Anda di halaman 1dari 23

1.

Rencanakan suatu perencanaan sistem transmisi dari GSM, dari suatu tempat ke
tempat yang lain, lengkap dengan perhitungannya!
Jawab :
Pada studi kasus perencanaan system transmisi GSM ini dibatasi hanya pada
perencanaaan power, atau power link budget. Perhitungan ini tidak mencakup coverage
cell ataupun traffic, parameter parameternya antara lain sebagai berikut :

Selanjutnya dihitung path loss Uplink dan downlink. Dimana uplink adalah perhitungan
path loss dari MS ke BTS dan sebaliknya downlink adalah perhitungan path loss dari
BTS ke MS.
1. Perhitungan Uplink
PLu (Path Loss in uplink) = EIRPm (Peak EIRP of Mobile) Prb (Power Received
by the base station)
EIRPm
= Ptm (Power transmitted from the MS) Losses + Gm
Losses
= Lcm (cable loss at mobile) + Lom (any other loss)
Prb
= Gb (antenna gain) Losses + Bs (BTS sensitivity)
Losses
= Lcb (cable loss at BTS) + Lob (any other loss)
PLu
= EIRPm Prb
= [Ptm Lcm Lom + Gm] [Gb + Lcb + Lob + Bs]
= [32 0 + 0 + 0] [-18 + 2 + 0 + (-108)]
= 32 + 104 = 156 dBm
2. Perhitungan Downlink
PLd (Path Loss in downlink) = EIRPb (peak EIRP of BTS) Prm (Power received by
the MS)
EIRPb
= Ptb (Power transmitted by BTS) + Gtb (antenna gain) Losses
Losses
= Lcb (cable loss at BTS) + Lccb (combiner loss at BTS)
Prm
= Ms (Mobile sensitivity) + Losses Gm (mobile antenna Gain)
Losses
= Lcm (cable loss) + Lom (any other loss)
PLd
= EIRPb Prm
= [Ptb + Gtb Lcb Lccb] [Ms Lcm Lom Gm]
= [42 + 18 2 2] [106 0 0 0]
= 56 + 106 = 162 dB
Seperti yang telah didapat dalam perhitungan, yaitu terdapat perbedaan yang jelas antara
perhtungan uplink power budget dan downlink power budget, dimana nilai downlink path
loss (162 dB) melebihi uplink power loss (156 dB). Ini adalah suatu indikasi dimana area
Perencanaan Sistem Transmisi

Page 1

yang dicover oleh antena base station lebih dari area yang dicover oleh antena mobile
station, dengan memberikan coverage yang lebih besar pada arah downlink. Mengurangi
power pada arah downlink dapat mengurangi perbedaan nilai, tetapi hasil yang didapat
adalah area yang di jangkau oleh base station menjadi lebih kecil.
Kuat sinyal pada jaringan radio dapat mengalami fluktuasi dan fading. Fluktuasi ini
dapat menjadi lebih besar maupun lebih kecil dari nilai sensitivitas receiver (penerima).
Oleh karena itu proses perancangan jaringan radio juga akan memperhitungkan apa yang
disebut dengan fade margin. Tahap perancangan (planning) akan dilakukan sedemikian
rupa sehingga kuat medan dari sinyal akan lebih besar dari nilai sensitivitas receiver
dengan cara menyesuaikan terhadap fade margin tersebut. Jadi, meski saat terjadi fading
(slow fading atau shadowing paling mencolok), maka level sinyal setelah fading tetap
akan lebih besar daripada level sensitivitas receiver.
Perhitungan gain antenna

Antena Gain

= 20 log D(a) + 20 log f + 17.5

= 20 log 1.2 + 20 log 8 + 17.5


= 1.58 + 18.1 +17.5
= 37.18 dBi
Perhitungan Fade Margin

Lfs

= 92.5 + 20 log D + 20 log f

Perencanaan Sistem Transmisi

Gain ant = 20 log d + 20 log f + 17.5


Page 2

= 92.5 + 20 log 5 + 20 log 38


= 92.5 + 13.98 + 31.6

= 20 log 0.3 + 20 log 38 + 17.5

= 138.08 dB

= -10.46 + 31.6 + 17.5


= 38.64 dB

Fade Margin = Ptx Lfs + Ga1 + Ga2 Lat Lex Prxth


= 16 138.08 + 38.64 + 38.64 0.234 (-76)
= 30.96 ~ 31 dB
Setelah menghitung path loss antara MS dan BTS pada satu lokasi, selanjutnya kita akan
coba menghitung nilai fade margin antara BTS dengan BTS yang berbeda lokasi dan
diketahui parameternya adalah sebagai berikut :

