, which is 28 dB. In this study, the greatest attenuation value was obtained
in the uplink path of 26.21 dB, and on the downlink line of 26.01 dB. The power recieve
(Pr) value obtained on the uplink path is -10.53 while the downlink path is -10.51. Based
on the calculation of Rise time system, the highest value is 0.250 ns. This value is in
accordance with the expectations below 0.583 ns.
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya, sehingga tugas akhir yang berjudul
“Perancangan Jaringan Fiber To The Home(FTTH) Dengan Teknologi GPON di Wilayah
Tanjung Uma Kota Batam” ini bisa diselesaikan dan laporan tugas akhir yang
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi strata satu
(S1) pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Putera Batam.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik dan saran akan senantiasa penulis terima dengan senang hati. Dengan segala
keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibuk Nur Elfi Husda, S.Kom., M.SI. selaku Rektor Universitas Putera Batam;
2. Bapak Andi Maslan, S.T., M.SI. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika Universitas Putera Batam;
3. Cosmas Eko Suharyanto, S.Kom., M.MSI selaku pembimbing Skripsi pada
Program Studi Teknik Informatika Universitas Putera Batam;
4. Dekan Fakultas Teknik dan Komputer;
5. Dosen dan Staff Universitas Putera Batam;
6. Kedua orang tua penulis atas semua bantuan, dukungan, serta doa yang telah
mereka berikan;
7. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini;
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan hidayah
serta taufik-Nya, Amin.
Batam, 08 Maret 2021
Riyansyah Purba
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1 Link Power Budget................................................................... 17
Rumus 2.2 Power Recieve........................................................................... 17
Rumus 2.3 Rise Time Optic......................................................................... 19
Rumus 2.4 Rise Time Sistem....................................................................... 19
Rumus 2.5 Bit Rate ..................................................................................... 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
peningkatan teknologi yang semakin maju pada bidangnya. Pada saat ini, beberapa
dari mulai akses yang lambat dan adanya gangguan seperti halnya noise yang akan
menghambat user atau pengguna, maka saat ini pengguna membutuhkan teknologi
Saat ini memerlukan jaringan yang stabil dan cepat. Kriteria tersebut cocok
dengan jaringan fiber optic. Jaringan ini memanfaatkan media transmisi seperti
Jenis kabel yang digunakan pada fiber optik merupakan jenis cahaya berasal dari
laser atau Light Emitting Diode (LED), dan ukuran yang dimiliki berada pada
Terdapat tiga komponen dasar pada sistem komunikasi serat optik yaitu receiver,
transmitter dan kabel (Nurdiana dkk., 2015). Sistem Komunikasi Optik yaitu
saat ini. Tujuan dari penelitian ini akan merancang jaringan akses fiber optik FTTH
Passive Over Network) di wilayah Tanjung Uma Kota Batam. Teknologi (GPON)
akses yang berguna dalam menyedikaan layanan multimedia kepada klien bisnis
atapun perumahan. Basis padan GPON adalah FTTx salah satunya FTTH (Fiber
to the Home).
jaringan akses yang menggunakan fiber optik seperti media transmisinya. GPON
Optical Network (PON) yang berdasarkan pada ITU-T. G.984. Layanan kecepatan
GPON mencapai 2,4.Gbps Dowstream serta 1,2 pada Upstream. Ukuran Jarak dari
OLT (Optical Line Terminal) ke ONT (Optical Network Terminal) sejauh 20 km.
Nilai efisiensi bandwidth pada GPON mencapai 93%. Dasar kerja pada
GPON dimulai saat sinyal atau data ditransmiter ke OLT, sehingga terdapat bagian
yang disebut splitter yang berguna sebagai pengirim Fiber Optic menuju ONU,
pada ONU berguna untuk mendistribusikan sinyal dan data pada user. PON
premise network yang mana unpowered optical splitter (spitter fiber) fiber optik
tunggal. Perancangan pada sistem GPON didasarkan kepada TDM (Time Division
Multiplexing) hingga kontributif untuk layanan T1, E1 dan DS3. Berbeda dengan
3
memiliki kegunaan sebagai transmisi data pada 3 mode power. Untuk mode 1, ONT
berguna untuk transmisikan dengan daya output bersifat normal. Untuk mode 2 dan
membolehkan OLT untuk menugaskan ONT untuk mengurangi daya jika OLT
menemukan sinyal dari ONT sangat kuat atau sebaliknya, OLT akan memberikan
perintah ONT supaya meningkatkan daya apabila terindeksi sinyal dari ONT terlalu
rendah.
