Anda di halaman 1dari 9

F.Kur.04.

02

SINYAL KOMPOSIT TV BERWARNA

1. Sinyal Luminan
Dalam sistem Baku PAL bahwa siaran televise meiliki syarat kompatibilitas, dimana:
1). Titik-titik gambar gelombang TV berwarna harus dapat dilihat pada penerima TV Hitam
Putih,
2). Titik-titik gambar gelombang TV Hitam Putih Harus dapat dilihat pada penerima TV
berwarna.
Untuk memenuhi syarat tersebut, maka harus dipancarkan sinyal luminan yang
mengatur terangnya gambar yang diterima (sama sifatnya dengan sinyal video TV hitam-
putih) dan sinyal Krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga
warna primer merah-hijau-biru.
Sinyal luminan dibuat dari 3 sinyal warna primer yang diambil dari tabung
pengambil, dan dicampur dalam perbandingan yang tetap dengan memakai rangkaian matrix.
Karena mata manusia peka terhadap kuat cahaya paling tinggi pada warna hijau kemudian
warna merah dan akhirnya kepekaan yang terendah pada warna biru, pencampuran dibuat
dengan memperhatikan sifat kepekaan tersebut; yaitu komponen liminan pada masing-masing
sinyal output camera dicampur dengan perbandingan 59% hijau, 30% merah dan 11% biru.
Perbandingan ini diperlihatkan sebagai berikut:

EY = 0,299 ER + 0,587 EG + 0,114 EB


Bila diambil obyek putih terang maka output ketiga tabung gambar sama. Kamera
berwarna telah diatur sehingga bila mengambil obyek putih maka output masing-masing
tabung gambar levelnya sama dan berharga 1 Volt. Misalnya bila masing-masing berharga 1
Volt, harga EYmenjadi 1 Volt juga dari rumus di atas.
Bila kamera mengambil obyek merah maka ER = 1 Volt dan EG serta EB = 0 Volt,
sehingga EY berharga 0,299 Volt. Dengan cara itu maka komponen luminan mempunyai kuat
cahaya yang sama seperti sinyal video TV hitam-putih. Dan sinyal ini mempunyai komponen
lebar bidang frekuensi dari nol hingga 5 MHz.

2. Sinyal Krominan (Sinyal Perbedaan Warna)


Sinyal perbedaan warna ini dibentuk pula dari sinyal warna primer yaitu dengan
jalan mengurangi dengan sinyal luminan melalui rangkaian matrix. Dalam rangkaian
sesungguhnya sinyal luminan dengan polaritas berlawanan dicampur dengan sinyal warna
primer. Sinyal perbedaan warna itu berubah dengan berubahnya tingkat warna dan kroma dari
obyek. Di bawah ini dijelaskan bagaimana proses pembentukan sinyal luminan dan sinyal
perbedaan warna.

EY = 0,299 ER + 0,587 EG + 0,114 EB (1)


ER EY = 0,701 ER 0,587 EG 0,114 EB (2)
EB EY = 0,299 ER 0,587 EG + 0,886 EB (3)
EG EY = 0,299 ER + 0,413 EG 0,114 EB (4)

Pada persamaan tersebut sinyal (EG EY) dibuat dengan mencampur sinyal (ER EY) dan
(EB EY) sebagai berikut:

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 1 dari 9
F.Kur.04.02

Dari (1): 0,299 ER + 0,587 EG + 0,114 EB EY = 0 (5)

EY dapat dibuktikan oleh;


EY = 0,299 EY + 0,587 EY + 0,114 EY (6)

Maka dari (5) dan (6) didapat:


0,299 (ER EY)+ 0,587 (EG EY) + 0,299 (EB EY) = 0
0,587 (EG EY) = 0,299 (ER EY) 0,299 (EB EY)
(EG EY) = ( 0,299 ) (ER EY) ( 0,114 ) (EB EY)
0,587 0,587

(EG EY) = 0,51 (ER EY) 0,19 (EB EY) (7)

Maka bila rangkaian mencampur 51% (ER EY) dengan 19% (EB EY) dan polaritas
berlawanan, dihasilkan (EG EY). sehingga bila dikirimkan sinyal perbedaan warna (ER
EY) dan (EB EY) di dalam penerima TV warna, dengan mudah dapat dihasilkan (E G
EY) sebagai sinyal perbedaan warna yang lain.

