Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

PERENCANAAN DAN DESIGN SURVEY FTTH DI WILAYAH STO


KARANGMULYA DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH PADA AREA
KERJA TELKOM AKSES CIREBON

Disusun oleh:

AGUS TRI HARJO

D310004

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM

PURWOKERTO

2014
PERENCANAAN DAN DESIGN SURVEY FTTH DI WILAYAH STO
KARANGMULYA DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH PADA AREA
KERJA TELKOM AKSES CIREBON

Agus Tri Harjo1, Wahyu Pamungkas2


Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi
1,2
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
1
agustriharjo91@gmail.com,2wahyu@st3telkom.ac.id

ABSTRAK
Teknologi fiber optik merupakan media yang tidak diragukan untuk menyediakan bandwidth yang besar, tidak
dipengaruhi interferensi gelombang elektromagnetik, bebas korosi dan menyediakan rugi-rugi minimal untuk
transportasi data. Sekarang ini kebanyakan dari backbone jaringan telah dikonstruksikan dengan fiber optik
tetapi hubungan terakhir ke rumah tangga kelihatannya tidak mungkin bagi fiber optik. Alasan utama untuk ini
adalah usaha multimedia belum matang untuk menjamin bahwa kenyataan yang ada membutuhkan hubungan
yang haus akan bandwidth. Alasan lain adalah bahwa instalasi fiber optik sebagai usaha yang mahal yang tidak
dapat digantikan. Keterbatasan jaringan akses tembaga yang di nilai belum cukup dan belum dapat menampung
kapasitas bandwidth yang besar serta kecepatan tinggi, maka. Jaringan akses serat optik merupakan solusi untuk
meningkatkan kualitas. Survey berguna untuk mendapatkan sebuah data valid dan informasi tentang area yang
akan membantu dalam melakukan perencanaan design FTTH. Dengan melakukan perencanaan design maka kita
akan dapat mengetahui Bill Of Quantity (BOQ) dan juga link budget agar mengetahui apakah perencanaan
design ini berhasil atau tidak. Hasil perencanaan design dilakukan dengan menggunakan metode two stage 1:2
pada ODC dan 1:16 pada ODP, dengan metode ini hasil perhitungan link budget memiliki nilai redaman rata-rata
19,19 sampai 20,01 dB dan nilai ini dikatakan baik karena tidak melibihi batas maksimal redaman yaitu 28 dB,
pada BOQ sendiri tidak terlalu banyak perangkat yang dipakai pada jaringan FTTH di STO Karangmulya daerah
Cirebon.
Kata kunci: GPON, FTTH, Fiber Optik, Google earth, ODP, ODC, Passive Splitter, BoQ, Link Budget
ABSTRACT
Fiber optic technology is a medium that is undoubtedly to provide a large bandwidth, not influenced
electromagnetic wave interference, corrosion free and provide a minimal loss for data transport. Currently most
of the backbone network has been constructed with fiber optics but the last connection to the household seems
impossible for fiber optics. The main reason for this is not yet ripe multimedia effort to ensure that the fact that
there is a relationship that requires a thirst for bandwidth. Another reason is that the installation of fiber optics
as an expensive venture that can not be replaced. Limitations of the copper access network are not enough in
value and can not accommodate large bandwidth capacity and high speed, then. Optical fiber access network is
a solution to improve the quality. Surveys are useful for getting a valid data and information about the area that
will assist in planning the design of FTTH. By planning the design then we will be able to know Bill Of Quantity
(BOQ) and also the link budget in order to determine whether the design plan is successful or not. Results of
design planning is done by using a two-stage method 1: 2 to 1:16 in the ODC and ODP, with this method the
results of the link budget calculation has an average attenuation value 19.19 to 20.01 dB and this value is quite
good because it does not exceed limit on attenuation of 28 dB, the BOQ was not too many devices used in FTTH
networks in STO Karangmulya Cirebon area. Keywords: GPON, FTTH, Fiber Optics, Google earth,
ODP, ODC, Passive Splitter, BOQ, Link Budget
tangga kelihatannya tidak mungkin bagi fiber
PENDAHULUAN optik. Alasan utama untuk ini adalah usaha
Teknologi fiber optik merupakan media yang multimedia belum matang untuk menjamin
tidak diragukan untuk menyediakan bandwidth bahwa kenyataan yang ada membutuhkan
yang besar, tidak dipengaruhi interferensi hubungan yang haus akan bandwidth. Alasan
gelombang elektromagnetik, bebas korosi dan lain adalah bahwa instalasi fiber optik sebagai
menyediakan rugi-rugi minimal untuk usaha yang mahal yang tidak dapat digantikan.
transportasi data. Sekarang ini kebanyakan dari Keterbatasan jaringan akses tembaga yang di
backbone jaringan telah dikonstruksikan dengan nilai belum cukup dan belum dapat menampung
fiber optik tetapi hubungan terakhir ke rumah kapasitas bandwidth yang besar serta kecepatan
tinggi, maka. Jaringan akses serat optik telah dilakukan kegiatan survey.
merupakan solusi untuk meningkatkan kualitas. Melakukan input data hasil kegiatan survey
PT. Telkom sendiri sedang melakukan kedalam Google Earth, selanjutnya
perubahan dari jaringan tembaga menjadi melakukan perencanaan jaringan FTTH
jaringan serat optik. Sesuai visi misi nya dengan menentukan titik penempatan
meningkatan kualitas layanan untuk masarakat. ODC, ODP berdasarkan parameter batasan
PT. Telkom Aksess merupakan salah satu anak boundary berupa jalan raya, sungai, rel
perusahaan dari Telkom Indonesia, yang mana kereta api, melakukan perhitungan BOQ
semua kegiatan merancang di serahkan kepada material yang dibutuhkan dalam
Telkom Aksess. Ada 4 jenis modul aplikasi perencanaan yang mencakup 1883
yaitu : (fiber to the home) FTTH, (fiber to the pelanggan di daerah STO Karangmulya
zone) FTTZ, (fiber to the curb) FTTC, (fiber to area Cirebon. Kemudian melakukan
the building) FTTB. Dalam pelaksanaan FTTH analisa hasil perencanaan dan hasil
tersebut, PT.Telkom merekomendasikan dan perhitungan BOQ
menggunakan teknologi GPON untuk jaringan material.
FTTH. Gigabit Passive Optical Network
(GPON) adalah adalah salah satu teknologi dari
beberapa teknologi sistem komunikasi serat
optik. GPON bermula dari passive optical
network (PON) yang kemudian berevolusi dan
berkembang hingga sampai tahap sekarang.
Pergantian jaringan akses tembaga menjadi
jaringan akses serat optik ini dilaksanakan di
seluruh Indonesia namun masih belum selesai
karena masih banyak area yang belum berjalan
dikarenakan masih kurangnya sumber daya
manusia untuk melakukan kegiatan survey dan
perencanaan design FTTH menggunakan google
earth agar didapatkan sebuah data valid dan
informasi tentang area yang akan dilakukan
pergantian jaringan akses tembaga menjadi
jaringan akses serat optik.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metodologi Penelitian
a. Metode literatur
Metode ini merupakan metode
pengumpulan data dan referensi yang
dapat membantu pengerjaan tugas
akhir.
b. Metode Observasi
Metode ini merupakan metode Gambar 1.1Flowchart Rencana Jurnal.
pengumpulan data dengan cara
pengamatan terhadap hasil survey II. DASAR TEORI
yang dilakukan di area kerja PT.
Telkom Akses. 2.1 Fiber Optik[1]
2. Instrumen Penelitian Serat optik adalah sebuah kaca
Dalam analisa perancangan FTTH di area murni yang panjang dan tipis serta
kerja Telkom akses Cirebon diperlukan berdiameter sangat kecil. Serat
seperangkat personal computer, aplikasi optik menggunakan prinsip
Google Earth yang membantu desain pemantulan sempurna dengan
FTTH pada area kerja Cirebon, data hasil membuat kedua indeks bias dari
survey wilayah yang berupa jumlah core dan cladding berbeda,
