Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FIBER OPTIK

Disusun Oleh :

Ade Fadilah

Hakim Achmad

Muhammad Fikry

Muhammad Malvi

FIBER OPTIK NONBOARDING 4


KATA PENGANTAR

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB
          Puji syukur kami sampaikan kehadirat allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kerana berkat rahmat dan kemurahanNya, kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan harapan.
Laporan ini kami buat dalam rangka memperdalam pemahaman penyambungan kabel
FIBER OPTIK. sehingga nantinya dapat bermanfaat.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna  menyempurnakan laporan ini dan dapat menjadi
acuan guna meyempurnakan laporan – laporan selanjutnya.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kesalahan
pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami
maksud penulis.

Bekasi, 22 Apri 2018

penyusun

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................. I

Daftar Isi....................................................................................... II

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................ 1

1.1 Latar Belakang.............................................................. 1

1.2 Tujuan Penulisan........................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................... 2

2.1 Sejarah Fiber Optik....................................................... 2

2.2 Teknik Penyambungan Fiber Optik.............................. 3

2.3 Langkah – langkah instalasi.......................................... 4

2.4 Langkah – langkah Penyambungan............................... 4

BAB 3 KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan.................................................................... 6

3.2 Daftar Pustaka............................................................... 7

II
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan zaman, kecepatan transmisi data yang cepat, efektif dan efisien
semakin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, karena transmisi data dapat
membantu mengirim sebuah data yang mengandung informasi dapat sampai secara akurat ke
penerima transmisi data tersebut. Teknologi yang mendukung semakin cepat,efektif dan
efisien salah satunya adalah serat optik dimana merupakan aplikasi dari ilmuoptik yang telah
ada, yaitu mengenai hukum snellius. Namun, dalam fiber optik pastinya memiliki kehilangan
daya yang salah satunyadiakibatkan oleh pembelokan pada fiber optik atau bisa disebut
bending. Terjadinya bending juga bisa dipengaruhi oleh kebutuhan pemasangan dari serat
optik tersebut. Dari beberapa keterangan diatas, perlu diketahui prinsip-prinsip transmisi pada
serat optik serta sejauh mana pengaruh bending pada serat optik.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

a. Mengetahui cara penyambungan fiber optik.

b. Mengetahui seberapa besar pengaruh bending pada jalannya transmisi dalam fiber
optik

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Fiber Optik

Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak


digunakan sejak dulu,baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali
eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat
optik.Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak
bisa langsung dimanfaatkan,namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan
lebih lanjut lagi.
Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuwan Inggris pada tahun 1958
mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas
gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya.Sekitar awal tahun 1960-an perubahan
fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat
optik yang mampu mentransmisikan gambar.Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba
untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba
untuk”menjinakkan”cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser
ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz
atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.Pada awalnya peralatan penghasil sinar
laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien,ia baru dapat berfungsi pada
suhu sangat rendah.
Laser juga belum terpancar lurus.Pada kondisi cahaya sangat cerah pun,pancarannya
gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer.Waktu itu,sebuah pancaran laser
dalam jarak 1 km,bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak
hingga hitungan meter.Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya
sangat tinggi,kurang dari 1 bagian dalam sejuta.Dalam bahasa sehari-hari artinya serat
yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya,sehingga
konon,seandainya air laut itu semurni serat optik,dengan pencahayaan cukup mata normal
akan dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.Seperti halnya
laser,serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal.Sebagaimana
medium transmisi cahaya,ia sangat tidak efisien.Hingga tahun 1968 atau berselang dua
tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat
atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km.Melalui pengembangan dalam teknologi
material,serat optik mengalami pemurnian,dehidran dan lain-lain.Secara perlahan tapi
pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

2
2.2 Teknik Penyambungan Fiber Optik
Penyambungan serat optik atau yang sering disebut dengan splicing serat optik
dilakukan pada saat serat putus yang dikarenakan oleh faktor dari luar seperti terkena senar
layangan,cangkul,jangkar,dan lain-lain atau untuk  menghubungkan ujung serat optik pada
saat instalasi dengan jarak yang jauh.Dengan melakukan splicing ini kita akan dapat
mengurangi redaman.Hal ini disebabkan bila kita menggunakan konektor biasa untuk
menghubungkan kedua ujung serat optik,maka kita akan mendapatkan redaman yang lebih
besar dibandingkan melakukan teknik splicing.
Bahan – bahan :
1. Kabel Fiber Optik
2. Tissu
3. Alkohol
4. Sleeve Protection
Alat – alat
1. Fusion Splicer
2. OTDR
3. Fiber Stripper
4. Fiber Cleaver
5. Toolkit

Dalam melakukan splicing ada hal-hal yang harus diperhatikan agar splicing bisa berhasil
dan juga untuk keselamatan kerja.Hal-hal tersebut antara lain:
1.      Sebelum melakukan splicing usahakan agar semua peralatan dan bahan serta tangan kita
sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik dapat menyumbang redaman pada
serat.
2.      Selalu letakkan tangan di belakang cutter ketika sedang melakukan pengupasan
pelindung serat.
3.      Jangan menginjak tube karena akan merusak core yang ada di dalamnya sehingga bisa
menyebabkan core pecah atau retak.
4.      Sebaiknya jangan mendekatkan cairan alkohol ke mata kita sebab cairan alkohol bisa
menguap ke udara.
5.      Jangan menggulung core dengan diameter yang sangat kecil karena bisa membuat core
putus.
6.      Jangan membuang core sembarangan sebab bila menembus kulit dikuatirkan bisa masuk
ke aliran darah dan mengganggu kesehatan.
7.      Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air tidak dapat masuk kedalam kaset dan
bisa merusak serat tersebut.
8.      Ikuti prosedur atau langkah-langkah yang ada.
3

