Anda di halaman 1dari 177

DRIVE TEST ANALYST

PICOTEL Learning Centre NF Training Center


2G KEY PERFORMANCE
INDICATORS

2
Key Performance Indicator

Menurut rekomendasi dari ITU (International Telecommunication Union) terdapat 3


kategori pengklasifikasian Key Performance Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan
yaitu Accessibility, Retainability dan Integrity.
Key Performance Indicator
Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan layanan
yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Contoh pada jaringan 2G yang termasuk
dalam kategori Accessibility adalah Random Access Success Rate (RACH Success Rate),
SD Drop Rate, SDCCH Success Rate, SDCCH Blocking Rate dan TCH Blocking Rate.

Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan untuk mempertahankan


layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai batas waktu layanan tersebut
dihentikan oleh user. Contoh pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori
Retainability adalah TCH Drop Rate, Erlang per Minute Drop.

Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. Contoh
pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori Integrity adalah Handover Succes rate,
FER, RxQual, SQI.

*Mobility adalah derajat pengukuran yang berkaitan pada mobilitas. Beberapa operator
memasukkan beberapa KPI yang beruhubungan dengan mobilitas dalam group KPI
mobility.
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MOC dan relasinya dengan KPI
Key Performance Indicator
Mobile Originating Call Flow
Key Performance Indicator
Mobile Originating Call Flow
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MTC dan relasinya dengan KPI
Key Performance Indicator
Mobile Terminating Call Flow
Protocol
Protocol
Radio Interface

Level 1-Physical
TDMA frame
Logical channels multiplexing

Level 2-LAPDm (modified from LAPD)


No error retransmission mechanism due to real time constraints

Level 3-Radio Interface Layer (RIL3) involves three sub layers


RR: paging, power control, ciphering execution, handover
MM: security, location IMSI attach/detach
CM: Call Control(CC), Supplementary Services(SS), Short Message
Services(SMS),
System Information Reception
SYS INFO

Berisi Parameter Network yang dikirm ke MS melalui Um :


- Network indetity parameter
- Cell selection parameter
- System control parameter
- Network function parameter

SYS INFO melalui BCCH :


- SYS INFO 1,2,2 BIS,3,4 MS dalam idle mode
SYS INFO melalui SACCH :
- SYS INFO 5,5 BIS,6 MS dalam dedicated mode
- SYS INFO 7,13 support GPRS
2G ACCESSIBILITY

13
Problem with Coverage
No Service Mode

Problem dengan Coverage.


MS1 RxLev rendah dan MS2
No Service Mode. Pada
saat No Service Mode MS
tidak akan bisa mengakses
jaringan.
Problem with Coverage
How to know your Rx Level acceptable ?

2G
Langkah 1. Anda Memiliki Coverage Plot

Coverage calculation
biasanya dilakukan pada
new site dengan
membandingkan hasil
drivetest Rx Level dan
coverage prediction
Problem with Coverage
How to know your Rx Level acceptable ?
Langkah 2. Anda Memiliki idle mode Rx Level

2G

Lakukan drivetest pada


semua sektor dengan arah
menjauhi site.
Problem with Coverage
How to know your Rx Level acceptable ?
Langkah 3. Jangan gunakan
dedicated mode Rx Level jika
power control aktif ! 2G
Rx Level
dedicated mode
Problem with Coverage
How to know your Rx Level acceptable ?
Langkah 4. Compare pada Map Info
Problem with Coverage
How to know your Rx Level acceptable ?
Number of measurement samples
Rx level range Drive Test Level Achievement ratio (%)
Better or equal Worse

-10 RX level -70 -10 RX level -75


207 5 97,64
-70 RX level -75 -75 RX level -80
136 3 97,84
-75 RX level -80 -80 RX level -85
52 3 94,55
-80 RX level -85 -85 RX level -90
133 2 98,52
-85 RX level -90 -90 RX level -95
288 14 95,36
Total over all RX level ranges: 96,80
816 27
Acceptance Value: 95,00

Complies (Y/N) YES

Langkah 5. Lakukan perhitungan statistik

Hitung achievement ratio


Bandingkan rata-
dengan menghitung jumlah
rata achievement
sampel better atau worse
ratio dengan total
Lakukan komparasi pada dibandingkan dengan jumlah
acceptance value.
setiap Rx Level Range. total sampel.
Identify Coverage Problem
Site Audit Panoramic Picture per cell

