Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM 6

BENDING DAN PENGARUH SUHU PADA SERAT OPTIK

6.1 Pokok Bahasan


 Prinsip-prinsip transmisi sinyal laser pada serat optik.
 Pengaruh lekukan (bending) pada daya sinyal keluaran serat optik.
 Pengaruh suhu pada daya sinyal keluaran serat optic.

6.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
 Mengetahui prinsip transmisi sinyal pada serat optik.
 Mengetahui pengaruh perubahan lekukan (bending) terhadap nilai daya
sinyal yang ditransmisikan pada serat optik.
 Mengetahui pengaruh suhu terhadap nilai daya sinyal yang ditransmisikan
pada serat optic.
6.3 Dasar Teori Serat Optik
Serat optik adalah suatu pemandu gelombang dieletrik yang berbentuk
silinder terbuat dari material low-loss seperti kaca silika[6]. Bagian utama dari
serat optik terdiri dari core dan cladding yang dilindungi oleh coating. Kedua
bagian utama tersebut memiliki indeks bias yang berbeda.

Gambar 6.1 Struktur Serat optik

Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian :
a. Core (inti) : sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik (bahan
silika (SiO2), biasanya diberi doping dengan germanium oksida
(GeO2) atau fosfor penta oksida (P2O5) untuk menaikan indeks
biasnya) yang tidak menghantarkan listrik, inti ini memiliki jari-jari,
besarnya sekitar 8 – 200 μm dan indeks bias n1, besarnya sekitar 1,5.
b. Cladding (selimut) : merupakan bagian yang membungkus core
sehingga pulsa-pulsa cahaya yang akan keluar dari core terpantul ke
dalam core kembali sehingga pulsa cahaya tidak hilang di perjalanan.
Cladding mempunyai diameter yang bervariasi antara 125 μm (untuk
siglemode dan multimode step index) dan 250 μm (untuk multimode
graded index).
c. Coating (jaket) : terbuat dari bahan plastik yang elastis, berfungsi
sebagai pelindung core dan cladding dari gangguan luar.

Ada 3 jenis perambatan cahaya yang terjadi pada serat optik, yaitu:

Gambar 6.2 Perambatan Cahaya dalam Serat Optik


1. Sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat tanpa mengalami refleksi
atau refraksi.

2. Sinar mengalami refleksi total karena memiliki sudut datang yang lebih
besar dari sudut kritis dan akan merambat sepanjang serat melalui pantulan –
pantulan.
3. Sinar akan mengalami refraksi dan tidak akan dirambatkan sepanjang
serat karena memiliki sudut datang yang lebih kecil dari sudut kritis.
Prinsip yang digunakan pada perambatan cahaya pada serat optik adalah hukum
Snellius. Snellius menyatakan bahwa „perbandingan sinus antara sudut datang
dan sudut bias sebanding ratio kecepatan cahaya pada dua media tersebut atau
berbanding terbalik dengan ratio indeks bias dari kedua.’

(6.1)
Gambar 6.3 Hukum Snellius
Dari hukum snellius didapatkan bahwa jika sebuah cahaya merambat pada
dua medium yang indeks bias medium asal lebih tinggi dari pada indeks bias
medium tujuannya maka cahaya akan dapat terpantul sempurna ( Total Internal
Reflection). Dari prinsip cahaya dipandu pada serat optik dengan memanfaatkan
total internal reflection.

6.4 Total Internal Reflection (TIR)


Total internal reflection (TIR) merupakan prinsip pemanduan cahaya pada serat
optik seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4[8]. Cahaya dapat ditransmisikan
atau dipandu pada serat optik disebabkan karena berkas cahaya datang dari medium
yang mempunyai indeks bias lebih besar ke medium yang mempunyai indeks bias
lebih kecil. Jika sudut berkas cahaya datang lebih kecil daripada sudut kritis, maka
cahaya akan dibiaskan keluar dari serat optik.

