Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL DISKUSI

FIBER OPTIK

Disusun Oleh :
1. Andil Dwi Thoma (F1C322003)
2. Valda Ayu Nanda (F1C322009)
3. Eddy Martua Nasution (F1C322011)
4. Ria Anjelina (F1C322015)
5. Tanka Oktarago (F1C322029)

Dosen Pengampu :
Jesi Pebralia, S.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan
makalah ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian materi mengenai "Fiber
Optik dan Pengaplikasiannya".
Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai
pihak terutama dosen kami, yaitu Ibu Jesi Pebralia, S.Pd., M.Si. Oleh karena itu
kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah
diberikan.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil materi yang
telah kami cari ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia
umumnya.

Jambi, 5 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

FIBER OPTIK........................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
PEMBAHASAN.....................................................................................................1
A. Sejarah Fiber Optik......................................................................................1
B. Pemantulan Sempurna Fiber Optik............................................................2
C. Struktur Penyusun Fiber Optik...................................................................4
D. Pengaplikasian fiber optik............................................................................6
KESIMPULAN.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
LAMPIRAN PERTANYAAN.............................................................................10
LAMPIRAN DOKUMENTASI..........................................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 (a) Sudut datang sebesar θc (b) Sudut datang lebih besar dari θc
Gambar 1. 2 Struktur Penyusun serat optik
Gambar 1. 3 Numerical Aperture (NA)

PEMBAHASAN
A. Sejarah Fiber Optik
Peneliti Corning Glass Robert Maurer, Donald Keck, dan Peter Schultz
menemukan kabel fiber optik atau "Optical Waveguide Fibers" (paten #
3.711.262) yang mampu membawa informasi 65.000 kali lebih banyak daripada
kabel tembaga, melalui mana informasi yang dibawa oleh pola gelombang cahaya
dapat diterjemahkan ke suatu tujuan bahkan ribuan mil jauhnya. Metode dan
bahan komunikasi fiber optik yang diciptakan oleh mereka membuka pintu
menuju komersialisasi fiber optik. Dari layanan telepon jarak jauh ke internet dan
perangkat medis seperti endoskop, serat optik sekarang menjadi bagian utama dari
kehidupan modern (Ekawati, 2021).
Kabel Kabel fiber optic merupakan sebuah kabel yang terbuat dari serat
kaca dengan teknologi canggih dan mempunyai kecepatan transfer atau transmisi
data yang lebih cepat daripada kabel biasa. Biasanya kabel kabel fiber optic
digunakan pada jaringan backbone (Tulang Punggung) karena dibutuhakan
kecepatan yang lebih dalam dari jaringan ini, namun pada saat ini juga sudah
banyak yang bisa menggunakan kabel fiber optic untuk jaringan biasa baik LAN,
WAN maupun MAN karena bisa memberikan dampak yang lebih pada kecepatan
dan bandwith karena kabel fiber optic ini bisa menggunakan bias cahaya untuk
mentransfer data yang melewatinya dan sudah barang tentu kecepatan cahaya
tidak diragukan lagi namun untuk membangun jaringan dengan kabel fiber optic
dibutuhkan biaya yang cukup mahal dikarenakan dibutuhkan alat khusus dalam
pembangunannya. Sistem komunikasi Fiber optik merupakan suatu sistem
komunikasi yang bisa menggunakan media transmisi phisik berupa fiber optik
yang merupakan salah satu sistem komunikasi yang baru-baru ini mampu

iv
mengatasi atau memenuhi tantangan-tantangan di atas dan bisa terus
dikembangkan untuk berbagai macam-macam komunikasi (Abdullah dan Sujono,
2021).
Saat ini, Kabel Fiber Optik banyak digunakan oleh para penyedia layanan
internet dan telekomunikasi untuk mengirimkan gambar, pesan suara dan data.
Komunikasi dengan menggunakan Kabel Fiber optik ini pada dasarnya
merupakan teknik transmisi data dari satu lokasi ke lokasi lainnya dengan pulsa
cahaya. Kabel-kabel Fiber Optik atau Serat Optik ini telah memainkan peranan
penting dalam industri telekomunikasi terutama dalam hal transmisi data dan
diprediksikan akan menggantikan kabel tembaga sebagai media transmisi utama
di kemudian hari. Jaringan kabel yang ada pada bawah tanah dan di bawah laut
menggunakan kabel serat optik dan biasanya kabel ini juga di gunakan pada
perlatan medis. Penerapan sensor serat optik (FOS) adalah salah satu solusi yang
menjanjikan untuk pemantauan kesehatan struktural produk cetak 3D.
Ditunjukkan bahwa FOSS tertanam berdasarkan fiber Bragg gratings (FBG) dapat
digunakan untuk pemantauan bidang regangan secara real time secara terus
menerus. Juga metodologi yang memungkinkan pemantauan simultan distribusi
regangan dan suhu oleh spektrum optik dari FOS tertanam selama seluruh proses
FDM disajikan. Terlihat bahwa tingkat regangan sangat dipengaruhi oleh gradien
suhu yang dihasilkan. Tegangan sisa lamella tercetak yang dihasilkan oleh metode
FDM diselidiki. Telah ditunjukkan bahwa selama fabrikasi lamella, gradien suhu
tinggi dapat menyebabkan tegangan sisa yang berbahaya, yang pada gilirannya
menyebabkan delaminasi material. Kabel serat optik terdiri dari ribuan serat dan
untaian serat tunggal setipis rambut manusia, serat optik membawa informasi
dalam bentuk cahaya (Matveenko dkk, 2022).
B. Pemantulan Sempurna Fiber Optik
Serat optik merupakan sebuah pandu gelombang elektromagnetik yang
terbuat daribahan kaca atau plastik. Prinsip kerja serat optik menggunakan prinsip
pemantulan sempurna (Total Internal Reflection) (Udd, 1991). Syarat terjadinya
pemantulan sempurna yaitu indeks bias medium pertama (n1) lebih besar daripada
indeks bias medium kedua (n2) dan sudut datang terhadap bidang batas antara kedua

v
medium lebih besar daripada sudut kritis (θc ) seperti yang terlihat pada Gambar 1.b.
Sudut kritis adalah sudut datang sebuah sinar ketika melewati bidang batas antara dua
medium sehingga membentuk sudut bias θb sebesar 90º seperti pada Gambar 1.a.

Gambar 1. 1 a) Sudut datang sebesar θc (b) Sudut datang lebih besar dari θc

Rumus matematis untuk pemantulan sempurna dalam serat optik adalah sebagai
berikut:

n2
sin(θ c )=
n1

Di mana : θc adalah sudut kritis, yaitu sudut maksimum di mana terjadi


pemantulan total internal, n1 adalah indeks bias medium asal (biasanya medium
sekitarnya, seperti udara atau vakum) dan n2 adalah indeks bias inti serat optik.

Pengukuran getaran menggunakan serat optik telah dikembangkan oleh


beberapa peneliti, diantaranya Zulaichah (2004) memanfaatkan sensor serat
optik tipe step-index multimode untuk mengubah besaran displacement menjadi
tegangan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semakin besar displacement
pada lateral misalignment maka daya yang ditransmisikan mengalami rugi daya
yang semakin besar. Hariyanto (2011) merancang sebuah sensor getaran
menggunakan directional coupler dari serat optik plastik tipe step-index
multimode sebagai pandu gelombang dan pembagi berkas. Sensor tersebut
mempunyai daerah kerja baik pada 20 Hz - 1900 Hz dengan kesalahan rata-rata
0,6 Hz. Saputro (2014) merancang sistem sensor serat optik tipe step-index
multimode untuk pengukuran frekuensi getaran akustik. Sistem sensor tersebut
dapat mengukur getaran akustik dalam rentang frekuensi 52 Hz - 360 Hz, dengan
tingkat ketepatan rata-rata 93,58%. Pada umumnya penelitian yang telah
dilakukan berada pada rentang frekuensi rendah, sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut agar sistem pengukuran berbasis serat optik dapat mengukur getaran
akustik dengan frekuensi lebih tinggi. (Putri dan Harmadi, 2017)

Letak perbedaan antara fiber optik dengan jenis kabel lainnya adalah
kemampuannya dalam memberikan kecepatan tinggi dalam hal akses dan transfer