Gambar Panoramic picture dapat


memperlihatkan ojective coverage
masing-masing sektor
Identify Coverage Problem
Site Audit Panoramic view every 30
30
Identify Coverage Problem
Incorrect Antenna Planning

Penempatan antena di roof top


semaksimal mungkin tidak adanya
obstacle atau halangan berupa
tembok
Identify Coverage Problem
Site Audit Mechanical and Electrical Tilt

Kondisi mechanical
tilt dapat diketahui
dengan alat
inklinometer
sedangkan electrical
tilt dapat dilihat dari
knob yang dapat
diputar dibawah
antena.
Problem with Coverage
Possible Solution

Site Configuration Change (Antenna


Type, Height, Azimuth, Tilt Change)

MS tidak boleh
Loss or Attenuation Check (Feeders,

Higher Cost
menerima sinyal
Connectors, Jumpers, etc) original dan sinyal
repeater pada coverage
yang sama, karena
Repeater sinyal dari repeater
akan mengalami delay
dan menginterferensi
Sector Addition sinyal dari original cell.

New Site Proposal


Problem with Coverage
Possible Solution - Mechanical Downtilt / Uptilt

Semakin besar
derajat mechanical
downtilt maka
coverage pada
main lobe
berkurang
sedangkan pada
sisi side lobe akan
melebar.
Problem with Coverage

Possible solution Electrical Downtilt / Uptilt


Tidak seperti pada
mechanical
downtilt. Electrical
donwtilt tidak
tampak derajat
kemiringannya dan
tidak mengubah
bentuk pada
horizontal pattern.
Problem with Capacity
Blocked Call

Blocked call dapat terjadi karena kanal SDCCH atau kanal TCH baik full
rate atau half rate sudah terutilisasi penuh. Dapat dipastikan dengan
tambahan online monitoring dari sisi OSS
Problem with Capacity
No Channel Available from OSS

Dari online monitoring melalui OSS terlihat bahwa semua kanal TCH/H
(halfrate) sudah terutilisasi maksimal, sehingga apabila ada permintaan
kanal TCH maka akan direject (karena sudah blocking)
Problem with Quality
Adjacent channel Interference

Setiap frekuensi ARFCN mempunyai bandwidth


200 kHz. Dan setiap frequency yang adjacent Pada GSM Spesification rasio antara carrier
(berbeda 200 kHz atau 1 ARFCN) tidak dan adjacent frekuensi harus lebih besar dari
diperbolehkan memiliki sinyal yang terlalu kuat juga. 9dB. Adjacent Channel Interference harus
Meskipun berbeda frekuensi beberapa sinyal yang dihindari pada cells di site yang sama dan
berhimpitan frekuensinya dapat mempengaruhi juga pada neighbouring cells.
kualitas.
Problem with Quality
Interference Check

Untuk mengecek adanya interferensi dapat dilakukan dengan


pengamatan pada jendela Radio Parameter dan Jendela Current
Channel, apabila RxQual atau C/I atau SQI pada TRX yang
dilakukan pengetesan jelek tetapi RxLevel pada kondisi baik.
Kemungkinan terjadi adanya interferensi. Perlu adanya pengecekan
frekuensi dan perlu dilakukannya frequeny retune pada TRX tersebut.
Problem with Quality
Actix Result

Contoh diatas adalah hasil dari Actix untuk problem Call Setup Failed
due to bad quality (RxQual = 7)
Interference Check
GSM Frequency Scanning

Co-BCCH ataupun Adjacent-BCCH


antara dua site yang berdekatan
Baik buruknya kualitas jaringan GSM dapat menimbulkan tingginya
ditentukan dari baik-buruknya interferensi diantara kedua site
perencanaan frekuensi. tersebut. Adanya overshooting
coverage juga dapat menimbulkan
tingginya interferensi.

Dengan melakukan drivetest kita


dapat mengetahui daerah dimana Dengan menggunakan metode GSM
terdapat kuat sinyal yang bagus Scanning kita dapat mengetahui list
(RxLevel bagus) tetapi kualitas BCCH ARCFN pada suatu
sinyalnya buruk (RxQual jelek), hal daerah/spot dan mengetahui list
ini dapat disebabkan oleh karena BCCH ARFCN yang menjadi
adanya interferensi di daerah atau interference frequency.
spot tersebut.
GSM Frequency Scanning
Untuk memulai scanning pada Combo Box
Scanning Task pilih Frequency Scanning.

Klik pada tombol Scan Properties.