datarate yang besar dimana untuk downstream sebesar 2.4 GBit/s dan upstream
sebesar 1.2 GBit/s. Selain melakukan perancangan, dalam Proyek Akhir ini juga
jaringan tersebut sudah layak dan sudah berdasarkan standar yang di tentukan oleh
dengan melakukan analisis link power budget, rise time budget,dan power receive
dan kapasitas traffic pada perancangan jaringan fiber optic di wilayah Tanjung
Fiber to the Home (disingkat FTTH) adalah kode pengiriman isyarat optik
yang bersumber pada pusat penyedia (provider) menuju wilayah klien dengan
terdapat layanan yang diketahui dengan sebutan Triple Play Services. Layanan
tersebut yang membuat akses layanan menjadi cepat didalam satu infrastruktur
penghematan dana serta bisa meminimalisir biaya operasi dan pemberian pelayanan
baik kepada pengguna. Jarak umum dari pusat layanan kepada pengguna kurang
lebih maksimum 20 km. Terdapat istilah headend, yang dimaksud kantor utama
dinamakan OLT. Jalur selanjutnya dari OLT ini disalurkan ke ONU yang
serat optik. Pada proses pengiriman data suara menggunakan isyarat optik yang
format optik yang ukuran panjang gelombang 1550 nm oleh optik pemancar video
(optical video transmitter). Pada saat trasmisi data penggunaan isyarat optik 1550
tiga panjang gelombang ini berguna sebagai pembawa informasi yang berlainan
secara bersama-sama dan menggunan berbagai arah di satu kabel serat optik yang
sama.
Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. Luas wilayah kelurahan ini adalah 3,72
5
km², dengan jumlah penduduk di 2020 berjumlah 24.227 jiwa, serta data kepadatan
6.512 jiwa/km². Penggunaan jaringan Fiber Optic di wilayah Tanjung Uma baru
berjalan di Agustus 2020. Namun, tidak semua wilayah terpasang jaringan Fiber
Penggunaan Jaringan fiber optic membuat performa kerja yang handal dan
teknologi digunakan sebab menjadi media pengirim data yang efektif, gangguan
yang rendah, mempunyai tingkat loss data serta bandwidth yang tinggi. Penggunaan
Kota Batam adalah kota industri, mayoritas perusahaan dengan berbagai jenis
bidang. Banyaknya pendatang dari seluruh Indonesia baik dari luar atau dalam
tinggal jauh dari pusat industri, salah satunya di wilayah Tanjung Uma. Wilayah
Tanjung Uma ini merupakan tempat yang aman serta nyaman untuk ditinggali
Penduduk yang berada di wilayah Tanjung Uma juga membutuhkan jaringan dalam
menyelesaikan tugas, untuk bekerja yang bisa dikerjakan dirumah ataupun sebagai
6
media hiburan. Berdasarkan kondisi wilayah Tanjung Uma ini memiliki potensi
untuk dirancang jaringan Fiber To The Home (FTTH) sehingga saya melakukan
internet masyarakat.
Tanjung Tritip.
3. Analisis pada pembahasan terdiri dari rise time budget, link power budget,
2. Menghitung link power budget, rise time, power receive dan kapasitas traffic
yang di butuhkan.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat yang berarti untuk
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
Pada penelitian ini juga mempunyai manfaat teoritis yaitu beguna sebagai
pedoman untuk peneliti lain ketika melakukan penelitian lain yang sejenis dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
utama bagi penyedia layanan komunikasi sebagai media transmisi. Hal ini
disebabkan karena serat optik menyediakan keuntungan yang jauh lebih efisien dan
efektif. Serat optik mampu mentransmisikan data lebih cepat dengan kanal yang
lebih banyak, tidak mudah termakan usia, memiliki ukuran yang lebih kecil
Tetapi dalam pemasangan serat optik dapat terjadi kesalahan yang dapat
mempengaruhi kualitas atau kelayakan dari layanan yang akan diberikan, oleh
karena itu harus dilakukan perhitungan jarak kabel, link power budget, rise time,
power transmit, power receive dan kapasitas traffic yang di butuhkan sebagai
parameter penguji.
