Anda di halaman 1dari 30

1.

Rencanakan suatu perencanaan sistem transmisi dari GSM, dari suatu tempat ke
tempat yang lain, lengkap dengan perhitungannya!
Jawab :

Pada studi kasus perencanaan system transmisi GSM ini dibatasi hanya pada perencanaaan
power, atau power link budget. Perhitungan ini tidak mencakup coverage cell ataupun
traffic, parameter – parameternya antara lain sebagai berikut :

Selanjutnya dihitung path loss Uplink dan downlink. Dimana uplink adalah perhitungan
path loss dari MS ke BTS dan sebaliknya downlink adalah perhitungan path loss dari
BTS ke MS.

1. Perhitungan Uplink (MS – BTS)


PLu (Path Loss in uplink) = EIRPm (Peak EIRP of Mobile) − Prb (Power Received
by the base station)
EIRPm = Ptm (Power transmitted from the MS) + Gm − Losses
Losses = Lcm (cable loss at mobile) + Lom (any other loss)
Prb = −Gb (BTS antenna gain) − Losses + Bs (BTS sensitivity)
Losses = Lcb (cable loss at BTS) + Lob (any other loss)

PLu = EIRPm − Prb


= [Ptm+ Gm – (Lcm + Lom)] − [−Gb – (Lcb + Lob) + Bs]
= [32+ 0 − 0 + 0] − [-18 – (2 + 0) + (-108)]
= 32 + 124 = 156 dBm

2. Perhitungan Downlink (BTS – MS)


PLd (Path Loss in downlink) = EIRPb (peak EIRP of BTS) − Prm (Power received by
the MS)
EIRPb = Ptb (Power transmitted by BTS) + Gb (BTS antenna gain) − Losses
Losses = Lcb (cable loss at BTS) + Lccb (combiner loss at BTS)
Prm = Ms (Mobile sensitivity) + Losses − Gm (mobile antenna Gain)
Losses = Lcm (cable loss) + Lom (any other loss)

PLd = EIRPb − Prm


= [Ptb + Gtb – (Lcb + Lccb)] − [Ms − Lcm − Lom − Gm]
= [42 + 18 – (2 + 2)] − [−106 − 0 − 0 − 0]
= 56 + 106 = 162 dB

Perencanaan Sistem Transmisi Page 1


Seperti yang telah didapat dalam perhitungan, yaitu terdapat perbedaan yang jelas antara
perhtungan uplink power budget dan downlink power budget, dimana nilai downlink path
loss (162 dB) melebihi uplink power loss (156 dB). Ini adalah suatu indikasi dimana area
yang dicover oleh antena base station lebih luas dari area yang dicover oleh antena mobile
station, dengan memberikan coverage yang lebih besar pada arah downlink. Mengurangi
power pada arah downlink dapat mengurangi perbedaan nilai, tetapi hasil yang didapat
adalah area yang di jangkau oleh base station menjadi lebih kecil.

Kuat sinyal pada jaringan radio dapat mengalami fluktuasi dan fading. Fluktuasi ini dapat
menjadi lebih besar maupun lebih kecil dari nilai sensitivitas receiver (penerima). Oleh
karena itu proses perancangan jaringan radio juga akan memperhitungkan apa yang
disebut dengan fade margin. Tahap perancangan (planning) akan dilakukan sedemikian
rupa sehingga kuat medan dari sinyal akan lebih besar dari nilai sensitivitas receiver
dengan cara menyesuaikan terhadap fade margin tersebut. Jadi, meski saat terjadi
fading (slow fading atau shadowing paling mencolok), maka level sinyal setelah fading
tetap akan lebih besar daripada level sensitivitas receiver.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 2


Perhitungan gain antenna

Antena Gain = 20 log d(a) + 20 log f + 17.5


= 20 log 1.2 + 20 log 8 + 17.5
= 1.58 + 18.1 +17.5
= 37.18 dBi
Perhitungan Fade Margin

Lfs = 92.5 + 20 log D + 20 log f Gain ant = 20 log d + 20 log f + 17.5


= 92.5 + 20 log 5 + 20 log 38
= 20 log 0.3 + 20 log 38 + 17.5
= 92.5 + 13.98 + 31.6
= -10.46 + 31.6 + 17.5
= 138.08 dB
= 38.64 dBi

Fade Margin = Ptx – Lfs + Ga1 + Ga2 – Lat – Lex – Prxth


= 16 – 138.08 + 38.64 + 38.64 – 0.234 – (-76)
= 30.96 ~ 31 dB

Perencanaan Sistem Transmisi Page 3


Setelah menghitung path loss antara MS dan BTS pada satu lokasi, selanjutnya kita akan
coba menghitung nilai fade margin antara BTS dengan BTS yang berbeda lokasi dan
diketahui parameternya adalah sebagai berikut :

Diasumsikan bahwa kondisi dari propagasi radio antar BTS adalah LOS (Line of Sight)
atau tanpa penghalang. Sesuai dengan parameter diatas maka free space loss dapat dihitung
sebagai berikut :

Dari sistem diatas dapat dihitung nilai fade margin nya adalah sebagai berikut :

Perencanaan Sistem Transmisi Page 4


2. Apa yang dimaksud dengan GSM? Jelaskan dengan gambar; bagaimana Arsitektur
dari GSM? Bagaimana hubungan BTS dengan BSC? Singkatan apakah BTS dan
BSC? Apa fungsi dari BTS dan BSC?
Jawab :

➢ Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan sebuah teknologi


komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada
mobile communication, khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan
gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga
sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global
untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak
digunakan orang di seluruh dunia.

