2
SAMPAI AWAL ABAD KETUJUH BELAS, UMUMNYA DIPERCAYAI BAHWA CAHAYA TERDIRI DARI ALIRAN
3 PARTIKEL KECIL YANG DIPANCARKAN OLEH SUMBER-SUMBER YANG BERCAHAYA. PARTIKEL-PARTIKEL
INI DIILUSTRASIKAN SEBAGAI BERGERAK DALAM GARIS LURUS, DAN DIASUMSIKAN BAHWA MEREKA
sifat cahaya
BISA MENEMBUS BAHAN-BAHAN TRANSPARAN NAMUN DIPANTULKAN DARI GAMBAR 2.1
20XX
4
1. Hukum Snell:Hukum ini menjelaskan bagaimana cahaya bengkok atau direfraksi saat melewati medium yang
berbeda. Hukum ini menyatakan bahwa rasio sinus sudut insiden terhadap sinus sudut pembiasan konstan untuk
sepasang media tertentu.
2. Indeks Bias: Ini adalah ukuran seberapa banyak cahaya melambat atau bengkok saat melewati medium
dibandingkan dengan kecepatannya dalam ruang hampa. Ini didefinisikan sebagai rasio kecepatan cahaya dalam
ruang hampa terhadap kecepatan cahaya dalam medium. Indeks bias yang lebih tinggi menunjukkan propagasi
cahaya yang lebih lambat.
3. Refleksi:Ketika cahaya bertemu dengan permukaan antara dua medium yang berbeda dan tidak dapat melewati,
cahaya tersebut memantul kembali. Sudut insiden sama dengan sudut pantulan, sesuai hukum refleksi.
4. Refraksi: Ini terjadi ketika cahaya melewati dari satu medium ke medium lain dengan indeks bias yang berbeda,
menyebabkannya berubah arah. Perubahan arah ini disebabkan oleh perubahan kecepatan cahaya dalam
berbagai medium.
5. Polarisasi:Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang bergetar dalam beberapa arah tegak lurus terhadap
arah propagasinya. Polaritas merujuk pada orientasi getaran ini. Filter polarisasi dapat membiarkan hanya
gelombang cahaya yang bergetar dalam arah tertentu untuk melewati sementara yang lain diblokir.
5
6
7
8
Serat Kristal Fotonik
9
10