 2.3 Langkah-Langkah Instalasi


Berikut ini adalah prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan
penyambungan atau splicing serat optik :
1.      Ukur dengan menggunakan meteran sepanjang ± 200 cm (dalam keadaan baik) dari
ujung kabel lalu tandai dengan isolasi atau spidol
2.      Setelah itu mengupas pelindung tube yang berwarna hitam sepanjang batas tersebut.
Langkah-langkah untuk membuka pelindung :
a)      Sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit sepanjang 25 cm dengan cara
potong memutar dengan fiber klipper agar lebih mudah dan tidak takut mengenai
kabel tub yang di dalamnya.
b)      Kemudian Patahkan sedikit dan memutar pada bekas potongan dan sudut patah tidak
boleh 30o agar tube tidak ikut patah.Lalu tarik sehingga yang terlihat hanya benang
pelindung dan kupas benang tersebut dengan cutter sehingga yang terlihat hanya tube
yang dilapisi jelly.
3.      Bersihkan tube dari jelly dengan kain yang sudah dibasahi dengan Alkohol sampai
bersih.
4.      Ukur tube tersebut dari batas isolasi sepanjang + 100 cm beri tanda dengan spidol.
Lalu kupas tube pada batas tersebut dengan menggunakan pemotong tube dan
sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit sepanjang 50 cm dengan cara memutar
pemotong tube searah jarum jam sebanyak 2 kali lalu patahkan dan jangan lebih dari
30o agar serat optik tidak ikut patah, lalu tarik tube sehingga yang terlihat hanya serat
optik saja yang dilindungi oleh jelly. Lakukan berulang-ulang sampai
sepanjang + 100 cm dari ujung tube.
5.      Bersihkan core tersebut dari jelly dengan Tisue yang sudah dibasahi degan alkohol
sampai bersih dan semua core terurai.

2.4 Langkah-Langkah Penyambungan(Splicing)
1)      Terlebih dahulu masukkan plastik khusus untuk melindungi bagian core yang telah
di-splice.
2)      Kupas core dari jaketnya menggunakan fiber stripper dengan cara memposisikan
stripper agak miring, tahan lalu tarik ke ujung core / serat optik secara perlahan.
3)      Setelah terkupas bersihkan core / serat optik dengan tissue yang sudah dibasahi
dengan alkohol.
4)      Lalu masukkan ke dalam pemotong core dimana kita menempatkan ujung jaket pada
skala antara 15 dan 20, lalu potong. Pada saat memotong, pisau harus dijalankan
dengan kecepatan yang sesuai dan konstan.
5)      Setelah itu kita masukkan ke dalam splicer yang berfungsi menyambung core.
Jangan sampai ujung core menyentuh sesuatu benda sebab akan menambah redaman.
  
4
6)      Setelah kedua core / serat optic di masukkan ke dalam splicer kemudian tekan tombol set
maka secara otomatis splicer akan meleburkan kedua core dan menyambungnya. Tunggu
sampai layar menunjukkan estimasi redaman lalu tekan reset maka layar akan kembali ke
tampilan awal.
7)      Hasil kualitas sambungan / estimasi redaman adalah 0,00 sampai dengan 0,03 maka nilai
sambungannya baik dan apabila nilai sambungan menunjukkan melebihi dari 0,03 maka
kualitas sambungan tersebut jelek.
8)      Setelah itu keluarkan core / serat optik tersebut lalu geser slivee protection tadi ke sisi core /
serat optik yang telah mengalami proses splice. Kemudian masukkan ke bagian splicer yang
berfungsi untuk memanaskan slivee protection tersebut. Tunggu sampai splicer
mengeluarkan bunyi lalu keluarkan.
9.) Selesai
5

BAB 3

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari laporan ini adalah :

 Struktur serat optik terdiri dari 3 bagian yaitu inti(core),selubung(cladding) dan


jaket(coating). 
 Komunikasi serat optik lebih banyak menguntungkan dari pada komunikasi
dengan menggunakan gelombang radio atau satelit karena menggunakan serat optik
tidak ada suatu informasi yang mengalami penundaan, isyarat tidak terpengaruh oleh
derau elektris maupun medan magnetis, isyarat dalam kabel serat optik terjamin
keamanannya, dan cepat dalam memberikan sinyal informasi
 .Metode penyambungan serat optik menggunakan Mechanical splicer
merupakan metode yang paling mudah dan cepat, karena metode ini tidak memerlukan
orang yang berpengalaman. 
 Peralatan utama dalam mechanical splicing adalah MS/ES Splice Tool
(mechanical splicer) berfungsi menyambungkan kedua serat optik Holder berfungsi
menahan serat optic yang akan di sambungkan,Fiber Stripper untuk mengupas coating,
dan Fiber Cleaver untuk memotong serat optik. 
 Untuk mendapatkan kualitas penyambungan yang bagus harus menggunakan
kabel yang sesuai spesifikasi, alat sambung (Splicer) yang baik dan lingkungan Core
yang bersih.
6

DAFTAR PUSTAKA

1.http://jaringankomputer.org/httppengertiankabel-fiber-optik-prinsipkerja-fiber-
optic/
2. https://zethcorner.wordpress.com/2009/05/04/penyambungan-serat-optik/
3.http://www.academia.edu/4905968/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKNIK_OP
TIK_FIBER_OPTIK_ANGGOTA
7

Anda mungkin juga menyukai