Gambar 3. Time Division Multiple Access(TDMA)

Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada
frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya digunakan frekuensi 890–915 MHz , sedangkan
frekuensi downlinksnya menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwith yang
digunakan adalah 25 Mhz (915–890 = 960–935 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200
Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara
dan satu kanal untuk sinyal.

Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan
kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi
kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan
tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi
1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi
downlinks.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 5


GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, dimana
tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785–1710 = 75 Mhz). Dengan lebar
kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka
pada GSM 1800 ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM
kemudian juga digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama
GSM-R.

➢ Arsitektur GSM

Gambar 2. Layout generic dari jaringan GSM menurut John’s Scourias

Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi
menjadi:
1. Mobile Station (MS)
2. Base Station Sub-system (BSS)
3. Network Sub-system (NSS),
4. Operation and Support System (OSS)

Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk


sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
1) Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk
melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
● Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi
pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan
penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
● Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi
seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat
digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan
dalam SIM secara umum, adalah:

Perencanaan Sistem Transmisi Page 6


1. IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran
pelanggan.
2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil
pelanggan.

2) Base Station System atau BSS, terdiri atas:


● BTS (Base Transceiver Station), perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan
MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal.
● BSC (Base Station Controller), perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang
berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC

3) Network Sub System atau NSS, terdiri atas:


● Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element central
dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC
berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun dengan
jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
● Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk
menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara
permanen.
● Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan
informasi pelanggan.
● Authentication Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data
yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan
pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan.
● Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.

4) Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM
yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management,
configuration management, performance management, dan inventory management.

Dan untuk hubungan antara BTS dan BSC dapat dapat dijelaskan dengan konfigurasi berikut
ini :

Perencanaan Sistem Transmisi Page 7


➢ BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antena dan pemroses sinyal
untuk sebuah interface. Tidak hanya untuk GSM, BTS juga dapat menjalankan
pemrosesan semua sinyal CDMA. BTS berkomunikasi dengan MS ( Mobile Station )
dengan Um Interface. BTS dan BSC dihubungkan oleh Abis Interface.

Skematik diagram
BTS
Fungsi BTS juga antara lain :
- Memperlengkapi koneksi radio antara mobile user
dan switch.
- Satu sistem wireless di area metropolitan yang besar memerlukan ratusan base station
untuk mengirim coverage yang berhubungan dan memperlengkapi kapasitas yang
cukup untuk menangani semua pengguna yang memungkinkan.

➢ BSC
BSC mengatur semua fungsi hubungan sumber radio untuk sebuah BTS atau lebih. BSC
menangani radio-channel setup, frequency hopping, and handover intern BSC. Beberapa
BSC dapat dikontrol oleh setiap MSC. Fungsi BSC antara lain :
- Menekan speech signal agar transmisi lebih efisien diatas spektrum radio yang jarang.
- Mengendalikan base station dan perangkat handoff panggilan dari satu base station ke
lainnya sebagai penggerak user melewati sistem.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 8


Gambar : diagram rangkaian BSC

3. Jelaskan dengan gambar dan dengan analisis yang baik, sehingga jelas aslinya
mengenai macro-cell-micro.
Jawab :
Berikut ini yaitu struktur hierarki dari sel pada GSM :

➢ Macrocells
Jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab
ditempatkan di atas gedung tinggi atau tower dengan
ketinggian sekitar 50 meter. Ciri macro cell yakni
memiliki transmit power yang lebih tinggi, dan
converage lebih luas. Umumnya macro cell banyak
ditempatkan di daerah pinggiran kota yang mempunyai
kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai bagi
pelanggan yang membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa berbeda antar
operator, tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai
jangkauan hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20 km saja
dan digunakan untuk daerah frekuensi 150 – 1000 MHz dan 1500 – 2000 MHz. Ini
disebabkan adanya halangan-halangan yang mengganggu penetrasi signal.

Sel ini biasanya diaplikasikan untuk daerah rural dan sub urban karena akan menghasilkan
jari-jari sel yang besar. Namun demikian, implementasi sel ini juga dilakukan untuk daerah
Urban dengan tujuan meningkatkan kapasitas trafik dengan menopang sel micro-cell (cell
splitting).
Persamaan umum dalam menentukan jari –jari sel GSM 900 adalah

Perencanaan Sistem Transmisi Page 9


➢ Micro cell
Jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela pojok gedung. Micro cell
dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan kepadatan tinggi, namun bermobilitas
rendah. Ciri micro cell yakni converage nya kecil namun kapasitas besar dengan transmit
power yang rendah. Biasanya antenanya cukup dipasang di plafon atau langit-langit suatu
ruangan, ada juga tanpa antena alias ditempel pada dinding. Micro cell sendiri dibagi ke
dalam micro cell standar, pico cell, dan nano cell. Maksimum micro cell mempunyai
jangkauan antara 500 meter hingga 1 km.

Karakteristik lain pada sel ini yaitu ketinggian antena yang berkisar 4 m – 50 m. 00.
Persamaan umum untuk menghitung jari-jari sel.

Perencanaan micro-cell biasanya digunakan untuk perencanaan sel dengan trafik seperti dalam
kota, oleh sebab itu ada beberapa parameter tentang keadaan daerah seperti lebar jalan,
tinggi gedung, sudut orientasi, dan jarak antar gedung yang merupakan ciri-ciri perkotaan
atau daerah urban.

Item Macrocell Microcell

Cell Radius 1 to 20km 0.1 to 1km

Tx Power 1 to 10W 0.1 to 1W

Fading Rayleigh Nakgami-Rice

RMS Delay Spread 0.1 to 10ms 10 to 100ns

Perencanaan Sistem Transmisi Page 10


Max. Bit Rate 0.3 Mbps 1 Mbps

4. a. Apa yang dimaksud dengan model Hatta, jelaskan!


Jawab :
Model Hatta merupakan bentuk persamaan empirik dari kurva redaman lintasan yang
dibuat oleh Okumura, karena itu model ini lebih sering disebut sebagai model
Okumura-Hatta. Model ini valid untuk daerah range frekuensi antara 150-1500 MHz.
Hatta membuat persamaan standard untuk menghitung redaman lintasan di daerah
urban, sedangkan untuk menghitung redaman lintasan di tipe daerah lain (suburban,
open area, dll), Hatta memberikan persamaan koreksinya. Persamaan prediksi Hatta
untuk daerah urban adalah:

L(urban)(dB) = 69,55+26,16logfc–13,82loghte–a(hre)+(44,9–6,55loghre)logd (2.25 )

fc adalah frekuensi kerja antara 150-1500 MHz,


he adalah tinggi effektif antena transmitter (BS), 30-200 m ,
hre adalah tinggi efektif antena receiver (MS), 1-10 m,
d adalah jarak antara Tx-Rx (km),
dan a(hre) adalah faktor koreksi untuk tinggi efektif antena MS
sebagai fungsi dari luas daerah yang dilayani.
atau :

Lp : rugi-rugi lintasan (dB),


fc : frekuensi pembawa (900 Mhz),
Hb : Tinggi antena BTS(m),
a(Hm): faktor koreksi untuk tinggi antena MS
dalam beberapa tipe daerah

Gambar : Model prediksi Hatta

Perencanaan Sistem Transmisi Page 11


Untuk kota kecil sampai sedang, faktor koreksi a(hre) atau a(hms) diberikan oleh
persamaan:
a(hre) = (1,1logfc – 0,7) hre – (1,56logfc – 0,8) dB
sedangkan untuk kota besar:
a(hre) = 8,29 (log1,54hre)2 – 1,1 db untuk fc  300 MHz
a(hre) = 3,2 (log11,75hre)2 – 4,97 dB untuk fc  300 MHz

Untuk memperoleh redaman lintasan di daerah suburban dapat diturunkan dari


persamaan standar Hata untuk daerah urban dengan menambahkan faktor koreksi,
sehingga diperoleh persamaan berikut:

L(suburban)(dB) = L(urban) – 2[log(fc/28)]2 – 5,4


dan untuk daerah rural terbuka, persamaannya adalah:
L(open rural)(dB) = L(urban) – 4,78 (logfc)2 – 18,33logfc – 40,98

Walaupun model Hatta tidak memiliki koreksi lintasan spesifik seperti yang disediakan
model Okumura, tetapi persamaan-persamaan diatas sangat praktis untuk digunakan
dan memiliki akurasi yang sangat baik. Hasil prediksi dengan model Hata hampir
mendekati hasil dengan model Okumura, untuk jarak d lebih dari 1 km. Model ini
sangat baik untuk sistem mobile dengan ukuran sel besar, tetapi kurang cocok untuk
sistem dengan radius sel kurang dari 1 km.

b. Sealtering? Kalau perlu dengan gambar.


Jawab :
Gelombang Elektromagnetik dapat melewati beberapa objek, namun juga dapat
dipantulkan oleh suatu objek. Pemantulan ini sering disebut dengan baunching atau
scattering. Baunching dapat menurunkan unjuk kerja suatu sistem dan dapat pula
meningkatkan unjuk kerja lainnya. Tidak semua yang didapat dari akibat bounching
baik, salah satunya disebut dengan multipath scattering pada komunikasi bergerak.
Multipath Scattering adalah sinyal yang mencapai penerima dari beberapa jalur yang
merupakan hasil dari bounching. Jika sinyal diterima diluar fase, maka sinyal
dibatalkan. Jika sinyal diterima pada fase namun tidak tersinkronisasi, akan diterima
echo sinyal.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 12


c. Dimension?
Jawab :
Tujuan dimensi GSM untuk membagi sumber radio yang terbatas agar mendapatkan
kombinasi sinyal (CCCH dan SDCCH) dan traffic (TCH dan PDTCH) canel yang
menyediakan performansi yang optimal. Secara konsep dapat dilihat pada gambar 2.12
keseimbangan antara jumlah sinyal dan traffic ditemukan antara kepadatan ketika yang
lain tetap dibawah penggunaan.

Gambar: Konsep dimensi sumber radio menuju pensinyalan dan traffic

Dimensi optimal sumber radio, sebagai fungsi perhitungan performansi keseluruhan


jaringan. Probabilitas bloking untuk suara yaitu PBV , probabilitas delay kepadatan data
GPRS yaitu PDD, probabilitas delay untuk traffic SMS yaitu PDSMS . Fungsi biaya C
kompresi dari jumlah suara.
C = PBV + PDD + PDSMS
▪ Input yang dibutuh kan untuk dimensioning
1. area geografi yang dicangkup
2. Estimasi traffic pada setiap daerah
3. Path loss
4. Pita frekuensi yang akan digunakan dan frekuensi re-use

Perencanaan Sistem Transmisi Page 13


Dengan parameter tersebut dapat ditentukan jumlah base station yang dibutuhkan
untukcangkupan dalam spesifik area sesuai target kualitas setiap individu dan
memenuhi pertumbuhan traffic dalam beberapa tahun kedepan.

d. Multipath
Jawab :
Multipath fading terjadi ketika sinyal frekuensi radio (RF) mengambil jalur berbeda dari suatu
sumber ke tujuan/penerima. Sebagian dari sinyal langsung ke tujuan sedangkan bagian
lain terlebih dahulu memantul ke penghalang. Sebagai hasilnya, sebagian sinyal
menempuh jarak yang lebih jauh dan mengalami penundaan. Multipath fading adalah
suatu bentuk gangguan atau interferensi sinyal RF yang timbul ketika sinyal memiliki
lebih dari satu jalur dari transmitter ke receiver.

Adanya objek yang menyebabkan pantulan dan hamburan pada saluran mengakibatkan
berkurangnya energi sinyal pada amplitudo dan fasa. Sinyal yang diterima merupakan
resultan dari sinyal LOS dan pantulan, atau sering kali hanya merupakan resultan dari
sinyal pantulan. Efek ini menjadikan sinyal yang diterima di receiver bervariasi yang
mengakibatkan fluktuasi sinyal sehingga terjadi fading dan distorsi. Propagasi
multipath juga mengakibatkan perbedaan waktu yang menyebabkan timbulnya
intersimbol ineterference.

Gambar : Multipath propagasi

Lintasan jamak yang terjadi disebabkan oleh adanya refleksi, difraksi dan scattering
pada propagasi gelombang.
Dari gambar diatas dapat kita amati bahwa
dengan adanya lintasan jamak tersebut akan mengakibatkan sinyal informasi yang
dikirim dari Tx ke Rx akan diterima berulang kali dengan level daya yang berbeda dan
dengan jeda waktu yang berbeda pula. Dengan adanya multipath, maka komponen
sinyal yang diterima pada sisi Rx dapat berupa sinyal yang datangnya secara direct path
yaitu sinyal yang perambatannya langsung ke arah penerima dan ada juga berupa sinyal
indirect path yaitu sinyal yang datang ke Rx tidak secara langsung melainkan melewati
pantulan, pembiasan, ataupun penghamburan.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 14


5. Pada propagasi gelombang terdapat tiga mekanisme dasar, sebutkan dan jelaskan
dengan berikan analisanya?
Jawab :
Kondisi ideal dalam sistem propagasi gelombang radio adalah apabila suatu gelombang
elektromagnet yang dipancarkan dari pemancar diterima oleh penerima hanya melalui satu
berkas sinyal tanpa ada sinyal lain yang mengikutinya. Kondisi ini hanya ada dalam teori
dan sulit untuk direalisasikan dalam sistem komunikasi nirkabel yang sesungguhnya. Hal
ini disebabkan karena hampir bisa dipastikan terjadi refleksi, difraksi dan scattering dalam
mekanisme propagasi pada sistem komunikasi nirkabel.
Jadi, Propagasi gelombang terdapat 3 mekanisme dasar yaitu :
- Reflection ( pemantulan )
- Diffraktion ( pembiasan)
- Scattering ( penghamburan )

Gambar : Propagasi sinyal dari Tx ke Rx

➢ Reflection
Refleksi atau pantulan terjadi pada saat suatu sinyal bertumbukan dengan suatu permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang sinyal tersebut atau Refleksi
terjadi saat pancaran gelombang elektromagnetik berbenturan dengan suatu obyek yang
memiliki dimensi yang lebih besar jika dibanding dengan panjang gelombang yang
dikirimkan. Refleksi terjadi pada permukaan bumi,gedung dan dinding.

➢ Diffraction
Difraksi terjadi saat suatu sinyal menabrak suatu ujung yang tidak dapat ditembus oleh sinyal yang
mempunyai bentuk tidak beraturan atau Difraksi terjadi bila jalur gelombang antara
transmitter dan receiver terhalang oleh sesuatu yang memiliki permukaan yang tajam, tidak
teratur atau tepi dari suatu permukaan. Dalam frekuensi tinggi pun, difraksi terkadang
tampak seperti refleksi tergantung dari geometri obyek seperti amplitudo, phase dan
polarisasi yang dimiliki gelombang elektromagnet

➢ Scattering

Perencanaan Sistem Transmisi Page 15


Scattering terjadi dikarenakan sinyal menumbuk suatu benda yang lebih kecil atau sama
dengan panjang gelombang dari sinyal tersebut.

Untuk komunikasi nirkabel dalam ruang bisa dipastikan ada salah satu atau lebih dari
mekanisme propagasi di atas yang terjadi dalam proses perambatan sinyal yang bisa
menyebabkan timbulnya lintasan jamak. Mekanisme propagasi di atas diilustrasikan oleh
Gambar 2.1 di bawah :

Atau dalam gambar lain mekanisme propagasi dapat diperlihatkan sebagai


berikut :

Perencanaan Sistem Transmisi Page 16


6. Apa yang dimaksud dengan handover, jelaskan dengan gambar!
Jawab :
Handover adalah istilah yang berarti situasi dimana MS berganti kanal signalling maupun
kanal trafik. Dari sudut pandang jaringan, MS dipindah-tangankan dari BTS awal ke BTS
berikutnya. Ketika pelanggan yang sedang mengakses jaringan bergerak mendekati
perbatasan sel menuju daerah cakupan sel sebelahnya, maka kuat sinyal yang diterima oleh
pengguna tersebut akan menurun.

Proses handover

Hal ini dideteksi oleh sistem yang kemudian akan memindah link radio ke BTS sebelahnya.
Proses ini kemudian melakukan penyambungan panggilan ke sebuah kanal frekuensi baru
pada sel yang baru tanpa penyelaan panggilan atau pemberitahuan kepada pelanggan
tersebut.
➢ GSM identik dengan mobile (bergerak), bergerak artinya disini tidak dibatasi oleh
wilayah/area. Proses perpindahan posisi dari sebuah Mobile Station (MS) ini
dinamakan handover, handoff atau roaming yang terjadi ketika sebuah MS berpindah
posisi. Proses handover ini bisa terjadi ke channel yang berbeda dalam satu cell yang
sama, ke cell yang beda dalam BSC yang sama, ke cell yang beda dalam BSC yang
beda namun masih dalam MSC yang sama, atau ke cell yang beda dengan MSC yang
berbeda pula. Yang perlu dicatat adalah sejauh apapun si MS berpindah, tetap berada
dibawah kontrol MSC awalnya. Jadi misalnya MS berpindah dari MSC A ke MSC B
kemudian ke MSC C, sebelum MSC B meng-handover ke MSC C terlebih dahulu dia
menyerahkan kontrol ke MSC A. Hal ini berkaitan dengan sistem billing, jadi
kemanapun MS bergerak sistem billingnya tetap menjadi tanggung jawab MSC
originalnya. Algoritma dari proses Handover ini sendiri tergantung kepada kebijakan
dari vendor dan operator selular.

