Anda di halaman 1dari 35

1.

Discription
Dalam sistem perkembangan informasi dan komunikasi yang demikian cepat, jaringan serat optik
sebagai media transmisi banyak digunakan dan dipercaya dapat memenuhi kebutuhan layanan saat
ini dan di masa mendatang. Serat optik merupakan media transmisi yang menggunakan media
cahaya sebagai penyalur informasi (data) dimana menawarkan kecepatan data yang lebih besar
sepanjang jarak yang lebih jauh.
Sistem komunikasi serat optik dengan cepat mampu bersaing menggantikan sistem - sistem lain
dengan kelebihan serat optik yaitu memiliki bandwith yang besar, redaman transmisi kecil, ukuran
keci l, kemudahan penambahan kapasitas, performansi yang lebih baik, tingkat ketersediaan yang
tinggi dan jaringan transport yang handal.

2. Struktur Dasar Fiber Optik


Fiber optik adalah media transmisi fisik yang terbuat dari serat kaca yang
dilapisi dengan isolator dan pelindung yang berfungsi untuk menyalurkan
informas i dalam bentuk gelombang cahaya Serat optik membentuk kabel ya ng sedemikian halus
hinggan ketebalan mencapai 1 mm untuk dua puluh helai serat. Serat ini ringan dan kapasitas
kanalnya sangat besar.

Fiber optik ini terdiri dari beberapa bagian yaitu :


a. Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik dan menjadi tempat
berjalannya cahaya sehingga pengiriman cahaya dapat dilakukan.
b. Cladding adalah lapisan luar yang membungkus Core dan memantulkan kembali cahaya yang
terpancar keluar kembali ke dalam Core.
c. Buffer Coating merupakan lapisan plastik yang melindungi serat dari kerusakan dan
kelembaban.
Core dan Cladding terbuat dari kaca sedangkan Buffer atau Coating terbuat dari plastik agar
fleksibel

Struktur dari fiber optik

(Struktur dari fiber optic 1.1)


(Struktur dari fiber optic 1.2)

Karakteristik Mekanis Kabel Optik


Karakteristik mekanis pada kabel optik yaitu :
1. Fibre Bending (T ekukan Serat)
tekukan serat yang berlebihan (terlalu kecil) dapat mengakibatkan
bertambahnya optical loss .
2. Cable Bending (T ekukan Kabel)
Tekukan kabel pada saat instalasi harus di jaga agar tidak terlalu kecil, karena
hal ini dapat merusak serat sehingga menambah optical loss .
3. Tensile Strength
Tensile strength yang berlebihan dapat merusakkan kabel atau serat.
4. Crush
Crush atau tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak/patah,
sehingga dapat menaikkan optical loss .
5. Impact
Impact adalah beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai
kabel optik. B erat beban yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak /
patah, sehingga dapat menaikkan optical loss .
6. Cable Torsion
Torsi yang diberikan kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat [3].

3. Jenis Jenis Fiber Optik


Terdapat dua jenis fiber optik yang umumnya digunakan, yaitu Single Mode dan Multi Mode.
a. Kabel Single Mode
serat optik dengan core yang sangat kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron). diameter
mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul
ke dinding cladding.dengan Core yang kecil ini Kabel Single Mode
dapat menjangkau jarak yang lebih jauh hingga ratusan kilometer serta hanya dapat mengirim
satu sinyal pada satu waktu (contoh: telepon dan TV kabel).
b. Multi Mode
serat optik dengan diameter core yang agak besar (berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron)
Dengan ukuran Core yang lebih besar, Multi mode dapat mengirim sinyal yang berbeda pada
saat yang bersamaan,akan tetapi karena ukuran diameter core nya lebih besar maka laser di
dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini. namun hanya mampu menjangkau kurang dari 550 meter.

