Anda di halaman 1dari 51

PENGUKURAN KABEL

SERAT OPTIK

1
Tujuan
Peserta dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan
Pengukuran redaman (rugi-rugi) serat optik pada jaringan
kabel serat optik dan Pengukuran redaman (rugi-rugi) pada
setiap titik penyambungan.

2
Pokok bahasan

 Redaman (Rugi-rugi serat optik).


 Pengukuran kabel serat optik dengan OTDR
(Optical Time Domain Reflectometer).
 Pengukuran kabel serat optik dengan OPM (Optical
Power Meter).

3
REDAMAN (Rugi-rugi Serat Optik)

Pada sistem transmisi serat optik, cahaya yang merambat sepanjang


serat optik akan mengalami peredaman, sehingga diujung jauh (sisi
penerima) kekuatan cahaya akan menjadi lemah.

Disisi lain kekuatan cahaya dari dioda laser terbatas dan photodetector
memiliki sensitifitas tertentu untuk dapat mendeteksi sinyal optik.

Oleh karena itu untuk dapat mengoperasikan sistem telekomunikasi,


rugi-rugi optik (total loss) harus dibuat pada level yang lebih tinggi dari
level sensitivitas yang dimiliki oleh photodetector.

Level rugi-rugi optik yang diperbolehkan sudah ditentukan untuk masing-


masing sistem telekomunikasi.

4
REDAMAN (Rugi-rugi Serat Optik)

Coupling loss with


emitting element Pressure from the side (Lateral
pressure)
Splicing loss
Rayleigh scattering

Daya Daya tr
kirim

Absorbtion loss Coupling loss


Scattering Fresnel with receiving
Fresnel reflection Micro
due to structure reflection element
bending loss
disuniformity

Radiation loss due


to bends

5
Rugi-rugi Transmisi (Loss Transmission)

Transmission loss = Intra Office Loss + Line Loss


Intra Office loss = Margin sistem + FDP Loss
FDP loss = Optik Jumper Cord + Connector Loss
Line loss = Cable Loss + Splicing Loss + Maintenance Margin
Dalam pelaksanaan uji akhir kabel optik dimaksudkan untuk mengukur
besarnya Total loss, yaitu merupakan penjumlahan dari Cable loss, Splicing
loss dan Connector loss.
Demikian juga untuk setiap sambungan harus diukur nilai loss-nya, apakah
masih dibawah standar nilai splicing loss yang diperbolehkan.
Nilai redaman untuk Fusion splice loss maksimum 0,1 dB, sedangkan nilai
redaman untuk Mechanical splice loss maksimum 0,2 dB.
Redaman konektor maks : 0.25 dB, Redaman kabel maks : 0.35 dB/km
(PED F-021-2015 : Pedoman Desain Jaringan Dsitribusi Fiber Optik Terpadu)

6
Rugi-rugi Transmisi (Loss Transmission)

Gambar : Transmission loss

7
Rugi-rugi Transmisi (Loss Transmission)

TABEL : LINK BUDGET GPON

8
Link Budget
LINK BUDGET

Standart Standart Standart Standart Jumlah


Jumlah Jumlah Margin Redaman Redaman panjang Jumlah 1 stage 2 stage
Location Satuan Titik Titik System Kabel Redaman Redaman Kabel Redaman (1:32) (1:4;1:8)
Terminasi sambung (dB) Splitter Terminasi Sambungan
(dB/km) (km)

Optical Line Terminal (OLT) buah 1.5 1.500 1.500 1.500

Patch cord / Bundling Cable (Tie Line) buah 1 0.35 0.7 0.1 0.02 0.735 0.735 0.735