Diasumsikan bahwa kondisi dari propagasi radio antar BTS adalah LOS (Line of Sight)
atau tanpa penghalang. Sesuai dengan parameter diatas maka free space loss dapat
dihitung sebagai berikut :

Dari sistem diatas dapat dihitung nilai fade margin nya adalah sebagai berikut :
Tx Power
Loss cable

= +20dBm
= 1.5 dB
Free Space Loss
+18.5dBm
Antenna Gain =+34dBi
+
Additional Loss a
+52.5dBm
-49.5 dBm
Perencanaan
Sistem
Antenna
GainTransmisi
= 34 dB
+
-15.5 dBm
Cablel Loss
= 2.5 dB RSL Level
= -18 dBm

+52.5 dBm
= 94 dB
- 41.5 dBm
= 8 dB
- 49.5 dBm
Page 3

Fade Margin = RSL Level RSL


Threshold = -18 dBm (-76 dBm)
= 58 dB

2. Apa yang dimaksud dengan GSM? Jelaskan dengan gambar; bagaimana Arsitektur
dari GSM? Bagaimana hubungan BTS dengan BSC? Singkatan apakah BTS dan
BSC? Apa fungsi dari BTS dan BSC?
Jawab :
Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan sebuah teknologi
komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada
mobile communication, khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan
gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga
sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar
global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling
banyak digunakan orang di seluruh dunia.

Gambar 3. Time Division Multiple Access(TDMA)


Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada
frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya digunakan frekuensi 890915 MHz , sedangkan
frekuensi downlinksnya menggunakan frekuensi 935960 MHz. Bandwith yang
digunakan adalah 25 Mhz (91580 = 96035 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200
Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk
suara dan satu kanal untuk sinyal.
Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan
kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi
kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba
menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz
dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880
Mhz sebagai frekuensi downlinks.
Perencanaan Sistem Transmisi

Page 4

GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800,
dimana tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 17851710 = 75 Mhz).
Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi
900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standarstandar GSM kemudian juga digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian
dikenal dengan nama GSM-R.

Arsitektur GSM

Gambar 2. Layout generic dari jaringan GSM menurut Johns Scourias


Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi
menjadi:
1. Mobile Station (MS)
2. Base Station Sub-system (BSS)
3. Network Sub-system (NSS),
4. Operation and Support System (OSS)

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 5

Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk


sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
1) Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan
untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di
sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim
dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi
seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat
digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang
disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
1. IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran
pelanggan.
2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil
pelanggan.
2) Base Station System atau BSS, terdiri atas:
BTS (Base Transceiver Station), perangkat GSM yang berhubungan langsung
dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal.
BSC (Base Station Controller), perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang
berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC
3) Network Sub System atau NSS, terdiri atas:
Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element central
dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC
berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun
dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk
menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara
permanen.
Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan
informasi pelanggan.
Authentication Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data
yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan
pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan.
Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.
4) Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM
yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management,
configuration management, performance management, dan inventory management.
Dan untuk hubungan antara BTS dan BSC dapat dapat dijelaskan dengan konfigurasi
berikut ini :
Perencanaan Sistem Transmisi

Page 6

BSC
TC

BSC

BTS

TC

BTS

BTS

BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antena dan pemroses
sinyal untuk sebuah interface. Tidak hanya untuk GSM, BTS juga dapat menjalankan
pemrosesan semua sinyal CDMA. BTS berkomunikasi dengan MS ( Mobile Station )
dengan Um Interface. BTS dan BSC dihubungkan oleh Abis Interface.

Skematik diagram BTS


Fungsi BTS juga antara lain :
-

Memperlengkapi koneksi radio antara mobile user dan switch.


Satu sistem wireless di area metropolitan yang besar memerlukan ratusan base station
untuk mengirim coverage yang berhubungan dan memperlengkapi kapasitas yang
cukup untuk menangani semua pengguna yang memungkinkan.

BSC
BSC mengatur semua fungsi hubungan sumber radio untuk sebuah BTS atau lebih. BSC
menangani radio-channel setup, frequency hopping, and handover intern BSC. Beberapa

BSC dapat dikontrol oleh setiap MSC. Fungsi BSC antara lain :
Menekan speech signal agar transmisi lebih efisien diatas spektrum radio yang jarang.

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 7

Mengendalikan base station dan perangkat handoff panggilan dari satu base station ke
lainnya sebagai penggerak user melewati sistem.

Gambar : diagram rangkaian BSC


3. Jelaskan dengan gambar dan dengan analisis yang baik, sehingga jelas aslinya
mengenai macro-cell-micro.
Jawab :
Berikut ini yaitu struktur hierarki dari sel pada GSM :

Macrocells
Jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab ditempatkan di atas gedung tinggi atau
tower dengan ketinggian sekitar 50 meter. Ciri macro cell yakni memiliki transmit power
yang lebih tinggi, dan converage lebih luas. Umumnya macro cell banyak ditempatkan di
daerah pinggiran kota yang mempunyai kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai bagi
pelanggan yang membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa berbeda antar
operator, tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai
jangkauan hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20 km saja
dan digunakan untuk daerah frekuensi 150 1000 MHz dan 1500 2000 MHz. Ini
disebabkan adanya halangan-halangan yang mengganggu penetrasi signal.

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 8

Sel ini biasanya diaplikasikan untuk daerah rural dan sub urban karena akan
menghasilkan jari-jari sel yang besar. Namun demikian, implementasi sel ini juga
dilakukan untuk daerah Urban dengan tujuan meningkatkan kapasitas trafik dengan
menopang sel micro-cell (cell splitting).
Persamaan umum dalam menentukan jari jari sel GSM 900 adalah
Lp 69.55 26.16 log f c 13.2 log( Hb) a ( Hm)
log( R )
44.9 66.5 log( Hb)
Micro cell
Jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela pojok gedung. Micro
cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan kepadatan tinggi, namun bermobilitas
rendah. Ciri micro cell yakni converage nya kecil namun kapasitas besar dengan transmit
power yang rendah. Biasanya antenanya cukup dipasang di plafon atau langit-langit
suatu ruangan, ada juga tanpa antena alias ditempel pada dinding. Micro cell sendiri
dibagi ke dalam micro cell standar, pico cell, dan nano cell. Maksimum micro cell
mempunyai jangkauan antara 500 meter hingga 1 km.
Karakteristik lain pada sel ini yaitu ketinggian antena yang berkisar 4 m 50 m. 00.
Persamaan umum untuk menghitung jari-jari sel.
log( R )

L p Lo Lrts Lmsd
20 k d

Perencanaan micro-cell biasanya digunakan untuk perencanaan sel dengan trafik seperti
dalam kota, oleh sebab itu ada beberapa parameter tentang keadaan daerah seperti lebar
jalan, tinggi gedung, sudut orientasi, dan jarak antar gedung yang merupakan ciri-ciri
perkotaan atau daerah urban.

Item

Macrocell

Microcell

Cell Radius

1 to 20km

0.1 to 1km

Tx Power

1 to 10W

0.1 to 1W

Fading

Rayleigh

Nakgami-Rice

RMS Delay Spread

0.1 to 10ms

10 to 100ns

Max. Bit Rate

0.3 Mbps

1 Mbps

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 9

4.

a. Apa yang dimaksud dengan model Hatta, jelaskan!


Jawab :
Model Hatta merupakan bentuk persamaan empirik dari kurva redaman lintasan yang
dibuat oleh Okumura, karena itu model ini lebih sering disebut sebagai model
Okumura-Hatta. Model ini valid untuk daerah range frekuensi antara 150-1500 MHz.
Hatta membuat persamaan standard untuk menghitung redaman lintasan di daerah
urban, sedangkan untuk menghitung redaman lintasan di tipe daerah lain (suburban,
open area, dll), Hatta memberikan persamaan koreksinya. Persamaan prediksi Hatta
untuk daerah urban adalah:
L(urban)(dB) = 69,55+26,16logfc13,82loghtea(hre)+(44,96,55loghre)logd (2.25 )
fc adalah frekuensi kerja antara 150-1500 MHz,
he adalah tinggi effektif antena transmitter (BS), 30-200 m ,
hre adalah tinggi efektif antena receiver (MS), 1-10 m,
d adalah jarak antara Tx-Rx (km),
dan a(hre) adalah faktor koreksi untuk tinggi efektif antena MS
sebagai fungsi dari luas daerah yang dilayani.
atau :
Lp 69.55 26.16 log f c 13.2 log( Hb) a ( Hm)
log( R )
44.9 66.5 log( Hb)
Lp : rugi-rugi lintasan (dB),
fc : frekuensi pembawa (900 Mhz),
Hb : Tinggi antena BTS(m),
a(Hm): faktor koreksi untuk tinggi antena MS dalam beberapa tipe daerah
Gambar : Model prediksi Hatta

Untuk kota kecil sampai sedang, faktor koreksi a(hre) atau a(hms) diberikan oleh
persamaan:
a(hre) = (1,1logfc 0,7) hre (1,56logfc 0,8) dB
sedangkan untuk kota besar:
a(hre) = 8,29 (log1,54hre)2 1,1 db untuk fc 300 MHz
a(hre) = 3,2 (log11,75hre)2 4,97 dB untuk fc 300 MHz

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 10

Untuk memperoleh redaman lintasan di daerah suburban dapat diturunkan dari


persamaan standar Hata untuk daerah urban dengan menambahkan faktor koreksi,
sehingga diperoleh persamaan berikut:
L(suburban)(dB) = L(urban) 2[log(fc/28)]2 5,4
dan untuk daerah rural terbuka, persamaannya adalah:
L(open rural)(dB) = L(urban) 4,78 (logfc)2 18,33logfc 40,98
Walaupun model Hatta tidak memiliki koreksi lintasan spesifik seperti yang
disediakan model Okumura, tetapi persamaan-persamaan diatas sangat praktis untuk
digunakan dan memiliki akurasi yang sangat baik. Hasil prediksi dengan model Hata
hampir mendekati hasil dengan model Okumura, untuk jarak d lebih dari 1 km. Model
ini sangat baik untuk sistem mobile dengan ukuran sel besar, tetapi kurang cocok
untuk sistem dengan radius sel kurang dari 1 km.
b. Sealtering? Kalau perlu dengan gambar.
Jawab :
Gelombang Elektromagnetik dapat melewati beberapa objek, namun juga dapat
dipantulkan oleh suatu objek. Pemantulan ini sering disebut dengan baunching atau
scattering. Baunching dapat menurunkan unjuk kerja suatu sistem dan dapat pula
meningkatkan unjuk kerja lainnya . Tidak semua yang didapat dari akibat bounching
baik, salah satunya disebut dengan multipath scattering pada komunikasi bergerak.
Multipath Scattering adalah sinyal yang mencapai penerima dari beberapa jalur yang
merupakan hasil dari bounching. Jika sinyal diterima diluar fase, maka sinyal
dibatalkan. Jika sinyal diterima pada fase namun tidak tersinkronisasi, akan diterima
echo sinyal.

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 11

c. Dimension?
Jawab :
Tujuan dimensi GSM untuk membagi sumber radio yang terbatas agar mendapatkan
kombinasi sinyal (CCCH dan SDCCH) dan traffic (TCH dan PDTCH) canel yang
menyediakan performansi yang optimal. Secara konsep dapat dilihat pada gambar
2.12 keseimbangan antara jumlah sinyal dan traffic ditemukan antara kepadatan
ketika yang lain tetap dibawah penggunaan.

Gambar: Konsep dimensi sumber radio menuju pensinyalan dan traffic


Dimensi optimal sumber radio, sebagai fungsi perhitungan performansi keseluruhan
jaringan. Probabilitas bloking untuk suara yaitu PBV , probabilitas delay kepadatan
data GPRS yaitu PDD, probabilitas delay untuk traffic SMS yaitu PDSMS . Fungsi biaya
C kompresi dari jumlah suara.
C = PBV + PDD + PDSMS
Input yang dibutuh kan untuk dimensioning
1. area geografi yang dicangkup
2. Estimasi traffic pada setiap daerah
3. Path loss
4. Pita frekuensi yang akan digunakan dan frekuensi re-use
Dengan parameter tersebut dapat ditentukan jumlah base station yang dibutuhkan
untukcangkupan dalam spesifik area sesuai target kualitas setiap individu dan
memenuhi pertumbuhan traffic dalam beberapa tahun kedepan.
d. Multipath
Jawab :
Multipath fading terjadi ketika sinyal frekuensi radio (RF) mengambil jalur berbeda
dari suatu sumber ke tujuan/penerima. Sebagian dari sinyal langsung ke tujuan
sedangkan bagian lain terlebih dahulu memantul ke penghalang. Sebagai hasilnya,
sebagian sinyal menempuh jarak yang lebih jauh dan mengalami penundaan.
Multipath fading adalah suatu bentuk gangguan atau interferensi sinyal RF yang
timbul ketika sinyal memiliki lebih dari satu jalur dari transmitter ke receiver.
Adanya objek yang menyebabkan pantulan dan hamburan pada saluran
mengakibatkan berkurangnya energi sinyal pada amplitudo dan fasa. Sinyal yang
diterima merupakan resultan dari sinyal LOS dan pantulan, atau sering kali hanya
merupakan resultan dari sinyal pantulan. Efek ini menjadikan sinyal yang diterima di
receiver bervariasi yang mengakibatkan fluktuasi sinyal sehingga terjadi fading dan
distorsi. Propagasi multipath juga mengakibatkan perbedaan waktu yang
menyebabkan timbulnya intersimbol interference.
Perencanaan Sistem Transmisi

Page 12

Gambar : Multipath propagasi


Lintasan jamak yang terjadi disebabkan oleh adanya refleksi, difraksi dan scattering
pada propagasi gelombang.
Dari gambar diatas dapat kita amati bahwa dengan adanya lintasan jamak
tersebut akan mengakibatkan sinyal informasi yang dikirim dari Tx ke Rx akan
diterima berulang kali dengan level daya yang berbeda dan dengan jeda waktu yang
berbeda pula. Dengan adanya multipath, maka komponen sinyal yang diterima pada
sisi Rx dapat berupa sinyal yang datangnya secara direct path yaitu sinyal yang
perambatannya langsung ke arah penerima dan ada juga berupa sinyal indirect path
yaitu sinyal yang datang ke Rx tidak secara langsung melainkan melewati pantulan,
pembiasan, ataupun penghamburan.

5. Pada propagasi gelombang terdapat tiga mekanisme dasar, sebutkan dan jelaskan
dengan berikan analisanya?
Jawab :
Kondisi ideal dalam sistem propagasi gelombang radio adalah apabila suatu gelombang
elektromagnet yang dipancarkan dari pemancar diterima oleh penerima hanya melalui
satu berkas sinyal tanpa ada sinyal lain yang mengikutinya. Kondisi ini hanya ada dalam
teori dan sulit untuk direalisasikan dalam sistem komunikasi nirkabel yang
sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena hampir bisa dipastikan terjadi refleksi, difraksi
dan scattering dalam mekanisme propagasi pada sistem komunikasi nirkabel.
Jadi, Propagasi gelombang terdapat 3 mekanisme dasar yaitu :
-

Reflection ( pemantulan )
Diffraktion ( pembiasan)
Scattering ( penghamburan )

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 13

Gambar : Propagasi sinyal dari Tx ke Rx


Reflection
Refleksi atau pantulan terjadi pada saat suatu sinyal bertumbukan dengan suatu
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang sinyal tersebut
atau Refleksi terjadi saat pancaran gelombang elektromagnetik berbenturan dengan suatu
obyek yang memiliki dimensi yang lebih besar jika dibanding dengan panjang
gelombang yang dikirimkan. Refleksi terjadi pada permukaan bumi,gedung dan dinding.
Diffraction
Difraksi terjadi saat suatu sinyal menabrak suatu ujung yang tidak dapat ditembus oleh
sinyal yang mempunyai bentuk tidak beraturan atau Difraksi terjadi bila jalur gelombang
antara transmitter dan receiver terhalang oleh sesuatu yang memiliki permukaan yang
tajam, tidak teratur atau tepi dari suatu permukaan. Dalam frekuensi tinggi pun, difraksi
terkadang tampak seperti refleksi tergantung dari geometri obyek seperti amplitudo, phase
dan polarisasi yang dimiliki gelombang elektromagnet
Scattering
Scattering terjadi dikarenakan sinyal menumbuk suatu benda yang lebih kecil atau sama
dengan panjang gelombang dari sinyal tersebut.
Untuk komunikasi nirkabel dalam ruang bisa dipastikan ada salah satu atau lebih dari
mekanisme propagasi di atas yang terjadi dalam proses perambatan sinyal yang bisa
menyebabkan timbulnya lintasan jamak. Mekanisme propagasi di atas diilustrasikan oleh
Gambar 2.1 di bawah :

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 14

Atau dalam gambar lain mekanisme propagasi dapat diperlihatkan sebagai


berikut :

6. Apa yang dimaksud dengan handover, jelaskan dengan gambar!


Jawab :
Handover adalah istilah yang berarti situasi dimana MS berganti kanal signalling
maupun kanal trafik. Dari sudut pandang jaringan, MS dipindah-tangankan dari BTS
awal ke BTS berikutnya. Ketika pelanggan yang sedang mengakses jaringan bergerak
mendekati perbatasan sel menuju daerah cakupan sel sebelahnya, maka kuat sinyal yang
diterima oleh pengguna tersebut akan menurun.