vi
data. Selain itu, serat optik juga tidak mengalami gangguan elektromagnetik
seperti halnya kabel lainnya karena pada kabel ini tidak terdapat arus listrik. Fiber
optik memanfaatkan serat kaca sebagai bahan penyusunnya untuk mendapatkan
refleksi atau pantulan cahaya total yang tinggi dari cermin tersebut sehingga data
akan ditransmisikan dengan cepat pada jarak yang tidak terbatas. Fiber Optic
Sensors ( FOS ) sangat menarik untuk aplikasi fisika energi tinggi tidak hanya
karena ada bukti yang jelas dari toleransi radiasi mereka, tetapi juga karena
mereka secara alami memenuhi persyaratan tipikal untuk operasi di dalam
volume detektor partikel collider. Teknologi FOS dibagi menjadi dua kategori
makro:
- sensor titik, seperti sensor berbasis kisi
- sensor serat optik terdistribusi (DFOS)
di mana seluruh panjang serat dapat digunakan sebagai elemen penginderaan.
pada sensor titik berbasis grating. ( Scherino, dkk, 2022).
C. Struktur Penyusun Fiber Optik
Kabel Fiber Optik pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian utama yaitu :
Core (inti) adalah bagian yang mentransmisikan cahaya yang terbuat dari kaca
ataupun plastik. Semakin besar Core atau intinya ini, semakin banyak cahaya yang
dapat ditransmisikan ke dalam fiber, Cladding – Bagian Optik luar yang
mengelilingi Core (inti) yang memantulkan gelombang cahaya kembali ke Inti,
Coating (Pelapisan) Pelapisan biasanya berlapis-lapis plastik yang diaplikasikan
untuk menjaga kekuatan serat, menyerap goncangan dan memberikan
perlindungan ekstra terhadap Fiber. Lapisan penyangga ini tersedia dari 250
mikron hingga 900 mikron yang berfungsi untuk melindungi fiber dari
kerusakan dan kelembaban.

Gambar
1 2. Struktur
1. 2 Struktur
penyusun
Penyusun
serat
serat
optik
optik

vii
Serat optik adalah komponen yang paling penting dalam sistem komunikasi serat
optik serta dalam banyak pengaturan pengukuran optik berbasis serat.
Gelombang optik terpolarisasi linier, dan vector amplitudo medannya dapat
diuraikan menjadi dua komponen orthogonal (Hui dan Sullivan, 2023).
Numerical Aperture adalah ukuran atau besarnya sinus sudut pancaran
maksimum dari sumber optik yang merambat pada inti serat yang cahayanya
masih dapat dipantulkan secara total, dimana nilai NA juga dipengaruhi oleh
indeks bias core dan cladding.

Gambar 1. 2 Numerical Aperture (NA)

NA =n sinθ maks=
√ n −n
2
1
2
2
n0
Dimana : NA = Numerical Aparture, n 1=¿ Indeks bias core, n 2 = Indeks
bias cladding, n 0=¿Indeks bias pelepasan dan I 0= Kerucut penerimaan arc Sin
NA.
Ketika cahaya datang masuk sudut θ0 yang kurang dari θmaks maka akan terjadi
totally internally reflected pada bidang batas core-cladding. (Ayu dkk, 2019).
Redaman (attenuation) dalam konteks serat optik merujuk pada penurunan
daya cahaya saat cahaya melewati serat optik. Redaman terjadi karena beberapa
faktor, termasuk hambatan internal dalam serat optik dan penyerapan energi oleh
medium serat. Redaman diukur dalam desibel per kilometer (dB/km) dan
menggambarkan tingkat penurunan daya cahaya dalam serat optik seiring jarak
yang dilalui. Semakin tinggi nilai redaman, semakin besar penurunan daya cahaya
dalam serat optik. (Sudrajat dkk, 2014).
Redaman dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
1. Redaman intrinsik: Terjadi karena hambatan internal dalam serat optik, seperti
redaman scattering Rayleigh dan redaman konduksi pada material serat optik.

viii
2. Redaman ekstrinsik: Terjadi karena faktor eksternal, seperti pengaruh suhu,
tekukan, dan tekanan pada serat optik.
3. Penyerapan: Cahaya dapat diserap oleh material serat optik, seperti molekul air
atau zat lain yang ada dalam serat.
Rumus redaman peda fiber optik :

( )
dB P
Attenuation =10 × log 10 0
Km P
Di mana Attenuation adalah redaman dalam dB/km, Po adalah daya awal
(input power) dalam satuan Watt dan P adalah daya yang tersisa (output power)
dalam satuan Watt. Redaman adalah parameter penting dalam desain dan
pengoperasian sistem serat optik. Semakin rendah redaman, semakin jauh jarak
transmisi yang dapat dicapai dan semakin baik kualitas sinyal yang dikirim
melalui serat optik tersebut. (Sudrajat dkk, 2014).
D. Pengaplikasian fiber optik
Teknologi fiber optic merupakan salah satu media transmisi yang semakin
berkembang meningkatan permintaan di pasaran karena akan memiliki beberapa
keunggulan, antara lain memiliki bandwidth yang besar (25 THz), redaman
transmisi kecil, ukuran kecil, dan tidak terpengaruh oleh gelombang
elektromagnetis. Fiber optic merupakan media transmisi menggunakan cahaya
sebagai penyalur informasi(data). Seirirng dengan peningkatan dan
pengembangan menggunakan kabel fiber optic sebagai media transmisi data,
maka juga sering terjadi factor hilangnya informasi yang diakibatkan oleh rugi-
rugi yang terjadi disepanjang kabel fiber optic. Salah satu rugi tersebut adalah rugi
daya yang mengakibatkan oleh redaman ini sepanjang kabel fiber optic, yang
mengakibatkan perubahan daya dari pemancar optic (Transmitter) hingga
mencapai di penerima optic (Reserveir). Perubahan daya tersebut yaitu adanya
pelemahan dari pemancar optic (Transmitter) sampai di penerima optic
(Reserveir). Pada suatu komunika khususnya dalam system komunikasi fiber
optic, suatu informasi misalnya data yang telah disampaikan dengan
membutuhkan daya yang sangat besar dari sisi pengirim seharusnya sama dengan
daya yang diterima dari sisi penerima. Namun pada kondisi sebenarnya daya akan
melemah sepanjang jauhnya jarak yang dilewati oleh optic yang dikenal dengan
fiber losses. Serat optik merupakan media transmisi telekomunikasi yang

ix
memiliki bandwidth dan bit rate yang tinggi sehingga mampu memenuhi
kebutuhan layanan informasi saat ini dengan kehandalan dan efisiensi yang tinggi.
Aplikasi serat optik semakin luas dan telah mencakup jaringan bawah laut,
jaringan terestrial, jaringan lingkup metropolitan dan regional, maupun jaringan
berskala kecil. Sistem komunikasi serat optik memiliki dua fakor yang
mempengaruhi kualitas unjuk kerja jaringannya yaitu:
. Faktor internal
. Faktor eksternal.
Faktor internal dan eksternal tersebut dapat menurunkan kualitas unjuk
kerja dari serat optik yang digunakan dan dapat menimbulkan redaman serta rugi-
rugi transmisi lainnya. Sebagai upaya untuk mencegah penuruan kualitas suatu
jaringan secara mendadak dan signifikan, perlu dilakukan kegiatan maintenance
secara berkala seperti pengukuran kualitas layanan jaringan kabel serat optik yang
terjadwal. Kegiatan maintenance tersebut dapat membantu menentukan keputusan
peningkatan kapasitas jaringan di kemudian hari. Salah satu parameter kualitas
layanan yang sering dilakukan pengukuran adalah redaman transmisi dan daya
sinyal yang diterima (power receive) (Muharor dkk, 2019).

x
KESIMPULAN
Fiber optik merupakan teknologi yang revolusioner dalam transmisi data
dan komunikasi. Dengan menggunakan serat optik yang sangat tipis dan fleksibel,
fiber optik mampu mentransmisikan data dalam jumlah besar dan dengan
kecepatan tinggi. Penemuan kabel serat optik oleh Robert Maurer, Donald Keck,
dan Peter Schultz membuka pintu bagi komersialisasi serat optik dan mengubah
komunikasi modern. Dengan kemampuannya membawa informasi 65.000 kali
lebih banyak daripada kabel tembaga, serat optik telah menjadi bagian utama
dalam layanan telekomunikasi, internet, dan aplikasi medis. Kecepatan transfer
data yang tinggi, ketahanan terhadap gangguan elektromagnetik, dan toleransi
radiasi membuat serat optik menjadi pilihan utama dalam sistem komunikasi dan
sensor. Meskipun membutuhkan investasi yang mahal, kabel serat optik terus
mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang semakin
meningkat.

xi
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H., dan Sujono. 2021. Instalasi Sederhana Jaringan Lan Menggunakan
Kabel Fiber Optik. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) Universitas KH. A. Wahab Hasbullah: Jawa Timur.
Ayu, R. K., Damayanti, T. N., dan Novianti, A. 2019. Perhitungan Numerical
Aperture Berbasis Matlab Sebagai Media Pembelajaran Sistem
Komunikasi Optik (Sko). E-Proceeding of Applied Science. 5(3):3058-
3065.
Ekawati. R., 2021. Mengenal Fiber Optik. CV. Media Sains Indonesia.:Jawa
Barat.
Hui, R., Maurice, O. S. 2023. Fiber-Optic Measurement Techniques. Copyright:
London.
Matveenko, V., Natalia, K., dan Grigorii, S., 2022. Measurement of strain and
temperature by fiber-optic sensors. Procedia Structural Integrity. 42(3):
307-314.
Muharor, A., Bambang, P. A., dan Zainudin, B. 2019. Analisis Pentransmisian
Fiber Optik Saluran Udara Pada Panjang Gelombang 1310 nm Dari
Optical Distribution Point (ODP) – Optical Network Termination (ONT).
Jambura Jurnal of Electrical and Electronics Engineering (JJEEE). 1(2):
49-54.
Putri, S. E., dan Harmadi. 2017. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Frekuensi
Getaran Akustik pada Speaker Piezoelektrik Menggunakan Sensor Serat
Optik. Jurnal Fisika Unand. 6(1): 47-52.

xii
Sudrajat, I., Huda, Y., dan Faiza, D. 2014. Analisis Redaman Serat Optik
Terhadap Performansi SKSO Menggunakan Metode Link Power Budget
(Studi Kasus Pada Link Padang-Bukit Tinggi Di PT. Telkom Padang).
Jurnal Vokasional Teknik Elektronika dan Informatika. 2(2): 48-55.
Scherino, I., Schioppa, E. n., Arapovw, A., Berruti, G. M., bock, W. J., Bonnielo,
A., borrielo, A., Campopiano, S., Consales, M., Cusano, A., Esposito, F.,
Iadicicco, A., Kachigulne, S., Mikulie, P., Nagai, K., Neves, T., Petagna,
P., Quero, G., Robinson, D., Srivastava, A., Valano, P., Venturi, N.,
Zarelli, M., Zotti, A dan Zuppolini, S. 2022. Fiber Optic Sensors in the
ATLAS inner Detector. Journal Nuclear int. And methods in physic
research. 29(1): 1-16.

LAMPIRAN PERTANYAAN
1. Sebuah serat optik memiliki indeks bias inti sebesar 1,50 dan indeks bias
lapisan penutup sebesar 1,45. Tentukan sudut kritis serat optik tersebut.
Pembahasan:
Dalam soal ini, kita perlu mencari sudut kritis menggunakan rumus
n2
sin(θ c )=
n1

Diketahui:
n1 = 1,50 (indeks bias inti serat optik)
n2 = 1,45 (indeks bias lapisan penutup)
Substitusikan nilai n1 dan n2 ke rumus:
1,45
sin(θ c )=
1,50

Selanjutnya, kita bisa mencari sudut kritis θc dengan menggunakan fungsi


invers sin (sin−1) pada kalkulator:
1,45
θc = ¿)
1,50
Dengan menghitung nilai tersebut, kita akan mendapatkan sudut kritis θc.
θc = 63,94°

xiii
Jadi, sudut kritis pada serat optik tersebut adalah sekitar 63,94 ° .
2. Sebuah serat optik memiliki indeks bias medium di sekitarnya sebesar 1,52.
Jika sudut maksimum yang masih dapat terkumpul dalam serat optik adalah 60
derajat, tentukan Numerical Aperture (NA) dari serat optik tersebut.
Pembahasan:
Dalam soal ini, kita perlu mencari Numerical Aperture (NA) menggunakan
rumus
NA =n sinθ
Diketahui:
n = 1,52 (indeks bias medium di sekitarnya)
θ = 60 derajat (sudut maksimum yang masih dapat terkumpul dalam serat
optik)

Substitusikan nilai n dan θ ke rumus:


NA = 1,52 sin(60°)
Selanjutnya, kita bisa menghitung nilai sin(60°) menggunakan kalkulator:
NA = 1,52 × 0,866
NA = 1,31232.
Jadi, Numerical Aperture (NA) dari serat optik tersebut adalah sekitar 1,31232.
3. Sebuah serat optik memiliki daya awal (input power) sebesar 1 mW dan daya
yang tersisa (output power) sebesar 0,5 mW setelah mengalami redaman.
Tentukan redaman (attenuation) dalam serat optik tersebut dalam dB/km.
Pembahasan:
Dalam soal ini, kita perlu menggunakan rumus

( Km )=10 × log 10 P
dB P0
Attenuation

untuk menghitung redaman dalam serat optik.


Diketahui:
P 0 = 1 mW (daya awal/input power)

P = 0,5 mW (daya yang tersisa/output power)


Substitusikan nilai Po dan P ke rumus:

xiv
Attenuation ( Km
dB
)=10 × log 10 10,5mWmW
Selanjutnya, kita bisa menghitung nilai logaritma menggunakan kalkulator:

Attenuation ( Km
dB
)=10 × log 10 (2)
Setelah menghitung, diperoleh nilai redaman (attenuation) sebesar 3 dB/km.
Jadi, redaman (attenuation) dalam serat optik tersebut adalah sebesar 3 dB/km.

LAMPIRAN DOKUMENTASI

xv
xvi

Anda mungkin juga menyukai