Pada sistem baku TV warna, sinyal luminan sama dengan sinyal video TV hitam
putih, dan kedua sinyal perbedaan warna (ER EY) dan (EB EY) ditransmisikan secara
bersama pada satu bidang frekuensi 5 MHz. Agar mempunyai sifat kompatibel , sinyal
luminan harus disiarkan dengan gelombang pembawa yang sama dengan seperti pada TV
hitam putih. Pada sinyal perbedaan warna digunakan gelombang sub pembawa yang berada
pada bidang frekuensi sinyal luminan dan metoda modulasi yang digunakan disebut modulasi
amplitudo pembawa supres (modulasi seimbang). Dengan sistem modulasi tersebut kedua
sinyal perbedaan warna dapat disiarkan tanpa mengganggu satu sama lain.
Pada gambar 1 diperlihatkan sistem pemancaran (pengkode warna) bakuan PAL.
Dalam sistem ini ada 3 macam sub pembawa warna dengan frekuensi 4,43361875 MHz dan
mempunyai fasa 00, 1800, dan 900. Dengan menyisipkan sub pembawa warna yang
mempunyai fasa 900 dan sunyal EB EY pada modulator seimbang, maka dapat dihasilkan sub
pembawa yang dimodulasi EB EY secara modulasi seimbang.
Selanjutnya dengan menyisipkan secara bergantian sub pembawa warna yang
mempunyai fasa-fasa 00 dan 1800 untuk tiap garis yang berlaian ke dalam modulator
seimbang, maka dapat dihasilkan sinyal sub pembawa yang dimodulasi seimbang dengan E R
EY. setelah pemodulasian seimbang, output yang telah dimodulasi dicampur (hasil ini disebut
sinyal pembawa warna) dan mereka itu disiarkan bersama-sama dengan sinyal luminan.
Kedua sinyal (EB EY) dan sinyal (ER EY) dijumlahkan pada dua buah modulator
seimbang, karena sinyal-sinyal itu berubah tergantung pada kromasitas (tingkat warna dan
kroma) obyek maka dengan demikian sinyal output modulator seimbang berubah juga.
Dengan sendirinya sinyal komposit sub pembawa warna ikut berubah. Bila kedua sinyal
output sub pembawa (ER EY) dan sub pembawa (EB EY) dari modulator seimbang itu
berubah, maka amplitudo dan fasa sinyal komposit sub pembawa warna akan berubah juga.
Fasa sinyal sub pembawa warna yang dimodulasikan, dirubah oleh adanya tingkat warna
obyek, sedangkan amplitudonya dirubah oleh kroma obyek. Dapat dijelaskan bahwa tingkat
warna gambar yang direproduksi pada tabung gambar ditentukan oleh fasa sinyal sub
pembawa warna dan kromanya ditentukan oleh amplitudo sinyal sub pembawa warna itu.
Pada sistem baku PAL, polaritas sinyal sub pembawa warna yang dimasukkan ke
dalam modulator seimbang M2 dibuat berubah bertukar untuk setiap perioda pengulasan

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 2 dari 9
F.Kur.04.02

horizontal. Dengan cara seperti tersebut ini maka distorsi fasa pada transmisi direduksi
sehingga distorsi tingkat warnanya direduksi pula.
Dalam hal modulasi seimbang, amplitudo pembawa yang termodulasi seimbang
menjadi besar saat sinyal pemodulasi positif dan juga pada saat negatif. Pada saat tersebut
polaritas fasa pembawa yang termodulasi seimbang berubah sesuai dengan langkah positif
dan langkah negatif sinyal pemodulasi.
Agar dapat mereproduksi sinyal pemodulasi seperti yang asli kembali dari pembawa
yang termodulasi seimbang itu, perlu mencampur sebuah pembawa yang mempunyai fasa
seperti sub pembawa warna, yang telah melalui modulator seimbang pada pemancar. Di
dalam penerima TV warna, sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang disebut rangkaian
pendemodulasi pembawa.

3. Sinyal Sub Pembawa Warna


Seperti ayng telah diterangkan di atas, untuk dapat memancarkan dua macam sinyal
perbedaan warna itu, maka diperlukan dua sub pembawa yang berbeda fasanya, dimasukkan
ke dalam modulator seimbang sehingga termodulasi oleh kedua sinyal perbedaaan warna
tersebut, dan kemudian menyatukannya dengan sinyal sub pembawa warna.
Walaupun lebar bidang sinyal sub pembawa warna itu sempit, bila ia disatukan
dengan sinyal luminan maka sinyal sum pembawa warna itu dapat menimbulkan gangguan
pada gambar.
Untuk menghindarkan pengaruh gangguan itu, lebih baik bila digunakan frekuensi
sub pembawa warna yang setinggi mungkin dibandingkan dengan frekuensi pembawa video;
tetapi mereka harus masih berada di dalam lebar bidang frekuensi video. Pada bakuan televisi
berwarna PAL, seperti terlihat di gambar, dipergunakan karakteristik distribusio frekuensi
energi sinyal luminan yang terbagi sekitar harmonis-harmonis frekuensi pengulasan
horizontal. Energi sinyal sub pembawa warna dimasukan pada sela-sela antara frekuensi
harmonis tersebut diatas.

