Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI

FM RECEIVER

Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Telekomunikasi

Nama Mahasiswa : Farchan Aditya Johari

NIM Mahasiswa : 191354012

Kelas : 2C

Program Studi : D-IV Teknik Elektronika

Tanggal Pelaksanaan : 16 Juli 2021

Tanggal Pelaporan : 16 Juli 2021

PROGRAM STUDI D-IV ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
I. Tujuan

1. Memahami konsep dasar modulasi dan demodulasi frekuensi.


2. Mempelajari dan menjelaskan proses modulasi dan demodulasi frekuensi
menggunakan simulasi online.
3. Melihat hasil sinyal keluaran pada oscilloscope, spectrum analyzer, dan audio
dari parameter yang diubah.

II. Dasar Teori

Modulasi adalah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi


pada suatu gelombang pembawa. Sinyal informasi dengan frekuensinya rendah,
ditumpangkan pada gelombang pembawa dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi.
Pada modulasi ferkuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang
pembawa sedangkan amplitudonya konstan selama proses modulasi. Proses
modulasi frekuensi digambarkan sebagai berikut:

Gambar-1 Frequency Modulation (FM)

Besar perubahan frekuensi (deviasi) yang disimbolkan dengan δ , dari sinyal


pembawa sebanding dengan amplitudo sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju
perubahan frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan
sinyal FM dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:

𝐞𝐅𝐌 = 𝐄𝐜 𝐬𝐢𝐧⁡(𝛚𝐜 . 𝐭 + 𝐦𝐟 . 𝐬𝐢𝐧⁡(𝛚𝐦 . 𝐭)

dimana,
eFM = Nilai sesaat sinyal FM
Ec = Amplitudo maksimum sinyal pembawa
ωc = 2πfc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
ωm = 2πfm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
mf = δfm : indeks modulasi frekuensi

Spektrum frekuensi sinyal FM dapat digambarkan sebagai berikut :


Gambar-2 Spektrum sinyal FM
Terlihat pada Gambar-2, bandwidth sinyal FM adalah tak terhingga. Namun pada
praktek biasanya hanya diambil bandwidth dari jumlah sideband yang signifikan.
Jumlah sideband signifikan ditentukan oleh besar indeks modulasinya, dapat dilihat
dari tabel berikut.

Tabel-1 Fungsi Bessel

Indeks modulasi FM (ß) dapat dihitung dengan cara :

Δfmax k m⁡ . mˆ
ß= =
fm fm

dimana :
ß = modulation index
kM = modulation constant
mˆ = modulating signal amplitude
fm = modulating sinewave signal

Sideband dapat dihitung dengan cara :

1st sideband = ⁡ j1 = fc ± 1. fm
2nd sideband = ⁡ j2 = fc ± 2. fm
3th sideband = ⁡ j3 = fc ± 3. fm
nth sideband = ⁡ jn = fc ± n. fm
Select the file of the FM modulated signal you created with the FM transmitter.

Enjoy the demodulated audio signal. It should be fine if you modulated the audio
signal properly. If it's too quiet or distorted analyze if the frequency deviation is too
large or too small.

Vary the modulating signal's amplitude and thus also the frequency deviation using
the FM transmitter.

Referensi :

1. https://www.etti.unibw.de/labalive/experiment/fmdemod/#experiment, diakses
pada 16 Juli 2021
2. https://husnilk.wordpress.com/2013/05/06/tugas-dan-bahan-kuliah-dasar-
telekomunikasi/, diaskes pada 16 Juli 2021

III. Alat dan Bahan

Tabel-2 Alat dan bahan praktikum


No Alat dan bahan Jumlah (buah)
1 Laptop 1
2 Java Web Start Launcher 1
3 Interactive Simulation of Communication 1
Systems (labAlive) fmdemod.jnlp

IV. Rangakaian Percobaan

Gambar-2 FM demodulation
V. Prosedur Percobaan

1. Membuka website labAlive dengan silulasi FM pada tautan


https://www.etti.unibw.de/labalive/experiment/fmdemod/#experiment.
2. Memilih rangkaian seperti Gambar-2, memilih judul fmdemod.jnlp.
Mengklik tombol launch, kemudian file akan terunduh.

3. Membuka dengan aplikasi yang sudah diunduh dan aplikasi akan terbuka.

4. Melihat hasilnya pada oscilloscope, spectrum analyzer, dan audio.


5. Mengubah parameter yang berpengaruh pada prinsip modulasi dan demodulasi
frekuensi.
6. Melihat hasilnya pada oscilloscope, spectrum analyzer, dan audio.

