Survei metode RTK terdiri atas base dan rover station, dengan receiver yang ada base station
tidak berubah posisi antenanya selama melakukan pengukuran sedang receiver yang berfungsi
sebagai rover dipindah-pindahkan sesuai untuk positioning yang direncanakan. Receiver yang
ada di base dan rover station harus selalu memperoleh signal GPS selama melakukan
pengukuran, korekasi diferensial dipancarkan dari base station ke rover station menggunakan
fasilitas RTCM. Survei GPS untuk pengamatan RTK sangat sering digunakan untuk pekerjaan
mapping hingga saat ini, dan seperangkat harware untuk pengamatan RTK disajikan pada
gambar 3 di bawah ini.
Persoalan utama yang dihadapi pada survei GPS dengan metode RTK adalah kualitas dan
kemampuan penerimaan koreksi diferensial dan jarak dari base station ke rover station.
Rizos dan Cranenbroeck (2006) menyatakan bahwa semakin jauh jarak antara base ke rover
station (kurang dari 20 Km) maka kualitas penerimaan koreksi diferensial semakin berkurang
EDGE (Enhanced Datarate for Global Evolution) UMTS (Universal Mobile Telephone System)
dengan frequensi 1900 MHz sampai 2025 MHz dan 2110 MHz sampai 2200 MHz
Kebutuhan minimal untuk penyelenggarakan teknologi CORS
Perangkat yang ada di base station antara lain : monument yang diinstall antenna aktif, receiver
GNSS, power supply (arus AC), Pc Server,MODEM, UPS & Genset,aksesories untuk backup
data dll, software (down load data, menganalisis dan mengolah data satelit GNSS data streaming,
koreksi diferensial ke rover station dll), dan IP public yang bias diakses via WIFI setiap user.
Jaringan internet yang ada di base dan rover station dan dapat digunakan untuk mengirimkan dan
menerima semua data dari dan ke semua unit layanan yang memerlukan. Koneksi internet
sebaiknya dengan bandwithyang lebar dan beroperasi selama 24 jam tanpa terputus seiring
dengan jumlah client yang dilayani,
Perangkat yang ada di rover station : antenna, receiver GNSS, power supply DC smodem, dan
unit penympan data geolombang satelit GNSS.
Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan satelit Global Navigation Satellite System (GNSS)
memunculkan sistem pengadaan titik kontrol dasar moderen sebagai referensi penentuan posisi untuk
pengukuran dan pemetaan yang bersifat aktif, terus menerus dan dapat diakses secara real time. Sistem
titik kontrol moderen tersebut adalah CORS yang merupakan kependekan dari Continuosly Operating
Reference Stations. Di berbagai negara, CORS telah berkembang pesat dan pemanfaatannya selain
untuk titik kontrol/referensi yang bersifat aktif dalam survei pemetaan juga dapat dimanfaatkan untuk
berbagai aplikasi. Di berbagai institusi di Indonesia CORS juga telah mulai dikembangkan seperti
misalnya di BPN-RI (Badan Pertanahan Nasional RI) dengan JRSP (Jaringan Referensi Satelit
Pertanahan), di Bakosurtanal, di Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Teknik UGM, dan di Teknik
Geodesi dan Geomatika ITB. Teknologi sistem CORS ini relatif baru di Indonesia sehingga belum banyak
dikenal oleh masyarakat termasuk masyarakat yang berkecimpung dalam survey pemetaan sekalipun.
Dengan mulai berkembangnya CORS di Indonesia dan mulai ada beberapa institusi yang membangun
dan mengembangkan sistem CORS, kiranya perlu dipikirkan bagaimana koordinasinya ? Juga perlu
dipikirkan bagaimana caranya atau aturan mainnya kalau masyarakat pengguna survey pemetaan lain di
luar institusi penyelenggara ingin menggunakan CORS yang sudah tersedia?. Di suatu perbincangan
bersama beberapa praktisi Surveyor di berbagai Kantor Pertanahan dalam acara workshop dan Seminar
Nasional tentang GNSS CORSatau yang lebih dikenal dengan GPS RTK Terbaru yang diselenggarakan
Universitas Gajah Mada. Banyak praktisi yang mengeluhkan bahwa masih ada beberapa praktisi yang
belum memahami konsep dasar dari GPS RTK, Bahkan ada yang belum pernah memegang alatnya
sama sekali. Mungkin bagi mereka hal ini aneh, Sejak saat itu, saya bertekad untuk belajar mengenai
GPS RTK, kebetulan di Kantor tergolong belum lengkap untuk seri GPS RTK ini, dan saya berniat untuk
berbagi pengetahuan(mensharekannya) dalam bahasa yang mudah dicerna kepada rekan kantor
pertanahan kab/kota. Apakah yang dimaksud dengan GPS RTK? RTK memiliki kepanjangan Real Time
Kinematik, artinya koordinat titik dapat kita peroleh secara Real time dalam Koordinat UTM ataupun
Lintang dan Bujur tanpa melalui pemrosesan baseline. Metode RTK ini berbeda dengan metode Statik,
Karena pada metode statik koordinat baru diperoleh setelah dilakukan pemrosesan baseline (Post
Processing). GPS RTK memiliki ketelitian yang tinggi yaitu dalam fraksi milimeter (1-5 mm).
GPS RTK Terdiri atas apa saja?
Setiap pengukuran koordinat titik menggunakan GPS metode RTK, harus menggunakan minimal 2 buah
alat GPS yang memiliki fungsi sebagai :
a. Base :
Pada alat GPS yang berfungsi sebagai base, maka alat GPS Tidak digerakkan posisinya ( diam).Base
didirikan diatas titik yang sudah diketahui secara pasti nilai koordinatnya( misal: didirikan diatas titik
Bakosurtanal Orde 0) dan koordinat titik bakosurtanal tersebut diinputkan dalam alat GPS base.
b. Rover :
Pada alat GPS yang berfungsi sebagai rover, Posisi GPS dapat digerakkan sesuai dengan detil yang
diinginkan oleh surveyor (misal pada pengukuran persil tanah, maka rover didirikan pada pojok pojok
bidang tanah) Apa yang menghubungkan antara base dan Rover ? Yang menghubungkan antara base
dan rover adalah SInyal radio. Sinyal radio berfungsi untuk memancarkan nilai koreksi dari base ke rover.
Saat ini, sinyal radio bisa dipancarkan menggunakan berbagai macam cara yaitu menggunakan Antena
radio , GSM , ataupun sinyal internet. Jika menggunakan Antena radio, maka diusahakan sebelum
pengukuran, frekwensi radio di base dan rover sudah disamakan terkebih dahulu.Antenna radio hanya
mampu memancarkan sinyal sejauh 3 km saja ( Jika lebih jauh maka bisa digunakan alat repeater)
Bagaimana mengeset alat GPS RTK ?
Alat yang utama dalam GPS RTK adalah Receiver GPS, Pada alat ini terdapat beberapa slot yang
menghubungkan kabel ke beberapa perlengkapan pendukung GPS. Selain itu pada alat ini juga terdapat
Card yang mampu menyimpan data hasil perekaman satelit ( dalam format RINEX atau DAT).
Pada gambar dibawah ini disajikan receiver GPS merek Trimble beserta peralatan pendukung GPS :
Keterangan : 1.ANtena GPS : berfungsi menangkap sinyal satelit 2. Receiver GPS : Tempat perekaman
data ke dalam card. 3. Controller GPS : untuk melakukan setting Job, configurasi, dan pengukuran GPS
4. Modem Radio : menghubungkan antara antenna radio dan receiver GPS 5. Baterai Eksternal : SUmber
tenaga untuk receiver GPS 6. Aki : SUmber tenaga untuk modem radio
tipe tipe penentuan posisi akan kita babar lebih lanjut di postingan
selanjutnya. Dalam hal ini, ketelitian yang dapat diperoleh adalah sekitar 1-2
meter.
Beberapa
contoh
aplikasi
yang
dapat
digunakan
memakai receiver tipe pemetaan diantaranya aplikasi survei dan pemetaan
geologi pertambangan, peremajaan peta, serta pembangunan dan
peremajaan basis data SIG (Sistem Informasi Geografis).
Beberapa merk yang beredar di pasaran yang dapat diklasifikasikan sebagai
tipe pemetaan diantaranya ; Leica GS-20, Trimble Pathfinder, Magellan
ProMark-X, Astech Reliance, dsb.
Pada saat ini banyak receiver tipe geodetic yang dikeluarkan oleh beberapa
vendor besar seperti Leica, Topcon, Sokkia, dan juga ada beberapa vendor
vendor kecil yang mulai merambah pasar ini.