Jenis-jenis Handover Pada Sistem GSM

Ada beberapa jenis handover dalam jaringan. GSM skenario dari ntipe-tipe handover yang
berbeda tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut ini

Perencanaan Sistem Transmisi Page 17


a. Intra-system Handover

Intra-sytem handover terjadi dalam satu sistem. Yang selanjutnya dapat dibagi menjadi
intra-frequency HO dan inter-frequency HO. Intra-frequency terjadi di antara sel-sel
yang memiliki carrier WCDMA yang sama, sementara interfrequency terjadi di antara
sel-sel yang menggunakan carrier WCDMA yang berbeda.

b. Inter-system Handover (ISHO)

Inter-system HO terjadi di antara sel-sel yang memiliki dua teknologi akses radio
(Radio Access Technology : RAT) yang berbeda atau mode akses radio (Radio Access
Mode : RAM) yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk handover jenis ini
diperkirakan terjadi antara sistem WCDMA dan GSM/EDGE.

c. Hard Handover (HHO)

HHO adalah kelompok dari prosedur HO dimana semua hubungan yang lama
dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru dibentuk. Bagi pembawa (bearer) real-
time hal ini berarti pemutusan-hubungan yang singkat dari bearer; bagi bearer non-
real-time HHO berarti lossless. Hard handover dapat menjadi intra atau inter-
frequency handover.

d. Soft Handover (SHO)

Selama proses soft handover, MS terus menerus berkomunikasi dengan dua sel atau
lebih secara bersamaan yang memiliki BS yang berbeda dari RNC yang sama (intra-
RNC) atau RNC yang berbeda (inter-RNC). Semua hubungan yang lama tidak akan
dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru terbentuk.

e. Softer Handover

Perencanaan Sistem Transmisi Page 18


Pada kejadian softer handover, MS dikendalikan oleh paling tidak dua sector pada satu
BS, SHO dan softer HO hanya mungkin terjadi dalam satu frekuensi carrier dan oleh
karena itu, termasuk proses handover intra-frequency.

Prosedur Handover

Tahap-tahap dari proses handover dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

➢ Tahap Pengukuran (Measurement), dilakukan pengukuran informasi penting yang


dibutuhkan untuk tahap decision. Pengukuran arah DL yang lakukan oleh MS adalah
sebesar Ec/Io dari CPICH sel yang sedang melayani dan selsel tetangga. Tahap
Keputusan (Decision), hasil pengukuran di bandingkan dengan threshold yang telah di
tetapkan sebelumnya. Kemudian akan diputuskan apakah akan dilakukan handover
atau tidak. Algoritma handover yang berbeda akan memiliki kondisi trigger yang
berbeda pula. Tahap Eksekusi (Execution), proses handover selesai dan parameter
relative diubah berdasarkan jenis handover-nya. Sebagai contoh hubungan dengan
Node B apakah ditambah atau diputuskan

Intersystem Handover (ISHO)

Inter-system HO terjadi di antara sel-sel yang memiliki dua teknologi akses radio (Radio
Access Technology : RAT) yang berbeda atau mode akses radio (Radio Access Mode :
RAM) yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk handover jenis ini diperkirakan terjadi
antara sistem WCDMA ke GSM (3G–2G) begitu juga sebaliknya (2G–3G). Dilihat dari
arsitektur jaringannya, gambar 2.10 berikut ini menunjukkan proses handover yang terjadi
dalam jaringan WCDMA-UMTS dan GSM.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 19


Dalam WCDMA-UMTS, proses inter-system handover untuk layanan berbasis circuit
switch didasarkan pada proses hard handover dimana saat handover terjadi, link trafik asal
dari node B / BS akan di drop sebelum setting up pada link BS / node B yang baru selesai,
sehingga hard handover disebut juga proses ’break before make’.

Pilot Sets

Pilot set atau kanal pilot diidentifikasikan oleh pilot offset dan penempatan frekuensi.
Kanal inilah yang menjadi acuan dalam penentuan kondisi handover:

a. Active Set, adalah pilot yang dikirimkan oleh BTS dimana UE tersebut aktif. BS
menginformasikan isi active set dengan channel assignment message atau handover
direction message.

b. Candidate Set, terdiri dari pilot yang tidak termasuk active set. Pilot ini harus diterima
dengan sinyal yang baik untuk mengindikasikan bahwa kanal trafik link forward yang
dibawa dapat dimodulasikan dengan baik.

c. Neighbor Set, adalah pilot yang digunakan untuk memberitahukan sel terdekat untuk
proses handover.
Perencanaan Sistem Transmisi Page 20
d. Remaining Set, terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem kecuali yang termasuk
kedalam active set, candidate set dan neighbor set.