homepass. sehingga cahaya dapat memantul
3. Rencana Kerja dan merambat didalamnya.
Melakukan kegiatan survey di area kerja Dibawah ini merupakan gambar 2.1
Telkom akses Cirebon dan kemudian struktur dari kabel serat optic.
membuat tabel kriteria hasil survey yang
berupa rumah, ruko, gedung bertingkat,
pabrik dan disertakan alamat juga
dokumentasi beberapa tipe rumah yang
 Biaya rendah, karena tidak
Gambar 2.1 Struktur dari kabel serat optik menggunakan RK.
1. Core merupakan bagian inti dari serat  Administrasi kabel tidak rumit
optik, tempat cahaya dilewatkan. Dibagian dan lebih sederhana.
ini mengalir informasi yang akan  Titik rawan gangguan kecil.
disampaikan dari pengirim ke penerima, b. Kerugian
bisa berupa data maupun suara dengan  Tidak fleksibel.
berbagai aplikasi dan konten didalamnya.  Sulit melokalisir gangguan.
2. Cladding mengelilingi inti yang berfungsi  Area cakupannya kecil.
memantulkan cahaya kembali ke dalam
 Sulit untuk omzeting.
core.
1. Jaringan catu tidak langsung
3. Buffer coating adalah pelapis pelindung Pelanggan di catu melalui
pertama serat optik. distribution point (DP) terdekat yang
dihubungkan dengan rumah kabel (RK),
lalu dihubungkan ke MDF. Jaringan ini
2.2 Jaringan Lokal Akses Tembaga digunakan oleh pelanggan yang berjarak
(Jarlokat) cukup jauh dari sentral (lebih dari 500
jaringan akses tembaga merupakan salah satu meter).
jaringan kabel yang yang menghubungkan
antara sentral telepon dengan pesawat telepon
pengguna. Berdasarkan pencatuan saluran dari
STO MDF RK DP KTB Soket Pesawat
sentral telepon ke pesawat pengguna, bentuk
atau struktur jaringan lokal akses tembaga ada Gambar 2.3 Jaringan Catu Tidak Langsung
tiga macam, yaitu[2] :
Jaringan catu tidak langsung memiliki
a. Jaringan catu langsung beberapa keuntungan dan kerugian seperti
Pesawat pelanggan dicatu dari kotak yang ada dibawah ini :
pembagi (KP) terdekat yang langsung a. Keuntungan
dihubungkan dengan main distribution  Fleksibel.
frame (MDF) tanpa melalui rumah kabel  Mudah melokalisir gangguan.
(RK). Jadi kabel yang digunakan dari  Dapat mencatu pelanggan yang
MDF sampai DP adalah kabel primer. terletak menyebar dan jauh dari
sentral.
 Mudah untuk omzeting.
b. Kerugian
STO MDF DP KTB Soket Pesawat  Biaya lebih besar, karena
menggunakan RK.
Gambar 2.2 Jaringan Catu Langsung  Sumber gangguan banyak.
 Terkadang sulit mencari tempat
Jaringan catu langsung ini biasanya aman untuk menempatkan RK.
1. Jaringan catu kombinasi
digunakan oleh :
Jaringan kombinasi biasanya hanya
a. Pelanggan yang berada di daerah digunakan dikota-kota besar dan biasanya
sekitar sentral telepon (dengan radius letak sentral berada di pusat kota. Pada
300 sampai dengan 500m). jaringan catu ini ada sebagian besar
b. Daerah-daerah yang sempit namun pelanggan yang di catu secara langsung
mempunyai kepadatan demand dan sebagian pelanggan yang lain di catu
(permintaan pemasangan sambungan secara tidak langsung.
telepon) tinggi.
c. Untuk daerah yang tidak
memungkinkan dipasang rumah
kabel (RK).
d. Khusus untuk pelanggan VIP yang STO MDF RK DP KTB Soket Pesawat
memerlukan keamanan dalam
Gambar 2.4 jaringan catu kombinasi
berkomunikasi.
Jaringan catu langsung memiliki beberapa Jaringan catu kombinasi adalah jaringan kabel lokal
keuntungan dan kerugian seperti yang ada dimana catuan pesawat pelanggan dilakukan
dibawah ini : melalui dua cara yaitu sebagian melalui jaringan
a. Keuntungan catu langsung dan sebagian lagi menggunakan
jaringan catu tidak langsung. Jaringan catu
kombinasi ini hampir digunakan pada semua kota
sedang dan kota besar, karena letak sentral telepon
biasanya dipusat kota (pusat kepadatan penduduk)
sedang lokasi telepon pengguna banyak juga yang
[2]
berada jauh dari letak sentral telepon tersebut.