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 15

Proses handover
Hal ini dideteksi oleh sistem yang kemudian akan memindah link radio ke BTS
sebelahnya. Proses ini kemudian melakukan penyambungan panggilan ke sebuah kanal
frekuensi baru pada sel yang baru tanpa penyelaan panggilan atau pemberitahuan kepada
pelanggan tersebut.
GSM identik dengan mobile (bergerak), bergerak artinya disini tidak dibatasi oleh
wilayah/area. Proses perpindahan posisi dari sebuah Mobile Station (MS) ini
dinamakan handover, handoff atau roaming yang terjadi ketika sebuah MS berpindah
posisi. Proses handover ini bisa terjadi ke channel yang berbeda dalam satu cell yang
sama, ke cell yang beda dalam BSC yang sama, ke cell yang beda dalam BSC yang
beda namun masih dalam MSC yang sama, atau ke cell yang beda dengan MSC yang
berbeda pula. Yang perlu dicatat adalah sejauh apapun si MS berpindah, tetap berada
dibawah kontrol MSC awalnya. Jadi misalnya MS berpindah dari MSC A ke MSC B
kemudian ke MSC C, sebelum MSC B meng-handover ke MSC C terlebih dahulu dia
menyerahkan kontrol ke MSC A. Hal ini berkaitan dengan sistem billing, jadi
kemanapun MS bergerak sistem billingnya tetap menjadi tanggung jawab MSC
originalnya. Algoritma dari proses Handover ini sendiri tergantung kepada kebijakan
dari vendor dan operator selular.
Jenis-jenis Handover Pada Sistem GSM
Ada beberapa jenis handover dalam jaringan. GSM skenario dari ntipe-tipe handover
yang berbeda tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut ini

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 16

a. Intra-system Handover
Intra-sytem handover terjadi dalam satu sistem. Yang selanjutnya dapat dibagi
menjadi intra-frequency HO dan inter-frequency HO. Intra-frequency terjadi di antara
sel-sel yang memiliki carrier WCDMA yang sama, sementara interfrequency terjadi
di antara sel-sel yang menggunakan carrier WCDMA yang berbeda.
b. Inter-system Handover (ISHO)
Inter-system HO terjadi di antara sel-sel yang memiliki dua teknologi akses radio
(Radio Access Technology : RAT) yang berbeda atau mode akses radio (Radio Access
Mode : RAM) yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk handover jenis ini
diperkirakan terjadi antara sistem WCDMA dan GSM/EDGE.
c. Hard Handover (HHO)
HHO adalah kelompok dari prosedur HO dimana semua hubungan yang lama
dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru dibentuk. Bagi pembawa (bearer) realtime hal ini berarti pemutusan-hubungan yang singkat dari bearer; bagi bearer nonreal-time HHO berarti lossless. Hard handover dapat menjadi intra atau interfrequency handover.
d. Soft Handover (SHO)
Selama proses soft handover, MS terus menerus berkomunikasi dengan dua sel atau
lebih secara bersamaan yang memiliki BS yang berbeda dari RNC yang sama (intraRNC) atau RNC yang berbeda (inter-RNC). Semua hubungan yang lama tidak akan
dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru terbentuk.
e. Softer Handover

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 17

Pada kejadian softer handover, MS dikendalikan oleh paling tidak dua sector pada
satu BS, SHO dan softer HO hanya mungkin terjadi dalam satu frekuensi carrier dan
oleh karena itu, termasuk proses handover intra-frequency.
Prosedur Handover
Tahap-tahap dari proses handover dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

Tahap Pengukuran (Measurement), dilakukan pengukuran informasi penting yang


dibutuhkan untuk tahap decision. Pengukuran arah DL yang lakukan oleh MS adalah
sebesar Ec/Io dari CPICH sel yang sedang melayani dan selsel tetangga. Tahap
Keputusan (Decision), hasil pengukuran di bandingkan dengan threshold yang telah
di tetapkan sebelumnya. Kemudian akan diputuskan apakah akan dilakukan
handover atau tidak. Algoritma handover yang berbeda akan memiliki kondisi
trigger yang berbeda pula. Tahap Eksekusi (Execution), proses handover selesai dan
parameter relative diubah berdasarkan jenis handover-nya. Sebagai contoh hubungan
dengan Node B apakah ditambah atau diputuskan
Intersystem Handover (ISHO)
Inter-system HO terjadi di antara sel-sel yang memiliki dua teknologi akses radio (Radio
Access Technology : RAT) yang berbeda atau mode akses radio (Radio Access Mode :
RAM) yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk handover jenis ini diperkirakan
terjadi antara sistem WCDMA ke GSM (3G2G) begitu juga sebaliknya (2G3G). Dilihat
dari arsitektur jaringannya, gambar 2.10 berikut ini menunjukkan proses handover yang
terjadi dalam jaringan WCDMA-UMTS dan GSM.

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 18

Dalam WCDMA-UMTS, proses inter-system handover untuk layanan berbasis circuit


switch didasarkan pada proses hard handover dimana saat handover terjadi, link trafik
asal dari node B / BS akan di drop sebelum setting up pada link BS / node B yang baru
selesai, sehingga hard handover disebut juga proses break before make.

Pilot Sets
Pilot set atau kanal pilot diidentifikasikan oleh pilot offset dan penempatan frekuensi.
Kanal inilah yang menjadi acuan dalam penentuan kondisi handover:
a. Active Set, adalah pilot yang dikirimkan oleh BTS dimana UE tersebut aktif. BS
menginformasikan isi active set dengan channel assignment message atau handover
direction message.
b. Candidate Set, terdiri dari pilot yang tidak termasuk active set. Pilot ini harus diterima
dengan sinyal yang baik untuk mengindikasikan bahwa kanal trafik link forward yang
dibawa dapat dimodulasikan dengan baik.
c. Neighbor Set, adalah pilot yang digunakan untuk memberitahukan sel terdekat untuk
proses handover.
Perencanaan Sistem Transmisi

Page 19

d. Remaining Set, terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem kecuali yang termasuk
kedalam active set, candidate set dan neighbor set.
7. Parameter-parameter apa saja yang perlu diperhatikan untuk merencanakan PST
GSM?
Jawab :
Pada perencanaan sistem transmisi radio digital, perhitungan power link budget
atau path analysis mengambil peranan penting agar hasil rancangan dapat mencapai hasil
yang optimum dan efisien baik dari segi kehandalan teknis maupun biaya. Perhitungan
Link Budget merupakan perhitungan loss dan gain pada sebuah sistem dengan parameter
yang sesuai dengan sistem tersebut. Parameter-parameter tersebut antara lain frekuensi
operasi, daya pancar, receiver sensitivity, reciever noise figure, dan losses. Salah satu hasil
yang diperoleh dari perhitungan link budget adalah Maximum Allowable Path Loss
(MAPL) yang sangat menentukan untuk perhitungan jarak at2au radius sel dalam
menentukan coverage area. Radius sel dapat ditentukan untuk tiga morfologi daerah yang
berbeda yaitu urban, suburban, dan rural dengan menggunakan berbagai macam model
propagasi antara lain Okumura-Hata, COST-231-Hata dan Walfisch Ikegami. Didalam
perhitungan power link budget kita juga dapat mengetahui level daya terima (Receive
Signal Level) yang diterima oleh penerima, hal ini akan menentukan availability dari
sistem yang kita rancang dan besarnya harus sesuai dengan kualitas yang kita inginkan.
Jika pada perancanaan awal, kualitas yang diinginkan belum tercapai, maka rekonfigurasi
dapat dilakukan sampai tercapai suatu sistem yang efisien dan optimal.
Parameter parameter RF Link Budget
Terdapat dua tujuan utama dalam perencanaan RF GSM maupun RF lainnya, yaitu:
a) mendapatkan nilai gain dan loss sistem secara detail dan menyeluruh dengan tepat dari
lintasan RF.
b) mendapatkan nilai loss yang diizinkan dalam jaringan.
Untuk mencapai tujuan diatas, designer perlu mengetahui parameter-parameter dan
komponen link budget. Parameter-parameter tersebut dibagi menjadi empat kategori antara
lain :
1. Parameter yang berhubungan dengan propagasi

Bulding Loss
Vehicle Loss
Body Loss
Ambient Loss
RF Feeder Loss
Antenna Gain
Parameter-parameter ini tergantung pada frekuensi yang digunakan. Untuk GSM
yang beroperasi di Indonesia digunakan frekuensi operasi 900 MHz,1900 dan
2100 MHz.

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 20

1.
2.

Bulding Loss
Bulding Loss adalah berkurangnya level kuat sinyal akibat struktur bangunan yang
dilewati propagasi untuk mencapai user yang berada di dalam gedung.

Proses terjadinya building loss propagation dibagi menjadi dua buah kasus :
Ketika pemancar (BTS) berada di luar gedung dan penerima (MS) berada di dalam
gedung (kasus into).
Pemancar dan penerima berada dalam gedung yang sama.

Metode guna mencari nilai loss propagasi pada kasus pertama adalah pendekatan model
propagasi pada outdoor. Dengan kata lain, kita menggunakan faktor jarak user (pemodelan
propagasi seluler umum) ditambah dengan factor building loss.
Menurut literature, building loss berkisar antara 5 sampai dengan 40 dB atau lebih dari itu.
Environment

Penetration Loss

Dense Urban
Urban
Sub Urban
Rural

20 dB
15 dB
10 dB
8 dB

Metode lain yang digunakan untuk mendapatkan building loss adalah dengan
menggunakan parameter yang spesifik, yaitu dengan memasukkan parameter material
penyusun bangunan, tinggi antena, panjang lintasan, luas lantai, jumlah ruang dan lantai.
Vehicle Loss
Vehicle Loss adalah turunnya level daya terima yang diakibatkan oleh pergerakan user
dalam lingkungan sel yang dicakup.
Vehicle Loss biasanya berkisar antara 5-12 dB, tetapi dalam perencanaan digunakan 58 dB.
Body Loss
Body Loss adalah turunnya level daya terima yang diakibatkan oleh redaman tubuh
user berdasarkan fungsi jarak tubuh user dengan MS.
Ambient Loss
Ambient Loss adalah turunnya level daya terima yang bersifat stabil pada waktu yang
lama yang disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar. Loss ini terbesar disebabkan
oleh perbuatan manusia seperti kendaraan bermotor, pabrik, mesin dan lain
sebagainya.
RF Feeder Loss
Feeder loss adalah loss atau hilangnya daya akibat adanya redaman pada saluran
transmisi (feedline) yang digunakan. Feeder loss biasanya diberikan oleh vendor
feedline dengan satuan dB/meter.
Antenna
Antena merupakan bagian penting dalam power link budget. Antena biasanya
memiliki keuntungan nilai cadangan daya yang disebut gain antena. Gain merupakan
fungsi dari luas apperture antenna, polarisasi, dan faktor efisiensi. Bila digunakan
antenna array, maka gain merupakan fungsi dari polarisasi d2an jumlah elemen array
Perencanaan Sistem Transmisi

Page 21

antenna. Gain antenna biasanya sesuai dengan ukuran antenna, semakin besar
ukurannya maka semakin besar gain-nya.
Beamwidth horizontal maupun vertikal direferensikan sebagai nilai pattern pancaran
daya. Untuk memilih antena dalam perencanaan jaringan seluler perlu diperhatikan
beberapa faktor :
Ukuran dan berat antena. Karena kita akan memasang antena di atas tower, maka
perlu diperhatikan bobot antena dan akibat hembusan angin.
Pola beamwidth. Pola beamwidth akan mempengaruhi performa sel site. Pola
horizontal yang lebih lebar akan menginterferensi sektor sebelahnya. Ini menjadi
nilai sumber interferensi begi sektor lainnya.
2. Parameter yang berhubungan dengan spesifikasi CDMA
Interferensi noise rise antar user
Eb/No
Processing Gain
Untuk menyederhanakan permasalahan, biasanya seorang designer menentukan Eb/No
target yang konstan terlebih dahulu. Pada kenyataannya nanti, E b/No akan berubah-ubah
sesuai dengan kondisi propagasi yang ada.
3. Parameter yang berhubungan dengan spesifikasi produk RF (Tx atau Rx)
Daya Tx
Sensitivitas Rx
4. Parameter yang berhubungan dengan Reliability perangkat
Shadow Fading Margin
8. Apa manfaat dari sistem GSM
Jawab :
GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan dan manfaat
yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
1) Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana
penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja.
Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh
pengguna lain.
2) Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming.
3) Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan
servis lain seperti teks, gambar, dan video.
4) Keamanan sistem yang lebih baik
5) Kualitas suara lebih jernih dan peka.
6) Memberikan peluang timbulnya alternatif usaha-usaha baru di sektor telekomunikasi,
seperti dalam hal penyedia muatan (content) layanan.
Perencanaan Sistem Transmisi

Page 22

7) Meningkatkan peluang mendapatkan kepuasan pelanggan dan pengguna jasa operator


telekomunikasi seluler, sebagai bentuk implementasi dari prinsip costumer intimacy.
8) Memberikan pendapatan tambahan bagi operator seluler, di luar pendapatan dari
trafik pembicaraan, yaitu pendapatan dari advertensi dengan memanfaatkan teknologi
layanan berbasis lokasi.

Perencanaan Sistem Transmisi

Page 23

Anda mungkin juga menyukai