Optical Distribution Frame (ODF) set 2 1 0.7 0.1 1.500 1.500 1.500

Kabel Optik FEEDER (G-652D) Km 3 0.35 0.1 3.100 3.100 3.100


8
Optical Distribution Cabinet (ODC) Set 2 2 0.7 0.1 1.600 1.600 1.600

Modular Passive Splitter 1 : 4 buah 7.25 7.250 7.250

Modular Passive Splitter 1 : 32 buah 17.45 17.450 17.450

Kabel Optik DISTRIBUSI (G-652D) Km 0.700 0.700 0.700


0.35 2

Optical Distribution Cabinet (ODP) Set 1 0.7 0.1 0.800 0.800 0.800
1

PLC Passive Splitter 1 : 8 buah 10.38 10.380 10.380


Kabel Optik DROP CORE (G-657) Km 0.1 0.035
0.35
OTP buah 1 0.7 0.700

Kabel Optik INDOOR (G-657) Km 0.02 0.007


0.35
Roset buah 1 1 0.7 0.1 0.800

Redaman Pactcord ONT buah 0.35 0.002 0.001

REDAMAN TOTAL 27.385 27.565

9
PENGUKURAN
KABEL SERAT
OPTIK DENGAN
OTDR

10
Prinsip Kerja OTDR
(Optical Time Domain Reflectometer)

OTDR merupakan salah satu peralatan utama yang digunakan


dalam uji akhir kabel serat optik dan juga pada saat maintenance,
dengan OTDR memungkinkan sebuah link bisa diukur dari satu
ujung.

OTDR dipakai untuk mendapatkan gambaran visual dari redaman


serat optik sepanjang sebuah link yang diplot pada sebuah layar,
dengan jarak digambarkan pada sumbu X, dan daya pada sumbu Y.

11
Tampilan redaman link kabel serat optik

12
OTDR memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah sumber dioda laser
ke dalam serat optik, sebagian sinyal dibalikkan ke OTDR, sinyal
diarahkan melalui sebuah coupler ke detektor optik dimana sinyal
tersebut diubah menjadi sinyal listrik, dan ditampilkan pada layar CRT
(cathode ray tube).

OTDR mengukur sinyal balik terhadap waktu.


Waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan cahaya dalam serat dan
digunakan untuk menghitung jarak atau l = (v x t) / 2

Tampilan OTDR menggambarkan daya relatif dari sinyal balik terhadap


jarak.

13
Yang dapat diukur oleh OTDR

a. Panjang kabel optik dalam haspel dan panjang kabel


optik setelah digelar (di-instal).
b. Lokasi keretakan, bending dan ujung link.
c. Loss tiap-tiap sambungan, baik fusion splice ataupun
mechanical splice.
d. Loss antara 2 titik.

14
BACKSCATTER

15
NON REFLECTIVE EVENT

16
REFLECTIVE EVENT

17
FIBER END

18
DEAD ZONE

 Dead Zone menentukan sampai berapa dekat OTDR dapat


mengukur.
 Dead Zone adalah “blind spots” yang terjadi karena refleksi.
 Attenuation Dead Zone :
 Jarak dari awal refleksi ke titik dimana penerima dapat
menerima pada 0,5 dB dari backscatter linier.
 Ini merupakan titik dimana OTDR dapat mengukur lagi

 Event dead zone adalah jarak dari awal refleksi ke titik dimana
OTDR dapat menerima 1,5 dibawah puncak refleksi.

19
DEAD ZONE

20
DYNAMIC RANGE

Dinamic Range adalah perbedaan dB antara level awal


backscatter dengan noise floor.

Dinamic Range menentukan sampai berapa jauh OTDR dapat


mengukur sebuah Serat Optik.

Ada dua cara untuk menentukan DR:


 Peak : Diukur sampai level puncak noise
 SNR : Diukur sampai level rms dari noise.

21
DYNAMIC RANGE

22
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
OTDR

a. Jangan melihat laser secara langsung, karena berbahaya bagi mata.

b. Konektor harus bersih, agar didapat hasil yang benar.

c. Tegangan catuan yang diijinkan.

d. Penanganan kabel konektor.

e. Kondisi lingkungan alat.

f. Kemampuan spesifik dari peralatan.

23
Pembersihan Connector dan Penanganan Pacthcord

 Pembersihan Connector

 Penanganan Pacthcord

24
Setting OTDR

Dalam mengoperasikan OTDR, sebelum pengukuran perlu


dilakukan Setting beberapa parameter meliputi :

 Setting IOR (Index Of Refraction).