7. Parameter-parameter apa saja yang perlu diperhatikan untuk merencanakan PST


GSM?
Jawab :
Pada perencanaan sistem transmisi radio digital, perhitungan power link budget atau
path analysis mengambil peranan penting agar hasil rancangan dapat mencapai hasil yang
optimum dan efisien baik dari segi kehandalan teknis maupun biaya. Perhitungan Link
Budget merupakan perhitungan loss dan gain pada sebuah sistem dengan parameter yang
sesuai dengan sistem tersebut. Parameter-parameter tersebut antara lain frekuensi operasi,
daya pancar, receiver sensitivity, reciever noise figure, dan losses. Salah satu hasil yang
diperoleh dari perhitungan link budget adalah Maximum Allowable Path Loss (MAPL) yang
sangat menentukan untuk perhitungan jarak at2au radius sel dalam menentukan coverage
area. Radius sel dapat ditentukan untuk tiga morfologi daerah yang berbeda yaitu urban,
suburban, dan rural dengan menggunakan berbagai macam model propagasi antara lain
Okumura-Hata, COST-231-Hata dan Walfisch Ikegami. Didalam perhitungan power link
budget kita juga dapat mengetahui level daya terima (Receive Signal Level) yang diterima
oleh penerima, hal ini akan menentukan availability dari sistem yang kita rancang dan
besarnya harus sesuai dengan kualitas yang kita inginkan. Jika pada perancanaan awal,
kualitas yang diinginkan belum tercapai, maka rekonfigurasi dapat dilakukan sampai
tercapai suatu sistem yang efisien dan optimal.

Parameter – parameter RF Link Budget

Terdapat dua tujuan utama dalam perencanaan RF GSM maupun RF lainnya, yaitu:
a) mendapatkan nilai gain dan loss sistem secara detail dan menyeluruh dengan tepat dari
lintasan RF.
b) mendapatkan nilai loss yang diizinkan dalam jaringan.

Untuk mencapai tujuan diatas, designer perlu mengetahui parameter-parameter dan


komponen link budget. Parameter-parameter tersebut dibagi menjadi empat kategori antara
lain :
1. Parameter yang berhubungan dengan propagasi

● Bulding Loss
● Vehicle Loss
● Body Loss
● Ambient Loss
● RF Feeder Loss
● Antenna Gain
Parameter-parameter ini tergantung pada frekuensi yang digunakan. Untuk GSM yang
beroperasi di Indonesia digunakan frekuensi operasi 900 MHz,1900 dan 2100 MHz.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 21


● Bulding Loss
Bulding Loss adalah berkurangnya level kuat sinyal akibat struktur bangunan yang dilewati
propagasi untuk mencapai user yang berada di dalam gedung.

Proses terjadinya building loss propagation dibagi menjadi dua buah kasus :
1. Ketika pemancar (BTS) berada di luar gedung dan penerima (MS) berada di dalam
gedung (kasus into).
2. Pemancar dan penerima berada dalam gedung yang sama.

Metode guna mencari nilai loss propagasi pada kasus pertama adalah pendekatan model p
ropagasi pada outdoor. Dengan kata lain, kita menggunakan faktor jarak user (pemodelan
propagasi seluler umum) ditambah dengan factor building loss.
Menurut literature, building loss berkisar antara 5 sampai dengan 40 dB atau lebih dari itu.

Environment Penetration Loss

Dense Urban 20 dB
Urban 15 dB
Sub Urban 10 dB
Rural 8 dB

Metode lain yang digunakan untuk mendapatkan building loss adalah dengan menggunakan
parameter yang spesifik, yaitu dengan memasukkan parameter material penyusun bangunan,
tinggi antena, panjang lintasan, luas lantai, jumlah ruang dan lantai.
● Vehicle Loss
Vehicle Loss adalah turunnya level daya terima yang diakibatkan oleh pergerakan user
dalam lingkungan sel yang dicakup.
Vehicle Loss biasanya berkisar antara 5-12 dB, tetapi dalam perencanaan digunakan 5-
8 dB.
● Body Loss
Body Loss adalah turunnya level daya terima yang diakibatkan oleh redaman tubuh user
berdasarkan fungsi jarak tubuh user dengan MS.
● Ambient Loss
Ambient Loss adalah turunnya level daya terima yang bersifat stabil pada waktu yang
lama yang disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar. Loss ini terbesar disebabkan
oleh perbuatan manusia seperti kendaraan bermotor, pabrik, mesin dan lain sebagainya.
● RF Feeder Loss
Feeder loss adalah loss atau hilangnya daya akibat adanya redaman pada saluran
transmisi (feedline) yang digunakan. Feeder loss biasanya diberikan oleh vendor
feedline dengan satuan dB/meter.
● Antenna
Antena merupakan bagian penting dalam power link budget. Antena biasanya memiliki
keuntungan nilai cadangan daya yang disebut gain antena. Gain merupakan fungsi dari
Perencanaan Sistem Transmisi Page 22
luas apperture antenna, polarisasi, dan faktor efisiensi. Bila digunakan antenna array,
maka gain merupakan fungsi dari polarisasi d2an jumlah elemen array antenna. Gain
antenna biasanya sesuai dengan ukuran antenna, semakin besar ukurannya maka
semakin besar gain-nya.

Beamwidth horizontal maupun vertikal direferensikan sebagai nilai pattern pancaran daya.
Untuk memilih antena dalam perencanaan jaringan seluler perlu diperhatikan beberapa
faktor :
➢ Ukuran dan berat antena. Karena kita akan memasang antena di atas tower, maka perlu
diperhatikan bobot antena dan akibat hembusan angin.
➢ Pola beamwidth. Pola beamwidth akan mempengaruhi performa sel site. Pola
horizontal yang lebih lebar akan menginterferensi sektor sebelahnya. Ini menjadi nilai
sumber interferensi begi sektor lainnya.

2. Parameter yang berhubungan dengan spesifikasi CDMA


● Interferensi noise rise antar user
● Eb/No
● Processing Gain

Untuk menyederhanakan permasalahan, biasanya seorang designer menentukan Eb/No


target yang konstan terlebih dahulu. Pada kenyataannya nanti, Eb/No akan berubah-ubah
sesuai dengan kondisi propagasi yang ada.