Gambar 6.4 Skema Peristiwa Total Internal Reflection[8]


Sedangkan jika sudut berkas cahaya datang lebih besar daripada sudut kritis, maka
cahaya akan dipantulkan lagi ke dalam serat optik. Sudut kritis adalah besar sudut
datang yang menghasilkan sudut bias sebesar 90°. Jika dituliskan dalam persamaan
matematis, persamaan sudut kritis dapat diturunkan dari persamaan Snellius yang
mempunyai sudut bias sebesar 90° menjadi persamaan (2.2).

(6.2)
c = sudut kritis
n1 = indeks bias medium yang lebih rapat (besar)
n2 = indeks bias medium cahaya yang lebih renggang (kecil)
TIR hanya terjadi pada berkas cahaya kedua dan ketiga. Berkas cahaya pertama
tidak terjadi TIR disebabkan karena sudut datangnya lebih kecil daripada sudut
kritis. Oleh karena itu berkas cahaya yang dimasukkan ke dalam core serat optik
harus mempunyai sudut maksimal yang dapat diterima agar menghasilkan sudut
kritis yang minimal. Gambar 2.5 menjelaskan berkas cahaya yang dimasukkan ke
dalam core serat optik yang menghasilkan sudut kritis agar terjadi pemanduan
cahaya pada serat optik. Nilai θo maksimal yang dapat diterima dapat dicari
menggunakan persamaan (2.3).

(6.3)
dimana n adalah indeks bias medium di luar serat optik, n1 adalah indeks bias
core, n2 adalah indeks bias cladding, θo max adalah sudut penerimaan berkas
cahaya maksimal agar terjadi total internal reflection dan θc adalah sudut kritis

Gambar 6.5 Skema pemanduan cahaya pada serat optik[8]


Nilai sin θo maksimal dapat direpresentasikan dengan NA (Numerical Aperture),
yaitu angka yang merepresentasikan sudut penerimaan maksimal serat optik agar
terjadi pemanduan cahaya yang sempurna. Nilai NA selalu < 1. Persamaan
matematis untuk mendapatkan NA dapat diturunkan dari persamaan (2.3) menjadi
persamaan (2.4).

(6.4)
dimana Δ adalah perbedaan indeks core-cladding yang dapat dicari menggunakan
persamaan (2.5).

(6.5)
dimana n1 adalah indeks bias core dan n2 adalah indeks bias cladding.
6.5 Jenis-Jenis Serat Optik
a. Singlemode Step Index

Gambar 6.6 Serat Optik Singlemode Step Index[2]


Serat optik singlemode memiliki diameter core antara 2 – 10 mm dan sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran cladding-nya. Cahaya hanya merambat dalam satu
mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optik. Memiliki redaman yang sangat
kecil, memiliki lebar pita frekuensi yang sangat lebar, Digunakan untuk jarak jauh
dan mampu menyalurkan data dengan kecepatan bit rate yang tinggi.
b. Multimode Step Index

Gambar 6.7 Serat Optik Multimode Step Index[2]


Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 – 200 um)
dibandingkan dengan diameter cladding (125 – 400 um). Sama halnya dengan serat
optik singlemode, pada serat optik ini terjadi perubahan index bias dengan segera
(step index) pada batas antara core dan cladding. Diameter core yang besar (50 –
200 um) digunakan untuk menaikkan efisiensi coupling pada sumber cahaya yang
tidak koheren seperti LED. Karakteristik penampilan serat optik ini sangat
bergantung pada macam material/bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil
penelitian, penambahan prosentase bahan silica pada serat optik ini akan
meningkatkan penampilan (performance). Tetapi jenis serat optik ini tidak populer
karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan, kerugian dispersi sewaktu transmit
tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data atau informasi
dengan kecepatan rendah dan jarak relatif dekat. Perambatan gelombang cahaya
pada multimode step index serat sebagai berikut :

Gambar 6.8 Perambatan Cahaya Pada Multimode Step Index[2]

Dalam multi mode step index mempunyai kelebihan diantaranya mudah terminasi,
kopling efisien serta tidak mahal sedangkan kerugiannya adalah dispersi lebar dan
mempunyai bandwidth minimum.
c. Multimode Graded Index

Gambar 6.9 Serat optik Grade Index Singlemode[2]

