02
1. Sinyal Luminan
Dalam sistem Baku PAL bahwa siaran televise meiliki syarat kompatibilitas, dimana:
1). Titik-titik gambar gelombang TV berwarna harus dapat dilihat pada penerima TV Hitam
Putih,
2). Titik-titik gambar gelombang TV Hitam Putih Harus dapat dilihat pada penerima TV
berwarna.
Untuk memenuhi syarat tersebut, maka harus dipancarkan sinyal luminan yang
mengatur terangnya gambar yang diterima (sama sifatnya dengan sinyal video TV hitam-
putih) dan sinyal Krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga
warna primer merah-hijau-biru.
Sinyal luminan dibuat dari 3 sinyal warna primer yang diambil dari tabung
pengambil, dan dicampur dalam perbandingan yang tetap dengan memakai rangkaian matrix.
Karena mata manusia peka terhadap kuat cahaya paling tinggi pada warna hijau kemudian
warna merah dan akhirnya kepekaan yang terendah pada warna biru, pencampuran dibuat
dengan memperhatikan sifat kepekaan tersebut; yaitu komponen liminan pada masing-masing
sinyal output camera dicampur dengan perbandingan 59% hijau, 30% merah dan 11% biru.
Perbandingan ini diperlihatkan sebagai berikut:
Pada persamaan tersebut sinyal (EG EY) dibuat dengan mencampur sinyal (ER EY) dan
(EB EY) sebagai berikut:
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 1 dari 9
F.Kur.04.02
Maka bila rangkaian mencampur 51% (ER EY) dengan 19% (EB EY) dan polaritas
berlawanan, dihasilkan (EG EY). sehingga bila dikirimkan sinyal perbedaan warna (ER
EY) dan (EB EY) di dalam penerima TV warna, dengan mudah dapat dihasilkan (E G
EY) sebagai sinyal perbedaan warna yang lain.
Pada sistem baku TV warna, sinyal luminan sama dengan sinyal video TV hitam
putih, dan kedua sinyal perbedaan warna (ER EY) dan (EB EY) ditransmisikan secara
bersama pada satu bidang frekuensi 5 MHz. Agar mempunyai sifat kompatibel , sinyal
luminan harus disiarkan dengan gelombang pembawa yang sama dengan seperti pada TV
hitam putih. Pada sinyal perbedaan warna digunakan gelombang sub pembawa yang berada
pada bidang frekuensi sinyal luminan dan metoda modulasi yang digunakan disebut modulasi
amplitudo pembawa supres (modulasi seimbang). Dengan sistem modulasi tersebut kedua
sinyal perbedaan warna dapat disiarkan tanpa mengganggu satu sama lain.
Pada gambar 1 diperlihatkan sistem pemancaran (pengkode warna) bakuan PAL.
Dalam sistem ini ada 3 macam sub pembawa warna dengan frekuensi 4,43361875 MHz dan
mempunyai fasa 00, 1800, dan 900. Dengan menyisipkan sub pembawa warna yang
mempunyai fasa 900 dan sunyal EB EY pada modulator seimbang, maka dapat dihasilkan sub
pembawa yang dimodulasi EB EY secara modulasi seimbang.
Selanjutnya dengan menyisipkan secara bergantian sub pembawa warna yang
mempunyai fasa-fasa 00 dan 1800 untuk tiap garis yang berlaian ke dalam modulator
seimbang, maka dapat dihasilkan sinyal sub pembawa yang dimodulasi seimbang dengan E R
EY. setelah pemodulasian seimbang, output yang telah dimodulasi dicampur (hasil ini disebut
sinyal pembawa warna) dan mereka itu disiarkan bersama-sama dengan sinyal luminan.
Kedua sinyal (EB EY) dan sinyal (ER EY) dijumlahkan pada dua buah modulator
seimbang, karena sinyal-sinyal itu berubah tergantung pada kromasitas (tingkat warna dan
kroma) obyek maka dengan demikian sinyal output modulator seimbang berubah juga.
Dengan sendirinya sinyal komposit sub pembawa warna ikut berubah. Bila kedua sinyal
output sub pembawa (ER EY) dan sub pembawa (EB EY) dari modulator seimbang itu
berubah, maka amplitudo dan fasa sinyal komposit sub pembawa warna akan berubah juga.
Fasa sinyal sub pembawa warna yang dimodulasikan, dirubah oleh adanya tingkat warna
obyek, sedangkan amplitudonya dirubah oleh kroma obyek. Dapat dijelaskan bahwa tingkat
warna gambar yang direproduksi pada tabung gambar ditentukan oleh fasa sinyal sub
pembawa warna dan kromanya ditentukan oleh amplitudo sinyal sub pembawa warna itu.
