i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
1.1. TUJUAN PRAKTIKUM .............................................................................................. 1
1.2. DASAR TEORI .......................................................................................................... 1
Komunikasi dan Transmisi data Fiber Optik ........................................................... 4
1.3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN............................................................................... 5
1.4. PROSEDUR MELAKUKAN PERCOBAAN ................................................................... 8
Menggunakan Splicer ............................................................................................. 8
Memasang konektor ............................................................................................ 10
Menghitung rugi-rugi pada kabel fiber optik terhadap bending .......................... 12
Mengukur kualitas kabel fiber optic menggunakan OTDR ................................... 13
Mengukur rugi rugi antar port fiber optic ............................................................ 14
1.5. ANALISA HASIL PERCOBAAN PRATIKUM .............................................................. 14
Penyambungan dengan Splicer ............................................................................ 14
Pemasangan Konektor SC .................................................................................... 15
Perhitungan Rugi-rugi terhadap Bending ............................................................. 16
1.6. KESIMPULAN ........................................................................................................ 31
iii
FIBER OPTIK SINYAL ANALOG
1.1.TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengamati dan menguji pengiriman sinyal analog melalui fiber optik.
2. Mengukur pengaruh panjang saluran terhadap redaman pada transmisi
fiber optik.
3. Membandingkan input dan output sinyal analog melalui fiber optik.
4. Menguji fiber optik dengan OTDR
1.2.DASAR TEORI
Rugi-rugi Fiber Optik
Dalam pentransmisian sinyal pada teknologi komunikasi, fiber optik makin
banyak menggantikan saluran transmisi kawat. Hal ini disebabkan saluran fiber
optik memberikan beberapa keuntungan dibandingkan dengan saluran kawat.
Pertama, dikarenakan cahaya secara efektif adalah sama seperti radiasi radio
frekuensi yang jauh lebih tinggi, maka dalam teori kapasitas pembawaan informasi
dari suatu fiber adalah jauh lebih besar dari pada sistem-sistem radio gelombang
mikro. Berikutnya, bahan yang digunakan dalam fiber adalah gelas silika atau
dioksida silikon, yang merupakan salah satu dari bahan-bahan yang paling banyak
terdapat di bumi kita, sehingga nantinya biaya saluran-saluran semacam ini pasti
akan jauh lebih rendah, baik dari saluran-saluran kawat maupun sistem-sistem
gelombang mikro.
Fiber optik tidak bersifat menghantarkan listrik, sehingga dapat digunakan
di daerah-daerah dimana isolasi listrik dan interferensi merupakan masalah berat.
Dan karena kapasitas informasinya yang tinggi, rute-rute saluran majemuk dapat
diringkas menjadi kabel-kabel yang jauh lebih kecil, sehingga dapat mengurangi
kemacetan pada channel yang sudah sangat padat. Dengan teknologi yang telah
dikuasi pada saat ini, sistem komunikasi fiber optik masih sedikit lebih mahal
daripada sistem kawat atau radio yang setara, tetapi keadaan ini dapat berubah
dengan cepat. Sistem fiber optik dengan cepat akan mampu bersaing dengan sistem-
1
sistem lain dalam harga, dan dengan kelebihan-kelebihannya yang lain, makin lama
akan makin banyak sistem lain yang menggantikannya.
Rugi-rugi dalam fiber optic adalah sebagai berikut:
a. Rugi-rugi penyebaran Rayleigh
Gelas dalam fiber optik adalah suatu benda pada amorphous (tidak
berbentuk kristal atau noncrystalline), yang dibentuk dengan cara
membiarkan gelas itu mendingin dari keadaan cairnya pada suhu tinggi
hingga dia membeku, sementara masih dalam keadaan plastik, gelas itu
ditarik dengan menggunakan tegangan kedalam bentuk fiber yang
panjang. Selama dalam proses pembentukan ini, variasi-variasi sub
mikroskopis dalam kerapatan gelas dan dalam campuran-campuran di
dalamnya ikut dibekukan di dalam gelas, dan kemudian menjadi facet-
facet yang memantulkan dan membiaskan serta menyebarkan sebagian
kecil cahaya yang lewat melalui gelas tersebut. Meskipun teknik
pembuatan yang teliti dapat mengurangi anomali-anomali ini hingga
minimum, hal tersebut tidak dapat sepenuhnya dihilangkan.
Penyebaran Rayleigh terjadi sebagai akibat tidak homogennya
indeks bias pada core serat optik. Bilamana pada core serat optik
terjadi perubahan indeks bias yang lebih pendek daripada panjang
gelombang sinar yang dirambatkan, maka akan terjadi hamburan.
2
c. Rugi-rugi penggandengan
Daya yang sudah dilepaskan dengan baik ke dalam suatu ragam
yang merambat mungkin kemudian digandengkan ke dalam suatu
ragam bocor atau ragam radiasi pada sebuah titik yang agak jauh pada
fiber. Efek penggandengan ini dapat terjadi karena rugirugi ini timbul
pada saat serat optik dikopel/disambungkan dengan sumber cahaya atau
photo detector. Rugi-rugi coupling dapat diperkecil dengan
penambahan lensa di depan sumber cahaya atau pembentukan
permukaan tertentu (misalnya spherical-surface) pada sumber cahaya
atau ujung fiber.
3
Gambar 3. Pembengkokkan (Bending)
Komunikasi dan Transmisi data Fiber Optik
Gambar 4. adalah contoh pengaplikasian fiber optik dalam sistem
komunikasi.
Prinsip-prinsip dasar dari komunikasi fiber optic ialah sinyal itu lewat dari
fase seperti pada bentuk gelombang analog. Kemudian, melalui pengubah analog
menjadi digital yang mngubah gelombang analog menjadi rangkaian pulsa digital.
Lalu, sinyal digital itu melewati sumber sinyal yang mungkin laser atau LED, yang
mengubah pulsa digital elektronik menjadi pulsa sinar yang ekuivalen. Pada akhir
penerimaan suatu detector menangkap pulsa sinar dan menerjemahkannya dalam
pulsa digital, yang kemudian terus melalui pengubah analog menghubungkan
dengan kabel fiber optik yang mengeluarkan sinar digital, seperti misal komputer,
konversi anaog menjadi digital tidak diperlukan. Dalam banyak sirkuit fiber optik
teresterial, repeater yang untuk membuat sinyal ditempati kira-kira setiap 40 km.
Supaya dibuat, pulsa sinar itu pertama tama harus diubah lagi menjadi pulsa
elektrik. Kemudian, sinyal itu dibuat dan diubah lagi dalam pulsa sinar.
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang
electromagnet, maka pada fiber optik gelombang cahayalah yang bertugas
membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara
menjadi sinyal listrik. Kemudian, sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang
pembawa cahaya melalui fiber optik dari pengirim (transmitter) menuju alat
penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari fiber. Modulasi
4
gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi
menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali
menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah
kembali menjadi gelombang suara. Tugas untuk merubah sinyal listrik ke
gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik
yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung fiber optik.
Alkohol 96 %
5
Tang Potong
Konektor SC
Laser
6
Optical Power Meter (JW3208)
7
Cleaver (Fiber Cleaver FC-6S)
8
Setelah dibersihkan memotong kedua ujung dari core FO tersebut
menggunakan cleaver untuk menghindari adanya ujung core yang
pecah dan memudahkan pada saat proses penyambungan FO
sehingga kabel FO tersambung dengan sempurna.
9
Setelah proses penyambungan selesai semua, hasil sambungan akan
dipasang pelindung untuk melindungi dan mencegah putusnya
sambungan pada saat digunakan.
Cara memasang pelindung tersebut adalah dengan memasukkan
pelindung sambungan tepat di bagian core yang telah disambung.