Pada Graded-index multimode terdapat lapisan pada inti kacanya sehingga index
sinar yang merambat tidak menabrak lapisan cladding. Sinar yang masuk dalam
inti tidak dipantulkan sepanjang melewati inti tersebut. Cahaya merambat lurus
membentuk ”envelope” dengan kombinasi interval biasa. Kecepatan
perambatannya ditentukan oleh kerapatan index n1. Jenis serat optik ini sangat
ideal untuk menyalurkan informasi pada jarak menengah dengan menggunakan
sumber cahaya LED maupun LASER, di samping juga penyambungannya yang
relatif mudah.
6.6 Lekukan (Bending) Pada Serat Optik
Bending merupakan salah satu faktor (selain absorbtion, scattering) yang
menyebabkan terjadinya redaman (atenuasi) dalam proses transmisi sinyal pada
serat optik. Redaman serat optik merupakan karakteristik penting yang harus
diperhatikan mengingat kaitannya dalam menentukan jarak pengulang (repeater),
jenis pemancar dan penerima optik yang harus digunakan[1]. Redaman sinyal
cahaya yang merambat di sepanjang serat merupakan pertimbangan penting dalam
desain sebuah sistem komunikasi optik, karena menentukan peran utama dalam
menentukan jarak transmisi maksimum antara pemancar dan penerima.
Ada dua jenis bending (pembengkokan) yaitu macrobending dan
microbending. Macrobending adalah pembengkokan serat optik dengan radius
yang panjang bila dibandingkan dengan radius serat optik. Redaman ini dapat
diketahui dengan menganalisis distribusi modal pada serat optik. Microbending
adalah pembengkokan-pembengkokan kecil pada serat optik akibat
ketidakseragaman dalam pembentukan serat atau akibat adanya tekanan yang tidak
seragam pada saat pengkabelan. Salah satu cara untuk menguranginya adalah
dengan menggunakan jacket yang tahan terhadap tekanan[6].
Redaman () sinyal atau rugi-rugi serat optik didefenisikan sebagai
perbandingan antara daya output optik (Pout) terhadap daya input optik (Pin)
sepanjang serat L, dimana dapat ditunjukkan pada Persamaan 3.6.

(6.6)
Dimana:
L = Panjang serat optik (km)
Pin = Daya input optik (Watt)
Pout = Daya output optik (Watt)
 = Redaman
Menurut rekomendasi ITU-T, kabel serat optik harus mempunyai koefisien
redaman 0.5 dB/km untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0.4 dB/km untuk
panjang gelombang 1550 nm.
Tapi besarnya koefisien ini bukan merupakan nilai yang mutlak, karena harus
mempertimbangkan proses pabrikasi, desain komposisi serat, dan desain kabel.
Untuk itu terdapat range redaman yang masih diijinkan yaitu 0.3 - 0.4 dB/km
untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0.17 - 0.25 dB/km untuk panjang
gelombang 1550 nm.

6.7 Serat Optik Sebagai Sensor


Bahan-bahan untuk membuat serat optik terdiri dari banyak jenis, salah
satunya adalah serat optik plastik. Serat optik plastik adalah media transmisi cahaya
yang dapat diaplikasikan untuk sensor dan berkas cahaya yang ditransmisikan lebih
dari satu sehingga dapat juga disebut serat optik multimode. Beberapa aplikasi serat
optik plastik sebagai sensor antara lain sebagai sensor pergeseran, sensor suhu,
sensor tekanan, sensor kelembaban, sensor laju aliran fluida, sensor laju rotasi,
sensor konsentrasi suatu zat, sensor medan Iistrik, sensor medan magnet, serta
sebagai sensor analisis kimia. (Gupta, 1998). Struktur dari serat optik plastik secara
umum sama dengan serat optik pada umumnya, yaitu terdiri dari core, cladding dan
coating seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.1. Tetapi serat optik plastik
mempunyai ukuran fisik yang lebih besar dibandingkan dengan serat optik
berbahan kaca. Selain itu, serat optik plastik lebih fleksibel dan tidak mudah patah
karena serat optik plastik terbuat dari bahan polimer. Kekurangan dari serat optik
jenis ini adalah kurang cocok jika diaplikasikan untuk transmisi data pada sistem
komunikasi serat optik karena serat optik plastik mempunyai dispersi yang besar
pada jarak yang pendek.
Sensor menggunakan serat optik pada umunya menggunakan metode adsorbsi
gelombang cahaya oleh cladding, yaitu dengan menggatikan cladding serat optik
dengan spesimen yang akan diukur, Perubahan spesimen cladding menyebabkan
penyerapan pada cladding berubah pula. Hal inilah yang menyebabkan intensitas
cahaya yang ditransmisikan berbeda-beda jika spesimen yang dijadikan cladding
berbeda. Saat sinar ditransmisikan pada serat optik yang sedikit energinya masuk
ke dalam cladding dan menghilang (atenuasi) .