3. Parameter yang berhubungan dengan spesifikasi produk RF (Tx atau Rx)


● Daya Tx
● Sensitivitas Rx

4. Parameter yang berhubungan dengan Reliability perangkat


● Shadow Fading Margin

8. Apa manfaat dari sistem GSM


Jawab :
GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan dan manfaat yang jauh
lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
1) Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana
penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja.
Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh
pengguna lain.
2) Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming.
3) Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis
lain seperti teks, gambar, dan video.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 23


4) Keamanan sistem yang lebih baik
5) Kualitas suara lebih jernih dan peka.
6) Memberikan peluang timbulnya alternatif usaha-usaha baru di sektor telekomunikasi,
seperti dalam hal penyedia muatan (content) layanan.
7) Meningkatkan peluang mendapatkan kepuasan pelanggan dan pengguna jasa operator
telekomunikasi seluler, sebagai bentuk implementasi dari prinsip costumer intimacy.
8) Memberikan pendapatan tambahan bagi operator seluler, di luar pendapatan dari trafik
pembicaraan, yaitu pendapatan dari advertensi dengan memanfaatkan teknologi
layanan berbasis lokasi.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 24


Morphostructures Database

Morphostructures merupakan pengaruh medan listrik (dB) terhadap lingkungannya yang


didefinisikan dalam 13 bagian:

Large City : Daerah gedung bertingkat lebih dari 10 lantai


Medium City I : Daerah gedung bertingkat sekitar 7 lantai, dengan lebar jalan sekitar 13 meter
Medium City II : Daerah gedung bertingkat sekiatar 7 lantai, dengan lebar jalan 30 meter.
Small City I : Daerah gedung bertingkat 5 lantai, dengan lebar jalan 20 meter.
Small City II : Daerah industri.
Suburban I : Daerah perumahan dengan pepohonan.
Suburban II : Daerah perumahan.
Village : Daerah perkampungan.
Agriculture : Daerah pertanian/terbuka sebagian.
Low Tree Density : Daerah terbuka dengan pepohonan.
Deep Forest : Hutan lebat.
Water : Daerah perairan (sungai, danau dan laut)
Open Area : Daerah terbuka dengan radius lebih dari 1 Km.

Kalibrasi digunakan untuk menentukan parameter pelemahan dari model teori yang tergantung
dari keadaan lingkungannya. Kalibrasi yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan perkiraan
daya pancar yang baik.

Dalam hal ini digunakan persamaan HATA-OKUMARA. Didaerah pemukiman (urban) dan
ukuran sel yang menengah, pelemahan pancaran ditentukan oleh rumus sebagai berikut :

dengan antena MS setinggi 1,5 meter.

Dimana

Lu = pelemahan pancaran pada daerah pemukiman.

Kh1 = parameter yang tergantung dari frekuensi dan tinggi antena dari BS

Kh2 = parameter yang tergantung dari tinggi antena BS

D = Jarak antara MS dan BS

Parameter Kh1, ditentukan dari persamaan :

Perencanaan Sistem Transmisi Page 25


Dimana K1 merukan konstanta yang tergantung pada kondisi morphologi, K1diatur untuk
menentukan nilai Kh1.

Begitu juga dengan parameter Kh2 ditentukan dengan runus persamaan :

Dimana K2 merupakan nilai konstanta yang tergantung pada kondisi morphologi, K2 diatur untuk
menentuka nilai Kh2.

Untuk faktor koreksi tergantung dengan kondisi morphologi, yaitu :

1. Perairan

Pada umumnya A1 cukup luas, selama pancaran didaerah perairan sangat baik

2. Hutan dan pepohonan didaerah suburban

nilai A2 sangat tegantung pada kelebatan hutan, dan perlu dicatat pancaran juga tergantung pada
cuaca sehingga pepohonan bisa mempengaruhi penerimaan pancaran

3. Daerah terbuka

digunakan pada daerah pertanian dan gurun

4. Daerah quasi-open

digunakan pada daerah pedesaan.

5. Daerah sub urban

Satuan frekuensi pada semua persamaan diatas adalah MHz.

Perencanaan Sistem Transmisi Page 26


Parameter diatas telah diatur pada nilai optimal arah site, parameter diatas dianggap menjelaskan
kondisi morphologi daerah yang diukur, nilai rata-rata bisa didapatkan dari nilai yang berbeda-beda
pada arah site yang lain. Agar perhitungan mendekati kenyataan, sebaiknya daerah tersebut dibagi lagi
menjadi beberapa lingkungan yang lebih kecil.

Metode yang digunakan untuk mengkalibrasi bentuk pancaran adalah sebagai berikut :

Mengatur nilai rata-rata dari faktor koreksi yang dihasilkan dari semua hasil pengukuran.
Pada persamaan dasar HATA-OKUMARA, parameter K1 dan K2 diatur dari site ke site, diperlikan
untuk menspesifikasi variasi dari morphostructure yang mungkin merupakan lingkungan yang
berbeda dari spesifikasi.
Penentuan Jumlah Sel Yang Dibutuhkan

Dalam perencanaan ini kota Malang dan sekitarnya diklasifikasikan dalam daerah sub-urban.
Untuk menghitung jumlah sel dan jumlah BTS yang dibutuhkan,pertama kali perlu diketahui luas
daerah pelayanan dan menghitung radius cakupan sel, sesuai dengan spesifikasi standar sistem yang
digunakan.

