Anda di halaman 1dari 4

VDR adalah Voltage Dependent Resistor semikonduktor yang secara prinsip sebagai

penggabungan secara anti pararel dari hubungan seri PN Junction. Ketika sebuah tegangan
variabel DC disambungkan ke VDR (Voltage Dependent Resistor) tanpa memperhatikan
polaritas, arus mengalir menyebabkan tegangan diseluruh PN Junction yang terhubung seri. Oleh
karena itu, VDR (Voltage Dependent Resistor) mempunyai tahanan tinggi saat tegangan rendah
dan bertahanan rendah saat tegangan tinggi. Gambar Simbol VDR (Voltage Dependent Resistor)
Voltage Dependent Resistor (VDR),varistor,VDR,teori varistor,teori VDR,definisi
VDR,pengertian varistor,harga VDR,harga varistor,jual varistor,fungsi varistor,aplikasi
vdr,fungsi vdr Gambar Bagian-bagian VDR (Voltage Dependent Resistor) bagian vdr,konstruksi
vdr,struktur vdr,susunan vdr,struktur varistor,konstruksi varistor,komponen varistor,penyusun
vdr,bagian VDR (Voltage Dependent Resistor) Keterangan: a. Pelat metal b. Zink oxid c. Metal
oxid d. Bahan PVC e. Kaki VDR (Voltage Dependent Resistor) Karakteristik VDR (Voltage
Dependent Resistor) VDR (Voltage Dependent Resistor) disebut juga sebagai varistor yaitu
suatu resistor dengan nilai tahanan yang variabel non-linier tergantung dari nilai tegangan yang
diberikan pada VDR (Voltage Dependent Resistor) tersebut. Nilai resistansi VDR (Voltage
Dependent Resistor) akan tinggi pada saat tegangan yang diberikan pada VDR tersebut berda
dibawah tegangan ambang (treshold) dan resistansi akan turun dengan cepat pada saat tegangan
yang diberikan pada VDR tersebut melebihi nilai ambang (treshold). Gambar Karakteristik VDR
(Voltage Dependent Resistor) Karakteristik VDR (Voltage Dependent Resistor),sifat
vdr,karakteristik varistor,sifat varistor Dari karakteristik VDR (Voltage Dependent Resistor) di
atas, dapat kita ketahui bahwa dengan bertambah besarnya harga tegangan yang terdapat diujung
kedua VDR (Voltage Dependent Resistor), maka hambatan VDR (Voltage Dependent Resistor)
semakin menurun. Dalam praktek VDR (Voltage Dependent Resistor) digunakan sebagai
stabilisator tegangan, atau sebagai pengaman rangkaian terhadap kelebihan tegangan.

Interface relay dengan rangkaian digital perlu dipahami apabila kita akan menggunakan relay
yang dikontrol melalui rangkaian digital. Pemahaman tentang interface antara relay dengan
rangkaian digital ini perlu diketahui karena tegangan kerja antara relay dan rangkaian digital
yang tidak sama. Rangkaian digital menggunakan sumber tegangan +5 volt DC sedangkan
tegangan kerja relay DC berfariasi dari 6V, 12V dan 24V. Penggunaan relay sering menjadi
pilihan karena relay mudah dikontrol, relay dapat diberibeban yang besar baik beban AC maupun
DC, dan sebagai isolator yang baik antara rangkaian beban dengan rangkaian kendali. Rangkaian
interface relay dpat dibangun menggunakan konsep transistor sebagai saklar. Transistor yang
digunakan untuk driver relay dapat dikonfigurasikan dengan common emitor, emitor follower
atau transistor darlington. Teknik interface antara relay dengan rangkaian digital atau rangkaian
microcontroller dapat dilihat pada gambar berikut.

Rangkaian inteface antar relay dengan rangkaian digital pada gambar diatas ada 3 jenis interface
yang dapat digunakan. Bagian dan fungsi komponen dari rangkaian interface relay diatas sebagai
berikut. Rangkaian pada gambar A, rangkaian pada gambar A tersebut menggunakan mode
common emitor, apabila basis mendapat sinyal input logika 1 (sumber tegangan positif) maka
transistor pada gambar A akan mendapat bias maju, sehingga transistor ON dan memberikan
sumber tegangan ke relay dan relay menjadi ON. Rangkaian pada gambar B adalah interface
relay yang menggunakan transistor teknik emior folower dimana relay diletakan pada kaki
emitor trnasistor. Funsi dioda yang dipasangkan pada rangkaian inteface tersebut digunakan
untuk menyerap tegangan induksi yang dihasilkan oleh relay. Rangkaian pada gambar C
merupakan teknik inteface relay ke rangkaian digital menggunakan transistor yang dirangkai
secara darlinton.

Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal
carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat
gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier)
memeiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati
modulated carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi).
Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima
dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau
non fisik (gelombang-gelombang radio). Pada dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi
digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK.
Amplitude Shift Keying (ASK) Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal
berdasarkan pergeseran amplitude, merupakan suatu metoda modulasi dengan mengubah-ubah
amplitude. Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung
pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. Keuntungan yang diperoleh dari metode ini
adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam
menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran
transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya. Oleh sebab itu meoda
ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak dekat saja. Dalam hal ini faktor
derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem modulasi AM. Derau menindih
puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan membuat mereka sukar mendeteksi
dengan tepat menjadi level ambangnya. Frequncy Shift Keying (FSK) Frequency Shift Keying
(FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran frekuensi. Metoda ini merupakan suatu
bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output
gelombang pembawa. Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula
dengan gelombang output ang tidak mempunyai fasa terputus-putus. Dalam proses modulasi ini
besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak
adanya sinyal informasi digital. FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam
proses ini gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0.
Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar transmisi data
yang sesuai dengan rekomendasi CCITT. FSK juga tidak tergantung pada teknik on-off
pemancar, seperti yang telah ditentukan sejak semula. Kehadiran gelombang pembawa dideteksi
untuk menunjukkan bahwa pemancar telah siap. Dalam hal penggunaan banyak pemancar (multi
transmitter), masing-masingnya dapat dikenal dengan frekuensinya. Prinsip pendeteksian
gelombang pembawa umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem bekerja. Bentuk dari
modulated Carrier FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara konsep, modulasi FSK adalah
modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-macam variasi /deviasi ataupun frekuensi, yang
ada hanya 2 kemungkinan saja, yaitu More atau Less (High atau Low, Mark atau Space).
Tentunya untuk deteksi (pengambilan kembali dari kandungan Carrier atau proses
demodulasinya) akan lebih mudah, kemungkinan kesalahan (error rate) sangat minim/kecil.
Umumnya tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data dengan Bit Rate (kecepatan
transmisi) yang relative rendah, seperti untuk Telex dan Modem-Data dengan bit rate yang tidak
lebih dari 2400 bps (2.4 kbps). Phase Shift Keying (PSK) Phase Shift Keying (PSK) atau
pengiriman sinyal melalui pergeseran fasa. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi fasa
yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang
pembawa berubah-ubah sesuai denganperubahan status sinyal informasi digital. Sudut fasa harus
mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima. Akibatnya, sangat diperlukan stabilitas
frekuensi pada pesawat penerima. Guna memudahkan untuk memperoleh stabilitas pada
penerima, kadang-kadang dipakai suatu teknik yang koheren dengan PSK yang berbeda-beda.
Hubungan antara dua sudut fasa yang dikirim digunakan untuk memelihara stabilitas. Dalam
keadaan seperti ini , fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui. Hasil
dari perbandingan ini dipakai sebagai patokan (referensi). Untuk transmisi Data atau sinyal
Digital dengan kecepatan tinggi, lebih efisien dipilih system modulasi PSK. Dua jenis modulasi
PSK yang sering kita jumpai yaitu : Binary Phase Shift Keying (BPSK) BPSK adalah format
yang paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua yang tahap yang dipisahkan sebesar 180
dan sering juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling sempurna dari semua bentuk modulasi PSK.
Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya mampu memodulasi 1 bit/simbol dan dengan demikian
maka modulasi ini tidak cocok untuk aplikasi data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya
dibatasi. Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary
atau quadriphase PSK atau 4-PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi,
terletak di sekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua bit per
simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa menunjukkan bahwa ini mungkin digunakan
untuk menggandakan data rate jika dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat
dipandang sebagai sebagai suatu modulasi quaternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai
dua quadrature carriers yang termodulasi tersendiri. Dengan penafsiran ini, maka bit yang
digunakan untuk mengatur komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk
mengatur komponen quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada kedua
carrier dan dapat dimodulasi dengan bebas. Phase Shift Keying (8 PSK) Sesuai dengan M-ary
coding untuk modulasi 8 PSK jumlah n yang digunakan adalah n=3 sehingga menghasilkan beda
fasa sebanyak delapan atau M=8. Modulasi 8 PSK memiliki delapan posisi beda fasa yang
masing-masing sebesar 45 dengan 3 bit setiap simbol, diantaranya 000, 001, 010, 011, 100, 101,
110 dan 111.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/pengertian-dan-jenis-jenis-


modulasi-digital/
Copyright Elektronika Dasar

Anda mungkin juga menyukai