VI. Data Percobaan

Tabel-3 Data percobaan 1


Simulasi Wavefrom Settingan Power Input Power Output (mV2)
Ke- Audio Input (mV2)
1 Music - 12 – 22 0.23 – 0.24
2 Speech - 28 – 29 0.7 – 0.8
3 Sine - 0.5 13.85
4 Stereo local Stereo; 17 – 18 0.4 – 0.5
wave 44.1KHz; 16 bit
5 Stereo local Mono; 13 – 21 1.4 – 1.8
wave 44.1KHz; 16 bit
6 Stereo local Stereo; 32KHz; 15 – 18 0.8 – 0.9
wave 16 bit
7 Stereo local Stereo; 24KHz; 15 – 21 0.6 – 0.8
wave 16 bit
8 Stereo local Stereo; 48KHz; 15 – 16 0.7 – 0.8
wave 16 bit
9 Stereo local Mono; 24KHz; 16 – 20 0.80 – 0.85
wave 16 bit
10 Stereo local Mono; 48KHz; 15 – 20 0.6 – 0.7
wave 16 bit

Tabel-4 Data percobaan 2


Simulasi Wavefrom Settingan Audio Input Perbedaan Suara
Ke- Channel Sample Quality Audio pada
Rate (bit) Output Receiver
(KHz) dan Input
Transmitter
1 Music - - - Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
2 Speech - - - Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
3 Sine - - - Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
4 Wav Stereo 44.1 16 Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
5 Wav Mono 44.1 16 Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
6 Wav Stereo 32 16 Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
7 Wav Stereo 24 16 Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
8 Wav Stereo 48 16 Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
9 Wav Mono 24 16 Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
10 Wav Mono 48 16 Suara audio jelas,
dan volume suara
audio mengecil
Tabel-5 Data percobaan 3
Settingan Audio Input Perbedaan Suara Audio
Channel Sample Rate Quality (bit)
(KHz)
Stereo 44.1 16 Suara audio jelas, suara
audio sama seperti input
sebelum diubah
Mono 44.1 16 Suara audio melengking
seperti suara anak kecil dan
suara audio bertambah cepat
Stereo 32 16 Suara audio melengking
seperti suara anak kecil dan
suara audio bertambah cepat
Stereo 24 16 Suara audio melengking
seperti suara anak kecil dan
suara audio bertambah cepat
Stereo 48 16 Suara audio jelas seperti
input namun suara audio
bertambah lambat
Mono 24 16 Suara audio melengking
seperti suara anak kecil dan
suara audio bertambah cepat
Mono 48 16 Suara audio melengking
seperti anak kecil dan suara
audio bertambah lambat

Tabel-6 Data percobaan 4


Wavefrom Signal Generator Max Modulation Pengaruh
Amplitude Frekuensi Amplitude Constant Suara Audio
(V) (KHz) (V) (KHz/V) pada Output
Receiver
Music 1 1 1 75 Suara audio
jelas, dan
volume suara
audio lebih kecil
dibanding suara
audio input
transmitter
(sinyal
informasi)
Music 2.6 1 1 75 Suara audio
jelas sedangkan
pada input
transmitter
(sinyal
informasi) suara
audio pecah-
pecah dan tidak
jelas, dan
volume suara
audio lebih kecil
dibanding suara
audio input
transmitter
(sinyal
informasi)
namun lebih
besar dibanding
amplitude 1V
Music 4 1 1 75 Suara audio
jelas sedangkan
pada input
transmitter
(sinyal
informasi) suara
audio sangat
pecah-pecah dan
tidak jelas, dan
volume suara
audio lebih kecil
dibanding suara
audio input
transmitter
(sinyal
informasi)
namun lebih
besar dibanding
amplitude 1V
dan 2.6V
Music 4 1 2 75 Suara audio
tidak jelas, suara
audio pecah
pecah, dan tidak
bisa didengar.
Music 1 1 1 50 Suara audio
jelas, dan
volume suara
audio mengecil.
Grafik Sinyal:

1. Simulasi ke-1 :

Gambar-3 Hasil percobaan ke-1

2. Simulasi ke-2 :

Gambar-4 Hasil percobaan ke-2

3. Simulasi ke-3 :

Gambar-5 Hasil percobaan ke-3

4. Simulasi ke-4 :

Gambar-6 Hasil percobaan ke-4

5. Simulasi ke-5 :
Gambar-7 Hasil percobaan ke-5

6. Simulasi ke-6 :

Gambar-8 Hasil percobaan ke-6

7. Simulasi ke-7 :

Gambar-9 Hasil percobaan ke-7

8. Simulasi ke-8 :

Gambar-10 Hasil percobaan ke-8


9. Simulasi ke-9 :

Gambar-11 Hasil percobaan ke-9

10. Simulasi ke-10 :

Gambar-12 Hasil percobaan ke-10

VII. Analisis dan Perhitungan

Percobaan yang dilakukan merupakan mengenai FM receiver dengan simulasi


online menggunakan labalive dengan mengubah-ubah parameternya sehingga
menimbulkan efek perubahan terhadap suara audio, gelombang sinyal output
receiver, dan spektrum sinyal output receiver. Paramater yang diubah-ubah yaitu
amplitude sinyal pemodulasi, modulation constant, dan wavefrom transmisi.

Rangkaian FM receiver terdiri dari sinyal input, blok FM demodulator, dan sinyal
output. Sinyal input pada percobaan kali ini merupakan audio hasil rekaman pada
percobaan FM transmitter. Sinyal input masuk ke blok FM demodulator untuk
diolah menjadi sinyal informasi atau memisahkan sinyal carrier dari sinyal
informasi sehingga menghasilkan sinyal informasi murni.

Berdasarkan percobaan dengan mengubah beberapa parameter didapat pengaruh


terhadap suara audio sinyal output receiver (sinyal infromasi). Pengaruh dari
perubahan beberapa parameter tersebut sebagai berikut :
a. Percobaan ke-1 yaitu pengaruh perubahan bentuk gelombang dan settingan
bentuk gelombang input transmisi terhadap power suara audio output receiver
(sinyal informasi), didapat:
• Pada wavefrom music, speech, dan line, didapat power pada input
transmisi berturut-turut sebesar 12 – 22 mV2, 28 – 29 mV2, dan 0.5 mV2
sedangkan power pada output receiver berturut-turut sebesar 0.23 – 0.24
mV2, 0.7 – 0.8 mV2, dan 13.85 mV2. Berdasarkan sample data tersebut
dapat diambil kesimpulan sederhana yaitu power sinyal informasi yang
diterima pada output receiver lebih kecil dibanding power sinyal
informasi pada input transmitter.
• Pada wavefrom stereo local wav, dengan channel audio stereo 44.1KHz
dan mono 44.1KHz, didapat power input transmisi berturut-turut
sebesar 17 – 18 mV2 dan 13 – 21 mV2, sedangkan power pada output
receiver berturut-turut sebesar 0.4 – 0.5 mV2 dan 1.4 – 1.8 mV2.
Berdasarkan sample data tersebut dapat diambil kesimpulan sederhana
yaitu power sinyal informasi yang diterima pada output receiver lebih
kecil dibanding power sinyal informasi pada input transmitter.
b. Percobaan ke-2 yaitu pengaruh perubahan parameter wavefrom dan settingan
wavefrom terhadap suara audio sinyal output receiver (sinyal informasi) dan
sinyal input transmisi (sinyal informasi murni), didapat yaitu suara audio output
receiver jelas sama seperti suara audio input transmisi, dan volume suara audio
output receiver lebih kecil dibanding suara audio input transmitter.
c. Percobaan ke-3 yaitu pengaruh perubahan settingan audio input pada wavefrom
stereo local wav terhadap suara audio output receiver, didapat:
• Channel stereo, 44.1KHz, 16 bit, menghasilkan suara audio jelas, suara
audio sama seperti input sebelum diubah.
• Channel stereo, 32KHz, 16 bit, menghasilkan suara audio melengking
seperti suara anak kecil dan suara audio bertambah cepat.
• Channel stereo, 48KHz, 16 bit, menghasilkan suara audio jelas seperti
input namun suara audio bertambah lambat.
• Channel mono, 44.1KHz, 16 bit, menghasilkan suara audio melengking
seperti suara anak kecil dan suara audio bertambah cepat.
• Channel mono, 48 KHz, 16 bit, menghasilkan suara audio melengking
seperti anak kecil dan suara audio bertambah lambat.
Berdasarkan sample data tersebut, dapat diambil kesimpulan sederhana yaitu
settingan channel stereo pada frekuensi 44.1KHz 16 bit, menghasilkan suara
audio yang sama seperti suara audio input, sedangkan channel mono pada
settingan yang sama menghasilkan suara yang berbeda dengan suara audio input
yaitu melengking. Sementara itu, untuk channel stereo dengan frekuensi kurang
dari 44.1KHz mengubah suara audio menjadi melengking dan diatas 44.1KHz
normal. Frekuensi juga berpengaruh terhadap cepat dan lambat suara audio.
Semakin besar frekuensi, suara audio semakin cepat. Semakin kecil frekuensi,
suara audio semakin lambat.
d. Percobaan ke-4 yaitu pengaruh perubahan parameter pada transmitter terhadap
output receiver, didapat sebagai berikut:
• Ketika amplitude sinyal pemodulasi ditingkatkan menjadi 4V, suara
audio jelas sedangkan pada input transmitter (sinyal informasi) suara
audio pecah-pecah dan tidak jelas, dan volume suara audio lebih kecil
dibanding suara audio input transmitter (sinyal informasi murni) namun
lebih besar dibanding amplitude 1V dan 2.6V.
• Ketika max amplitude diperbesar menjadi 2V, suara audio tidak jelas,
suara audio pecah pecah, dan tidak bisa didengar.
• Ketika modulation contant dikecil menjadi 50KHz/V, suara audio jelas,
dan volume suara audio mengecil.

