Pre-design : Research on Propagation Obyektif Tahap Perencanaan ini : Memilih model kanal yang cocok pada link radio terestrial yang akan direncanakan. Dengan cara melakukan penelitian terhadap kondisi atmosphere/iklim, kondisi lingkungan/contour pada link radio tersebut. MODEL KANAL LINK RADIO TERESTRIAL, umumnya dimodelkan sebagai Large Scale Path Loss _ Free Space Propagation Model Jika dilihat dari kondisi lingkungan dapat dibedakan menjadi : Free Space, Line of Sight/ non LOS, Limited Obstacle, Fading, atmosphere : clear Free Space, Line of Sight/ non LOS, Limited Obstacle, Fading, atmosphere : rainy Free Space, Line of Sight/ non LOS, Multi Obstacle, Fading, atmosphere : clear Free Space, Line of Sight/ non LOS, Multi Obstacle, Fading, atmosphere : rainy Pengaruh Pemilihan Model Kanal pada Perencanaan Link Radio Pada tahap Pemilihan Sub-sistem Radio
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN LINK RADIO * Inisialisasi * Site planning * Pemilihan Sub-sistem Radio * Power Link Budget * Evaluasi Kinerja Sistem Hasil Rancangan * Perbaikan Sistem/Rekonfigurasi (optional) * Konfigurasi Sistem Hasil Rancangan Akhir INISIALISASI Suatu hasil rancangan sistem yang bagus adalah yang efisien dan optimal. Sehingga pada tahap awal perlu dikompilasi segala informasi dan data yang berkaitan dengan kondisi real dilapangan. Hal ini akan terkait dengan strategi perancangan yang akan diterapkan.
N o. 1. 2. 3. 4. 5.
Macam informasi Voice Audio channel Video channel Television channel Multiplexed voice 12 ch. 40 ch 100 ch 500 ch 1000 ch
Baseband bandwidth 3.5 KHz 4 KHz 4 MHz 6 MHz 48 KHz 160 KHz 400 KHz 2 MHz 4 MHz
SITE PLANNING Tujuan perencanaan ini adalah merencanakan route siskom radio, end to end, menentukan letak dan jenis repeater (aktif atau pasif) dan tinggi menara antena pada setiap stasiun radio, dengan memperhatikan syarat line of sight.
V H
B C
D E
Berikut ini adalah langkah-langkah umum yang dilakukan pada tahap perencanaan ini : Menyiapkan peta topografi yang memuat link radio, end to end
Menentukan route, dengan memperhatikan demand/trafik yang akan dilayani Membagi link radio menjadi hop-hop, jumlah dan letak masing-masing repeater (aktif/pasif) Membuat path profile untuk setiap hop Menentukan letak menara antena untuk masing-masing hop, menghitung jarak setiap hop, menetunkan faktor k, dengan memperhatikan data atmosphere pada link radio tersebut Menentukan tinggi menara antena agar memenuhi syarat LOS Melakukan analisis apakah pada hop tersebut perlu repeater pasif ? atau perlu peru-bahan route ? disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Melakukan survey lapangan Membuat lay-out lokasi
Menginventarisasi kondisi lingkungan sekitar stasiun/repeater (aktif/pasif) : Posisi & ketinggian setiap obstacle Power availability Ketersediaan bahan bakar & pengirimannya Kontraktor lokal, bahan bangunan, perangkat Aturan lokal/nasional berkaitan dengan tinggi menara. Apakah letak stasiun/repeater cukup jauh dari airport/fasilitas umum vital lain ? Data temperatur, kelembaban udara, hujan, angin, topan dll Menguji EMI (electromagnetic interference) di lokasi tersebut.
PEMILIHAN SUB-SISTEM RADIO Pemilihan spesifikasi perangkat antara lain berkaitan dengan pemilihan frekuensi kerja, hasil penelitian propagasi, bit rate dll.
Lf
Ld Tx Rx DEMOD DEMUX
Lp+M
Lf
Ld Tx Rx DEMOD DEMUX
MOD MUX
MOD MUX
SUB-SISTEM RADIO PEMANCAR/PENERIMA YANG DIPILIH ANTARA LAIN ADALAH : Sistem Antena RF Stage (Pemancar maupun Penerima), dengan memperhatikan kebutuhan akan daya pancar, sensitivitas penerimaan, noise figure dll Saluran Transmisi yang tepat Sistem Modulasi yang cocok Baseband subsystem, misal PCM, Multiplex dll
POWER LINK BUDGET Obyektif dari tahap perencanaan ini merencanakan kebutuhan daya agar menperoleh kualitas sinyal informasi (BER, C/N dll) sesuai dengan macam sinyal informasi yang dilayani (suara/data/ mutimedia) dan menjamin kehandalan sinyal informasi (path availability) sesuai dengan grade link yang diinginkan. Untuk mencapai obyektif perencanaan di atas, dapat diikuti langkahlangkah berikut : Untuk memperoleh kualitas sinyal informasi yang telah dipilih (misal sinyal informasi : suara, BER 10-6), dan dengan memperhatikan sistem modulasi yang telah dipilih sebelumnya, maka dihitung mundur dengan urutan sebagai berikut : BER Eb/No C/N RSLmin_utk_BER (System Gain) PTX Untuk menjamin path availability terhadap pengaruh Fading, maka diterapkan cadangan daya (Fading Margin), sehingga Receiver Sinyal Level = Receiver Sinyal Level FM BER+Fading Margin
Dimana : System Gain FM + Lfs + Latmosfer + LTx + LRx GTx - GRX FM adalah Fading Margin sesuai dengan reliability/availability objective system yang sedang dirancang tersebut Lfs adalah free space loss Latmosfer adalah rugi-rugi hujan + gas + awan/kabut (optional) LTx , LRx adalah rugi-rugi di Tx dan Rx, meliputi waveguide feeder loss/ transmission line dan branching loss GTx, GRX adalah Gain antenna di TX dan RX Hubungan BER Eb/No tergantung dari jenis sistem modulasi Hubungan antara Eb/No dengan C/N dipengaruhi oleh data perangkat penerima
Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam rekonfigurasi sistem rancangan ini adalah : kualitas sistem/availability terjamin power sekecil mungkin menghindari overreach biaya semurah mungin dapat direalisasikan
Beberapa alternatif untuk memperbesar Fading Margin sistem hasil rancangan memasang space diversity memperbesar daya pancar (sistem GMD umumnya 30 dBm) memilih antena dengan gain lebih besar (dimensi lebih besar atau efisiensi lebih besar) memilih perangkat antena yang lebih bagus penguatannya menambahkan teknik pengkodean