6.8 Eksperimen : Bending Pada Serat Optik


6.8.1 Peralatan Eksperimen
Adapun peralatan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
a. Laser atau Optical Light Source
b. Serat optik multimode
c. Serat optik singlemode
d. Penggaris
e. Optical Power Meter (OPM),
f. Alat atau papan pembending.
g. Tungku pemanas
6.8.2 Prosedur Eksperimen
Adapun langkah-langkah dalam melakukan eksperimen adalah sebagai berikut:

Gambar 6.10
a. Peralatan dirancang seperti pada gambar 6.10 (gunakan kabel hasil
kupasan anda).
b. . Lakukan pengukuran dengan menggunakan OPM untuk sumber cahaya
OLS(optical Light Source) sebelum dilakukan bending.
c. Serat optik diberi gangguan berupa lekukan (bending) tampak seperti
gambar 6.11 dengan kelengkungan diameter mulai dari 3.5cm ukur
dayanya menggunakan OPM.
d. Kemudian lakukan variasi kelengkungan/bending dengan diameter serat
optik 3.5 cm, 3 cm, 2.5 cm, 2cm, 1.5 cm, dan 1 cm, dan 0.5 cm dengan 3
lilitan secara bertahap dan diukur daya cahayanya menggunakan OPM,
tuliskan hasilnya pada tabel 6.1

Gambar 6.11 Set Up Eksperimen 2 Modul 2[5]

6.8.3 Tabel Eksperimen


Dalam Eksperimen serat optik ini data yang akan diambil adalah sebagai berikut:

Tabel Eksperimen 6.1


Percobaan ke- Jari-Jari (cm) Jumlah Lilitan Pin Pout
1 3.5 3
3.5 5
3.5 7
3.5 9
2 3.0 3
3.0 5
3.0 7
3.0 9
... ..
n 0.5 ...
Berikan analisis secara lengkap, buatkan grafik hubungan antara bending loss dengan
radius bending
6.9 Eksperimen : Pengaruh Suhu terhadap Daya Keluaran Serat Optik
3.9.1 Peralatan Eksperimen
Adapun peralatan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
1. Serat Optik SingleMode dengan coating sebagai selimut
2. Tungku Pemanas
3. Optical Power Meter
4. Termometer
5. Light Source

6.9.2 Prosedur Eksperimen


Adapun langkah-langkah dalam melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut:

Gambar 6.12 Skema Percobaan

1. Menyusun peralatan percobaan seperti Gambar 6.12.


2. Ukur daya yang terbaca pada OPM pada suhu kamar (27 – 30 oC)
2. Atur suhu pada pemanas pada suhu 50⁰C, biarkan beberapa menit hingga
suhunya stabil
3. Salah satu bagian serat optic diletakkan pada plat pemanas (menempel ) dan
ujung lainnya dihubungkan dengan Optical Power Meter.
4. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada masing-masing suhu dan catat daya
yang dihasilkan oleh Optical Power Meter.
5. Ulangi langkah 3-5 dengan suhu sampai 150⁰C , dengan increament 15oC, catat
hasilnya pada tabel 6.2
6. Buat grafik hubungan antara daya yang dihasilkan akibat perubahan suhu yang
dilakukan.
7. Analisa hasil percobaan tersebut.
Tabel Eksperimen 6.2
Suhu Kamar : ....... 0C, Pin = ........., Pout = .......
Percobaan ke- Suhu (0C) Panjang (cm) Pin Pout
1 50

2
..
n 150

Lakukan analisis!

Anda mungkin juga menyukai