Konsep Dasar Sistem Transmisi Serat Optik


Prinsip dasar dari sistem komunikasi serat optik adalah pengiriman sinyal informasi dalam
bentuk sinyal cahaya. Pemancar, kabel serat optik dan penerima merupakan komponen dasar yang
digunakan dalam sistem komunikasi serat optik. Pemancar berfungsi mengubah sinyal listrik
menjadi sinyal optik, kabel serat optik berfungsi sebagai media transmisi dan penerima berfungsi
mengubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik kembali .
Proses pengiriman informasi yang melalui serat optik menggunakan prinsip pemantulan
sinyal optik yang berupa cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Secara umum, konfigurasi
sistem serat optik d itunjukkan seperti pada

Selama perambatannya dalam serat optik, gelombang cahaya akan mengalami redaman di sepanjang
serat optik dan pada titik persambungan serat optik. Oleh karena itu, untuk transmisi jarak jauh d
iperlukan adanya penguat yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang mengalami
redaman

4. Karakteristik Transmisi Serat Optik


Media transmisi serat optik memiliki karakteristik untuk membedakan jenis serat optik yang akan
digunakan pada transmisi optik. Beberapa transmisi optik sebagai berikut.

4.1.Redaman ( Atenuasi)

Redaman (atenuasi) serat optik merupakan karakteristik penting yang harus diperhatikan
mengingat kaitannya dalam menentukan jarak pengulang ( repeater), jenis pemancar dan penerima
optik yang harus digunakan. Redaman sinyal cahaya yang merambat di sepanjang serat merupakan
pertimbangan penting dalam desain sebuah sistem komunikasi optik, karena menentukan peran
utama dalam menentukan jarak transmisi maksimum antara pemancar dan penerima.
Ketika sinar melewati media fiber akan mengalami penurunan daya akibat redaman,
pembiasan dan efek lainnya. Semakin besar atenuasi berarti semakin sedikit cahaya yang dapat
mencapai detektor dan dengan demikian semakin pendek kemungkinan jarak span antar pengulang.
Faktor - faktor yang menimbulkan terjadinya redaman pada transmisi fiber optik antara lain

1. Absorbtion (Penyerapan)
Faktor penyerapan terjadi karena dua kemungkinan yaitu penyerapan dari luar dan penyerapan
dari dalam. Untuk pe nyerapan dari luar terjadi karena impunty dalam fiber seperti : besi, cobalt,
ion OH, dan sebagainya. Sedangkan penyerapan dari dalam disebabkan
bahan pembuat fiber itu sendiri.
2. cattering (Hamburan)
Hamburan umumnya terjadi karena tidak homogennya struktur fiber optik, kerapatan ( density )
yang tidak merata dan yang terakhir adalah komposisi yang tidak fluktuasi.
3. Bending (Pembengkokan)
Ada dua jenis bending (pem bengkokan) yaitu macrobending dan microbending.
Macrobending adalah pembengkokan serat optik dengan radius yang panjang bila dibandingkan
dengan radius serat optik. Redaman ini dapat diketahui dengan menganalisis distribusi modal
pada serat optik. Microbending adalah pembengkokan - pembengkokan kecil pada serat optik
akibat ketidakseragaman dalam pemb entukan serat atau akibat adanya tekanan yang tidak
seragam pada saat pengkabelan. Salah satu cara untuk menguranginya adalah dengan
menggunakan jacket yang tahan terhadap tekanan

Redaman (α) sinyal atau rugi - rug i serat optik didefenisikan sebagai perbandingan antara
daya output optik (Pout) terhadap daya input optik (Pin) sepanjang serat L, dimana dapat
ditunjukkan pada Persamaan berikut
dimana :
L = Panjang serat optik (km)
P in = Daya input optik (Watt)
P out = Daya output optik (Watt)
α = Redaman

Menurut rekomendasi ITU- T, kabel serat optik harus mempunyai koefisien redaman 0.5
dB/km untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0.4 dB/km untuk panjang gelombang 1550 nm.
Tapi besarnya koefisien ini bukan merupakan nilai yang mutlak, karena harus
mempertimbangkan proses pabrikasi, desain komposisi fiber, dan desain kabel.
Untuk itu terdapat range redaman yang masih diijinkan yaitu 0.3 - 0.4 dB/km untuk
panjang gelombang 1310 nm dan 0.17 - 0.25 dB/km untuk panjang gelombang 1550 nm .
Selain itu, koefisien redaman mungkin juga dipengaruhi spektrum panjang gelombang yang
diperoleh dari hasil pengukuran pada panjang gelombang yang berbeda