Klik Pada tab Scanned


Channels centang pada Scan
selected channels kemudian
centang pada Manual selection
lalu klik Select dan masukkan list
ARFCN yang ingin di-scan.
Masukkan hanya BCCH ARFCN
yang bersesuaian dangan BCCH
ARFCN pada operator yang ingin
diinvestigasi.

Klik tombol Start Scanning untuk memulai


scanning.

klik tombol Stop Scanning untuk


menghentikan proses scanning.
GSM Frequency Scanning

Neighbour List Scanning


Mode
Neighbour list scanning
dapat digunakan sebagai
referensi sebuah cell yang
memiliki kuat sinyal bagus
tetapi belum ter-create
sebagai neighbour.
Pendeteksian berdasarkan
kuat sinyal BCCH ARFCN
yang terukur oleh sebab itu
hanya masukan list BCCH
pada operator yang ingin
diinvestigasi. Berikut tampilan
Neighbour List Scanning
Mode.
Identify Quality Problem
Co--channel BCCH
Co
Frequency scanning
adalah cara yang
paling praktis untuk
menemukan sumber
interferensi.
Jika lebih dari satu
BSIC terkodekan
untuk satu ARFCN
BCCH yang diamati,
kita dapat
menyimpulkan adanya
"co-channel
interference".
Dengan mengetahui
BSIC dan memeriksa
pada site database
kita dapat mengetahui
cell yang menjadi
sumber interferensi.
Problem with database setting
Low Level Signal at Near Site

Adanya halangan/medan
perbukitan menjadi
penyebab terjadinya
kasus ini, meskipun tidak
semuanya disebabkan
oleh kondisi medan.
Seting CRO yang terlalu
tinggi dibandingkan
dengan BTS yang dekat
dapat menjadi
penyebabnya. MS akan
camp pada BTS yang
jauh meskipun Rx
Levelnya tidak terlalu
kuat tetapi karena nilai
C2 yang tinggi.
2G RETAINABILITY

37
Drop Call Problem Caused

1. Coverage

2. Interference

3. Handover

4. Equipment Failure

5. Parameter setting yang salah


Problem with Coverage
Poor Coverage

Rendahnya Rx Level
berimpact pada rendahnya
Rx Qual. Dan mengakibatkan
Drop Call

Buka logfile Drop Call low coverage (baturaja case) dan


gunakan cellfile dalam folder Cellfile (baturaja case)
Problem with Coverage
Sudden Decrease Or Tunnel Effect

Pada saat MS bergerak


memasuki sebuah
terowongan maka akan
terlihat Rx Level pada Line
Chart turun seperti curva.
Tunnel effect juga
menyebabkan terjadinya
ping-pong handover.
Problem with Coverage
Sudden Decrease Or Tunnel Effect

Open
space
Closed
Tunnel
Problem with Coverage
Sudden Decrease Or Tunnel Effect

Lowest coverage
Problem with Coverage
Sudden Decrease Or Tunnel Effect
Problem with High Interference
Drop Call due to High Interference

Drop Call yang disebabkan High Interference ditandai dengan nilai RxLevel Good tetapi
RxQuality Bad dan C/I Bad.
Problem with High Interference
Drop Call due to High Interference

Contoh diatas adalah drop call yang disebabkan interference pada frekuensi hopping
Problem with Hardware
Drop Call due to Faulty TRx

Drop Call yang disebabkan oleh hardware/trx faulty bisa ditandai dengan turunnya nilai RxLevel
secara drastis dan tiba-tiba, padahal lokasi MS tidak jauh dari BTS
Problem with Missing Neighbor
Wrong define neighbor

Tidak dicreate-nya neighbor relation, mengakibatkan 4x HO fail yang kemudian RxLevel semakin lemah
sehingga Drop Call
2G MOBILITY

48
Handover Type
Handover Type
Intra cell
handover

Inter cell
handover

Inter BSC
handover

Inter MSC
handover

Inter PLMN
Handover Fail Problem Caused

1. Interference

2. List Neighbors tidak rapi

3. Nilai RxLevel yang rendah

4. Jarak BTS dan MS yang sangat jauh

5. Nilai C/I & C/A yang rendah


Case in Mobility
Ping--pong Handover
Ping

Analysis ..
Identify UL/DL interference
Imbalance link, e.g. most cases UL signal strength issue
H/W defect, e.g. TRX, combiner, VSWR, etc.
Cross or swap feeder
Wrong handover parameter, e.g. UL/DL signal strength or quality
threshold
Bad neighboring hysteresis parameters, e.g. HOM, etc
Case in Mobility
Missing Neighbor

Hal ini dapat


menyebabkan efek
"cell dragging ;
dimana MS bergerak
tetapi masih dipegang
oleh cell lama
meskipun telah
melewati jarak
tertentu dan
seharusnya dilayani
oleh cell tetangga yang
RXLevel-nya lebih
bagus. Efek ini juga
dapat menyebabkan
RXQual dan SQI
buruk karena
interferensi co-
channel.
Case in Mobility
Non--mutual Relation
Non

Hal ini dapat


menimbulkan efek
yang sama dengan
efek "Missing
Neighbour".