Fiber Optic yaitu sejenis perangkat transmisi fisik yang dibuat dari
gabungan serat kaca, isolator dan pelindung yang berguna sebagai penyalur
mengungkapkan fiber optik sedefinisikan sebagai alat transmisi dirancang dari kaca
atau plastik yang dimanfaatkan sebagai transmisi sinyal cahaya dari satu tempat ke
merupakan kabel dari inti terbuat dari kaca, sinyal yang dikirimkan berupa sinyal
cahaya yang diubah dari pemancar berupa sinyal elektronik dan akan kembali
9
menjadi sinyal elektronik di penerima, kabel fiber optic memiliki bandwith sebesar
2,5 Gbps yang mampu mencapai jarak tranmisi 200 km. Ketebalan serat kabel Fiber
Serat optik dikelompokan menjadi tiga bagian utama yaitu core, cladding,
dan coating (Hanif & Arnaldy, 2017). Inti (core) berguna sebagai penentu cahaya
menembus dari satu ujung ke ujung lainnya. Indeks bias core yang lebih besar dari
pada cladding (n1>n2) sehingga kemungkinan bisa terjadi pembiasan dalam total.
Cahaya akan masuk kedalam core sampai di ujung serat. Pembungkus merupakan
unsur optikal paling luar yang menyelimuti bagian inti berguna sebagai media
cermin, yaitu memantulkan cahaya supaya bisa menembus sampai ujung lainnya,
a. Keunggulan
7. Crosstalk rendah.
b. Kekurangan
2. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang
berlebihan.
3. Tidak bisa dialiri arus listrik secara langsung, sehingga tidak dapat
Fiber To The X (FTTX) adalah rancangan teknologi serat optik dimana letak
titik x nya diposisikan dengan menentuka jarak seberapa dekat akhir penggunaan
serat optik dengan user. Serat optik yang berfungsi penghubung dari pusat menuju
pengiriman informasi hingga titik x. FTTx digolongkan berdasarkan jarak fiber end
point dengan pengguna, berikut jenis – jenis FTTx (Delano & Astuti, 2017):
Susuan jaringan pada kabel fiber optic yang dirancang untuk gedung
bertingkat lalu disalurkan ke bagian ruangan dengan kabel. Posisi titik Konversi
11
Optik terletak di dalam gedung dan umumnya diletak di ruang telekomunikasi yaitu
seperti kabinet yang diletakkan di tepi jalan dihubungkan dengan kabel tembaga
Posisi Titik Konversi Optik yang berada diluar bangunan, dalam kabinet,
atau diatas tiang. Terminal pelanggan disatukan dengan titik konversai optik
jariungan kabel fiber optic dihubungkan sampai ke rumah Customer atau tempat
yang diterminasikan di kotak dinding yang terletak di depan rumah user dengan
jaringan fiber optic yang mempunyai elemen point to multipoint serta membagi
layanan data, suara dan video. Secara umum arsitektur jaringan PON dapat dilihat
Dari gambar diatas diketahui ada tiga komponen pada arsitektur jaringan
dengan standard ITUT G.984. Pemilihan pada perangkat Optical Line Termination
memiliki ukuran besar sebab akan mempengaruhi link power budget serta
memperhitungkan nilai lebar spektral (Δσ), rise time yang baik bernilai relatif kecil
yang bisa menyalurkan data dari sentral ke pelanggan tujuan ataupun sebaliknya.
Bersumber dari jenis ODN yang dipakai, maka Jarlokaf terbagi menjadi Active
aktif, dan Passive Optical Network (PON), adalah ODN yang digunakan perangkat
13
optik pasif.
agar dapat tersambung ke terminal yang digunakan oleh pelanggan. OLT dan ONU
Distribusi Cable feeder yang digunakan oleh Indosat Mega Media yaitu
Konektor serat optik digunakan untuk menyambungkan dua ujung serat optik,
yang digunakan pada titiktitik di mana serat optik berakhir pada pemancar dan
penerima.
