Anda di halaman 1dari 4

Base Transceiver Station

Perangkat BTS yang sebenarnya. Terkadang masyarakat lebih mengenal BTS dengan menaranya
dibanding bentuk aslinya.

Menara BTS

Base Transceiver Station atau disingkat BTS adalah sebuah infrastruktur telekomunikasi yang
memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti komunikasi dan jaringan operator.[1][2] Piranti
komunikasi penerima sinyal BTS bisa telepon, telepon seluler, jaringan nirkabel sementara
operator jaringan yaitu GSM, CDMA, atau platform TDMA[3]. BTS mengirimkan dan menerima
sinyal radio ke perangkat mobile dan mengkonversi sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal digital
untuk selanjutnya dikirim ke terminal lainnya untuk proses sirkulasi pesan atau data [1]. Nama
lain dari BTS adalah Base Station (BS), Radio Base Station (RBS), atau node B (eNB).[3] Hingga
saat ini masyarakat belum bisa membedakan antara perangkat BTS dan menara BTS padahal
menara BTS bukanlah BTS itu sendiri.[3]

Informasi yang dikirimkan BTS


Setiap BTS menyimpan data-data internal yang terkait satu sama lain yang membuat suatu BTS
beroperasi. Data-data ini dapat berfungsi sebagai identitas dan profil sebuah BTS, atau elemen
yang membantu kinerja BTS.[4] Data tersebut adalah:

 Data situs: Sebuah data yang berisi tentang ID situs, jenis kunci situs, nama penjaga situs,
tipe menara, dan tinggi menara. Data ini hanya sebagai data administrasi yang tidak
berdampak langsung terhadap beroperasinya sebuah BTS.[4]

 Data PLN: Data ini berisi tentang nomor pelanggan PLN, Daya dan phase yang
digunakan dalam site tersebut, Area layanan, nomor telpon PLN dan tipe rectifier. Data
ini berfungsi sebagai pertolongan utama apabila ada masalah yang berhubungan dengan
sumber tenaga listrik BTS.

 Data perangkat BTS: Di dalam data perangkat BTS berisi tentang nama BSC dimana
BTS tersebut berada, frekuensi BTS atau BTS Band, tipe dari BTS, Konfigurasi BTS,
Tipe dari TRX, Jumlah dari TRX, tipe combiner, dan jumlah combiner. Data – data
tersebut berfungsi dalam proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan
perangkat keras BTS.

 Data perangkat transmisi: Data ini berisi tentang tipe perangkat microwave, kapasitas
perangkat microwave, dan facing dengan situs BTS yang lain. Hal ini berfungsi untuk
membantu proses penyelesaian masalah perangkat transmisi itu sendiri.

 Data rute link transmisi: Di dalam data rute link transmisi berisi tentang rute perjalanan
data transmisi antar BTS sampai ke BSC. Rute ini merupakan alur transmisi antara BSC
dengan BTS nodul maupun BTS end point.
Perhitungan Kapasitas Sistem pada BTS
GSM-DCS
Jika kita ingin menghitung kapasitas suatu BTS dalam melayani pelanggan, maka kita harus
memperhatikan berapa jumlah TRX (Transmitter dan Receiver) yang digunakan dalam tiap sektornya.
Perhitungan ini adalah perhitungan secara teoritis karena kondisi di lapangan akan sangat tergantung
dengan kondisi jaringan dan perilaku pelanggan.

Dengan asumsi tiap BTS menggunakan antenna sektoral, maka kita memiliki 3 sektor dalam setiap BTS
yang akan kita kalkulasi kapasitasnya. Setiap TRX yang digunakan akan mampu meng-handle 8 timeslot,
masing-masing timeslot/kanal ini akan diduduki oleh satu panggilan/pembicaraan pelanggan.

Jika operator menggunakan konfigurasi 4x4x4, maka tiap sector di isi dengan 4 TRX sehingga
perhitungan bisa dilakukan sebagai berikut:

1 sektor terdiri atas 4 TRX


1 TRX ==> 8 timeslot
4 TRX ==> 8 x 4 = 32 timeslot

Catatan, setiap sektor membutuhkan 1 kanal BCCH (Broadcast Control Channel) dan 1 kanal SDCCH
(Standalone Dedicated Control Channel) yang berguna dalam broadcast sinyal dan juga mengatur
panggilan setiap pelanggan

Jadi, 1 sektor yang terdiri atas 4 TRX mampu melayani 32 – 2 = 30 panggilan secara teoritis. Maksud dari
istilah kapasitas secara teoritis di sini karena masih ada faktor interference, blocking, congestion, dsb. Di
sinilah sentuhan seorang engineer Optim sangat berpengaruh. Konfigurasi 4x4x4 adalah konfigurasi yang
paling sering dipakai, karena selain kapasitasnya besar, konfigurasi ini juga cukup handal untuk aplikasi
di daerah rural maupun urban, walaupun kadang dikombinasikan dengan teknologi lain, misal GSM-DCS.
Dengan demikian kita sekarang bisa tau kan kapasitas setiap sektor BTS dengan konfigurasi 4x4x4.

Nah, sekarang kita juga bisa menghitung kapasitas 1 BTS langsung, misal untuk BTS dengan 3 sektor,
antenna GSM only konfigurasi 4x4x4. Kita tinggal mengalikan kapasitas yang kita hitung di atas.

Kapasitas 1 BTS, terdiri atas 3 antena sektoral yang didukung 4 TRX per antenna:
30 x 3 = 90 kanal pembicaraan

Perhitungan akan sama, jika kita juga menambahkan BTS dengan sistem DCS, menjadi satu dalam 1
menara pemancar kita. Konfigurasi ini biasa digunakan oleh operator untuk menghemat biaya pendirian
tower baru, dengan memanfaatkan pita frekuensi DCS. Ini hanya berlaku untuk operator yang memiliki
lisensi di pita frekuensi GSM 900 dan DCS 1800 lho ya.
Jadi hasil akhir untuk kombinasi GSM-DCS dalam satu menara pemancar, akan menghasilkan
kemampuan untuk melayani pelanggan sebanyak 180 pembicaraan. Dengan syarat bahwa baik untuk
BTS GSM maupun DCS sama-sama menggunakan konfigurasi TRX 4x4x4.

Untuk operator di luar 3 operator seluler terbesar Indonesia (Telkomsel, Indosat, Excelcomindo
Pratama), hal ini tidak dimungkinkan mengingat Axis hanya memiliki lisensi DCS-1800, sedangkan HCPT
sudah memiliki lisensi di frekuensi 900 dan 1800.

Konfigurasi terakhir, untuk meningkatkan kapasitas suatu BTS adalah dengan menggunakan pita
frekuensi 3G (UMTS-2100). Walaupun penambahan ini masih sangat tergantung dengan kapasitas
handset pelanggan, namun untuk kota-kota besar, solusi ini sangat memungkinkan karena di kota besar
biasanya handset pelanggan yang memiliki kemampuan 3G sudah relatif banyak jumlahnya. Normalnya,
handset yang dimiliki oleh pelanggan adalah handset dual-band GSM-900 dan DCS-1800 atau triple-band
GSM-900, DCS-1800, dan PCS-1900. Hal ini dikarenakan dari pihak produsen handset sendiri, teknologi
yang masih lazim disuntikkan adalah kombinasi dari ketiga frekuensi tersebut di atas, selain kombinasi
dengan teknologi 3G tentunya.

Nah, jika kita mengkombinasikan GSM-DCS dengan konfigurasi TRX 4x4x4 kita dapatkan kapasitas
pelayanan panggilan sebesar 180 kanal pembicaraan, berapa yang akan kita peroleh dengan
menambahkan satu node-B? Seperti kita tau, UMTS merupakan pengembangan teknologi CDMA pita
lebar. Jadi di sini kita tidak bisa melakukan perhitungan secara langsung, karena kapasitas sistem pada
node-B akan tergantung dari jumlah pelanggan yang dilayani. Semakin banyak pelanggan yang
menggunakan,maka kualitasnya akan menurun sampai di titik tertentu sebelum sistem menyatakan diri
penuh dan menolak original call yang mencoba masuk.

Namun yang jelas, dengan menambah node-B, maka kapasitas suatu BTS akan meningkat drastis, karena
pelanggan yang menggunakan handset 3G bisa diarahkan untuk menggunakan jaringan 3G, sehingga
mengurangi beban jaringan GSM-DCS yang bisa dikonsentrasikan untuk pelanggan dengan handset yang
belum support teknologi 3G.

Anda mungkin juga menyukai