 Pemilihan panjang gelombang laser.
 Pemilihan rentang jarak (Distance range).
 Pemilihan lebar pulsa (Pulse width).
 Setting attenuation.
 On / Off laser.

25
Implementasi Alat Ukur Kabel Serat Optik
dengan OTDR

26
OTDR YOKOGAWA AQ-
7260

27
Setting Awal OTDR YOKOGAWA AQ-
7260

28
Setting Pengukuran Manual
OTDR YOKOGAWA AQ-7260

29
Tampilan Pengukuran Manual
OTDR YOKOGAWA AQ-7260

 Sesaat setelah LASER ON (AVG aktif)

30
Pengukuran Panjang Saluran

31
Pengukuran Panjang Saluran dengan
Satu MARKER

32
Pengukuran Panjang Saluran dengan
Dua MARKER (Jarak antara 2 Titik)

33
Pengukuran Redaman sambungan
(Splice Loss)

34
Pengukuran Redaman sambungan
(Splice Loss)

35
Pengukuran Return Loss

36
PENGUKURAN
KABEL SERAT
OPTIK DENGAN
OPTICAL
POWER METER
(OPM)

37
Prinsip Pengukuran

 Prinsip pengukuran dengan power meter digunakan


untuk menentukan Redaman total saluran (total loss)
kabel serat optik secara akurat.

 Redaman serat optik merupakan fungsi panjang


gelombang, maka pengukuran harus dilakukan sesuai
dengan panjang gelombang pada perangkat transmisi.

 Misal : Bila perangkat bekerja pada panjang gelombang


1550 nm, maka sumber cahaya yang digunakan harus
juga 1550 nm.
38
Pengukuran dalam satuan decibel (dB)

 Pengukuran dengan power meter digunakan untuk


menentukan loss (rugi) daya cahaya pada saluran serat
optik.

 Satuan cahaya yang terukur dinyatakan dalam milliwatt


(mW) dan decibell milli (dBm).

 Decibell (dB) adalah satuan pengukuran yang digunakan


untuk menentukan loss (redaman) atau gain
(penguatan) sebuah sistem.

39
Pengukuran dalam satuan decibel (dB)
 Decibel merupakan perbandingan daya, tegangan,
maupun arus antara dua titik dalam bentuk logaritma.

 Satu titik ditempatkan pada permulaan atau masukan


sistem yang diukur, sedangkan titik yang lain diletakkan
pada ujung atau keluaran sistem.

 Rumusan daya untuk decibel dinyatakan sebagai:

G(dB) = 10 x log (daya keluaran / daya masukan)

40
Pengukuran dalam satuan decibel (dB)
 Bila daya keluaran lebih kecil dari daya masukan maka
persamaan ini menjadi negatif.

 Pada kebanyakan aplikasi serat optik, keluaran daya


cahaya dari serat optik selalu lebih kecil dari pada daya
yang masuk kedalam serat tersebut. Oleh karena itu harga
persamaan selalu negatif.

 Gain yang negatif ini dapat dipandang sebagai loss cahaya


yang besarnya : L(dB) = - G(dB)

 Dimana L(dB) = 10 x log (daya masukan / daya keluaran).


41
Pengukuran dalam satuan decibel (dB)

 Sebagai contoh untuk menentukan loss cahaya pada


suatu kabel serat optik, sumber cahaya dihubungkan ke
satu ujung serat sebagai masukan.

Diketahui bahwa daya keluaran sumber cahaya adalah


0,1 mW.

Bila optical power meter dihubungkan di ujung lain serat


optik tersebut, meter akan menunjukkan 0,05 mW.

42
Pengukuran dalam satuan decibel (dB)
 Dengan menggunakan rumusan decibel diperoleh:
L(dB) = 10 log (daya masukan / daya keluaran).
L(dB) = 10 x log (0,1 mW / 0,05 mW).
L(dB) = 3 dB.

Disini dapat disimpulkan bahwa bila daya yang dimasukkan pada saluran,
dan bila keluarannya daya tinggal separuhnya maka daya tersebut
teredam sebesar 3 dB.
43
Pengukuran dalam satuan decibel (dB)

 Hasil yang sama pada loss dapat dicapai dengan menggunakan


satuan dBm.
 Pada contoh sebelumnya daya masuk 0,1 mW dikonversikan
kedalam bentuk satuan dBm :
10 Log 0,1 = 10 x (-1) = -10 dBm.

Sedangkan daya yang diterima dari keluaran serat optik 0,05 mW


dikonversikan kedalam bentuk satuan dBm :
10 Log 0,05 = 10 x (-1,3) = -13 dBm.

Oleh karena itu loss cahaya = -10 dBm -(-13 dBm) = 3 dB.

44
Fungsi dan Alat ukur Optical Power
Meter (OPM)
Optical Power Meter berfungsi untuk mengukur :
1. Rugi-rugi Patch Cord
2. Pengukuran Total Loss Link Kabel Serat Optik

OPM Yokogawa AQ-2160.01 dan AQ-2160.02

OPM YOKOGAWA 2160.01 OPM YOKOGAWA 2160.02


45
Fungsi tombol-tombol
OPM Yokogawa AQ 2160.01 dan AQ
2160.02

46
Prosedur setting pengoperasian
OPM Yokogawa AQ 2160.01
 Tekan tombol power OFF/ON.
 Tekan tombol wavelenght, untuk memilih
 Power OFF/ON panjang gelombang pengukuran.
 Tekan tombol backlight, agar display mudah
diamati.
 Setting Wavelengh  Pasang Pacthcord pada adapter

 Setting lampu latar

 Pasang Pcthcord

47
Prosedur setting pengoperasian
OPM Yokogawa AQ 2160.02
 Tekan tombol power OFF/ON.
 Tekan tombol wavelenght, untuk memilih
 Power OFF/ON panjang gelombang pengukuran.
 Tekan tombol dBm/mW, untuk memilah satuan
hasil ukur.
 Setting Wavelengh  Tekan tombol backlight, agar display mudah
diamati.
 Pasang Pacthcord pada adapter
 Setting Satuan

Power Key

 Setting lampu latar


Power Key

Wavelenght

 Pasang Pacthcord

dBm/mW

Power Key

48
Pengukuran Loss/Rugi-rugi Patch Cord
Pacthcord A

 Bersihkan pacthcord yang akan dipakai.


 Pasang pacthcord A pada terminal Lighsource dan
Level meter.
 Tekan tombol ON/OFF Laser bergantian sebanyak 3
kali, selisih hasil ukur < 0,05 dBm.
 Jumlahkan ketiga hasil ukur dan dirata-rata.
 Catat hasilnya.
Level meter
Light source
Pacthcord B

Pacthcord A
 Bersihkan pacthcord yang akan dipakai.
 Pasang pacthcord A pada terminal Lighsource dan
pactcord B pada terminal Level meter.
 Tekan tombol ON/OFF Laser bergantian sebanyak 3
kali, selisih hasil ukur < 0,05 dBm.
 Jumlahkan ketiga hasil ukur dan dirata-rata.
 Catat hasilnya.
Level meter
Light source
49
Pengukuran Total loss link kabel serat
optik OTB-2

Pacthcord B

OTB-1
Link serat optik

Pacthcord A

 Bersihkan pacthcord yang akan dipakai.


 Pasang pacthcord A pada terminal Lighsource dan
OTB-1
Level meter
 Pasang pactcord B pada terminal Level meter
danOTB-2.
 Tekan tombol ON/OFF Laser bergantian sebanyak 3
kali, selisih hasil ukur < 0,05 dBm.
Light source
 Jumlahkan ketiga hasil ukur dan dirata-rata.
 Catat hasilnya.

Total loss link didapat dengan cara = Loss link – Loss pacthcord

50
Thank
51

Anda mungkin juga menyukai