6. Sambungan
7. Splitter
Splitter yang akan dipakai dengan ukuran splitter 1:8 serta loss 10,28 dB
ditempatkan di ODP.
dihubungkan dengan indeks bias bahan. Saat berkas cahaya melalui batas dua
medium yang tidak sama, sehingga sebagian berkas cahaya dipantulkan masuk di
medium pertama dan yang lainnya dibiaskan ke medium kedua (Budiati dkk.,
Ada beberapa macam jenis kabel fiber optic yang terdiri atas Singlemode dan
Multimode (Hanif & Arnaldy, 2017). Kabel Fiber optic Singlemode mempunyai
inti yang lebih kecil serta berguna untuk mengirimkan sinar laser inframerah yang
membuat hanya satu mode menyebarkan cahaya melalui inti di suatu waktu. Kabel
fiber optic Multimode merupakan jenis yang dipakai dalam tujuan komersial.
Ukuran inti lebih besar dari serat Singlemode menjadikan ratusan modus cahaya
tersebar pada serat dengan bersamaan. Sumber cahaya fiber optic ini ada 2 macam
melalui dispersi serat. Spektrum LED terkait ke spektrum emisi spontan, respon
hasil fundamental perbedaan antara emisi spontan dan stimulasi itu tidak saja
mampu memancarkan kekuatan tinggi, namun juga memiliki kelebihan terkait sifat
koheren dari cahaya yang dipancarkan. Penyebaran output yang relatif sempit
singlemode.
Berdasarkan pada profil indeks bias serta mode gelombang yang terdapat di
dkk., 2016):
glass atau silca glass pada core dan cladding. Nilai indeks bias serat optik berubah
dengan berjalan waktu (graded index multi-mode). Indeks bias inti berubah
mengecil dari pusat core sampai di antara core dan cladding. Jika nilai indeks bias
kecil membuat kecepatan rambat cahaya tinggi serta mengakibatkan dispersi waktu
pada berbagai jenis cahaya yang menembus akan berkurang sehingga untuk semua
Ukuran diameter core serat optik adalah 30 – 60 μm dan untuk cladding 100 -
150 μm. Panjang gelombang 1180 nm sert Atenuasi minimum sebesar 0.70 dB/Km,
ukuran lebar pita frekuensi dengan nilai 150 Mhz sampai dengan 2 Ghz. Ukuran
tersebut membuat serat optik ideal dalam mendistribusikan informasi untuk jarak
Gambar untuk perambatan cahaya untuk mode Multi-mode graded index dapat
dilihat berikut .
cladding bernilai 125 – 500 μm. Ukuran diameter core yang berukuran besar
berguna sebagai peningkatan efisiensi coupling di sumber cahaya yang tidak logis
seperti LED. Skala atenuasi untuk pengiriman bernilai besar, berdampak pada
fungsi sebagai penyalur data pada kecepatan rendah dengan jarak dekat.
cladding (step index). Bahan cladding dan core dibuat dari silica glass. Ukuran
diameter core hanya 10 μm, adanya fading akan mengurangi atenuasi. Single-mode
fiber berguna sebagai penyalur informasi jarak jauh sebab nilai atenuasi kecil dan
ke user agar menjaga kinerja yang handal selama masa pemakaian sistem.
Perhitungan link power budget berdasarkan alat yang dapakai serta untuk mengukur
2016):
masing–masing ONU (Optical Network Unit) yang terletak pada pelanggan dengan
𝑃𝑟 = 𝑃𝑡 − 𝛼𝑇 (2.2)
Keterangan :
Ns = Jumlah sambungan
fiber optic yang dipakai pada perancangan ini terlihat pada tabel 2.1 berikut.
18
dari OLT hingga ONU harus dibawah 28 dB atau ekuivalen dengan panjang fiber
digunakan secara baik pada bit rate yang diperlukan (Efriyanda dkk., 2014).
Konsep rise time berguna sebagai alokasi bandwidth antar berbagai komponen.
Perhitungan nilai rise time budget menggunakan persamaan 2.3 dan 2.4. Dalam
hubungannya dengan bit rate sistem maka rise time sistem dapat dicari
menggunakan persamaan 2.5. Tabel 2.2 bisa dilihat standar spesifikasi alat yang
Parameter Nilai
Rise Time sumber optic 0,15 ns
Rise Time detector optic 0,2 ns
19
=√0,152 + 0,22 + 𝑥2
=√𝑦 = z ns
0,7 (2.5)
tsis <
𝐵𝑅
Keterangan:
tf = Rise Time optik (ns)
L = Jarak (km)
dalam bentuk struktur jaringan fisik. Terdapat beberapa jenis konfigurasi dalam
a. Konfigurasi Bus
rancang dengan Ring. Berikut adalah skema konfigurasi Bus bisa dilihat pada
20
Gambar 2.2.
b. Konfigurasi Ring
Konfigurasi Ring berguna jika mempunyai sistem yang berlebih serta situasi
tempat di lapangan mendukung pada pembuatan jaringan feeder tipe Ring. Gambar
c. Konfigurasi Star
Konfigurasi Star yaitu konfigurasi yang menyambungkan semua kabel dan tiap
ODP ke central point sebagai pusat konsentrasi yaitu ODC. Berikut Skema
& P. Sardju, 2017). Untuk OLT yang dipakai pada penelitian ini adalah OLT, yang
Berikut bisa dilihat contoh salah satu OLT pada Gambar 2.6
22
diluar central office dimana bisa outdoor ataupun indoor. Komponen splitter yang
terletak di ODC adalah jenis komponen pasif yang berfungsi memisahkan daya
optik pada satu input ke beberapa output fiber (Ridho dkk., 2020).
splitter 1:4 yang bearti satu masukan mempunyai empat keluaran. Adapun contoh
tahan karata, cuaca ekstrem, serta kuat karena konstruksi diletakan pada luar
penyambungan kabel distribusi dan kabel drop yang teekoneksi ke pelanggan. ODP
yang dipakai jenis passive splitter berkapasitas 1:8 dengan standar Proxynet,
ODP yang umumnya dipakai yakni ODP pedestal, on the wall/pole, dan ODP
closure. penentuan jenis ODP yang akan dipakai dapat diidentifikasi dari lokasi
sebagai berikut :
optik. Splitter adalah komponen pasif yang membagi daya optik pada satu input
serat ke dua atau beberapa output serat (Pamungkas dkk., 2017). Terdapat macam-
macam Passive splitter yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:32, 1:64 dan 2:32. Dapat dilihat salah
ONU/Pelanggan.
akhir jaringan atau di rumah pelanggan. Keluaran ONU berupa layanan telepon,
data dan video(Saifuddin & P. Sardju, 2017). Fungsi ONU mengubah sinyal optik
menjadi sinyal elektrik yang menampilkan sebuah layanan informasi yang dibawa.
Bisa dilihat salah satu contoh ONU ZTE pada Gambar 2.11 berikut.
25
sebagai berikut:
2. Sistem kerja Google Earth dengan memantau gambar dari satelit yang
Google Earth adalah suatu program globe virtual yang awalnya dikenal
dengan nama Earth Viewer dan dirancang oleh Keyhole, Inc. Fungsi Program yaitu
penelitian sehingga penulis bisa memperbanyak teori yang dipakai untuk mengkaji
melihat penelitian dengan judul yang sama dengan judul penelitian penulis. Disini
Palu. Perhitungan Link Power Budget yang diperoleh di penelitian ini diantaranya
: Loss Fiber = 3.8815 dB, loss sambungan = 0.6 dB, loss connector = 0.8 dB, daya
sinyal yang diterima = 8,95 x 10-6 Watt, dan S/N = 1.157 x 10-10 A. Pada
perhitungan redaman untuk rumah rata – rata 22.9901 dB, redaman terkecil 22.7874
dB, dan redaman terbesar 23.0566 dB. Pada perencanaan desain jaringan
konfigurasi 1:4 pada bagian ODC dan 61 buah Passive Spiltter dengan konfigurasi
1:8 pada bagian ODP, 61 perangkat ODP dengan port 12 disetiap 1 perangkatnya
Jaringan FTTB GPON Untuk Layanan Triple Play di Surya Cipta Industri.
SNR dan BER diperoleh nilai yang sesuai berdasarkan standar kelayakan teknologi
GPON, yaitu dengan nilai total loss paling rendah sebesar 19.5134 dB dan paling
tinggi sebesar 24.0427dB masih di bawah standar sebesar 28dBm menurut standar
ITU-T G.9842 dengan penerimaan power setelah melewati ODN dan memiliki nilai
kualitas transmisi serat optik yang baik dan sudah memenuhi standar S/N untuk
Perolehan perhitungan Link Budget atau total loss bernilai 21,835 dB. Pada
redaman perumahan diperoleh nilai dengan rata-rata 21.51 dB. Hasil ini
menunjukan kedua redaman berada di bawah standar GPON sesuai ITU-T G.984
Keseluruhan jumlah total Homepassed berjumlah 357 rumah atau 357 ONT, untuk
buah Passive Spiltter dengan konfigurasi 1:4 pada ODC dan 54 buah Passive
Perhitungan power link budget bernilai 22,32 dB dan -27,32dBm. Nilai rise time
Terminal, daya receiver, redaman kabel serat optik, konektor, passive splitter, dan
sambungan, jaringan FTTH STO Johar ke MG Setos dilakukan dengan metode link
power budget dan rise time budget. Nilai dari Pr sensitivitas uplink sebesar -
13,71997 dBm dan untuk downlink bernilai - 13,71997 dBm dan -13,55897 dBm
sehingga margin daya yang diperoleh adalah 0,28003 dBm untuk uplink dan
0,44103 dBm untuk downlink. Pada nilai rise time total sebesar 0,667 ns untuk
28
downlink. Hasil dari perhitungan dan skema FTTH STO Johar ke MG Setos
ini. Hampir setiap kota telah memiliki akses internet yang baik. Pemasangan
internet untuk setiap daerah itu membutuhkan perancangan yang baik. Salah satu
model perancangan menggunakan Fiber To The Home (FTTH). Fiber To The Home
memakai koneksi internet broadband yang menggunakan kabel serat optik untuk
GPON (Gigabit Passive Optical Network) karena mendukung aplikasi triple play
yang melayani 3 layanan seperti suara, video, dan juga data pada satu alat.
memerlukan akses internet. Kondisi kota yang sudah mulai berkembang terlihat
dari jumlah ruko, perumahan dan perkantoran yang sudah banyak. Kondisi tersebut
Penentuan Perancangan
Lokasi Analisis
Jaringan Rancangan
Perancangan Kelayakan
FTTH
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan adalah survey lokasi dan perhitungan.
Mulai
Penentuan Lokasi
Survey Lokasi
Mengukur Jarak
Tidak
Ya
Selesai
Pelanggan), perlu adanya peninjauan lokasi dan jenis layanan yang akan digunakan
oleh pelanggan agar perhitungan kapasitas dan jenis layanan komunikasi yang akan
sesuai dengan spesifikasi yang tepat pada arsitektur FTTH. Analisis link power
Uma, Kec. Lubuk Baja, Kota Batam. Jaringan yang sudah ada di Tanjung uma
terletak di jalan utama dengan menggunakan konfigurasi Star, terlihat pada gambar
3.2 berikut
Pada jaringan lama adapun letak ODP terdiri dari berikut ini
Sedangkan Untuk nilai redaman yang digunakan pada jaringan FTTH yang
7 Sambungan 0,10 dB
8 Daya keluaran sumber optik (Pt) 5 dBm
berikut.
3. Passive Splitter
Redaman dari masing-masing splitter dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
7. Perangkat Konektor
9. Pigtail
metode perhitungan. Parameter yang dihitung adalah rise time budget, link power
Uma merupakan kelurahan yang terletak di kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam,
Kepulauan Riau, Indonesia. Pada perancangan ini cakupan lokasi dapat dilihat
yang dirancang. Sehingga untuk lokasi selanjutnya yang akan dirancang adalah
Jadwal penelitian pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 3.3 Berikut
1 Penentuan Lokasi
2 Survei Lokasi