Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN PEMBELAJARAN 14: BAGIAN

PENGUAT SUARA

A. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat menerapkan bagian-baian penguat
suara dari sistem penerima televisi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Peserta diklat mampu memeriksa bagian-baian penguat suara dari sistem
penerima televisi
2. Peserta diklat mampu menjelaskan fungsi penguat suara

C. Uraian Materi

Penguat Suara
Bentuk – bentuk rangkaian penerima pembawa suara:
 penerima pembawa suara terpisah,
 penerima pembawa puara perpisah palsu,
 penerima pembawa suara tercampur,
 pengiriman suara satu kanal dan
 pengirim suara dua kanal

1. Penerima Pembawa Suara Terpisah

Bentuk penerima pembawa suara terpisah kanal suara terletak sejajar dengan
kanal gambar. Hal ini untuk pesawat dengan beberapa norma televisi. Misal
untuk menangkap TV Perancis dan Belgia. Pemancar suara dimodulasi secara
AM pula. Cara pembawa suara tercampur tak dapat digunakan. Pada
pencampuran dari dua pembawa dengan AM akan memberikan campuran suara
yang kering (waste). IF pembawa suara langsung dipisahkan dari penala
menggunakan penyaring 33,4 MHZ dan selanjutnya diambil sinyal dari IF gambar
38,9 MHz. Dicampurkan dengan 33,4 MHz pada IF suara agar didapatkan
frekuensi 5,5 MHz.
2. Penerima Pembawa Suara Tercampur

Kelebihan penerima pembawa suara tercampur bahwa kualitas suara hampir


tidak tergantung dari penalaan pesawat penerima. Penerima ini juga menghemat
tingkat penguat, bagian IF keseluruhan dan kadang-kadang juga penguat
gambar menunjang untuk penguatan suara. Sinyal suara dipisahkan pada
demodulator gambar dengan mencampur sinyal pembawa gambar 38,9 Mhz dan
pembawa suara 33,4 Mhz (proses Inter carrier) Agar pembawa suara tidak
mempengaruhi gambar, maka pembawa suara ditekan dibawah level putih ( <
10% dari pembawa gambar ).

3. Penerima Pembawa Suara Terpisah Palsu

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pemakaian penerima pembawa suara


terpisah dan penerima pembawa tercampur, dikembangkan penerima pembawa
terpisah palsu. Prinsip pembawa suara terpisah palsu ini adalah sama dengan
pembawa suara tercampur; yaitu dengan mencampurkan kedua pembawa
gambar dan suara sehingga diperoleh frekuensi menengah suara 5,5 Mhz,
dengan demikian pemborosan dapat dikurangi.Pada sistem penerima pembawa
suara terpisah palsu, kedua pembawa (38,9 Mhz dan 33,4 Mhz) diseleksi dengan
filter gelombang permukaan sehingga dapat diambil amplitudo yang sama pada
pencampuran suara dan dengan pengaturan harga puncak pembawa suara
dapat diredam pada penguat menengah gambar.

4. Pengiriman Suara Satu Kanal

Rangkaian demodulator gambar menghasilkan perbedaan frekuensi 5,5 MHz


yang kemudian diumpankan ke penguat menengah suara sehingga didapatkan
sinyal audio melalui demodulator menengah suara. Sinyal audio tersebut
dikuatkan oleh penguat suara.

5. Pembawa suara tercampur

Keluaran dari demodulator gambar adalah perbedaan frekuensi 5,5 MH. Semua
daerah diantara frekuensi ini digunakan untuk frekuensi suara yang tegangannya
berubah-ubah seperti termodulasi amplitudo. Pada pemancar sinyal suara hanya

130
dimodulasi frekuensi, sehingga penguat frekuensi antara tidak hanya berfungsi
sebagai penguat, terutama sebagai pembatas amplitudo, yang didalam gambar
tidak terjadi perubahan amplitudo dari sinyal suara yang dapat mengakibatkan
gangguan.

6. Pembawa Suara Terpisah Palsu

Pada rangkaian pembawa suara terpisah palsu memproses sinyal suara dan
gambar secara terpisah. Perbedaan dengan pembawa suara tercampur
pembawa suara terpisah palsu mempunyai jarak gangguan antara pembawa
gambar dan suara lebih jauh, sehingga gangguan gambar dihindarkan. Untuk
itu, pada pencampur dikeluarkan perbedaan pembawa gambar dan suara, dan
diperlukan pengkopel-keluaran

7. Pengirim Suara Dua Kanal

Untuk mempertahankan keaslian suara suatu gambar (misalnya pada film)


diperlukan juga dua kanal atau suara stereo. Pengiriman dua kanal suara dapat
dilakukan dengan tiga macam cara:

a. Dua Pembawa Suara:

Dua pembawa suara adalah teknik pengiriman dua kanal yang paling
mudah. Proses ini mempunyai dua pembawa suara yang dipancarkan
bersama-sama. Pembawa suara pertama pada frekuensi 5,5 Mhz dan
pembawa suara kedua pada 5,742 Mhz.

b. Multipleks Frekuensi:

Multiplek frekuensi sama dengan multipleks sistem stereo pada radio yaitu
dimodulasikan dua sinyal suara pada pembawa bantu.

Pembawa bantu
Kanal suara ke 1
Kanal suara k e2 (FM)

0
15,625 31,25 kHz 46,875 f
fH 2f H 3f H

Gambar 14. 1Multiplek frekuensi

131
c. Multipleks Waktu:

Dua informasi suara melalui modulasi kode pulsa (PCM) dirubah dalam
suatu informasi digital. Informasi dalam bentuk digital ini ditransformasikan
dalam multifleksi waktu pada daerah sinyal gambar dan warna, dalam
bagian waktu yang tidak ditempati sinyal gambar. Sekarang sudah
dipergunakan pengiriman dua pembawa suara, yang juga dinamakan
pengiriman suara multi kanal. Dalam pengiriman sinyal suara dikirim dengan
dua pembawa:

Pembawa I pada frekuensi 352. fH = 5,5 Mhz

Pembawa II pada frekuensi 367,5. fH = 5,742 Mhz.

Kelebihan sistem ini memberikan tiga macam pengerjakan yaitu mono


phone, stereo phone dan pengiriman dua suara yang terpisah dalam waktu
bersamaan. Untuk dapat berfungsi masing-masing, maka kanal suara harus
dapat bekerja seperti semestinya. Untuk kebutuhan ini pembawa suara II
selain modulasi frekuensi informasi suara yang semestinya ditambahkan
pemandu suara 54 Khz. Pemandu suara itu dimodulasi amplitudo lagi
dengan frekuensi pengenal yang sesuai. Dalam penerima ada suatu
rangkaian yang menerima frekuensi pengenal ini dan mengerjakan kanal
suara pada pengoperasian yang sesuai. Pada pengerjaan mono, pembawa
suara I dimodulasi frekuensi dengan pembicara dan musik, juga sampai saat
ini. Pembawa suara II begitu juga dimodulasi frekuensi dengan informasi
suara yang sama. pemandu suara 54 Khz tak dimodulasi. Pada pengerjaan
stereo pembawa suara I dimodulasi frekuensi dengan informasi suara kanal
kiri dan kanan, pembawa suara II dengan pemandu suara 54 Khz, dimana
54 Khz adalah sebagai pembawa bantu dimodulasi amplitudo dengan sinyal
pengenal stereo 117 Khz.

Pada pengerjaan dua suara, dimodulasi frekuensi pembawa suara I dengan


informasi suara I dan suara II dengan informasi suara II. Pembawa bantu
54k Hz dimodulasi frekuensi dengan frekuensi pengenal dua suara 274 Hz.

132
D. Aktifitas Pembelajaran

Peserta diklat/guru melakukan identifikasi rangkaian penguat suara dari


penerima televisi warna. Pengukuran sinyal dan tegangan pada blok penguat
suara.

E. Latihan/Tugas
1. Pada penerima pembawa suara terpisah, suara dimodulasi secara ...
2. IF pembawa suara dipisahkan dari penala menggunakan......................
3. Demodulator suara diumpani sinyal suara yang memodulasi sinyal sebesar..
4. Apa keuntungan penerima pembawa suara tercampur?
5. Bagaimana cara mengatasi pembawa suara agar tidak mempangaruhi
gambar?
6. Pada pembawa suara terpisah palsu, keluaran dari pencampur adalah.........
7. Mengapa gangguan gambar dihindarkan pada pembawa suara terpisah
palsu?
8. Bagaimana pembawa suara terpisah palsu memproses sinyal suara dan
gambar?

F. Rangkuman

Ada beberapa macam penerima pembawa suara, di antaranya penerima


pembawa suara terpisah, penerima pembawa puara perpisah palsu, penerima
pembawa suara tercampur, pengiriman suara satu kanal dan pengirim suara dua
kanal. Penerima pembawa suara terpisah kanal suara terletak sejajar dengan
kanal gambar. Penerima pembawa suara tercampur mempunyai kelebihan
bahwa kualitas suara hampir tidak tergantung dari penalaan pesawat penerima.
Prinsip pembawa suara terpisah palsu ini adalah sama dengan pembawa suara
tercampur, yaitu dengan mencampurkan kedua pembawa gambar dan suara
sehingga diperoleh frekuensi menengah suara 5,5 Mhz, dengan demikian
pemborosan dapat dikurangi. Pembawa suara terpisah palsu memproses sinyal
suara dan gambar secara terpisah. Pengirim suara dua kanal mempertahankan
keaslian suara suatu gambar (mis:film) diperlukan juga dua kanal atau suara
stereo

133
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini


diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang
belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas
keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai
hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan
ketuntasan minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya


guru berkewajiban mengikuti uji kompetensi. Dalam hal
uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka
peserta uji kompetensi wajib mengikuti diklat sesuai
dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

134

Anda mungkin juga menyukai