Gambar Spektrum Fiber Optik

4.2. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang serat
optik ya ng disebabkan oleh keterbatasan material dan efek linear seperti polarisasi, material dan
lainnya. Faktor dispersi ini akan mempengaruhi kualitas sinyal yang akan ditransmisikan dalam
jaringan. Dispersi akan menyebabkan pulsa- pulsa cahaya memuai dan menjadi lebih lebar,
sehingga pada akhirnya mengakibatkan pulsa - pulsa tersebut saling tumpang tindih dengan satu
sama lain.
Jenis dispersi pada serat optik yang disebabkan oleh mekanisme yang berbeda, yaitu :
1. Dispersi Intermodal
Cahaya dari sumber masuk ke dalam serat optik multimode dirambatkan dalam beberapa mode.

Setiap mode ada yang merambat sejajar sumbu inti dan ada pula yang merambat zigzag. Dengan
demikian jarak yang ditempuh oleh tiap mode akan berbeda- beda. Dispersi intermoda l disebut
juga pelebaran puls a. P engaruh dispersi intermoda l pada siny al dapat dilihat pada
Gambar. Pengaruh Dispersi Intermodal Pada Sinyal

2. Dispersi Kromatik
Dispersi material terjadi karena indeks bias bervariasi sebagai fungsi panjang gelombang optik.
Salah satu dispersi yang paling dominan dalam jaringan optik adal ah dispersi kromatik

Gambar Dispresi pada serat single Mode

Akibat pengaruh dispersi kromatik maka digunakan DCF ( Dispersion Compensating Fiber)
sebagai pengkompensasi akumulasi dispersi. DCF merupakan serat optik dengan panjang tertentu
yang dibuat dari material yang memiliki koefisien dispersi kromatik yang khusus pada panjang
gelombang operasinya. Koefisien dispersinya kromatik ini bernilai negatif dan bernilai lebih besar
per unit panjangnya dibandingkan dengan koefisien dispersi dari serat optik yang digunakan sistem.
Dengan karakteristik ini, maka panjang DCF yang cukup pendek dapat mengkompensasi akumulasi
dispersi kromatik pada serat optik yang digunaka n sistem.

3. Dispersi Bumbung Gelombang ( Waveguide Dispersion )


Dispersi ini terjadi akibat dari karakteristik perambatan mode sebagai fungsi perbandingan antara
jari - jari inti serat dan panjang gelombang.

4. Dispersi Mode Polarisasi


Penyeb ab utamanya adalah ketidaksimetrisan bentuk serat optik akibat adanya tekanan saat
pengkabelan, ataupun saat instalasi. Dispersi mode polarisasi pun akan meningkat dengan
bertambahnya usia kabel optic

Gambar. Dispersi Mode Polarisasi

4.3.Numerical Aperture (NA)

Numerical Aperture adalah ukuran atau besarnya sinus sudut pancaran maksimum dari sumber
optik yang merambat pada inti serat yang cahayanya masih dapat dipantulkan secara total, dimana
nilai NA juga dipengaruhi oleh indeks bias core dan cladding . Ilustrasi numerical aperture dapat
dilihat pada Gambar berikut
Gambar Numerical Aperture

Besarnya nilai Numerical Aperture (NA) dapat diperoleh dengan rumus

dimana :
NA = Numerical Aperture
θ = Sudut cahaya yang masuk dalam serat optik
n1 = Indeks bias core
n2 = Indeks bias cladding

5. Komponen Sistem Komunikasi Serat Optik


Elemen kunci dari sistem komunikasi optik adalah transmitter optik, kabel optik dan receiver
optik. Komponen sistem ko munika si serat dibutuhkan pada sisi pemancar (transmitter ) dan
penerima ( receiver) . Komponen penting da lam sistem komunikasi serat optik yaitu sumber optik,
detektor optik, konektor dan penyambungan serat optik

5.1.Sumber Optik
Sumber optik merupakan komponen dalam sistem komunikasi serat optik yang mengubah
sinyal listrik menjadi sinyal cahaya . Ada dua jenis sumber optik yang sering digunakan, yakni
LED (Light Emiting Diode) dan LASER ( Light Amplication by Stimulated Emission of Radition).
LED memiliki keluaran daya yang lebih sedikit, kecepatan switching yang lebih lambat, dan lebar
spektrum yang l ebih besar. Namun demikian LED dipergunakan secara luas untuk aplikasi jarak
pendek dan menengah yang menggunakan serat kaca dan plastik karena lebih sederhana, murah,
handal, dan tidak terlalu bergantung pada temperatur.
LASER menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang tetap yang dapat berada di dalam
wilayah tampak, yaitu sekitar 635 nm . Cahaya tersebut memiliki bandwith yang sangat sempit,
umumnya hanya memiliki lebar beberapa nanometer. Hal ini memastikan bahwa dispersi kromatik
dapat dipertahankan pada nilai yang kecil dan kondisi ini memungkinkan terjadinya kecepatan
transmisi data yang tinggi. LASER dapat menghasilkan cahaya dengan intensitas tinggi sehingga
sesuai untuk digunakan pada sistem telekomunikasi optik jarak jauh.

5.2.Detektor Optik
Detektor optik berfungsi fungsi dari bagian penerima dalam sistem komunikasi optik.
Sebuah detektor optik atau photodetector adalah kebalikan dari apa yang dikerjakan oleh bagian
pengirim, yaitu sumber optik. Detektor optik dapat menghasilkan gelombang sesuai aslinya dengan
meminimalisasi losses yang timbul selama perambatan sehingga dapat juga menghasilkan sinyal
elektrik yang maksimum dengan daya optik yang kecil. Ada dua tipe detektor optik yang sering
digunakan yaitu detektor optik PIN (Positive Intrinsic Negative ) Photodiode dan detektor
optik APD (AvalanchePhotodiode) . Di dalam PIN diode, serat optik ditempatkan sedemikian
sehingga cahaya yang diterima jatuh pada suatu lapisan intrinsik dari material semikonduktor yang
diletakkan antara lapisan tip e- n dan tipe p. Detektor APD (Avalanche Photodiode) mempunyai
konstruksi yang mirip dan beroperasi dengan cara yang sama dengan diode PIN. Akan tetapi tidak
memerlukan penguat efek medan di dalam modul penerima. Detektor optik terdiri dari bahan
semikondu ktor GaAS ( Gallium Arsenide), serat silica quartz, SiO2 dan silika (Si) receiver.
5.3.Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai
kabel serat optik sebagai penghubung serat. Konektor ini mirip dengan konektor listrik dalam hal
fungsi dan tampilan luar tetapi konektor pada serat optik memiliki ketelitian yang lebih tingg i
,Konektor diperlukan apabila sewaktu- waktu serat akan dilepas saat diperlukan suatu penggantian
transmitter atau receiver maupun untuk melakukan suatu kegiatan perawatan maupun pengukuran.
Syarat- syarat konektor yang baik adalah
1. Kehilangan daya cukup rendah. Konektor yang dibentuk harus menjamin dari kesalahan
penyambungan dan dapa t meminimumkan kesalahan secara langsung.
2. Kemampuan pengulangan. Efisiensi kopling tidak berubah jika tidak ada penyesuaian ulang
3. Dapat diprediksi, artinya konektor memiliki efisiensi yang sama jika beberapa konektor sejenis
dikombinasi.
4. Umurnya panjang. Tidak ada penurunan efisiensi dalam waktu yan g lama.
5. Bahan konektor kuat terhadap tekanan.
6. Kompatibel dengan lingkungan. Penyambungan dapat dilakukan pada variasi temperatur, teka
nan tinggi, getaran, kelembaban, dan kotoran.
7. Mudah menggunakannya.
6. Warna Sebagai Pengkodean Kabel Optik
Yang umum dipakai di dunia telekomunikasi warna FO ada 12 warna dengan urut-urutan
(dalam bhs. Indonesia) sbb:

1.= B ( Biru )
2.= O ( Orange )
3.= H ( Hijau )
4.= C ( Coklat )
5. = A ( Abu-abu )

6.= P ( Putih )
7.= M ( Merah )
8.= H ( Hitam )

9.= K ( Kuning )
10.= U ( Ungu )
11.= P ( Pink )
12.= T ( Tosca )

Agar mudah diingat/mudah dihafal maka warna kabel FO disingkat menjadi:


BOHCAPMHKUPT (BOHCAP eM Ha Ka U Pe Te).
Warna ini bukan hanya berlaku bagi Core saja tetapi Loss Tubenya juga, karena bertujuan utk
memudahkan urutan kabel itu sendiri bilamana yg dipakai/disambung lebih dari 1 loss tube.
Biasanya untuk Core pewarnaan diulang setiap 1 s/d 6 (BOHCAP), sedangkan Loss Tube setiap
1 s/d 12 (BOHCAPMHKUPT).

Sebagai contoh sebuah kabel berisi 24 core yang terdiri dari 4 tube (masing2 tube isi 6
Core), maka urutannya adalah :

Core nomor 1= Core warna Biru, Loss Tube warna Biru, core berikutnya urut s/d core warna
putih.
Core nomor 7= Core warna Biru, Loss Tube warna Orange, core berikutnya urut s/d core
warna putih.
Core nomor 13= Core warna Biru, Loss Tube warna Hijau, core berikutnya urut s/d core
warna putih.
Core nomor 19= Core warna Biru, Loss Tube warna Coklat, core berikutmya urut s/d core
warna putih
7. Penyambungan Serat Optik
Sambungan ( splice) adalah peralatan untuk menghubung kan satu kabel serat optik dengan
yang lainnya secara permanen . Splice merupakan perlengkapan tetap yang menyambungkan
konektor Dalam jaringan kabel titik rawan gangguan terletak pada titik sambung. Dalam kurun
waktu 3 s/d 10 tahun karakteristik kabel akan menurun (degradasi loss ) . Teknik penyambungan
serat optik ada 2 cara yaitu
1. Peleburan ( Fusion Splice)
Teknik penyambungan fiber optik untuk menyambung 2 fiber secara permanen dan rugi rugi
penyambungan kecil harus memakai fusion splicer . Penyambungan dilakukan dengan menyolder
ujung - ujung kedua serat optik yang disesuaikan posisinya.

A. Berikut tata cara penyambungan Fusion Splize


a. Pertama siapkan fisik dan mental , dan yang paling penting adalah harus tenang kemudian kita
siapkan alat alat instalasinya
Alat alat yang di gunakan
1. Mesin splizing .berfungsi untuk menyambungkan Serat Optik FO
2. Tank stipper/clous fiber optik jacket stripper,berfungsi untuk mengelupas jacket/pelindung
fiber optik

3. jacket stipper, berfungsi untuk mengelupas jacket/pelindung fiber optic

4. Fiber Cleaver,berfungsi untuk memotong serabut/core fiber optik

5. Fiber protection sleeves,berfungsi untu melindungi sambungan fiber optik


6. Tang pemotong fiber optic ,
berfungsi untu memotong / mengelupas buffering Coating fiber optik

7. Alkohol
Alcohol berfungsi untuk membersihkan serabut fiber optic agar bersih dan terbebas dari debu

8. Mikro Strip-Fiber Stripper


Mikro stipper berfungsi untuk mengelupas serabut tipis yang melekat di di core optik
9. Tissu
Untuk tissue terdiri dari 2 maca yaitu
Tissu Kusus untuk membersihkan serat optic dari kotoran dan debu,mengapa harus
menggunakan tissue kusus,karena tissue kering tidak meninggalkan bekas atau meninggalkan
bekas tisu tersebut di fiber optik
Tissu biasa di gunakan untuk memersihkan gel di tube dan jacket di fiber optic
10. Tang Potong
Tang potomg di gunakan untuk memotong pelindung kawat yang terdapat di dalam fiber
optik

B. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam penyambungan Serat Optik


Dalam melakukan splicing ada hal-hal yang harus diperhatikan agar splicing bisa berhasil dan
juga untuk keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:

1. Sebelum melakukan splicing usahakan agar semua peralatan dan bahan serta tangan kita
sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik dapat menyumbang redaman pada
serat.
2. Selalu letakkan tangan di belakang cutter ketika sedang melakukan pengupasan pelindung
serat.
3. Jangan menginjak tube karena akan merusak core yang ada di dalamnya sehingga bisa
menyebabkan core pecah atau retak.
4. Sebaiknya jangan mendekatkan cairan alkohol ke mata kita sebab cairan alkohol bisa
menguap ke udara.
5. Jangan menggulung core dengan diameter yang sangat kecil karena bisa membuat core putus.
6. Jangan membuang core sembarangan sebab bila menembus kulit dikuatirkan bisa masuk ke
aliran darah dan mengganggu kesehatan.
7. Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air tidak dapat masuk kedalam kaset dan bisa
merusak serat tersebut.
8. Ikuti prosedur atau langkah-langkah yang ada.
C. Langkah-Langkah Instalasi
Dalam hal ini kita menggunakan kabel serat optik Outdoor Berikut ini adalah prosedur atau
langkah-langkah dalam melakukan penyambungan atau splicing serat optik :

1. Ukur dengan menggunakan meteran sepanjang +150cm (dalam keadaan baik) dari ujung kabel
lalu tandai dengan isolasi atau spidol.
2. Kemudian kita kupas Jacket/Coating atau lapisan lapisan pelindung Fiber optic menggunakan
tank pemotong kusus fiber optic atau bias mengunakan Cutter dsb

(Gambar 1.pengupasan jacket/Coating FO)

3. Setelah itu mengupas pelindung tube yang berwarna hitam sepanjang batas tersebut. Langkah-
langkah untuk membuka pelindung :

a. Sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit sepanjang 25 cm dengan cara digergaji/atau
menggunakan alat pemotong kusus fiber optic, dan jangan terlalu dalam karena akan
mengenai tube.
b. Patahkan sedikit dan memutar pada bekas potongan dan sudut patah tidak boleh 30o agar tube
tidak ikut patah.
c. Lalu tarik sehingga yang terlihat hanya Plastik pelindung serabutpelindung (berwarna kuning)
dan kawat pelindung kemudian kupas serabut pelindung dan Kawat pelindung tersebut
dengan tang potong sehingga yang terlihat hanya tube yang dilapisi jelly.
4. Bersihkan tube dari jelly dengan tissu yang sudah dibasahi dengan Alkohol sampai bersih.

5. Ukur tube tersebut dari batas isolasi sepanjang +50 cm beri tanda dengan spidol. Lalu kupas
tube pada batas tersebut dengan menggunakan Tank stipper dan sebaiknya dilakukan sedikit
demi sedikit sepanjang 8 cm, lalu tarik tube sehingga yang terlihat hanya serat optik saja
yang dilindungi oleh jelly. Lakukan berulang-ulang sampai sepanjang + 100 cm dari ujung
tube.
8. Bersihkan Jacket core tersebut dari jelly dengan Tiisu yang sudah dibasahi dengan Alkohol
sampai bersih.

9. gulung serat optik dengan bentuk melingkar agar aman, tidak kotor dan tidak mengenai
tanah.

Setelah itu kita kupas lagi fiber optic satunya yang ingin kita lampung,untuk mengupasnya sama
seperti cara diatas.

Setelah Fiber optic selesai di kupas dan di bersihkan kemudian kita mulai ke tahap
penyambungan/Splicing

Langkah-Langkah Splicing
1. Terlebih dahulu masukkan Fiber protection sleeves didalam core ,yang nantinya di gunakan
untuk melindungi sambungan fiber optic

2. Kupas Jacket pelindung core Mikro Strip/Fiber Stripper dengan cara memasukan core Fiber
Optik ke dalam Fiber Stripper dengan panjang kira kira 15 cm kemudian kita tekan fiber
stripper sehingga Jackte core terjepit oleh fiber stipper, tahan lalu tarik ke ujung core secara
perlahan.
Setelah di tarik maka jacket pelindung core pun akan terlepas maka kita dapat melihat
dengan jelas core dari fiber optic itu sendiri yaitu berupas serabut tipis yang terbuat dari kaca
seukuran rambut kita

3. Setelah terkupas bersihkan core dengan tissue Kusus yang sudah dibasahi dengan alkohol
sampai bersih . kemudian keringan .
4. Setelah kering Lalu selanjutnya kita potong menggunakan Fiber Cleaver

5. Setelah .di potong maka tinggal masuk proses splizing atau penyambungan core fiber optic,
Dalam proses penyambungan FO menggunakan Mesin Fusion splizing,
Pertama kita letakan kedua kabel FO yang ingin kita sambungkan ke dalam mesin splizing
seperti gambar berikut

Dalam mesin splizing terdapat jarum yang digunakan untuk menyambungkan Fiber
optic,usahakan untuk menyambungkan FO di mesin splizing agar ada celah sedikit antara 2
fiber optic tersebut,karena celah tersebut di gunakan untuk jarum yang di gunakan untuk
menyambungkan FO seperti gambar berikut ini
6. Kemudian tekan tombol set maka secara otomatis splicer akan meleburkan kedua core dan
menyambungnya. Tunggu sampai layar menunjukkan estimasi redaman lalu tekan reset maka
layar akan kembali ke tampilan awal.
7. Setelah itu keluarkan core tersebut lalu geser Fiber protection sleeves khusus tadi ke tengah
core yang telah mengalami proses splice tadi sehingga sambungan tersebut tertutupi oleh
Fiber protection sleeves. Kemudian masukkan ke bagian splicer yang berfungsi untuk
memanaskan Fiber protection sleeves tersebut. Tunggu sampai splicer mengeluarkan bunyi
lalu keluarkan.
Mechanical

Penyambungan Mekanis (Mechanical Splice)


Penyambungan mekanis menggunakan elemen biasa dan teknik ini diterapkan di lapangan.
Penyambungan mekanis (mechanical splice)
Terminasi
Terminasi adalah sebuah teknik memasang konektor di ujung kabel FO. Istilah terminasi tidak jauh
berbeda dengan istilah crimping. Jika istilah crimping digunakan untuk kabel ethernet, maka
terminasi adalah istilah untuk kabel FO. Sebelum mulai menjelaskan cara melakukan terminasi kabel
FO, sebelumnya saya akan paparkan beberapa alat yang digunakan dalam terminasi ini. Yaitu:

1. Kabel FO yang akan diterminasi


2. Konektor (yang digunakan disini adalah konektor SC)

4. Lem konektor
5. Pengering lem

7. Amplas kusus Fiber optic

7. Koin pengamplas
8. Bolpen pemotong core

9. Scope kit (mikroskop)

.
10. Suntikan
11. Alkohol

12. Tissu Kusus dan tissue kering


13. Lakban
Lakban untuk menempelkan sisa potongan core agar tidak terbuang bebas karena bias
membahayakan orang lain,atau bias juga menggunakan

Berbeda dengan crimping untuk kabel ethernet, terminasi kabel FO membutuhkan waktu yang
lebih lama dan tool yang lebih banyak. Jika anda membeli sebuah termination toolkit, niscaya
anda akan mendapatkan alat-alat nomor 3 hingga nomor 9.

Setelah perangkat siap. Kita bisa mulai melakukan terminasi di tempat yang tenang dan terang
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kupas fiber optic dari pelindungnya / Coating kira kira 3 meter sehingga tersisa tube fiber
optic itu sendiri
Kemudian bersihkan fiber optic dari gell nya lalu kupas tube tersebut

Setelah tube di kupas kira sampai 3 meter kemudian bersihkan jacket pelindung core dari
gell
Setelah gell di bersihkan dari jacket FO kemudian, Masukkan selongsong ujung konektor SC

terlebih dahulu ke kabel. Hal ini sengaja dilakukan di awal untuk mengantisipasi kalau-kalau
kita lupa. Jangan sampai konektor sudah menempel rapi di ujung kabel tapi selongsong
konektor lupa kita masukkan.

2. Kelupas Jacket Pelindung Core kira kira 3 cm menggunakan tang.,

Setelah mengelupas jacket pelindung bagian luar seperti gambar diatas ,kemudian kita kupas
lagi jacket bagian dalam yaitu berupa pelindung tipis transparent seperti gambar di bawah ini
3. Bersihkan core fiber optic tersebut dengan menggunakan tissue kusus yang di basahi dengan
alqohol agar core tersebut steril dari kotoran/debu

Setelah di bersihkan kemudian keringkan dan taruh di tempat yang bersih

4. Masuk ke tahap selajutnya yaitu Masukkan lem ke dalam lubang tengah konektor. Untuk
mempermudah, terlebih dahulu masukkan lem ke dalam suntikan atau bila tidak mau ribet
bisa juga .atau bila anda tidak ingin repot tanpa harus menuangkan dulu lem ke tabung
suntikan yaitu tinggal lepaskan jarum suntukan dari tabungnya kemudian tinggal pasangkan
jarum suntik tersebut di di botol lem, Setelah itu, dari lubang jarum suntik baru kita
masukkan lem hingga terlihat warna kehijauan di ujung luar konektor (keramik).
5. Keringkan core dengan pengering. Hal ini dilakukan agar lem yang ada di bagian dalam
konektor segera kering jika bertemu dengan core yang sudah disemprot pengering. Ada dua
jenis pengering yang bisa digunakan, yang berbentuk semprotan (seperti terlihat di gambar)
atau yang berbentuk kuas.
6. Masukkan core kabel ke dalam lubang konektor. Ketika memasukkan kabel, tangan kita
harus terus bergerak hingga ujung core keluar dari lubang konektor. Jika tangan kita diam
sedikit saja (kurang lebih 3 detik) kemungkinan core sudah menempel dengan konektor.
Karena lubang konektor yang kecil dan dikhawatirkan sulit untuk langsung memasukkan
core ke dalam lubang konektor
8. Potong sisa core yang keluar dengan bolpen pemotong. Pada prakteknya istilah memotong
core ini lebih dekat dengan mengiris core. Karena kita tidak langsung memotong kabel
dengan pemotong, melainkan mengiris sisa core secara melingkar mengikuti silinder core.
Yang perlu diperhatikan adalah, iris sisa core secara perlahan agar tidak langsung putus.

9. Jika sudah selesai diiris sisi sisi core dengan pemotong, selanjutnya mengambil sisa core tadi
menggunakan pemotong, kemungkinan core akan patah di dalam konektor. Tapi jika sisa core
kita cabut, maka core akan patah di luar konektor. (Sisa potongan core HARUS dibuang
dengan dengan tangan. Ya dengan tangan. Jika core sudah terpotong ketika kita mengirisnya
dengan baik, jangan sampai sisa potongan core yang terbuat dari kaca itu melukai atau masuk
ke tubuh anda/orang lain.
10. Setelah selesai dipotong, masih tersisa sedikit core di permukaan keramik. Langkah
selanjutnya, kita akan merapikan sisa potongan core dengan menggunakan amplas khusus
kabel FO. Ada dua tahapan mengamplas untuk menghasilkan terminasi yang bagus. Tahap
pertama adalah mengamplas lembut sisa core dengan cara menggerakkan amplas pada
keramik konektor dengan tekanan yang lembut. Hal ini dilakukan kurang lebih selama 10
detik.

11. Jika sudah diamplas lembut, selanjutnya diamplas sempurna hingga tiada lagi sisa core di
permukaan keramik. Caranya, letakkan sebuah alas yang lembut (seperti mousepad) diatas
bidang rata, kemudian letakkan amplas FO diatasnya. Masukkan konektor ke dalam koin
pengamplas, lalu pegang konektor kabel dan gerakkan sehingga membentuk angka 8, agar
seluruh permukaan keramik teramplas sempurna. Lakukan hal ini kira-kira 20 detik. Setelah
selesai, coba perhatikan permukaan keramik konektor. Hasil mengamplas yang bagus akan
menghasilkan permukaan keramik yang rata dan halus.
12. Lakukan pengujian hasil terminasi dengan menggunakan mikroskop khusus. Jika di dalam
mikroskop tampak sebuah lingkaran bulat sempurna bisa dipastikan terminasi berjalan
dengan baik. Jika yang tampak adalah lingkaran tidak sempurna (hanya separo, atau ada yang
cuil, atau ada lubang putih di dalam lingkaran hitam), kemungkinan besar anda harus
melakukan terminasi ulang.

14. Langkah terakhir. Tutup ujung konektor dengan rumah konektor,untuk pemasangan
knektor dengan rumah konektor harus hati hati terkadang karena agak terlalu sulit untuk
memasukan konektor ke rumah konektor menyebabkan kita terlalu keras menekan dan
mendorong konektor sehingga mengakibatkan kabel core tersebut putus
Kabel FO telah selesai diterminasi. Jika kabel tidak langsung ingin digunakan, sebaiknya
ujung konektor ditutup dengan plastik penutup permukaan keramik konektor.

Anda mungkin juga menyukai