4. Burs Warna
Pesan (informasi) warna dipancarkan oleh sinyal sub pembawa warna, tetapi
gelombang pembawanya sendiri tidak ikut serta. Jadi yang dipancarkan hanya jalur
samping (side band)yang diisi pesan warna saja sedangkan pembawanya tidak. Pada penerima
TV warna perlu membangkitkan getaran sub pembawa yang digunakan untuk mendemodulasi
sinyal-sinyal warna itu. Sub pembawa warna yang dibangkitkan pada penerima TV warna
harus mempunyai frekuensi dan fasa yang sama dengan sub pembawa warna supres yang
dipancarkan.
Agar pada penerima TV warna dapat membangkitkan sub pembawa warna dengan
frekuensi dan fasa yang benar, pada pemancar sebagian sub pembawa warna disisipkan pada
serambi belakang sinyal sinkronisasi horizontal. Getaran ini disebut burs warna. Di dalam
penerima TV warna burs warna itu mensinkronkan frekuensi serta fasa osilator 4,43 MHZ
yang ada, sehingga dengan getaran dari osilator itu, sinyal warna dapat didemodulasi.

5. Sinyal TV Berwarna Komposit


Sinyal komposit TV warna terdiri dari sinyal luminan (sering disebut sinyal
hitam/putih), sinyal sub pembawa warna, burs warna dan sinyal sinkronisasi. Komponen
kroma dipancarkan dengan sinyal sub pembawa warna 4,43 MHz. Amplitudonya besar pada
warna jenuh tinggi dan sebaliknya kecil pada warna jenuh rendah. Fasa antara sinyal sub
pembawa warna dan burs warna berubah-rubah tergantung tingkat warna obyek yang diambil.

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 3 dari 9
F.Kur.04.02

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 4 dari 9
F.Kur.04.02

PENCAMPURAN WARNA
1. Jenis Pencampuran Warna

WARNA Additive Colour Mixing


Yellow
( red + green )

Warna Dasar Green Red

Warna dasar atau primary colours terdiri dari 3 warna yaitu :

Warna Merah (Red) disingkat R Cyan Magenta


( green + blue ) ( red + blue )

Warna Hijau (Green) disingkat G Blue

Subtractive Colour Mixing


Warna Biru (Blue) disingkat B Yellow
( white - blue )

Green Red
( white - red - blue ) ( white - green - blue )

Percampuran Warna
Dari warna dasar dapat diperoleh warna-warna
lainnya yang dikenal dengan warna sekunder atau
secondary colours melalui percampuran secara
Additive. Sebaliknya warna dasar dapat diperoleh Cyan Magenta
( white - red ) ( white - green )
melalui percampuran warna sekunder secara
Subtractive. Blue
( white - green - red) BY ARISTO

Pencampuran terdiri dari dua macam:


1) Pencampuran additive yaitu pencampuran warna yang menghasilkan warna terang. Dari
warna dasar dapat diperoleh warna-warna lainnya yang dikenal dengan warna sekunder.
2) Pencampuran Substactive yaitu pencampuran warna yang menghasilkan warna lebih gelap.
Warna dasar dapat diperoleh melalui pencampuran warna sekunder secara substractive.

Warna primer terdiri dari tiga warna yaitu merah hijau dan biru. Warna-warna primer ini harus
memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Hampir semua warna dihasilkan dengan mencampur warna-warna
primer dengan kwantitas yang berbeda-beda.
2. Warna primer dapat dihasilkan oleh warna-warna lain.

2. Sinyal Luminan

Dalam sistem baku PAL, bahwa syarat kompatibilitas sebagai berikut:


1. Titik-titik gambar gelombang TV berwarna harus dapat dilihat pada
penerima TV hitam putih, dan
2. Titik-titik gambar gelombang TV hitam putih harus dapat dilihat pada
penerima TV berwarna.
Untuk memenuhi syarat tersebut, maka dipancaarkan sinyal lumian yang mengatur
terangnya gambar yang diterima, dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 5 dari 9
F.Kur.04.02

yang dibentuk, dari tiga warna primer merah hijau dan biru. Dengan cara tersebut,bila siaran
program televisi berwarna yang diterima dengan penerima televisi hitam putih, maka hanya sinyal
luminan nya yang berguna, sedang bila diterima oleh sinyal tv berwarna, sinyal luminan dan sinyal
krominan kedua-duanya digunakan.

Sinyal luminan dibuat dari 3 sinyal warna primer yang diambil dari tabung
pengambil, dan dicampur dalam perbandingan yang tetap dengan memakai rangkaian matrix.
Karena mata manusia peka terhadap kuat cahaya paling tinggi pada warna hijau kemudian warna
merah dan akhirnya kepekaan yang terendah pada warna biru, pencampuran dibuat dengan
memperhatikan sifat kepekaan tersebut; yaitu komponen liminan pada masing-masing sinyal
output camera dicampur dengan perbandingan 59% hijau, 30% merah dan 11% biru.
Perbandingan ini diperlihatkan sebagai berikut:

EY = 0,299 ER + 0,587 EG + 0,114 EB


Bila diambil obyek putih terang maka output ketiga tabung gambar sama. Kamera
berwarna telah diatur sehingga bila mengambil obyek putih maka output masing-masing tabung
gambar levelnya sama dan berharga 1 Volt. Misalnya bila masing-masing berharga 1 Volt, harga
EYmenjadi 1 Volt juga dari rumus di atas.
Bila kamera mengambil obyek merah maka ER = 1 Volt dan EG serta EB = 0 Volt,
sehingga EYberharga 0,299 Volt. Dengancara itu maka komponen luminan mempunyai kuat cahay
yang sama seperti sinyal video TV hitam-putih. Dan sinyal ini mempunyai komponen lebar bidang
frekuensi dari nol hingga 5 MHz.

W Y C G M R B BL

1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5
0.4
Merah R
0.3
0.2
0.1
0.0

1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5
0.4
Hijau G
0.3
0.2
0.1
0.0

1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5
0.4
Biru B
0.3
0.2
0.1
0.0

1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal
0.5
0.4
Luminance Y
0.3

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 6 dari 9
F.Kur.04.02

Sinyal Perbedaan Warna


Sinyal perbedaan warna ini dibentuk pula dari sinyal warna primer yaitu dengan jalan
mengurangi dengan sinyal luminan melalui rangkaian matrix. Dalam rangkaian sesungguhnya
sinyal luminan dengan polaritas berlawanan dicampur dengan sinyal warna primer. Sinyal
perbedaan warna itu berubah dengan berubahnya tingkat warna dan kroma dari obyek. Di bawah
ini dijelaskan bagaimana proses pembentukan sinyal luminan dan sinyal perbedaan warna.
EY = 0,299 ER + 0,587 EG + 0,114 EB (1)
ER EY = 0,701 ER 0,587 EG 0,114 EB (2)
EB EY = 0,299 ER 0,587 EG + 0,886 EB (3)
EG EY = 0,299 ER + 0,413 EG 0,114 EB (4)
Pada persamaan tersebut sinyal (EG EY) dibuat dengan mencampur sinyal (ER EY)
dan (EB EY) sebagai berikut :
Dari (1): 0,299 ER + 0,587 EG + 0,114 EB EY = 0 (5)
EY dapat dibuktikan oleh ;
EY = 0,299 EY + 0,587 EY + 0,114 EY (6)
Maka dari (5) dan (6) didapat :
0,299 (ER EY)+ 0,587 (EG EY) + 0,114 (EB EY) = 0
0,587 (EG EY) = 0,299 (ER EY) 0,114 (EB EY)
(EG EY) = ( 0,299 ) (ER EY) ( 0,114 ) (EB EY)
0,587 0,587
(EG EY) = 0,51 (ER EY) 0,19 (EB EY) (7)
Maka bila rangkaian mencampur 51% (ER EY) dengan 19% (EB EY) dan polaritas
berlawanan, dihasilkan (EG EY). sehingga bila dikirimkan sinyal perbedaan warna
(ER EY) dan (EB EY) di dalam penerima TV warna, dengan mudah dapat dihasilkan
(EG EY) sebagai sinyal perbedaan warna yang lain.

