Anda di halaman 1dari 11

issue RSRP Bad but SINR and RSRQ good.

my distance from site is 300m


Low RSSI but have a good SINR/RSRQ in such a short distance from site. This problem can be
related to a couple things that I can think of. 1. sweep your antenna system to check if there is
any defect(s) such as bad antenna, lines, connectors, etc. All these can contribute to low RSRP 2. if
the sweep measurement is good, might want to check out tilt and/or investigate tilts to see if
there is something that may alter the antenna pattern. 3. Check your power setting just in case if
it was set to very minimal level
RSRP jelek tapi SINR dan RSRQ bagus, pada jarak 300M dari Site atau Enodeb
(RSSI rendah tetapi mempunya nilai SINR bagus / RSRQ mempunyai raka dekat dari eNodeB.
Masalah ini dapat berhubungan dengan beberapa hal yang bisa saya pikirkan. 1. menyapu
sistem antena Anda untuk memeriksa apakah ada cacat (s) seperti antena buruk, garis, konektor,
dll Semua ini dapat berkontribusi untuk RSRP rendah 2. jika pengukuran menyapu baik, mungkin
ingin memeriksa tilt dan / atau menyelidiki miring untuk melihat apakah ada sesuatu yang dapat
mengubah pola antena. 3. Periksa pengaturan Power Anda hanya dalam kasus jika itu diatur ke
tingkat yang sangat minim)

How can i improve DL/UL throughput in LTE & what are the causes for Poor DL/UL ?
Throughput of cell mainly depends on CQI which is directly dependent on SINR.SINR depends on
user number, bad dominant signal condition(RSSI),RSRP,RSRQ. So, improving the interference
condition will lead to the better throughput. Throughput also depends on network latency.

Bagaimana saya bisa meningkatkan DL / UL throughput dalam LTE & apa penyebab Miskin DL / UL?
Throughput sel terutama tergantung pada CQI yang secara langsung tergantung pada SINR.SINR
tergantung pada jumlah pengguna, buruk kondisi sinyal yang dominan (RSSI), RSRP, RSRQ. Jadi,
memperbaiki kondisi gangguan akan menyebabkan throughput yang lebih baik. Throughput juga
tergantung pada latency jaringan.

How to improve Throughput? what are the parameters & features in LTE ?

it's depending on which vendor you are working with, however to improve the throughput of
downlink in general you need to check the following reasons as mentioned below:

1 ) BLER (bad coverage)

2 )Downlink Interference (Bad CQI)


Bagaimana meningkatkan throughput? apa parameter & fitur di LTE?
itu tergantung pada vendor yang Anda bekerja dengan, namun untuk meningkatkan throughput
downlink pada umumnya perlu memeriksa alasan berikut seperti yang disebutkan di bawah ini:

1) BLER (cakupan buruk)

2) Downlink Interference (Bad CQI)

3) Parameter MIMO

4) frekuensi pelaporan CQI

5) memeriksa VSWR dan Backhaul kapasitas

I am presently trying to optimize LTE 800Mhz, I have poor coverage not more than 400m and low
DL throughput 20mbps,
When you hook up your sites network analyzer to the antenna feed, what is the noise floor like on
your desired uplink
frequency (RX) ?

If its mounted on the tower at the antenna, does the ZTE BTS management software have a
spectrum analysis mode ?

I believe it is an SDR eNB. So it uses RRU near the antenna.


There are several things you need to take into considerations:
1. band 800Mhz, please specify is it band-8? If so, need to confirm whether there is another
system like CDMA800 exist in your area. If so, your uplink band is "quite near" to that CDMA800's
downlink band. This can produce huge Uplink interference.
2. Antenna height, Azimuth, M/E tilt, and contour along the covered area. Use simple math to
calculate them with regards of your neighbor sites.
3. Number of active UE at the time of your measurements. This can be seen on hourly
performance. You tested on what time? Non busy hour or in BH?
4. LTE Bandwidth used, please confirm.
5. Several parameters can be adjusted in order to maximize your throughput: rxlevmin, alpha, p0,
output power.
6. It will be nice if you could share DT result in idle mode for the site you're measuring.

Could you please concrete what exactly is the problem you are suffering? When stating poor
coverage did you refer low RSRP, low RSRQ, low SINR?

Kind of issue and solutions could vary depending on that and more factors.
saya memiliki cakupan miskin tidak lebih dari 400 m dan 20Mbps throughput yang DL rendah
Ketika Anda menghubungkan Anda analyzer jaringan situs feed antena, apa lantai kebisingan
seperti pada uplink yang Anda inginkan
frekuensi (RX)?

Jika yang dipasang di menara di antena, apakah perangkat lunak manajemen ZTE BTS memiliki
modus analisis spektrum?

Saya percaya itu adalah SDR ENB. Sehingga menggunakan RRU dekat antena.
Ada beberapa hal yang perlu Anda ambil dalam pertimbangan:
1. Band 800Mhz, sebutkan itu Band-8? Jika demikian, perlu mengkonfirmasi apakah ada sistem
lain seperti CDMA800 ada di daerah Anda. Jika demikian, band uplink Anda adalah "cukup dekat"
band downlink yang CDMA800 ini. Hal ini dapat menghasilkan gangguan Uplink besar.
2. Antena tinggi, Azimuth, M / E tilt, dan kontur di sepanjang daerah yang tertutup.
Menggunakan matematika sederhana untuk menghitung mereka dengan salam dari situs
tetangga Anda.
3. Jumlah UE aktif pada saat pengukuran. Hal ini dapat dilihat pada kinerja per jam. Anda diuji
pada waktu apa? Non jam sibuk atau di BH?
4. LTE Bandwidth digunakan, silahkan konfirmasi.
5. Beberapa parameter dapat disesuaikan untuk memaksimalkan Anda: rxlevmin, alpha, p0,
output daya.
6. Ini akan lebih baik jika Anda bisa berbagi hasil DT dalam modus siaga untuk situs Anda
mengukur.
Bisa tolong beton apa sebenarnya masalah yang Anda menderita? Ketika menyatakan cakupan
miskin kau lihat RSRP rendah RSRQ rendah SINR rendah?

Jenis masalah dan solusi bisa bervariasi tergantung pada itu dan banyak lagi faktor.

Untuk RSRP (Reference Signal Received Power) pada LTE, dibandingkan dengan RSCP (Received
Signal Code Power) pada UMTS. Begitu juga untuk RSRQ (Reference Signal Received Quality) pada
LTE, dibandingkan dengan Ec/No (Energy chip to noise). Untuk CQI (Channel Quality Indicator) juga
di bandingkan antara LTE CQI dan UMTS CQI.

Dalam kondisi good RF, RSRP lebih besar dari -65 dBm,Begitu juga dalam kondisi medium RF dan
poor RF. Untuk RSRQ nilai parameter ada saat kondisi good RF dimana RSRQ lebih besar dari -12
dB,

Untuk SINR (Signal to Interference Noise Ratio), dalam kondisi good RF, SINR lebih besar dari 20
dB, dalam kondisi medium RF, SINR diantara 10 dB dan 15 dB, dan kondisi poor RF, SINR lebih kecil
dari 5 dB.

Untuk LTE CQI nilai baik dikondisi good RF, medium RF, maupun poor RF. Perbedaan-perbedaan
nilai parameter LTE dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti bandwidth, output power, dan
sebagainya.

Selama pengukuran RF, distribusi masing-masing KPI mewakili kondisi RF saat dimana posisi
pengukuran berada, dan problem yg ada saat pengukuran. Dengan begitu, hasil pengukuran akan
dipetakan untuk dilakukan analisa lebih lanjut, sebagai bahan untuk proses optimasi. Gambar
berikut menunjukanprobability density funtion (PDF) dan cumulative density function (CDF) pada
pengukuran RSRP dan RSRQ:

- RSRQ dipengaruhi oleh data trafik dan load dalam sebuah sel, juga trafik data dan
interferensi dari neighbor cells.
- CQI digunakan untuk menghitung kualitas saluran downlink saat digunakan
untuk dynamic scheduling. CQI digunakan oleh scheduler jaringan untuk mendapatkan
modulasi yang terbaik dan coding scheme (MCS) mencapai tingkat blok error (BLER)
kurang dari10% . CQI merupakan indikator kualitas saluran yang juga digunakan dalam
HSPA+.
- RSSI mengukur power bandwidth termasuk serving cell power,
noise,dan interference power.
- UTRA RSSI yaitu Received Signal Strength Indicator = UE mengukur power wide band yang
diterima termasuk receiver thermal noise dan signal penginterferensi lainnya.
- RB. Resource Block adalah suatu blok transmisi pada OFDM yang disusun dari
domain waktu dan frekuensi.= Dimana satu resource block terdiri dari
12 subcarriers dengan masing-masing subcarrier sebesar 15 kHz dan terdapat 7
OFDM symbol atau satu slot sebesar 0.5 ms. Sehingga dalam 1 resource block
badwidthnya sebesar 15 kHz x 12 subcarriers = 180 kHz. Bagian terkecil resource
block adalah resource elementatau RE. Dalam satu resource block terdapat
12 subcarriers x 7 OFDM symbol = 84 resource element.
- Banyaknya jumlah resource block tergantung pada bandwidth (BW) yang
digunakan. Semakin besar BW, semakin besar pula resource block yang tersedia.
Dengan begitu, semakin besar sistem memiliki resource block, semakin besar
pula maksimal throughput yang dihasilkan.

Physical Layer
Berikut adalah transport channel dan pemetaannya ke Physical Channel:
• Broadcast Channel (BCH) adalah broadcast channel downlink yang digunakan untuk
menginformasikan parameter sistem yang diperlukan untuk mengaktifkan perangkat untuk
mengakses sistem. Parameter tersebut meliputi, misalnya, bandwidth sel, jumlah port antena
pemancar, jumlah sistem frame dan konfigurasi PHICH terkait.
• Downlink Share Channel (DL-SCH) membawa data pengguna untuk koneksi point-to-point arah
downlink. Semua informasi (baik data pengguna atau lapisan yang lebih tinggi seperti informasi
kontrol) ditujukan untuk satu pengguna atau UE yang ditransmisikan pada DL-SCH, asumsi UE
tersebut sudah dalam keadaan RRC_CONNECTED. Namun, seperti di LTE, Peran BCH terutama
untuk menginformasikan perangkat dari penjadwalan sistem informasi. Informasi kontrol
ditujukan untuk beberapa perangkat juga dilakukan pada DL-SCH. Jika data pada DL-SCH hanya
dimaksudkan untuk UE tunggal, makadynamic link adaptation dan lapisan
fisik retransmission dapat digunakan.
• Paging Channel (PCH) digunakan untuk membawa informasi paging untuk perangkat di arah
downlink untuk memindahkan status perangkat dari RRC_IDLE ke RRC_CONNECTED.
• Multicast Channel (MCH) digunakan untuk mentransfer konten layanan multicast ke UE arah
downlink. 3GPP memutuskan untuk memberikan dukungan penuh di Release 9.
• Uplink Share Channel (UL-SCH) membawa data pengguna serta informasi kontrol original
perangkat di arah uplink saat status RRC_CONNECTED. Seperti DL-SCH, dynamic link
adaptation dan lapisan fisik retransmission dapat digunakan.
• Random Access Channel (RACH) digunakan pada uplink untuk merespon paging atau untuk
memulai langkah dari RRC_CONNECTED karena kebutuhan data transmisi UE. Tidak ada layer data
yg lebih tinggi atau pengguna data ditransmisikan pada RACH (Seperti yang dapat dilakukan
dengan WCDMA) tetapi digunakan untuk mengaktifkan transmisi UL-SCH, misalnya, connection
setup dengan otentikasi dan sebagainya yang akan berlangsung.

Di arah uplink UL-SCH dilakukan oleh Physical Uplink Share Channel (PUSCH). RACH dilakukan
oleh Physical Random Access Channel (PRACH).
Pengukuran Performansi LTE
pengukuran performansi LTE secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu user perceived
experience dan network KPI.
network KPI atau biasa disebut eRAN KPI (evolved Radio Access Network Key Performance Indicator),
yang mana digunakan untuk mengevaluasi performansi sistem LTE.

Accessibility
Accessibility KPI digunakan untuk mengukur probabilitas user saat mengakses network dan
permintaan service dalam kondisi network beroperasi. Yang termasuk accessibility adalah RRC
setup success rate, ERAB setup success rate, dan Call setup success rate.

RRC setup success rate


RRC setup success rate dihitung berdasarkan counter pada eNodeB ketika eNodeB menerima RRC
connection request dari UE. Jumlah RRC connection attempt dikumpulkan oleh eNodeB pada
pengukuran di titik A, dan jumlah RRC connection yang sukses di hitung pada titik C. Berikut
ilustrasinya:
ERAB setup success rate
ERAB setup success rate KPI menunjukan probabilitas / kemungkinan keberhasilan ERAB untuk
mengakses semua service termasuk VoIP dalam sel atau radio network. KPI ini dihitung
berdasarkan counter ERAB connection setup attempt (titik A) dan successfull ERAB setup (titik
B). Penjelasannya seperti diberikan pada ilustrasi berikut:

Retainability
Retainability KPI menunjukan kemampuan network untuk mempertahankan service yang
diminta oleh user selama durasi dimana pelanggan terhubung ke service. Yang termasuk
retainability adalah call drop rate (VoiP) dan service drop rate (all).

Call drop rate


Call drop rate KPI menunujukan call call rate pada service VoIP pada sel atau radio network. VoIP
call drop muncul ketika VoIP ERAB release tidak normal. Setiap ERAB dikaitkan dengan informasi
QoS. Biasanya QCI service VoIP adalah 1.

Berikut ilustrasi dua prosedur yang dilakukan untuk release ERAB yaitu : ERAB release indication dan UE
context release request:
Mobility
Mobility KPI digunakan untuk mengevaluasi performansi mobilitas E-UTRAN, yang mana sangat
kritikal buat user experience. Ada tiga kategori mobility KPI yang ditentukan berdasarkan tipe
handovernya yaitu : intra-frequency, inter-frequency, dan inter RAT (Radio Access Technology).

Intra-Frequency Handover Out Success Rate


Intra-Frequency Handover Our Success Rate KPI menunjukan intra-frequency handover success
rate dari locall cell atau radio network ke intra-frequency neighboring cell atau radio network.
Intra frequency HO termasuk sel dalam satu eNodeB atau juga beda eNodeB.

Skenario intra frequency HO diperlihatkan pada gambar berikut:

Perhitungan HO attempt ada pada point B. Ketika ENodeB mengirimkan pesan RRC connection
reconfiguration ke UE, ia akan melakukan handover. ENodeB akan menghitung jumlah berapa
kali HO tersebut attempt pada source cell. Perhitungan HO sukses ada pada point C. ENodeB
menghitung jumlah HO tersebut pada source cell ketika ENodeB menerima pesan RRC
connection reconfiguration cpmplete dari UE.
Berikut skenario intra frequency handover inter ENodeB:
Handover attempt terjadi pada point B, ketika source ENodeB (S-eNodeB) mengirimkan pesan
RRC connection reconfiguration ke UE. Ia memutuskan untuk melakukan inter ENodeB HO. pada
KPI ini, source dan target cell bekerja pada frequency yang sama. Jumlah HO tersebut yang
attempt dihitung pada source cell.

Jumlah HO yang sukses terjadi pada point C. Selama proses HO, jumlah HO yang sukses diukur
pada souce cell. Pengukuran ini muncul ketikan S-eNodeB menerima pesan UE context release
dari target eNode B (T-eNodeB), atau UE context release command dari MME, yang menunjukan
bahwa UE T-eNodeB telah sukses attach di T-eNodeB.

Berikut ilustrasi skenario B intra frequency HO - inter ENodeB:

Berikut definisi Intra Frequency Handover Out Success Rate KPI;


inter-Frequency Handover Out Success Rate
Inter frequency Handover Out Success Rate menunjukan inter frequency handover success rate
dari local cell atau radio network ke inter frequency neighboring cell atau radio network. Untuk
skenario perhitungannya sama dengan intra Handover, bedanya pada source cell berbeda
frequency dengan target cell.

Berikut definisi Inter Frequency Handover Success Rate:

Inter-RAT Handover Out Success Rate (LTE to WCDMA)


Inter RAT Handover Out Success rate KPI menunjukan success rate HO dari LTE cell or radio
network ke WCDMA cell.

Berikut skenario inter RAT handover out success rate:

Berikut definisi untuk Inter RAT handover out success rate;


Utilization
Utilization KPI digunakan untuk mengevaluasi kapabilitas, seperti kapabilitas untuk memenuhi
kebutuhan trafik dalam kondisi tertentu. Berikut Utilization KPI yang sering digunakan: Resource
Block Utilization Rate, Average CPU Load, Radio Network Unavailability Network.

Resource Block Utilization Rate


Resource Block Utilization Rate KPI terdiri dari dua sub-KPI yaitu Uplink Resource Block Utilization
Rate dan Downlink Resource Block Utilization Rate. Kedua KPI tersebut menunjukan DL dan UL
RB Utilization saat jam-jam sibuk pada sel atau radio network. Berikut definisi RB Utilization Rate:

Radio Network Unavailability


Radio network unavailability rate KPI menunjukan persentase waktu ketika sel pada radio network
unavailable. KPI tersebut digunakan untuk mengevaluasi kerusakan pada performansi network yang
disebabkan oleh unavailable cells pada radio network selama jam sibuk. Berikut definisinya:

Anda mungkin juga menyukai