Berdasarkan sample data tersebut dapat diambil kesimpulan yaitu semakin


besar amplitude, semakin besar volume suara audio, namun semakin besar
amplitude dapat berpengaruh terhadap pecah-pecah nya suara pada input.
Semakin besar max amplitude, semakin pecah-pecah suara audio. Semakin
kecil modulation constant, semakin kecil volume suara audio dan sebaliknya.

Pada percobaan didapat juga kejanggalan yaitu ketika amplitude suara audio
diperbesar menjadi lebih dari 1V yaitu 4V, suara audio input pecah-pecah dan tidak
jelas, namun pada output receiver, suara audio jelas dan tidak pecah-pecah. Hal ini
disebabkan adanya blok FM demodulator, dimana blok tersebut mengolah sinyal
yang masuk untuk di saring pada sideband tertentu sehingga informasi yang
ditangkap pada receiver tidak melebar kemana-mana.

Sistem audio mono yaitu audio yang terdiri dari satu jalur audo. Contoh
pengaplikasiannya yaitu amplifier, radio, dan ponsen jaman dahulu. Contoh suara
audio mono yaitu ketika menggunakan headset pada ponsel jaman dahulu, suara
headset kanan dan kiri sama, tidak ada efek yang berbeda. Sementara itu, sistem
audio stereo yaitu sistem audio yang menggunakan dua jalur berbeda yaitu L dan R
dan penguat terpisah. Contoh suara audio stereo yaitu peralatan audio jaman
sekarang. Contoh pengaplikasianya yaitu ketika menggunakan headset pada ponsel
jaman sekarang, suara audio pada headset kanan dan kiri berbeda, terdapat efek
yang berbeda dan ketika dipakai bersama menghasilkan suara audio yang murni
seperti yang diinginkan.

VIII. Kesimpulan

1. Konsep dasar Frequency Modulation (FM) yaitu menumpangkan sinyal


pemodulasi atau sinyal informasi (modulating signal) yang berfrekuensi rendah
ke sinyal pembawa (carrier signal) yang berfrekuensi tinggi dengan mengubah-
ubah frekuensi sinyal pembawa (carrier signal) sehingga menghasilkan sinyal
termodulasi FM. Sementara itu, konsep dasar demodulasi frekuensi yaitu proses
memulihkan/memisahkan sinyal informasi dari sinyal termodulasi FM.
2. Proses FM receiver dengan simulasi online dilakukan dengan mengubah-ubah
parameternya yaitu amplitude sinyal pemodulasi, modulation constant, dan
wavefrom transmisi.
3. Pada FM receiver, power sinyal infromasi output receiver lebih kecil dibanding
power sinyal informasi pada input transmitter sehingga FM receiver berfungsi
menurunkan power sinyal informasi murni.
4. Output FM receiver menghasilkan suara audio yang jelas dan jernih sama
seperti suara audio input transmitter (sinyal informasi murni) dengan volume
yang lebih kecil.
5. Pengaruh perubahan parameter terhadap sinyal transmisi FM yaitu :
a. Channel stereo pada frekuensi 44.1KHz 16 bit, menghasilkan suara audio
yang sama seperti suara audio input, sedangkan channel mono pada
settingan yang sama menghasilkan suara yang berbeda dengan suara audio
input yaitu melengking.
b. Channel stereo dengan frekuensi kurang dari 44.1KHz mengubah suara
audio menjadi melengking dan diatas 44.1KHz suara audio normal.
c. Frekuensi berpengaruh terhadap cepat dan lambat suara audio. Semakin
besar frekuensi, suara audio semakin cepat. Semakin kecil frekuensi, suara
audio semakin lambat.
d. Semakin besar amplitude, semakin besar volume suara audio, namun
semakin besar amplitude dapat berpengaruh terhadap pecah-pecah nya suara
pada input.
e. Semakin besar max amplitude, semakin pecah-pecah suara audio
f. Semakin kecil modulation constant, semakin kecil volume suara audio dan
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai