Anda di halaman 1dari 53

DRIVE TEST

By:
Anjani Dhara S
Bimo Bayuaji

KPI
(Key Performance Indicator)

KPI (Key performance indicator


Adalah target standar performansi suatu jaringan yang
harus dicapai oleh suatu perusahan telekomunikasi untuk
menjaga kualitas jaringan

Sebelum itu perlu diketahui beberapa parameter :


Broadcast Control Channel (BCCH)
freq carrier yg digunakan pd untuk mentransmisikan informasi system.
BTS 2G yaitu GSM900: 890-915 MHz dan DCS1800: 1805-1880 MHz

Absolute Radio Frequency Channel (ARFC),


konversi BCCH yg bernilai MHz diubah jd nomor-nomor kanal
Base Station Identity Code (BSIC),
membedakan BTS-BTS berdekatan yang mempunyai BCCH dan ARFC
yang sama.

Cell Global Identity (CGI)


identititas (ID) unik dari cell dlm suatu jaringan seluleruntuk mengenali
posisi user berdasarkan cell.
Format penamaan CGI, yang terdiri dari :
MCC (Mobile Country Code)
identifikasi negara dg menggunakan 3 digit. Indonesia :510.
MNC (Mobile Network Code)
2 digit identifikasi utk mengidentifikasikan mobile network/PLMN.
Kombinasi antara MCC dan MNC menjadi code unik
LAC (Location Area Code)
identifikasi utk menunujukan kumpulan beberapa cell.
CI (Cell Identity)
identifikasi sebuah cell dalam jaringan seluler

KPI pada Jaringan 2G

Macam macam :
a) RxLev (Reception Level)
level daya/kuat sinyal yang diterima MS(dBm) .
Range nilainya yaitu antara -47 dBm hingga -110 dBm . Semakin kecil
dBm nya maka semakin baik kuat sinyalnya

Nilai
-85 dBm
-85 hingga
-92dBm
-92 hingga
-105dBm
<-110dBm

Keterangan
Excellent
Good

Fair

Poor

b) Rx Qual (Reception Quality)


Tingkat kualitas sinyal yang diterima MS
Tingkat ini kualitas dinilai dengan rentang angka 0-7

Nilai

Keterangan

0-5

Very Good

5-6

Good

6-7

Poor

C)SQI (Speech Quality Index)


Tingkat kualitas suara pada saat menelepon Nilai dari
parameter SQI ini didasarkan pada nilai FER (Frame Error
Rate), BER danspeech codecyang digunakan
SQI memiliki rentang nilai antara -20 sampai dengan 30
dimana semakin besar nilai SQI semakin baik

Speech Codec

Keterangan

HR

Half Rate ( 5.6 Kilo bit/ second), kapasitasnya dapat 2x full rate

FR

Full Rate ( 13 Kilo bit/second)

EFR

AMR HR

AMR FR

Enhanced Full Rate ( 12.2 Kilo bit/ second) ada peningkatan


kualitas karena adanya noise free
Adaptive Multi Rate Half Rate (bersifat adaptif yaitu system
kompresi suara untuk menyesuaikan kanal traffic)
Adaptive Multi Rate Half Rate(bersifat adaptif yaitu system
kompresi suara untuk menyesuaikan kanal traffic)

c) C/I ( Carrier to Interference)


Menunjukkan perbandingan antara kuat sinyal serving cell
dengan sinyal yang mengganggu (interferer).
Dikatakan baik jika lebih dari 10. Parameter ini berhubungan
langsung dengan RxQual
d) Timing Advance (TA) adalah jarak antar MS dengan BTS
(rentang dari 0-8), makin besar nilainya makin jauh.

e)Call Setup Success Ratio (CSSR)


prosentase tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersediaan
kanal suara yg sudah dialokasikan untuk mengetahui
kesuksesan panggilan.
Nilai
Keterangan

>95%
9095%
8090%
<80%

Sangat bagus
bagus
Cukup bagus

Ket :
Jelek/Poor
Call setup jml call yg bs menempati traffic
Call attempt jml percobaan attempt originating call

f)Call Completion Success Ratio (CCSR)


Prosentase tingkat keberhasilan hubungan call sampai
berakhir tanpa terjadi drop call. biasanya dari operator
ditentukan nilai standarnya agar
mencapai > 98%.

Drop call panggilan yg terputus


Call establish call yang tersedia

g)Drop Call Ratio (DCR)


prosentase banyaknya panggilan yg putus setelah kanal
pembicaraan digunakan.

Ket:
Drop call panggilan yg terputus
Call establish call yang tersedia

h) HOSR (Handover success Rate)

i) Handover per Call

2G Weak Spot Improvement Flow Chart

2G DRIVE TEST ANALYSIS PROBLEM

COVERAGE PROBLEM
Low Signal Level
Kondisi dimana jumlah site sedikit dan terdapat obstacle seperti perbukitan
yang menghalangi LOS sinyal akan terdapat area dengan sinyal yang lemah
Lack of Dominant Server
MS kemungkinan berada pada border cell dan tidak terdapat best serving cell
menyebabkan terjadinya ping-pong handover.
Fast Moving Mobile
Saat MS bergerak cepat maka akan terjadi handover cepat dan banyak
perubahan pada sinyal Rx Level
Acces failure after drop call
cell dimana MS mengakses memiliki Rx Level dibawah ACCMIN/Rxlevami. krn
poor coverage atau blocking. ACCMIN/Rxlevami min diseting -104 dBm

Sudden Decrease / Tunnel effect


Pada saat MS bergerak memasuki sebuah terowongan maka akan
terlihat Rx Level turun. Tunnel effect juga menyebabkan terjadinya pingpong handover.
Rx Level too close to each other
saat terdapat coverage area yang overlapping, dimana beberapa cell
memilki kuat Rx Level yang sama dan menyebabkan pingpong handover.
Many Cells almost same
Perlunya optimisasi dimana area terjadi overlapping coverage beberapa
cell. Hal ini dapat menyebabkan problem pada quality.
Drop Call Due to Bad Coverage
Drop call terjadi karena poor coverage. Sinyal Rx Level turun dibawah
minimum signal level.

QUALITY PROBLEM
Bad Rx Level, Rx Qual and FER
Saat Rx Level menurun Rx Qual dan FER juga menurun karena adanya
interferensi atau fading
Bad Rx Level, Rx Qual but FER OK
Kemungkinan area yang flat tanpa adanya halangan dan pantulan atau
penggunaan re-use frekuensi yang baik sehingga terjadinya cochannel
kecil.
Co- Channel Interference
interferensi yang disebabkan krn penggunaan freq yg sm oleh cell carrier
dan jg cell yang lain
misalkan site air kelik sec.2 mempunyaiBCCH = 21.Sedangkan site
sukamandi sec.3BCCH=21dengan arah antenna berhadapan.

Adjacent Channel Interference


setiap frequency yang adjacent (berbeda 1 ARFCN) tidak diperbolehkan
memiliki sinyal yang terlalu kuat . Adjacent Channel Interference harus
dihindari pada cells di site yang sama dan juga pada neighbouring cells
Misalkan site A sec 2 BCCH= 22 dan pada sec 3 BCCH= 23 itu akan
terjadi adjacent channel interference, karena selisih 1 ARFCN maupun
selisih dekat dengan BCCH satunya.
Time Dispersion
karena interferensi sinyal refleksi dr sinyal carrier dg waktu delay lebih dr
15 ms. problem coverage biasanya terjadi di area perbukitan, lembah,
pegunungan. Interferensi dinyatakan dg simbol R dan rasio C/R harus >9
dB

EXTERNAL INTERFERENCE
External interference dapat terjadi karena:
adanya kesalahan instalasi
planning yang kurang baik
kebocoran filter krn adanya frekuensi yang bersinggungan atau tepat
pd alokasi frekuensi tertentu tetapi tdk sesuai dg ketetapan alokasi
frekuensi pemerintah.
Pengecekannya menggunakan spectrum analyzer utk mengetahui
sumber external interference

EXAMPLE CASE

Site Audit

Dari panoramic view tampak coverage area Pada Sector A dan Sector
B LOS coverage dan tidak terdapat obstacle apapun sedangkan
pada Sector C terdapat obstacle berupa antena operator lain yang
dapat menaikan nilai eksternal interference

Troubleshooting

Untuk memastikan bahwa sinyal interference berasal dari antena


operator lain maka dapat dilakukan trial on-site. Trial yang dilakukan
adalah me-reazimuth arah antena yang tadinya arahnya langsung
berhadapan dengan antena penginterference dialihkan arahnya menjauhi
antena peng-interference

pada kasus berikut current azimuth adalah 280 dengan nilai uplink
interference -80 dBm, apabila dirubah menjadi 300 nilai uplink
interference turun menjadi -87 dBm, dan apabila diubah lebih menjauhi
yaitu pada azimuth 330 maka nilai uplink interference turun menjadi
-93 dBm

Relokasi Antenna

Meskipun nilai uplink interference turun reazimuth bukan solusi yang baik
karena trial azimuth hanya untuk memastikan bahwa uplink interference
benar berasal dari antena operator lain. Untuk solusinya kita dapat
merelokasi antena

Dari gambar diatas terlihat bahwa jaringan tidak stabil, dan


terjadi cell reselection dari 3g ke 2g. Namun setelah di
lakukan optimasi maka sinyal sudah stabil pada 3G

BCCH before terlihat bahwa MS masih di serving oleh berbagai macam


cell, namun setelah di optimasi sudah terlihat stabil cell yang menjadi
best serving untuk MS tersebut

KPI Drivetest 3G

parameter untuk drive test 3G dikelompokkan menjadi 2 yaitu


untuk verifikasi data BTS dan untuk verifikasi kualitas jaringan.

Paramater untuk verifikasi data BTS, antara lain :


a. Cell ID
b. Universal Absolute Radio Frequency Channel Number (UARFCN)
c. Scrambling Code (SC)

Parameter untuk verifikasi kualitas jaringan, antara


lain :
d. RSCP (Receive Signal Code Power)
e. Ec/No (Energy Carrier per Noise)
f. Call Setup Success Ratio (CSSR)
g. Call Completion Success Ratio (CCSR)
h. Drop Call Ratio (DCR)
i. Blocked Call Ratio (BCR)

RSCP ( Received Signal Code


Power )
RSCP merupakan besarnya daya yang diterima oleh
user dari NodeB. Biasanya dikatakan dengan Rx Power.
Nilai RSCP yang terbaik adalah -85 dBm sampai -65
dBm, untuk range
No.

Level

>/= -70 dBm

< -70 dBm

< -80 dBm

< -90 dBm

< -100 dBm

Status

Sangat Baik

Kurang Baik

Baik
Cukup

Tidak Direkomendasikan

Ec/No
Ec/No merupakan rasio rata-rata daya sinyal pilot
dengan total interference. Ec/No menunjukkan level
daya minimum (threshold) dimana UE masih bisa
melakukan suatu panggilan. Sistem WCDMA memiliki
standar untuk nilai Ec/No minimum sebesar
-13 dBm agar UE masih bisa melakukan panggilan.
No.
Levelrata-rata terbaik adalah
Status
Namun
Ec/No
-6 dBm. Range
1
>/= -6 dBm adalah:
Sangat Baik
yang
digunakan

< -6 dBm

< -9 dBm

< -12 dBm


< -15 dBm

Kurang Baik

Baik

Cukup

Tidak Direkomendasikan

Parameter Problem Pada Jaringan


3G
Good RSCP Good Ec/NO
Bad RSCP Good Ec/NO
Bad RSCP Bad Ec/NO
Good RSCP Bad Ec/NO
Gambar disamping merupakan
Contoh dari Good RSCP & Bad Ec/NO
Disebabkan, pada bagian yang
Dilingkari dipastikan terdapat pilot polution

Definisi Setiap Problem pada Drive


Test
Good RSCP Good Ec/NO
Baik dari segi coverage maupun segi kualitas serving nya.
Bad RSCP Good Ec/NO
Buruk dalam segi coverage, namun kualitas serving nya sudah
baik.
Bad RSCP Bad Ec/NO
Buruk dalam segi coverage, begitu juga dengan kualitas serving
nya.
Good RSCP Bad Ec/NO
Baik dalam segi coverage namun dari segi kualitas serving
kurang baik, hal ini sering disebabkan overshoot serving/pilot
pollution ( terlalu banyak cell yang melayani )

Berdasarkan perhitungan KPI didapat nilai CSSR (Call Setup Success


Rate) sebesar 94.74% dan DCR (Drop Call Rate) sebesar 0 %.

KPI Pada Jaringan 4G

KPI Drivetest Jaringan 4G


Untuk mengukur kualitas dari jaringan 4G LTE ada
beberapa parameter yang paling utama yaitu :
RSSI ( Received Signal Strength Indicator )
RSRP ( Reference Signal Received Power )
RSRQ ( Reference Signal Received Quality )
SINR ( Signal to Interference Noise Ratio )
BLER ( Block Error Rate )

RSSI ( Received Signal Strength


Indicator )
merupakanpowersinyal yang diterima user dalam
rentang frekuensi tertentu termasuk noise dan
interferensi ( disebut juga wideband power ) .

RSSI = Received Signal Strength Indicator , merupakan sinyal


yang diterima ditambah dengan noise dan interferensi
N = Number of resource Block pada modulasi OFDMA yang
digunakan
RSRP = Reference Signal Received Power, merupakan sinyal
LTE power yang diterima user dalam rentang frekuensi
tertentu.
P1 = power noise, P2 = Power Sinyal, P3 = Power interferensi

RSRP ( Reference Signal


Received Power )
merupakan sinyal LTE power yang diterima oleh user
dalam frekuensi tertentu. semakin jauh jarak antara
site dan user, maka semakin kecil pula RSRP yang
diterima oleh user.
RS merupakan Reference Signal atau RSRP di tiap titik
jangkauan coverage. user yang berada di luar
jangkauan maka tidak akan mendapatkan layanan LTE.

dengan penjelasansebagai berikut :


RSRP Reference Signal Received Power ( dBm )
RSSI ( Received Signal Strength Indicator ) merupakan powersinyal
yang diterima user dalam rentang frekuensi tertentu termasuk noise
dan interferensi ( dBm )
N merupakan Number ofresource block yang digunakan oleh OFDMA.

RSRQ ( Reference Signal


Received Quality )
merupakanparameter yang menentukan kualitas dari sinyal
yang diterima. RSRQ dapat dihitung dengan formula berikut :

RSRQ= ( RSRP * N ) / RSSI


RSRQ = Reference Signal Received Quality ( dB )
RSRP = Reference Signal Received Power ( dBm ) merupakan
level sinyal yang diterima user.
N = Number of Resource block yang digunakan oleh OFDMA.
RSSI = Received Signal Strength Indicator merupakan
powersinyal yang diterima user dalam rentang frekuensi
tertentu termasuk noise dan interferensi ( dBm )

berdasarkan formula diatas, semakin besar nilai RSSI


maka semakin kecil nilai RSRQ. selain itu, semakin
besar nilai RSRP maka semakin besar pulai nilai RSRQ .

SINR ( Signal to Interference


Noise Ratio )
merupakan rasio perbandingan antara sinyal utama
yang dipancarkan dengan interferensi dan noise yang
timbul ( tercampur dengan sinyal utama ) .

SINR = Signal to Noise Ratio ( dB )


P = Power yang diterima pada jarak tertentu
I = Interferensi yang diterima P akibat site lain yang
bekerja pada frekuensi yang sama
N = Noise yang diterima P

CQI ( Channel Quality Index )


Merupakan kualitas dari sebuah channel downlink (dari
site ke user ) dengan kondisi dedicated mode ( pada
LTE, user melakukandownload data ) . CQI dapat
diperoleh dari user yang melakukan pemberian
informasi terhadap site berupa modulasi yang
digunakan, code rate, dan efficiency.

Tabel Deskripsi QCI

PCI ( Physical Cell Id)


merupakan kode identitas fisik tiap cell. pada dasarnya,
setiap cell akan melakukan broadcast informasi
mengenai cell id yang dimilikinya agar user mengenali
site tersebut. PCI memiliki beberapa aturan dalam
perancangannya yaitu :
kode PCI tiap cell dlm suatu area harus unik. sebuah
kode PCI tidak boleh sama /berdekatan diantara 2 site
atau lebih. sehingga jarak pun perlu dipertimbangkan
apabila kita ingin memberikan kode PCI yang serupa.
jika kode PCI sama antara site yang berdekatan, maka
bisa terjadi failure HandOver. ( perpindahan serving
cell )

mengenai cell id bisa diidentifikasi sebagai berikut :

PCI = PSS + 3*SSS


PCI = Physical Cell identity
PSS = Primary Synchronization Signal ( bernilai 0 2 )
SSS = Secondary Synchronization Signal ( bernilai 0
167 )

BLER ( Block Error Rate )


rasio perbandingan antara total error block dg total block
dari sebuah transmisi data digital. BLER digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilandari demodulasi sinyal
dengan menggunakan metode CRC.

formula dari BLER adalah :

BLER = ( Total error Block / total block ) * 100%


BLER masih dianggap baik apabila bernilai < 10% .
semakin besarnilai BLER mengakibatkan gagal
demodulasi data digital menjadi informasi.

Anda mungkin juga menyukai