Pada sistem baku PAL, polaritas sinyal sub pembawa warna yang dimasukkan ke
dalam modulator seimbang M2 dibuat berubah bertukar untuk setiap perioda pengulasan
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 2 dari 9
F.Kur.04.02
horizontal. Dengan cara seperti tersebut ini maka distorsi fasa pada transmisi direduksi
sehingga distorsi tingkat warnanya direduksi pula.
Dalam hal modulasi seimbang, amplitudo pembawa yang termodulasi seimbang
menjadi besar saat sinyal pemodulasi positif dan juga pada saat negatif. Pada saat tersebut
polaritas fasa pembawa yang termodulasi seimbang berubah sesuai dengan langkah positif
dan langkah negatif sinyal pemodulasi.
Agar dapat mereproduksi sinyal pemodulasi seperti yang asli kembali dari pembawa
yang termodulasi seimbang itu, perlu mencampur sebuah pembawa yang mempunyai fasa
seperti sub pembawa warna, yang telah melalui modulator seimbang pada pemancar. Di
dalam penerima TV warna, sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang disebut rangkaian
pendemodulasi pembawa.
4. Burs Warna
Pesan (informasi) warna dipancarkan oleh sinyal sub pembawa warna, tetapi
gelombang pembawanya sendiri tidak ikut serta. Jadi yang dipancarkan hanya jalur
samping (side band)yang diisi pesan warna saja sedangkan pembawanya tidak. Pada penerima
TV warna perlu membangkitkan getaran sub pembawa yang digunakan untuk mendemodulasi
sinyal-sinyal warna itu. Sub pembawa warna yang dibangkitkan pada penerima TV warna
harus mempunyai frekuensi dan fasa yang sama dengan sub pembawa warna supres yang
dipancarkan.
Agar pada penerima TV warna dapat membangkitkan sub pembawa warna dengan
frekuensi dan fasa yang benar, pada pemancar sebagian sub pembawa warna disisipkan pada
serambi belakang sinyal sinkronisasi horizontal. Getaran ini disebut burs warna. Di dalam
penerima TV warna burs warna itu mensinkronkan frekuensi serta fasa osilator 4,43 MHZ
yang ada, sehingga dengan getaran dari osilator itu, sinyal warna dapat didemodulasi.
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 3 dari 9
F.Kur.04.02
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 4 dari 9
F.Kur.04.02
PENCAMPURAN WARNA
1. Jenis Pencampuran Warna
Green Red
( white - red - blue ) ( white - green - blue )
Percampuran Warna
Dari warna dasar dapat diperoleh warna-warna
lainnya yang dikenal dengan warna sekunder atau
secondary colours melalui percampuran secara
Additive. Sebaliknya warna dasar dapat diperoleh Cyan Magenta
( white - red ) ( white - green )
melalui percampuran warna sekunder secara
Subtractive. Blue
( white - green - red) BY ARISTO
Warna primer terdiri dari tiga warna yaitu merah hijau dan biru. Warna-warna primer ini harus
memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Hampir semua warna dihasilkan dengan mencampur warna-warna
primer dengan kwantitas yang berbeda-beda.
2. Warna primer dapat dihasilkan oleh warna-warna lain.
2. Sinyal Luminan
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 5 dari 9
F.Kur.04.02
yang dibentuk, dari tiga warna primer merah hijau dan biru. Dengan cara tersebut,bila siaran
program televisi berwarna yang diterima dengan penerima televisi hitam putih, maka hanya sinyal
luminan nya yang berguna, sedang bila diterima oleh sinyal tv berwarna, sinyal luminan dan sinyal
krominan kedua-duanya digunakan.
Sinyal luminan dibuat dari 3 sinyal warna primer yang diambil dari tabung
pengambil, dan dicampur dalam perbandingan yang tetap dengan memakai rangkaian matrix.
Karena mata manusia peka terhadap kuat cahaya paling tinggi pada warna hijau kemudian warna
merah dan akhirnya kepekaan yang terendah pada warna biru, pencampuran dibuat dengan
memperhatikan sifat kepekaan tersebut; yaitu komponen liminan pada masing-masing sinyal
output camera dicampur dengan perbandingan 59% hijau, 30% merah dan 11% biru.