3.3.4.1.Besarnya Jari-Jari Sel Yang Diperlukan

Menurut Lee, level sinyal yang diterima oleh MS pada daerah yang datar ( dalam hal ini
pengamatan dilakukan terhadap propagasi sinyal dari BS ke MS ), dapat dinyatakan sebagai berikut :

Keterangan :

• Level penerimaan minimum untuk MS) (Pr1) : -120 dBm


• Level penerimaan minimum untuk BS (Pr2) : -104 dBm
• Daya pancar maksimum BTS (kelas daya 6) (Pt) : 10W = 40 dBm
• P0 (untuk daerah sub urban, r0 = 1 km) : -58 dBm
• Tinggi antena BTS, h1 : 40 m
• G11 (gain antena BTS, omnidirectional) : 9 dB
• G12 (gain antena BTS, 1200 directional) : 11 dB
• Tinggi antena MS, h2 : 1,5 m
• Gain antena MS, Gm : 0 dB
•  ( path slope loss untuk sub urban area ) : 38,4 dB/dec
• BTS antena cable loss : 2 dB
• Body Loss : 3 dB

Perencanaan Sistem Transmisi Page 27


• Combiner and duplexer loss : 3,2 dB
• Cadangan long term fading ( sub urban ) : 6,912 dB
• Cadangan short term fading : 8,7 dB
• Gain diversitas antena (Gd) : 4 dB

Nilai P0 dan  diperoleh dari percobaan pada beberapa wilayah jangkauan sinyal, yang
menunjukkan nilai path loss slope pada beberapa daerah berdasarkan pengukuran yang dilakukan
dengan metode yang dikemukakan oleh Lee.

Dengan menggunakan persamaan prediksi sinyal penerimaan minimum, dapat dihitung


besarnya radius sel yang diperlukan untuk mencakup seluruh wilayah pelayanan yang direncanakan.
Dan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan besarnya nilai radius sel yang dinginkan,
yaitu :

❖ Radius Sel Omnidirectional


-120 = (40 - 40) - 58 – 38,4 log r1 + 20 log (40/30) + 10 log (1,5/3)
+ (9 – 6) + 0 - 8,2 – 15,612

r1 = 3,896 km.

❖ Radius Sel Sektor 120


-120 = (40 –40 ) - 58 – 38,4 log r1 + 20 log (40/30) + 10 log (1,5/3) +
(11 - 6) + 0 - 8,2 – 15,612

r2 = 4,445 km

3.3.4.2. Luas Sel yang Direncanakan

Dari perhitungan radius sel sebelumnya, dapatdiketahui luas selyang direncanakan,yaitu


dengan menggunakan persamaan luas segi enam (heksahonal), yaitu:

Luas Heksagonal : EQ

Dari persamaan di atas maka didapat luas sel yang dibutuhkan :

Luas sel heksagonal :

❖ Luas sel omnidirectional dengan R = 3,896 km, adalah 39,434 km2


❖ Luas sektor dengan R = 4,445 km, adalah 51,33 km2

Perencanaan Sistem Transmisi Page 28


3.3.4.3. Jumlah Sel yang Dibutuhkan

Untuk menghitung jumlah masing-masing jenis sel yang dibutuhkan, adalah dengan
membagi luas wilayahyang direncanakandengan luas masing-masing sel.

❖ Jumlah sel ditrectional yang dibutuhkan sehingga untuk menjangkau wilayah


pelayanan yang direncanakan dibutuhkan 3 sel omnidirectional.

❖ Jumlah sel sektor yang dibutuhkan ,sehingga agar dapat menjangkau wilyah
pelayanan yang direncanakan dibutuhkan 3 sel sektor.

3.3.4.4. Kebutuhan Kanal Tiap Sel

Sesuai dengan distribusi trafik yang diuraikan sebelumnya, agar dapat diperkirakan jumlah
kanalyang dibutuhkan setiap sel. Dalam memperkirakan jumlah kanal digunakan Tabel Erlang B
dengan melihat besarnya kebutuhan trafik tiap sel omnidirectional dan tiap sektorpada sel sektor.

a. Sektor
Dari hasil perencanaan yang telah dilakukan didapatkan besarnya jumlah kanal yang
dibutuhkan oleh setiap sektor pada tiga sektor, yaitu N = 6. kanal suara tiap sektor.

b. Sel Omnidirectional
Dari hasil yang telah dilakukan didapatkan besarnya jumlah kanal yang dibutuhkan oleh
setiap sel omnidirectional, yaitu N = 10 kanal suara tiap selomnidirectional.

3.4. Penentuan Daya Pancar MS (Up Link)

Dengan memasukkan nilai jari-jari yang telah dihitung pada bagian sebelumnya maka dapat
dihitung besarnya daya pancar MS untuk menentukan jenis MS yang bisa digunakan pada wilayah
pelayanan yang direncanakan.
❖ Daya pancar pada sel omnidirectional
-104 = {(Pt – 40) - 58 – 38,4 log 3,896 + 20 log (40/30) + 10 log (1,5/3) + (9 -–
6) + 0 + 4 – 8,2 – 15,612} dBm

Pt = 33,97 dBm = 2,499 Watt

❖ Daya pancar pada sel sektor 120°

Perencanaan Sistem Transmisi Page 29


-104 = {(Pt – 40) – 58 – 38,4 log 4,445 + 20 log (40/30) + 10 log (1,5/3) + (11 – 6) + 0
+ 4 – 8,2 – 15,612} dBm

Pt = 34,02 dBm = 2,523 Watt

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa MS yang dapat digunakan pada daerah
pelayanan yang direncanakan, masing-masing harus berdaya pancar minimal 2,5 Watt untuk
sel omnidirectional dan 2,53 Watt untuk sel sektor dan yang dapat memenuhi kriteria tersebut
adalah MS (power class) kelas 3 yang berdaya pancar maksimal 5 Watt .

Perencanaan Sistem Transmisi Page 30

Anda mungkin juga menyukai