a. Jaringan Lokal Akses Radio (jarlokar)


Jaringan lokal akses radio adalah
jaringan lokal akses yang memanfaatkan media
udara sebagai media transmisinya, dimana Gambar 2.6 Modus aplikasi FTTC[6]
antenna dijadikan sebagai pemancar dan sinyal 3. FTTB(fiber to the building)
informasi. FTTB merupakan suatu alternatif
b. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik modus aplikasi yang disediakan jaringan
(jarlokaf) lokal akses fiber optik kepada gedung-
Jaringan lokal akses fiber optik adalah jaringan gedung yang menginginkan koneksi ke
lokal akses yang memanfaatkan media fiber optik jaringan akses menggunakan fiber optik.
sebagai media transmisinya, sehingga proses Pada modus FTTB, TKO diletakkan
pengiriman sinyal informasi dapat dilakukan lebih didalam bangunan atau dengan kata lain
cepat. Pada dasarnya jaringan lokal akses fiber perangkat optic seperti ONU terletak
optik berupa suatu jaringan akses saja. Berdasarkan didalam bangunan tersebut. Pada
modus aplikasinya, jaringan lokal akses fiber optik umumnya FTTB dilaksanakan pada
terbagi menjadi:[1] kondisi dimana suatu bangunan besar dan
1. FTTZ (fiber to the zone) tinggi dengan jumlah satuan sambungan
Pada modus aplikasi FTTZ, TKO telepon (sst) yang cukup banyak
terletak diluar bangunan didalam kabinet tersambung didalamnya. Peletakkan TKO
maupun mainhole. Apabila dianalogikan atau ONU tersebut biasanya didalam
dengan konfigurasi jaringan tembaga, ruangan gedung. Banyaknya titik
maka keberadaan TKO pada modus ini merupakan TKO pada gedung tersebut
berada pada posisi RK. Dari RK, dapat bervariasi tergantung dengan jumlah
pengguna dihubungkan dengan kabel pengguna, dan kebutuhan pengguna yang
tembaga sekunder sampai ke KP dan berada pada gedung tersebut. TKO dapat
disambung dengan kabel tembaga lagi berada di salah satu lantai atau beberapa
sampai ke pengguna-pengguna. Pada lantai sekaligus, walaupun tentunya hal ini
umumnya, jarak sambung tembaga tidak efektif. Setiap terminal pengguna
pengguna ke TKO adalah sebesar 3-5 didalam bangunan tersebut akan terhubung
Km.[1] dengan TKO didalam gedung tersebut
dengan menggunakan kabel tembaga
indoor.[1]

Gambar 2.5 Modus aplikasi FTTZ[6]


2. FTTC (fiber to the curb)
Konsep FTTC adalah membawa
akses serat optik sampai ke suatu Gambar 2.7 Modus aplikasi FTTB[6]
perumahan yang ruang lingkupnya lebih 4. FTTH(fiber to the home)
kecil dibandingkan FTTZ. Peletakan TKO Pada dasarnya modus aplikasi
pada FTTC dapat dianalogikan seperti FTTH memiliki prinsip yang sama dengan
fungsi KP pada jaringan akses tembaga. modus aplikasi FTTB. Perbedaannya
TKO diletakan pada suatu titik di area hanya pada TKO terletak didalam rumah
tersebut dan setiap terminal pengguna pada pengguna dimana didalamnya terdapat satu
area tersebut terhubung dengan TKO atau lebih satuan sambungan telepon.
menggunakan kabel tembaga sepanjang Setiap terminal yang terhubung dengan
200 sampai dengan 500 meter. [1] saluran fiber optik akan terhubung dengan
TKO tersebut menggunakan kabel
tembaga.[1]
sentral dan titik star kedua di
Passive Splitter. Keuntungan
konfigurasi ini adalah bahwa
kebutuhan kabel optik dari sentral
lebih sedikit, dan investasi awal
lebih murah. Kekurangan
konfigurasi ini adalah perangkat
Gambar 2.8 Modus aplikasi FTTH tambahan pada titik star kedua
baik komponen pasif maupun
perangkat opto elektronik,
2.3 Konfigurasi sistem sehingga membatasi privacy dan
Beberapa konfigurasi dapat digunakan membutuhkan perawatan
untuk menghubungkan perangkat opto tambahan. Jenis teknologi yang
elektronik disisi sentral dengan menggunakan konfigurasi ini
perangkat opto elektronik disisi antara lain adalah OAN (Optical
pelanggan (TKO). Sudut pandang Access Network) berdasarkan
dalam menentukan konfigurasi adalah teknologi PON (Passive Optical
berdasarkan topologi jaringan yang Network) atau AON (Active
menghubungkan sentral lokal dengan Optical Network)
lokasi pelanggan. Konfigurasi
pelanggan dapat digunakan dalam
sistem JARLOKAF meliputi
konfigurasi dibawah ini[6]
a. Konfigurasi Single Star
Konfigurasi JARLOKAF single
star adalah JARLOKAF yang
memiliki 1 buah titik star kabel
yaitu pada perangkat opto
elektronik di sisi sentral.
Keuntungan konfigurasi ini
adalah kapasitas bandwith yang Gambar 2.10 konfigurasi Multiple Star[6]
tinggi, privacy, dan sederhana.
Sedangkan kekurangannya adalah c. Triple star
kurang sesuai untuk pelanggan Triple star adalah konfigurasi
yang distribusinya menyebar. JARLOKAF yang memiliki 3 titik
Jenis teknologi JARLOKAF yang star. Contoh aplikasi pada
dapat menggunakan konfigurasi teknologi DLC dengan FTTZ,
ini adalah DLC (Digital Loop titik star pertama terdapat pada
Carrier).[6} perangkat opto elektronik di
sentral, titik star kedua terdapat
pada perangkat opto elektronik di
RK, titik star ketiga terdapat pada
perangkat opto elektronik di DP.
Keunggulan konfigurasi ini
adalah harga investasi yang lebih
murah karena dapat menggunakan
jaringan kabel tembaga dan fiber
optik. Kelemahannya adalah
berkurangnya bandwith, privacy,
dan bertambahnya O & M
perangkat opto elektronik.
Gambar 2.9 konfigurasi Single Star[6] d. Kombinasi dengan Ring
b. Multiple star Konfigurasi digunakan untuk
Multiple Star adalah konfigurasi meningkatkan keandalan jaringan.
JARLOKAF yang memiliki lebih Konfigurasi yang digunakan pada
dari satu buah titik star fiber JARLOKAF dengan DLC adalah
optik. Misalnya pada konfigurasi konfigurasi ring SDH. Pada
Double Star dengan teknologi konfigurasi ini dijelaskan bahwa
PON, titik star pertama terletak di sentral office ini ada kaitanya
perangkat opto elektronik di sisi dengan switch dan ADM, bagin
dibawah ini menggambarkan
adanya saling keterkaitan antara
satu sama lain, maka dari itu
terdapat hubungan antara
perangkat yang membentuk
seperti lingkaran.

Gambar 3.1 Contoh tampilan polygon


Garis berwarna ungu pada gambar 3.1 merupakan
batasan area atau boundary yang akan dilakukan
kegiatan survey agar dapat memudahkan pada saat
Gambar 2.11 Konfigurasi Ring[6] melakukan pergantian jaringan akses lokal tembaga
menjadi jaringan lokal akses Fiber Optic. Dalam
pebuatan polygon tersebut ada beberapa hal yang
III. PERANCANGAN JARINGAN pelu di perhatikan, seperti batasan boudary meliputi
jalan raya, rel kereta api, dan sungai. Setelah
3.1 Tahapan Kegiatan Survey mempersiapkan polygon suatu boundary seperti
Dalam penulisan tugas akhir ini, proses yang ditunjukkan gambar 3.1 maka team on desk
kegiatan survey dilakukan untuk mendapatkan survey mempersiapkan alat tulis dan juga form
sebuah data valid dan informasi tentang area kerja Informasi homepass seperti yang ditunjukkan pada
yang akan dilakukan pergantian dan pemasangan tabel 3.1
jaringan lokal akses tembaga menjadi jaringan
lokal akses Fiber Optic. Kegiatan survey Tabel 3.1 Form Informasi homepass
dilakukan pada area kerja telkom akses Cirebon No Alamat No Alpro Kategori Keterangan
daerah STO Karangmulya, daerah Cirebon sendiri (sampel) (Y/N)
merupakan salah satu daerah yang memiliki
banyak daerah perumahan dan dikelilingi oleh
rumah-rumah warga kampung sekitar daerah
Cirebon. Survey dilakukan selama empat bulan
untuk mendapatkan hasil total homepass sebanyak
1883. Kegiatan survey ini dilakukan pada jam
kerja yaitu pukul 08.00 pagi sampai dengan 17.00 Kemudian team on desk survey
sore. Survey sendiri dibagi menjadi dua team menyiapkan kamera untuk
seperti yang ada di bawah ini : mendokumentasi tipe dari tipe rumah
pada surveyhomepass, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.2.
3.1.1 Team On Desk Survey
Team on desk survey merupakan
team yang mempersiapkan segala
kebutuhan yang dibutuhkan oleh
team on site survey sebelum
melakukan kegiatan survey, pertama
yang dipersiapkan adalah polygon
suatu boundary yang akan dilakukan 3.1.1 Team On Site Survey
kegiatan survey berupa tampilan
google earth yang menunjukan Team on site survey merupakan team
denah atau lokasi daerah dalam yang melakukan pelaksanaan kegiatan
bentuk gambar 3.1 contoh tampilan survey langsung dilapangan setelah
polygon. diberikan peralatan yang dibutuhkan oleh
team on desk survey sehingga
pelaksanaan kegiatan survey dapat
dilaksanakan. Kegiatan survey dilakukan
pada jam kerja dari pukul 08.00 pagi
sampai dengan 17.00 sore. Setelah redaman dari jarak terdekat, menengah dan
melakukan kegiatan survey akan terjauhnya.
didapatkan data dan bentuk dokumentasi
seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.3 3.3 Tahapan Perancangan Design
dan tabel 3.3 Menggunakan Google earth
Setelah melakukan kegiatan survey yang
Tabel 3.2form Informasi homepass setelah survey dilakukan oleh team on site survey maka
didapatkan data valid dan informasi tentang
N Alamat No Alpro Kategor Keteranga area kerja yang akan dilakukan pergantian
o (sampel (Y/N i n
) )
jaringan lokal akses tembaga menjadi
1 Jl. Sekar 7L Y R2 Rumah jaringan lokal akses Fiber Optic. Dalam
Kemunin perencanaan design ini menggunakan total
g jumlah homepass sebanyak 1883, total
2 Jl. Vila 7K Y R2 Rumah jumlah homepass tersebut merupakan batas
Kristal
3 Jl. Karang 7J Y R2 Rumah minimal pada penulisan tugas akhir ini.
Nongko Total 1883 ini dibagi menjadi tiga boundary
4 Jl. 72 Y R3 Rumah pada kota Cirebon daerah STO
Veteran Karangmulya area kerja telkom akses
Cirebon. Ada beberapa tahap dalam proses
perencanaan design menggunakan google
earth yaitu :

3.3.1 Input Hasil Survey Homepass


Setelah mendapatkan data valid dan
informasi tentang area kerja maka
team on desk survey melakukan
penginputan hasil survey kedalam
google earth. Tahapan pertama
adalah membuat polygon seperti
gambar 3.1 selanjutnya membuat
placemark seperti yang ditampilkan
pada gambar 3.4
Gambar 3.2 Hasil dokumentasi survey

3.2 Tahapan Perencanaan Design


Menggunakan Google earth
Perencanaan desain di google earth
dilakukan pada area kerja telkom akses
Cirebon daerah STO Karangmulya, daerah
Cirebon sendiri merupakan salah satu
daerah yang memiliki banyak daerah
perumahan dan dikelilingi oleh rumah-
rumah warga kampung sekitar daerah
Cirebon.
Polygon yang akan dibuat di daerah STO
Karangmulya, daerah Cirebon. Disini akan
dibuwat tiga polygon, polygon yang Gambar 3.3 Membuat placemark
pertama akan diarsir menggunakan waran
merah, yang ke dua diarsir dengan warna
biru, dan yang ketiga akan diarsir dengan
warna orange. Pada polygon yang kedua
penulis membuat tiga skenario. Dengan
polygon yang sama tetapi penggunaan
matrial yang berbeda. Yang pertama
menggunakan passive splitter 1:4 di ODC
dan 1:8 di ODP, yang kedua menggunakan
passive splitter 1:2 di ODC dan 1:16 di
ODP, dan yang ketiga mengunakan metode
one stage dengan passive splitter 1:32. Dari
masing-masing skenario dihitung nilai
Gambar 3.4 Setting placemark
Setelah melakukan setting placemark maka
selanjutnya penamaan homepass beserta
dengan keterangannya seperti yang . Tabel 3.8 menunjukkan BOQ material
ditunjukkan pada gambar 3.6 yang dibutuhkan.
Tabel 3.8 BOQ Material
N Bou Kebutuhan material
o ndar
y O O Ti Ka Kab Ka Patc Pas
D D an bel el bel hcor siv
C P g fee distr dr d e
der ibus op spli
i tter

Gambar 3.5 Penamaan homepass beserta 3


keterangan
4
Selanjutnya langkah-langkah di atas
dilakukan sampai design homepass pada
satu boundary selesai seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 3.7 di bawah
ini. IV. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL
2.3. Link Budget
Tabel 4.5 menunjukkan tabel hasil perhitungan
link budget untuk konfigurasi 1:4 dan 1:8.
Perhitungan link budget dilakukan dari Optical Line
Terminal (OLT) ke Optical Network Terminal
(ONT). Dari boundary dengan jumlah 456
homepass tersebut diambil tiga kondisi yaitu
menurut jarak ODP terjauh, menengah dan terdekat
dengan ODC. Pemilihan tiga kondisi tersebut
dilakukan dengan cara mengukur jarak dari ODC
ke tiap-tiap ODP yang kemudian akan didapatkan
Gambar 3.6 Tampilan keseluruhan setelah design
homepass ODP jarak terjauh, jarak menengah, dan jarak
terdekat.
IV. HASIL DAN ANALISA
Kolom distribusi menunjukkan distribusi mana
yang digunakan oleh ODP. Kolom ODP
4.1 Link Budget
menjelaskan ODP yang digunakan dalam
Perhitungan Link Budget ini dilakukan
perhitungan link budget. Kolom pelanggan
pada boundary STO Karangmulya
dengan nama KYM FAA. Perhitungan menunjukkan nama homepass yang dicatu oleh
ini dilakukan dari OLT menuju ONT ODP. Jarak OLT sampai ONT diperoleh dari
secara keseluruhan dan menggunakan 3 penjumlahan panjang kabel feeder, kabel distribusi,
skenario yaitu metode two stage dengan dan kabel drop dalam satuan km. Redaman kabel
passive splitter 1:4 di ODC dan 1:8 di diperoleh dari standar redaman kabel yaitu 0,35 dB
ODP, kemudian menggunakan metode dikalikan dengan jarak dari OLT ke ONT. Nilai
two stage dengan passive splitter 1:2 di
pada passive splitter diperoleh dari standar redaman
ODC dan 1:16 di ODP. Untuk skenario
selanjutnya yaitu menggunakan metode passive splitter 1:4 dengan nilai redaman sebesar
one stage dengan passive splitter 1:32. 7,25 dB dan passive splitter 1:8 dengan nilai
Masing-masing skenario dihitung nilai redaman sebesar 10,38 dB. Nilai loss konektor
redaman dari jarak terdekat, menengah didapatkan dari nilai redaman standar konektor
dan terjauhnya untuk menentukan yaitu 0,25 dB dikalikan dengan jumlah konektor
metode mana yang dipakai dalam desain yang digunakaan yaitu 11 buah. Loss sambungan
FTTH.
diperoleh dari nilai redaman standar sambungan
yaitu 0.10 dB dikalikan dengan jumlah sambungan hasil redaman total yang di peroleh
yang ada pada masing-masing kabel. masih di bawah 28 dB, yaitu rata-rata
19,19 sampai 20,01.
Hasil rata-rata nilai total redaman yang
didapat pada perhitungan link budget perancangan 5.Semakin luas suatu boundary dan
ini adalah 19,01 dB sehingga masih memenuhi padatnya penduduk yang akan di
standar yang di mana standar nilai maksimal loss rancang semakin banyak juga material
yang akan dibutuhkan, dilihat dari tabel
total adalah 28 dB..
BOQ.
4.1 BOQ Material
52. Saran
Perhitungan BOQ dicari dengan cara Saran yang dapat diberikan oleh penulis
menghitung jumlah perangkat yang untuk dapat memaksimalkan hasil dari
digunakan serta seberapa panjang kabel perancangan FTTH untuk masa kedepan
yang digunakan dengan mengukurnya pada 1. Dalam melakukan survy harus
desain.yang lainnya yang mendukung dilakukan dengan teliti dan
terpasangnya jaringan lokal akses fiber penggambaran sementara agar
optik. menghitung BOQ dengan mendapatkan hasil desain yang
menggunakan tiga skenario dalam satu maksimal.
boundary. Pertama menggunakan metode 2. Untuk perencaan lebih baik penulis
two stage dengan passive splitter 1:4 di menyarankan untuk memilih metode
ODC dan 1:8 di ODP dan skenario passive Two Stage dikarenakan dalam proses
splitter 1:2 di ODC dan 1:16 di ODP dan perencaan jaringannya lebih mudah
menggunakan metode one stage dengan dilakukan dan lebih mudah untuk
passive splitter 1:32. dimengerti.
PENUTUP 3. Untuk pemilihan passive spliter
disarankan menggunakan spliter 1:2 di
51. Kesimpulan ODC dan 1:16 di ODP, dikarekan dalam
Berdasarkan hasil dari perencanaan yang menggunakan spliter ini dapat
telah dilakukan dan mendapatkan hasil link meminimalisis matrial yang digunakan
budget dan Tabel BOQ, maka dapat termsuk penggunaan ODP
disimpulkan sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA

1.Dalam perencanaan jaringan FTTH hal


yang harus di perhatikan ketika sedang [1] Auziay, (2008), analisis power budget
survy dilapangan harus mengetahui jaringan komunikasi serat optic
jumlah pelanggan atau jumlah PT.TELKOM di STO Jatinegara,
penduduk didaerah tersebut. Jika Dokumen PDF
keadaan di lapangan jumlah pelanggan [2] Harahap, Rizky Junita, laporan PKL 1
sangat padat itu menggukan passive di Unit Kerja Kandatel Yogyakarta,
spliter 1:16 di ODP dan jika Program Studi D3 Teknik Telkom,
penduduknya jarang maka Purwokerto, Laporan PKL 1, 2007
menggunakan passive splitter 1:8 di [3] Pradana, Ridhky Oktvian, (2011),
ODP. Analisa Teknologi Fiber Optik dalam
2.Dari perancangan jaringan FTTH ISP di PT. Supra Primatama
menggunakan tiga skenario pemodelan Nusantara (BIZNET), Dokumen PDF
two stage 1:2 pada ODC dan 1:16 pada
ODP yang paling efektif dan paling baik [4] Maulana, Angga Julian, (2012),
digunakan dibandingkan dengan two perencanaan desain jaringan Metro
stage 1:4 pada ODC dan 1:8 pada ODP FTTH di Universitas Indonesia,
ataupun one stage 1:32 jika padat Dokumen PDF
penduduknya. [5] Tjahyaningtyas, Hapsari Peni Agustin ;
3.Pada perhitungan Link Budget yang telah Supriyantoko, Singgih Dwi, (2012),
diketahui, semakin panjang Penggunaan Google Earth untuk
menggunakan kabel dan semakin Mnghitung Homepass Dalam
banyaknya sambungan maka semakin Perencanaan Pelayanan Fiber To The
besar redaman yang akan didapatkan. Home, Dokumen PDF
[6] PT. TELEKOMUNIKASI
4.Dari perancangan jaringan FTTH hasil INDONESIA, Tbk (2004). PL 1.1-
perhitungan link budget nilai total Dasar Sistem Komunikasi Optik.
redaman masih sangat baik. Karena
Bandung: TELKOMRISTI (R & D
Center)
[7] PT. TELKOM AKSES, Tbk (2013),
modul 1 overview fttx, Dokumen PDF
[8] Santoso, Triyono Budi, (2010),
Analisis Kualitas Redaman Serat Optik
untuk Meningkatkan Kinerja Sistem
Telekomunikasi dengan Menggunakan
DOE, Dokumen PDF

Anda mungkin juga menyukai