Pastikan memasang pelindung dengan tepat agar tidak terjadi
patahnya sambungan pada saat dipakai.
Lalu meletakkan pelindung sambungan di splicer pada bagian
pemanasnya. Setelah itu tekan het untuk menyalakan proses
pemanasan sehingga hasil yang di dapat adalah pelindung melekat
sempurna pada core FO.
Memasang konektor
Menyiapkan konektor SC yang akan dipasang pada kabel FO
Membuka bagian-bagian konektor SC
10
Mengunci konektor SC pertama dengan mendorong ke atas pada
bagian tengah yang berwarna kuning. Mengulang pada ujung kabel
FO lainnya.
11
Mengunci kembali konektor SC dengan memasukkan bagian
konektor SC yang berwarna biru. Pada saat mengunci dengan bagian
konektor yang berwarna biru, pastikan menguncinya hingga
terdengar suara klik.
Lalu memutar bagian ujung dr konektor yang sudah dimasukkan
pada awal tadi sehingga konektor tidak akan lepas
Kabel Fiber Optik siap digunakan
12
Mengulangi langkah 4 untuk frekuensi 270, 1000 dan 2000 kHz.
Catat hasilnya.
Mengulangi langkah 3-6 hanya saja dengan lamda yang berbeda
(lamda 1550 nm) dan frekuensi yang sama ,mulai dari 0 Hz hingga
2000 Hz.
Mengukur kualitas kabel fiber optic menggunakan OTDR
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
Memasang salah satu ujung kabel FO pada alat OTDR dan di ujung
lainnya dipasang pada pin/port yang tersambung dengan alat OTDR
13
Mengulangi langkah di atas untuk port 2 hingga 12 dan catat
hasilnya juga
Mengulangi langkah 3 untuk lamda 1550 nm dan catat hasilnya
Mengukur rugi rugi antar port fiber optic
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
Pada Input
menyambungkan salah satu ujung kabel fiber optik pada
konektor sc kabel FO single mode
Menyambungkan ujung lain FO pada port input FO
Menyambungkan ujung konektor kabel FO single mode
pada OPM
Mengatur Frekuensi menjadi 270 Hz dan lamda 1310 nm
pada OPM input
Pada Output
Menyambungkan salah satu ujung kabel FO pada OPM yang
akan diletakkan pada output
Menyambungkan ujung yang lainnya pada port output
Mengatur frekuensi menjadi 270 Hz dan 1310 nm pada OPM
input
Mengamati hasil yang muncul pada layar alat OPM
14
Pada penyambungan kabel FO dengan splicer dapat diketahui bahwa
jika hasil penyambungan itu memiliki nilai rugu-rugi estimati
dibawah 0.01 dB maka kualitas kabel FO nya baik tetapi jika nilai
rugi-rugi estimasinya di atas 0.01 dB maka proses pengiriman
datanya jelek dan mengalami hambatan (loss).
Pemasangan Konektor SC
15
keretakan di ujung kabel FO sehingga tidak bisa menghantarkan
cahaya dengan sempurna.
Pemasangan konektor ini harus sangat hati-hati dikarenakan
kabel fiber yang panjang dan sangat kecil dimana rentan akan patah
baik di sambungannya atau dibagian yang lain. Kabel fiber optic
yang dipakai sebenarnya terlalu kecil jika harus dipasangkan dengan
konektor SC, kabel optic yang hanya berukuran ±1mm dipasangkan
dengan konektor SC yang lubang ya berdiameter ±5mm.