RY BY
R - YW =11 =0 B-YW =11 =0
R - YY = 1 0,89 = 0.11 B-YY = 0 0,89 = -0,89
R - YC = 0 0,7 = - 0,7 B-YC = 1 0,7 = 0,3
R - YG = 0 0,59 = - 0,59 B-YG = 0 0,59 = -0,59
R - YM = 1 0,41 = 0,59 B-YM = 1 0,41 = 0,59
R - YR = 1 0,3 = 0,7 B-YR = 0 0,3 = - 0,3
R - YB = 0 0,11 = -0,11 B-YB = 1 0,11 = 0,89
R - YBL =00 =0 B-YBL = 0 0`` =0

V = (R Y) x 0,877 U = (B Y) x 0,493

VW = 0 x 0,877 =0 UW = 0 x 0,493 =0
VY = 0,11 x 0,877 = 0,096 UY = -0,89 x 0,493 = -0,44
VC = -0,7 x 0,877 = -0,614 UC = 0,3 x 0,493 = 0,15
VG = -0,59 x 0,877 = -0,517 UG = -0,59 x 0,493 = -0,29
VM = 0,59 x 0,877 = 0,517 UM =0,59 x 0,493 = 0,29
VR = 0,7 x 0,877 = 0,614 UR =-0,3 x 0,493 = -0,15
VB = -0,11 x 0,877 = -0,096 UB =0,89 x 0,493 = 0,44
VBL = 0 x 0,877 =0 UBL =0 x 0,493 =0

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 7 dari 9
F.Kur.04.02

Ch = U2 + V2

ChW =0
ChY = 0,448
ChC = 0,63
ChG = 0,59
ChM = 0,59
ChR =0,63
ChB = 0,448
ChBL =0

BENTUK SINYAL WARNA


Sinyal warna televisi terdiri dari beberapa bentuk sinyal. Bentuk-bentuk sinyal yang sering dipakai sebagai acuan
adalah bentuk sinyal yang dibangun dari nilai standar yakni 100% saturasi dan 100% amplitudo sinyal colour bar.
Dengan demikian nilai untuk R = 1 V, G = 1 V dan B = 1 V
W Y C G M R B BL W Y C G M R B BL W Y C G M R B BL

1.0
0.9 Burst Gate Burst Gate
0.8 pulse pulse
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5 0.9 0.9
Merah R
0.4 0.8 0.8
0.3 0.7 0.7
0.2 0.6 0.6
0.1 0.5 0.5
0.0 0.4 0.4
0.3 0.3
1.0 0.2 0.2
Sinyal Colour
0.9 0.1 Sinyal Colour 0.1 Difference
0.8 0.0 Difference 0.0 bermodulasi
0.7 - 0.1 - 0.1
0.6 Sinyal warna R -Y 0.877(R - Y)
- 0.2 - 0.2
0.5
Hijau G - 0.3 - 0.3 V
0.4 - 0.4 - 0.4
0.3 - 0.5 - 0.5
0.2 - 0.6 - 0.6
0.1 - 0.7 - 0.7
0.0 - 0.8 - 0.8
- 0.9 - 0.9
1.0
0.9
0.8
0.9 0.9
0.7
0.8 0.8
0.6 Sinyal warna 0.7 0.7
0.5
Biru B 0.6 0.6
0.4
0.5 0.5
0.3
0.4 0.4
0.2
0.3 0.3
0.1
0.2 0.2
Sinyal Colour
0.0
0.1 Sinyal Colour 0.1 Difference
1.0 0.0 Difference 0.0 bermodulasi
0.9 - 0.1 B -Y - 0.1 0.493(B - Y)
0.8 - 0.2 - 0.2
0.7 - 0.3 - 0.3 U
0.6 Sinyal - 0.4 - 0.4
0.5 - 0.5 - 0.5
Luminance Y
0.4 - 0.6 - 0.6
0.3 - 0.7 - 0.7
0.2 - 0.8 - 0.8
0.1 - 0.9 - 0.9
0.0
BY ARISTO

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 8 dari 9
F.Kur.04.02

PAL CODER
Line and Field blanking
and Sync. pulses VIDEO
DELAY
ADDER ADDER SIGNAL
LINE AMPLIFIER To
Transmitter

Y
R
HARMONIC
FILTER
M
G
A

T ( B -Y) U
B FILTER BALANCED ADDER
MODULATOR
R
o
fsc 0
I

Burst Gate X
( R -Y) V
pulse
FILTER BALANCED
MODULATOR

o
fsc +90
-
Electronic Phase
switching circuit
Sub ocarrier
fsc 0 + 90
- 90
7,8 Khz
switching signal

BY ARISTO

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO

Halaman 9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai