Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FIBER OPTIK PADA JARINGAN

KOMPUTER

Dibuat Oleh:
Arizki Nurfadilah

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN


SMK MUHAMMADIYAH 02 BELIK PEMALANG

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas pengetahuan tentang Fiber Optik, makalah ini kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih banyak
kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………..

Daftar Isi…………………………………………………………………

Bab I:Pendahuluan………………………………………………………
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

Bab II:Pembahasan………………………………………………………
2.1 Pengertian Fiber Optik(serat optik)
2.2 Sejarah Fiber Optik
2.3 Generasi Perkembangan Fiber Optik
2.4 Karakteristik Fiber Optik
2.5 Jenis-jenis Fiber Optik
2.6 Teknik Penyambungan,Alat Pemasang dan Pengukur Fiber
Optik
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik

Bab III:Penutup…………………………………………………………
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka…………………………………………………………..

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beberapa tahun ini, perkembangan teknologi fiber optik mengalami
peningkatan yang cukup pesat.Teknologi ini tidak hanya digunakan dalam bidang
telekomunikasi saja, melainkan banyak bidang yang telah menggunakan tekologi
ini. Secara umum, kegunaan media transmisi ini adalah menjadi alat dalam
berkomunikasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Kelebihan dari alat transmisi
ini adalah mampu mentransmisikan data yang besar serta yang berkeceptan
tinggi.Salah satu yang paling penting dalam dunia telekomunikasi adalah
menyediakan media komunikasi dengan baik pelayanannya.Dengan sistem fiber
optik maka dapat meminimalisir rugi daya yang terjadi.Hal ini terpengaruh
dengan jarak maksimum yang diperbolehkan antara transmiter satu dan yang
lainnya.Salah satu yang sering terjadi masalah pada fiber optik adalah karena
keadaan kotor pada bagian fibernya.Itu terjadi karena ada zat yang masuk
kedalam fiber, mungkin karena pembungkusnya sudah rusak ataupun pada saat
pemasangan ada kotoran yang masuk.Dengan adanya transmiter fiber optik ini
diharapkan peningkatan kualitas telekomunikasi di indonesia bisa lebih baik lagi,
karena dengan memakai fiber optik sangat minimal sekali ada kendala ataupun
kerugian yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Fiber Optik (Serat Optik)
2.      Sejarah Fiber Optik
3.      Generasi Perkembangan Fiber Optik
4.      Karakteristik Fiber Optik
5.      Jenis-jenis Fiber Optik
6.      Teknik Penyambungan,Alat Pemasang dan Pengukur Fiber Optik
7.      Keleihan dan Kekurangan Fiber Optik

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian tentang Fiber Optik (Serat Optik)
2.      Mengetahui Sejarah Fiber Optik
3.      Mengetahui Generasi Perkembangan Fiber Optik
4.      Mengetahui Karakteristik Fiber Optik
5.      Mengetahui Jenis-jenis Fiber Optik
6.    Mengetahui Teknik cara Penyambungan ,Alat Pemasang dan PengukurFiber
Optik
7.      Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fiber Optik(serat optik)


Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat
dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan
dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED.
Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di
dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada
indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan
sebagai saluran komunikasi.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core.Cladding adalah
selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core
akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan
penyusun gelas.Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap
oleh serat optik.Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1.      Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
         Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati
panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-
pantul ke dinding cladding.
         Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang
membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat
menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2.      Berdasarkan indeks bias core :
         Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang
homogen.
         Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin
kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling
besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih
besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error
Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang
lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang
serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah
kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER
maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda
dapat diperkirakan besarnya

2.2 Sejarah Fiber Optik


sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk
mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini
juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung
dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih
lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada
tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu
yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun
1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para
ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan
gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya
melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya.
Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi
pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali
frekuensi gelombang mikro. Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih
serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada
suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat
cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer.
Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada
banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter. Sekitar tahun 60-an
ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian
dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak
menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut
itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat
menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik. Seperti halnya laser,
serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal.
Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga
tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan
akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20
dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami
pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya
mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

2.3 Generasi Perkembangan Fiber Optik

 Generasi pertama (mulai 1975)


Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi
berikutnya, terdiri dari: alat encoding: mengubah input (misal suara)
menjadi sinyal listrik transmitter: mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika:
sebagai penghantar sinyal gelombang repeater: sebagai penguat
gelombang yang melemah di perjalanan receiver: mengubah sinyal
gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding:
mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja
melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang
sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah
kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978
dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.

 Generasi kedua (mulai 1981)


Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar
menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya
dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti
dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm.
Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas
transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

 Generasi ketiga (mulai 1982)


Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode
laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika
ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang
gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini
meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.

 Generasi keempat (mulai 1984)


Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang
dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga
sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak
yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada
tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi
langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena
teknologi peranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh
tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya
potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.

 Generasi kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan


fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik
terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm)
dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat
serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan
tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah
masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak
mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated
emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat
kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat
optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap
perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi
listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan
adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada
awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun
kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
 Generasi Keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi
soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak
komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki
panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam
intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi
beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang
berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran
sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan
bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing
membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat
menjadi dua kali lipat lebih banyak jika digunakan multiplexing polarisasi,
karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas
transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang
panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di
dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini
kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton
tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat
menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil
bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa
generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem
komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi
yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya
yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi
akan dirajai oleh teknologi serat optik.

2.4 Karakteristik Fiber Optik

 Ciri-ciri Fiber Optik


Fiber opitik memiliki ciri ciri yang sama seperti kabel pada
umumnya,kabel ini sedikit rapuh,dan rentan patah,kabel ini tidak akan
patah pada bagian luarnya namun yang rentan patah adalah bagian inti dari
kabelnya.Kabel fiber optik memiliki inti kaca yang sangat tipis dan kabel
ini menggunakan cahaya sebagai pengalir sinyal.
 Struktur Fiber Optik
a) Core
Core adalah inti kaca yang terpasang pada layer paling bawah dan
terletak paling dasar pada kabel fiber optikBerfungsi untuk
mengalirkan cahaya dan untuk mengirimkan cahaya.
b) Cladding
Cladding adalah layer kedua yang terletak diatas inti kaca yang
berfungsi untuk memantulkan sinar cahaya.
c) Buffer Coating
Buffer coating adalah plastik pelapis dari fiber optik yang
berfungsi untuk melindungi inti dari gangguan bernda lain,karena
inti fiber optik sangat sensitif.
2.5 Jenis Jenis Fiber Optik
 Fiber Optik Mode Tunggal
kabel fiber optik mode tunggal atau single ini hanya dapat
memancarkan satu mode cahaya atau hanya dapat membawa satu panjang
gelombang cahaya dalam suatu waktu dengan panjang gelombang sekitar
1310 nm hingga 1550 nm.Fiber optik tipe tunggal ini juga memiliki
kemampuan yang jauh lebih baik daripada serat optik multimode karena
mempunyai bandwidth lebih banyak sehingga dari segi kecepatannya tidak
perlu diragukan dan memiliki kekurangan yang lebih sedikit dibanding
multimode.
Namun, ada hal yang menarik bahwa keberadaan fiber mode
tunggal muncul sesudah fiber optik jenis multimode. Selain itu, ada lebih
sedikit minusnya dibanding multimode karena cahaya dalam mode tunggal
bergerak dalam arah lurus dan itu bisa dipakai dalam aplikasi yang
membutuhkan koneksi jarak jauh. Kekurangan dari mode tunggal ini yaitu
lebih sulit pada saat proses instalasi pemasangannya

 Fiber Optik Multimode


Jenis fiber optik yang satu ini memungkinkan terjadinya beberapa mode
cahaya untuk melakukan perjalanan di sepanjang porosnya, sesuai dengan
namanya.Multimode fiber optic memiliki diameter inti yang lebih tebal
dibandingkan dengan mode single jika dilihat dari fisik. Multimode fiber
optic ini juga memiliki panjang gelombang cahaya dalam spektrum 850
hingga 1300 nm. Jumlah refleksi yang didapatkan bervariasi berdasarkan
sudut-sudut refleksi gelombang di dalam fiber multimode terjadi pada
sudut yang berbeda untuk setiap mode.
Fiber optic Multimode juga terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu
Fiber optik multimode stepped index dan Fiber optik multimode graded
index.
2.6 Teknik Penyambungan,Alat Pemasang dan Pengukur Fiber Optik
 Teknik penyambungan serat optik dengan serat optik ada 2, yaitu :
a) Penyambungan Permanen(splice)
Penyambungan sambungan teknik lebur (fusion) bersifat
permanen, artinya tidak dapat dibongkar pasang. Redaman yang
dihasilkan menghasilkan redaman paling kecil di antara teknik
sambung lain.
b) Penyambungan Tidak Permanen Menggunakan Connector
Penyambunagn serat optik menggunakan konektor bersifat tidak
permanen, artinya dapat dibongkar pasang.Konektor biasanya
digunakan untuk kontak dengan terminal perangkat aktif.
 Alat Pasang Dan Pengukur Fiber Optik

Pemasangan Fiber Optik,terdiri atas connector, pigtail, dan patch cord:


a) Connector adalah ujung dari fiber optik, jenisnya banyak sesuai
dengan kebutuhan dilapangan.
b) Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah
konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel
fiber yang belum memiliki konektor.
c) Patch cord adalah kabel fiber optik yang pada dua sisi ada
konektor. Patch cord digunakan untuk menghubungkan device atau
dikenal juga dengan optik jumper.
alat pengukur fiber optik, terdiri dari OTDR dan Power Meter.
Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) merupakan alat yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu fiber optik pada domain
waktu, sementara Power Meter adalah alat untuk mengukur total loss
dalam sebuah link optik baik saat instalasi (uji akhir) atau
pemeliharaan. Penggunaan power meter harus berada pada kedua
ujung kabel fiber optik.

2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Fiber Optik


 Kelebihan Fiber Optik
a) Fiber optik mampu mengirimkan lebih banyak data dengan
kecepatan tinggi,bahkan dapat mencapai Gb/s,sehingga bandwith
menjadi lebih besar.
b) Lebih kecil,ringan dan menghemat ruang
c) Karena kabel ini tidak terpengaruh oleh sinyal elektromagnetik dan
radio karena tidak menggunakan listrik melainkan menggunakan
plastik dan cahaya
d) Lebih aman,karena serat optik tidak mudah terbakar dan tidak
menghantarkan listrik
e) Fiber optik dapat membawa sinyal lebih jauh dari kabel yang
menggunakan sinyal listrik pada umumnya.Bahkan fiber optic
tidak perlu menggunakan penguat sinyal,jika dibutuhkan repeater
maka akan ditempatkan ditempat yang jauh.
f) Non konduktif,tidak ada percikan api dan tenaga listrik
g) Tidak berkarat
h) Mampu menjawab teknologi untuk 5 tahun kedepan
 Kekurangan Fiber Optik
a) Perawatan dan pemasangannya susah,jika ada kerusaakan fiber
optik maka harus menghubungi orang yang berpengalaman dan
memiliki keahlian di dalamnya.
b) Harganya relatif mahal jika dibandingkan dengan jenis kabel
seperti UTP yang harganya terjangkau.
c) Kabel fiber optik tidak dapat ditempatkan di tikungan yang tajam
karena siber optik menggunakan cahaya sebagai penghantar
sinyal.Jika kabel dibengkokan maka cahaya akan bocor dan
mengalir ke tikungan tersebut.
d) Kabel jaringan yang memiliki tansmisi tunggal hanya dapat
memancarkan cahaya melalui inti pada satu waktu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas,disimpulkan bahwa kabel fiber optik adalah
suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus, dan
digunakan sebagai media transmisi karena dapat mentransmisikan sinyal cahaya
dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan kecepatan tinggi.

3.2 Saran
Saya Menyadari bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
saya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Judul : Makalah Fiber Optik Pada Jaringan Komputer

Penulis : Arizki Nurfadilah

Sumber : https://pemasangan.com/kelebihan-dan-kekurangan-kabel-
fiber-optik-serta-perangkatnya/
https://dodysetiawan19.blogspot.com/2017/01/pengenalan-
kabel-fo-fiber-optic-serat.html

Anda mungkin juga menyukai