Perhitungan Rugi-rugi terhadap Bending
Tanpa dan dengan Bending
Frekuensi Sebelum Sesudah
Bending (cm) Lamda Loss
(Hz) (dBm) (dBm)
0 -14.44 -09.51 -4,93
270 -17.79 -12.05 -5,74
1310
1000 -17.80 -12.78 -5,02
16
1000 -17.40 -12.54 -4,86
17
2 point 1 yaitu endpoint pada
jarak 14.58m terdapat reflection
sebesar -51.8dB
18
7 point 1 yaitu endpoint pada
jarak 14.58m terdapat reflection
sebesar -51.4dB
19
12 point 1 yaitu endpoint pada
jarak 14.58m terdapat reflection
sebesar -50.7dB
λ=1550 nm
Port Gambar Hasil
1 Point 1 yaitu start event
yang diketahui pada
jarak 187m memiliki
loss 1.276 dB dan total
lossnya 0.054 dB.
Point 2 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 421m dengan
total loss dB sebesar
2.839 dB
2 Point 1 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 194m dengan
loss dBnya sebesar
5.582 dB
20
total loss dBnya
sebesar 0.056 dB
Point 2 yaitu non
reflected yang
diketahui pada jarak
513m dengan loss
dBnya sebesar
0.767dB dan total
dBnya sebesar
3.429dB
Point 3 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 619m dengan
total dBnya sebesar
4.488 dB
21
diketahui pada jarak
566m dengan loss
dBnya sebesar 0.653
dB dan total dBnya
sebesar 3.120 dB
Point 4 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 716m dengan
total loss dBnya
sebesar
4.413 dB
22
7 Point 1 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 209m dengan
total loss dB sebesar
5.549 Db
23
9 Point 1 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 195m total loss
dB sebesar 5.576 Db
24
11 Point 1 yaitu start event
yang diketahui pada
jarak 218m memiliki
loss 1.140 dB dan total
lossnya 0.060 dB.
Point 2 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 610m memiliki
total loss dB sebesar
3.907 dB
12 Point 1 yaitu start
event yang diketahui
pada jarak 227m
dengan loss dBnya
sebesar 1.123 Db dan
total loss dBnya
sebesar 0.061 Db
Point 2 yaitu non
reflected yang
diketahui pada jarak
508m dengan loss
dBnya sebesar
0.495dB dan total
dBnya sebesar 3.082
Point 3 yaitu non
reflected yang
diketahui pada jarak
545m dengan loss
dBnya sebesar
0.503dB dan total
dBnya sebesar
3.394dB
25
Point 4 yaitu endpoint
yang diketahui pada
jarak 585m dengan
total dBnya sebesar
3.736dB
26
Pengkuran Rugi-rugi antar Port FO
Port Gambar Hasil
1 Pada saat konektor dihubungkan ke
port 1A dan port 1B didapat nilai
OPM sebesar -50 dBm
27
4 Pada saat konektor dihubungkan ke
port 4A dan port 4B didapat nilai
OPM sebesar -19.22 dBm
28
7 Pada saat konektor dihubungkan ke
port 7A dan port 7B didapat nilai
OPM sebesar -18.55 dBm
29
10 Pada saat konektor dihubungkan ke
port 10A dan port 10B didapat nilai
OPM sebesar -50 dBm
30
1.6.KESIMPULAN
Pengkuran Kualitas Fiber Optik
Ada tiga symbol yang digunakan pada otdr. Pada λ 1310 nm terjadi
reflection event sehingga energi yang dikirimkan terpantul dan
kembali ke sumber.sedangkan Pada λ 1550 nm terdapat point tiap
port yang muncul pada layer otdr yang menunjukkan adanya
hubungan atau terhubung.karena point ini menunjukkan terjadinya
redaman.redaman terbesar terjadi pada port 2 dan redaman terkecil
pada port 5.
Pengkuran Rugi-rugi antar Port FO
Tidak akan terjadi loss jika redaman kurang dari -50 dB ,tapi jika
redaman -50 dB maka akan terjadi loss atau putus hubungan seperti
yang diketahui pada port 1,5,10 dan 12 terjadi redaman sebesar -50
dB ini di akibatkan karena banyaknya bending pada hubungan antar
port.
31