Perbandingan ini diperlihatkan sebagai berikut:
W Y C G M R B BL
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5
0.4
Merah R
0.3
0.2
0.1
0.0
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5
0.4
Hijau G
0.3
0.2
0.1
0.0
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5
0.4
Biru B
0.3
0.2
0.1
0.0
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6 Sinyal
0.5
0.4
Luminance Y
0.3
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 6 dari 9
F.Kur.04.02
RY BY
R - YW =11 =0 B-YW =11 =0
R - YY = 1 0,89 = 0.11 B-YY = 0 0,89 = -0,89
R - YC = 0 0,7 = - 0,7 B-YC = 1 0,7 = 0,3
R - YG = 0 0,59 = - 0,59 B-YG = 0 0,59 = -0,59
R - YM = 1 0,41 = 0,59 B-YM = 1 0,41 = 0,59
R - YR = 1 0,3 = 0,7 B-YR = 0 0,3 = - 0,3
R - YB = 0 0,11 = -0,11 B-YB = 1 0,11 = 0,89
R - YBL =00 =0 B-YBL = 0 0`` =0
V = (R Y) x 0,877 U = (B Y) x 0,493
VW = 0 x 0,877 =0 UW = 0 x 0,493 =0
VY = 0,11 x 0,877 = 0,096 UY = -0,89 x 0,493 = -0,44
VC = -0,7 x 0,877 = -0,614 UC = 0,3 x 0,493 = 0,15
VG = -0,59 x 0,877 = -0,517 UG = -0,59 x 0,493 = -0,29
VM = 0,59 x 0,877 = 0,517 UM =0,59 x 0,493 = 0,29
VR = 0,7 x 0,877 = 0,614 UR =-0,3 x 0,493 = -0,15
VB = -0,11 x 0,877 = -0,096 UB =0,89 x 0,493 = 0,44
VBL = 0 x 0,877 =0 UBL =0 x 0,493 =0
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 7 dari 9
F.Kur.04.02
Ch = U2 + V2
ChW =0
ChY = 0,448
ChC = 0,63
ChG = 0,59
ChM = 0,59
ChR =0,63
ChB = 0,448
ChBL =0
1.0
0.9 Burst Gate Burst Gate
0.8 pulse pulse
0.7
0.6 Sinyal warna
0.5 0.9 0.9
Merah R
0.4 0.8 0.8
0.3 0.7 0.7
0.2 0.6 0.6
0.1 0.5 0.5
0.0 0.4 0.4
0.3 0.3
1.0 0.2 0.2
Sinyal Colour
0.9 0.1 Sinyal Colour 0.1 Difference
0.8 0.0 Difference 0.0 bermodulasi
0.7 - 0.1 - 0.1
0.6 Sinyal warna R -Y 0.877(R - Y)
- 0.2 - 0.2
0.5
Hijau G - 0.3 - 0.3 V
0.4 - 0.4 - 0.4
0.3 - 0.5 - 0.5
0.2 - 0.6 - 0.6
0.1 - 0.7 - 0.7
0.0 - 0.8 - 0.8
- 0.9 - 0.9
1.0
0.9
0.8
0.9 0.9
0.7
0.8 0.8
0.6 Sinyal warna 0.7 0.7
0.5
Biru B 0.6 0.6
0.4
0.5 0.5
0.3
0.4 0.4
0.2
0.3 0.3
0.1
0.2 0.2
Sinyal Colour
0.0
0.1 Sinyal Colour 0.1 Difference
1.0 0.0 Difference 0.0 bermodulasi
0.9 - 0.1 B -Y - 0.1 0.493(B - Y)
0.8 - 0.2 - 0.2
0.7 - 0.3 - 0.3 U
0.6 Sinyal - 0.4 - 0.4
0.5 - 0.5 - 0.5
Luminance Y
0.4 - 0.6 - 0.6
0.3 - 0.7 - 0.7
0.2 - 0.8 - 0.8
0.1 - 0.9 - 0.9
0.0
BY ARISTO
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 8 dari 9
F.Kur.04.02
PAL CODER
Line and Field blanking
and Sync. pulses VIDEO
DELAY
ADDER ADDER SIGNAL
LINE AMPLIFIER To
Transmitter
Y
R
HARMONIC
FILTER
M
G
A
T ( B -Y) U
B FILTER BALANCED ADDER
MODULATOR
R
o
fsc 0
I
Burst Gate X
( R -Y) V
pulse
FILTER BALANCED
MODULATOR
o
fsc +90
-
Electronic Phase
switching circuit
Sub ocarrier
fsc 0 + 90
- 90
7,8 Khz
switching signal
BY ARISTO
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK AUDIO VIDEO RPP: MENJELASKAN DASAR-DASAR SINYAL VIDEO
Halaman 9 dari 9