Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................

BIODATA..........................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 LatarBelakang.................................................................................................... 
1.2 RumusanMasalah..............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
BAB II : Tinjauan Masalah.........................................................................
2.1  Pengertian Fiber Optik......................................................................................
2.2  Jenis- jenis Fiber Optik................................................................................
2.3  Kelebihan dan Kekurangan...........................................................................
2.4  Teknik penyambungan, Alat Pemasangan dan Pengukuran fiber Optik.......
2.5  Fusion Splicer...............................................................................................
2.6 Stripper atau Miller.......................................................................................
2.7 Cleaver..........................................................................................................
2.8 Optical Power Meter....................................................................................
2.9 Visual Fault Adapter....................................................................................
2.10 Fiber Optic Adapter...................................................................................
2.11 Splitter Optic................................................................................................
BAB III : PEMBAHASAN.......................................................................
3.1 Alat dan Bahan...............................................................................................
3.2 Proses Penyambungan....................................................................................
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beberapa tahun ini, perkembangan teknologi fiber optik mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Teknologi ini tidak hanya digunakan dalam bidang
telekomunikasi saja, melainkan banyak bidang yang telah menggunakan tekologi
ini. Secara umum, kegunaan media transmisi ini adalah menjadi alat dalam
berkomunikasi dari satu tempat ketempat yang lain. Kelebihan dari alat transmisi
ini adalah mampu mentransmisikan data yang besar serta yang berkeceptan tinggi.
Salah satu yang paling penting dalam dunia telekomunikasi adalah menyediakan
media komunikasi dengan baik pelayanannya.
Dengan sistem fiber optik maka dapat meminimalisi rugi daya yang terjadi.
Hal ini terpengaruh dengan jarak maksimum yang diperbolehkan antara transmiter
satu dan yang lainnya. Salah satu yang sering terjadi masalah pada fiber optik
adalah karena keadaan kotor pada bagian fibernya. Itu terjadi karena ada zat yang
masuk kedalam fiber, mungkin karena pembungkusnya sudah rusak atau pun pada
saat pemasangan ada kotoran yang masuk. Dengan adanya transmiter fiber optik
ini diharapkan peningkatan kualitas telekomunikasi di indonesia bisa lebih baik
lagi, karena dengan memakai fiber optik sangat minimal sekali ada kendala atau
pun kerugian yang terjadi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian tentang Fiber Optik (SeratOptik)
2. Mengetahui Sejarah Fiber Optik
3. Mengetahui Generasi Perkembangan Fiber Optik
4. Mengetahui Karakteristik Fiber Optik
5. Mengetahui Jenis-jenis Fiber Optik
6. Mengetahui teknik penyambungan, alat pemasangan dan pengukur fiber
optik.
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan fiber optik

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fiber Optik (Serat Optik)


Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat
ketempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks
bias dari kaca lebih besar dari pada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang
digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat
sempit.Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus
digunakan sebagai saluran komunikasi. Serat optik umumnya digunakan dalam
sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari core.
Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan
memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam
core lagi. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan
penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap
oleh serat optik.
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan mode yang dirambatkan :
Single mode, serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati
panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk kedalamnya tidak terpantul-
pantul kedinding cladding.
Multi mode, serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat
laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat
menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.

3
2. Berdasarkan indeks bias core.
Step indeks, pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang
homogen. Graded indeks, indeks bias core semakin mendekat kearah cladding
semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang
paling besar. Serat graded indeks memungkinan untuk membawa bandwidth yang
lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Reliabilitas dari sera toptik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error
Rate). Salah satu ujung serat optik diberimasukan data tertentu dan ujung yang
lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang
serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah
kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER
maka, Jumlah kesalahan pada serat toptik yang sama dengan panjang yang
berbeda dapat diperkirakan besarnya

2.2  Jenis-jenis Fiber Optik


Komunikasi serat optik atau yang sering disebut fiber optik adalah komunikasi
yang dalam pengiriman sinyalnya menggunakan sumber optik dan detektoroptik.
Serat Optik terdiri dari beberapa jenis, yaitu ;

1. Multi mode Step Index


Pada jenis multi mode step index ini, diameter core lebih besar dari diameter
cladding. Dampak dari besarnya diameter core menyebakan rugi-rugi dispersi
waktu transmitnya besar. Penambahan prosentase bahan silica pada waktu
pembuatan. Tidak terlalu berpengaruh dalam menekan rugi-rugi dispersi waktu
transmit.Multi mode Step Index mempunyai karakteristik sebagai berikut:
 Indeks bias core konstan.
 Ukuran core besar (50mm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis.
 Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar.
 Sering terjadi dispersi.
 Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah.

4
2. Multi mode Graded Index
Pada jenis serat optik multi mode graded index ini. Core terdiri dari
sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias
tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai kebatas
core-cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat
berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaaan. Multi mode
Graded Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga
rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat.
 Dispersi minimum sehingga baik jika digunakan untuk jarak menengah
 Ukuran diameter core antara 30 µm – 60 µm. Lebih kecil dari multi mode
step Index dan dibuat dari bahan silica glass.
 Harganya lebih mahal dari serat optik Multi mode Step Index karena proses
pembuatannya lebih sulit.

3. Single mode Step Index


Pada jenis single mode step index. Baik core maupun claddingnya dibuat dari
bahan silica glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari cladding dibuat
demikian agar rugi-rugi transmisi berkurang akibat fading. Pada single mode step
index ini. Index biasny aberubah secara mendadak seperti pada multi mode step
index.
Single mode Step Index mempunyai karakteristik sebaga iberikut :
 Serat optik Single mode Step Index memiliki diameter core yang sangat
kecil dibandingkan ukuran claddingnya.
 Ukuran diameter core antara 2 µm – 10µm.
 Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu
serat optik.
 Memiliki redaman yang sangat kecil.
 Memiliki bandwidth yang lebar.
 Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.

5
 Dapat digunakan untuk transmisi jarak dekat, menengah dan jauh.
Untuk jenis single mode ini ada beberapa spesifikasi yang umum digunakan.
Yaitu G652, G653,G665,G662.

2.3  Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik


Kelebihan Fiber Optik antaralain adalah sebagaio berikut:
1. Berkemampuan membawa lebih banyak informasi dan mengantarkan
informasi dengan lebih akurat dibandingkan dengan kabel tembaga dan kabel
coaxial.
2. Kabel fiber optik mendukung data rate yang lebih besar, jarak yang lebih jauh
dibandingkan kabel coaxial, sehingga menjadikannya ideal untuk transmisi
serial data digital.
3. Kebal terhadap segala jenis interferensi, termasuk kilat, dan tidak bersifat
mengantarkan listrik. Sehingga tidak berpengaruh terhadap tegangan listrik,
tidak seperti kabel tembaga yang bisa lossing data karena pengaruh tegangan
listrik.
4. Sebagai dasarnya seratnya dibuat dari kaca, tidak dipengaruhi oleh korosi dan
tidak berpengaruh pada zat kimia, sehingga tidak akan rusak kecuali kimia
pada konsentrasi tertentu.
5. Karena yang dikirim adalah signal cahaya, maka tidak ada kemungkinan ada
percikan apibila serat atau kabel tersebut putus. Selainitu juga tidak
menyebabkan tegangan listrik dalam proses perbaikannya bila ada kerusakan.
6. Kabel fiber optik tidak terpengaruh oleh cuaca.
7. Kabel fiber optik walaupun memiliki banyak serat pada satu kabel namun bila
dibandingkan terhadap kabel coaxial dan kabel tembaga akan lebih kecil dan
lebih bercahaya bila diisi dengan muatan informasi yang sama. Lebih mudah
dalam penanganan dan pemasangannya.
8. Kabel fiber optik lebih aman digunakan dalam sistem komunikasi, sebab
lebih susah disadap namun mudah di-monitor. Bila ada gangguan pada kabel
– ada yang menyadap sistem – maka muatan informasi yang dikirim akan
jauh berkurang sehingga bisa cepat diketahui dan bisa cepat ditangani.

6
Kekurangan Fiber Optik antaralain adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang mahal untuk peralatannya.
2. Perlu konversi data listrik ke Cahaya dan sebaliknya yang rumit.
3. Perlu peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya.
4. Untuk perbaikan yang kompleks perlu tenaga yang ahli di bidangini.
5. Selain merupakan keuntungan, sifatnya yang tidak menghantarkan listrik juga
merupakan kelemahannya, karena mesti memerlukan alat pembangkit listrik
eksternal.
6. Bisa menyerap hidrogen yang bisa menyebabkan loss data.

2.4  Teknik Penyambungan, Alat Pemasang dan Pengukur Fiber Optik


Teknik penyambungan serat optik dengan serat optik ada 2, yaitu :
1. Penyambungan permanen yang disebut splice, Penyambungan
sambungan teknik lebur (fusion) bersifat permanen, artinya tidak dapat
dibongkar pasang. Redaman yang dihasilkan menghasilkan redaman
paling kecil di antara teknik sambung lain.
2. Penyambungan tak permanen dengan menggunakan
connector.Penyambungan serat optik menggunakan konektor bersifat
tidak permanen, artinya dapat dibongkar pasang. Konektor biasanya
digunakan untuk kontak dengan terminal perangkat aktif.
Pemasangan Fiber Optik terdiri atas connector, pigtail, dan patch cord.
Connecto adalah ujung dari fiber optik, jenisnya banyak sesuai dengan kebutuhan
dilapangan, Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah
konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum
memiliki konektor, dan Patch cord adalah kabel fiber optik yang pada dua sisi ada
konektor. Patch cord digunakan untuk menghubungkan device ataudikenal juga
dengan optik jumper.
Alat pengukur fiber optik, terdiri dari OTDR dan Power Meter. Optical Time
Domain Reflectometer (OTDR) merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi suatu fiber optik pada domain waktu, sementara Power Meter

7
adalah alat untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik saat instalasi
(uji akhir) atau pemeliharaan. Penggunaan power meter harus berada pada kedua
ujung kabel fiber optic.

2.5 Fusion Splicer

Fusion Splicer adalah alat penyambungan serat optik dengan memanfaatkan


panas untuk meleburkan kedua ujung kabel optik secara bersamaan dengan waktu
yg sangat singkat. Menggunakan sistem komputer yang canggih dimana kedua
ujung serat optik akan di atur secara otomatis angel kedua ujung seret sehingga
sejajar, kemudian batang elektroda akan meleburkan kedua ujung serat secara
bersamaan dengan waktu yang sangat singkat sehingga kedua ujung dapat
tersambungkan.

Gambar 2.1 Fusion Splicer

2.6 Stripper Atau Miller


Sama seperti kabel - kabel yang lain, salah satunya seperti kabel coaxial dan
UTP, kabel fiber optic juga memerlukan alat ini. Alat ini berfungsi sebagai media
untuk memotong dan mengupas kulit  dan daging kabel.

8
Gambar 2.3 Stripper

2.7 Cleaver

Cleaver Tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang kulit
kabel optic-nya sudah dikupas, perlu kalian ketahui juga bahwa pemotongan core
ini wajib menggunakan alat khusus ini, karena pada serat kacanya akan terpotong
dengan rapih. Jika proses ini berhasil dilakukan dengan baik maka tahapan
selanjutnya, kalian bisa teruskan ke tahap Jointing

Gambar 2.4 Fiber Cleaver

2.8 Optical Power Meter (OPM)

Alat yang satu ini nmemiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat daya
dari signal cahaya yang sudah masuk, OPM ini juga mempunyai interface FC
yang langsung berhubungan dengan pathcore FC.

9
Gambar 2.4 Optical Meter Power

2.9 Visual Fault Locator

Alat ini sering disebut juga Laser fiber optic atau senter fiber optic.
Fungsinya untuk melakukan pengetesan pada core fiber optic. Laser akan
mengikuti serat Optik pada Kabel Fiber Optik dari POP Sampai Ke User (end to
end) , bila core tidak bermasalah laser akan sampai pada titik tujuan.

Gambar 2.5 Visual Fault Locator

2.10 Fiber Optic Adapter

Fiber Optik Adapter merupakan suatu komponen yang digunakan untuk


melakukan penyambungan/menghubungkan kabel fiber optik satu dengan yang
lain. jika penyambungan dilakukan terhadap kabel fiber optik yang memiliki
konektor berbeda maka fiber optik adapter disebut fiber optik adapter hibrid atau
Special Adapter.

10
Gambar 2.6 Fiber Optic Adapter

2.11 Splitter Optic


Splitter merupakan komponen yang bersifat pasif dan dapat memisahkan
daya optik dari satu input 14 serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter
pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang
digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga
sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optic sama rata.

Gambar 2.7 Splitter Optic

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Alat Dan Bahan


Ada pun alat dan bahan yang digunakan amtara lain sebagai berikut 
1. Fusion Splicer
2. Stripper
3. Cleaver
4. Optical Power Meter
5. Visual Fault Identifier
6. Visual Fault Locator
7. Fiber Optik Adapter
8. Splitter Optic
Bahan:
1. Kabel optic drop 10 meter
2. Protection sleeve
3. Isolasi
4. Alkohol
5. Tisue

3.2 Proses Penyambungan


Langkah-langkah penyambungan fiber optik.
1. Siapkan alat dan bahan untuk penyambungan fiber optik

Gambar 3.1. Tools Kit penyambungan fiber optik

12
2. Kupas kedua ujung fiber optik menggunakan stripper

Gambar 3.2 Pengupasan Outer Jacket Kabel Fiber Optik

3. Bersihkan fiber optik yang telah dikupas menggunakan tissue yang telah di
beri alkohol

4. Masukkan protection slave

13
5. Potong fiber dengan cutter (cleaver)

6. Tutup dan kemudian sambung dengan menekan tombol play (berwarna hijau)
untuk penyambungan

14
7. Apabila penyambungan selesai akan bunyi alarm "beep" menandakan
penyambungan selesai

8. Setelah itu lanjut dengan memanaskan protection slave

9. Apabila sudah ada alarm "beep" sekitar 3-5 kali dan lampu indikator merah
sudah mati menandakan selesainya penyambungan.

15
.

3.3 Proses Pengujian


OTDR, nama lengkap yang merupakan reflectometer domain waktu optik
adalah salah satu metode paling populer untuk menguji kehilangan cahaya di pabrik
kabel. Dalam sebagian besar keadaan, ini juga menunjukkan alat uji serat optik
untuk menandai serat optik. OTDR selalu digunakan pada kabel OSP untuk
memverifikasi kehilangan sambungan atau menemukan kerusakan pada kabel serat
optik. Karena penurunan harga OTDR selama beberapa tahun terakhir, semakin
banyak diterapkan oleh teknisi untuk proses instalasi sistem.

OTDR menggunakan cahaya serat berserat untuk menyiratkan kehilangan, yang


merupakan pengukuran serat tidak langsung. OTDR bekerja dengan mengirimkan

16
pulsa sumber cahaya laser daya tinggi ke serat dan mencari sinyal balik dari cahaya
hambur balik di serat itu sendiri atau memantulkan cahaya dari konektor atau
antarmuka sambungan. Pengujian OTDR memerlukan kabel peluncuran agar
instrumen dapat mengendap setelah pantulan dari pulsa uji bertenaga tinggi
membebani instrumen. OTDR dapat menggunakan satu kabel peluncuran atau kabel
peluncuran dengan kabel penerima, masing-masing hasil pengujian juga berbeda.
Uji Dengan Luncurkan Hanya Kabel.

BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Fiber optik adalah salah satu transmiter yang memiliki sedikit sekali
kendala, itu dapat dibuktikan dengan sangat pesatnya perkembangan penggunaan
fiber optik di dalam bidang telekomunikasi. Kabel fiber optik dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu single mode step index, multi mode step index dan multi mode
gradde index, dimana pada umumnya tipe multi mode biasanya dipakai untuk
jarak yang dekat, semntara single mode untuk jarang yang cukup jauh. Fiber optik
sendiri sangat besar sekali kapasitas untuk transper datanya. Fiber optik sanga
cocok sekali dengan keadaan geografis di indonesia khususnya di jawa, karena
daerahnya tidak terlalu banyak yang curam.

4.2  Saran
Semoga dengan adanya transmiter fiber optik ini kualitas telekomunikasi
di Indonesia lebih maju lagi dan lebih merata keseluruh indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Judul buku : PENYAMBUNGAN FIBER OPTIC


Pengarang : NURUL AULIA
Tahun Terbit : 2022
Penerbit : NURUL AULIA
Kota Terbit : PEMANGKAT

2.16 Lampiran

18

Anda mungkin juga menyukai