Pastikan neighbour
relation dibuat both
way apabila ditinjau
dari site database.

Untuk alasan
tertentu, hubungan
one way
diperbolehkan,
misalnya pada lokasi
penjara, indoor, dll
Case in Mobility
Crossfeeder & Co-
Co-Channel

Kasus Crossfeeder antar sektor ditambah dengan Co-Channel, akan menyebabkan


handover failure karena salah neighboring dan berakhir dengan Drop call
2G RF IMPROVEMENT
FLOW

55
2G RF Improvement Flow

Start

Mengambil Data
(Drivetest before)

Pengidentifikasian
5
weak spot

Analisis
weak
spot
1 2
2G RF Improvement Flow
1 2

YES
Bad Rx Level (<-94 NO
dBm) and Good Rx
Qual (>=5)
Coverage Hole/No
2G coverage YES Good Rx Level (>=- NO
94 dBm) and Bad
Rx Qual(< 5)
Blocking Interferensi
yang disebabkan YES Bad Rx Level (<-94 NO
oleh. dBm) and Rx Qual
(<5)
Poor 2G Coverage
Co BCCH
Others
Tidak ada Best (Parameter)
Adjacent Serving cell/ Site
Channel BCCH

Overshooting Cell Site Down

Coverage Gap/Small
3 3
Coverage

Cell Dragging/ Missing


Neighbor
2G RF Improvement Flow
3

Site Audit

Parameter Tuning,
Recommendation/ Missing Neighbor
Proposal Check, Check power
transmitt

4
Site/Antenna Site/Antenna Antenna Penggantian
Relocation Height tipe antenna
increase/
decrease

Physical Tuning Mechanical/ Re-azimuth


Electrical Tilt
adjustment

New Site Forward Request to


Planning team
2G RF Improvement Flow
4

Change Request

YES NO
Change Request CR Request
Implementation Approved
5

Mengambil Data
(Drivetest after)
YES NO
Weak Spot
Improved?
5
Reporting dengan disertai analisis,
perbandingan drivetest before-after
dan action yang dilakukan

Finish
2G INTEGRITY

60
Integrity
GPRS Information Elements

Cell Name : Cell site Describes in cell file


ARFCN : Allocated radio frequency channel
BSIC : Base Station Identification code.
RxLev : Receiving Level in dBm
C1 & C2 : Cell path loss parameter and cell reselection parameter (In
idle mode)
C31 & C32 : GPRS signal strength threshold and GPRS cell ranking
criterion (Valid in both packet idle and packet dedicated mode)
Integrity
Test Application
Attach - Detach MS is activating mobility management for GPRS

session management procedures used when the MS


PDP Context communicates with the GGSN node and receives a user
IP address (at activation)

measure Round Trip delay RTT and to verify that packet loss is
Ping acceptable

corresponds to a user browsing the web and downloading a


HTTP Load web page

FTP Get/Put commands for downloading and uploading data to FTP servers
Integrity
Setup Example Command

Command Sequence
Attach-PDP Context

Command Sequence PING

Pada NEMO, Script harus berisi Fungsi sbb :


1. Packet Attach
2. Packet Activate PDP context
a. Set correct Access Point (AP)
b. Set QoS profile from extended QoS page
3. Wait time (e.g. 1-10s)
4. Packet Deactivate
5. Packet Detach
Integrity
Performance Indicator
Capacity
1. RLC Throughput
Radio Link Problem

2. Application Throughput
Integrity
Sharing Resources

Jika jumlah resource


(PDCH timeslot) sangat
sedikit, maka akan terjadi
sharing user yang
mengakibatkan
throughputnya kecil
Integrity
Bad Radio Link Quality

RLC throughput rendah, C/I rendah, BER dan BLER tinggi, RxLevel
Integrity
Coding Scheme

GPRS EDGE
General Packet Radio Service Enhanced Datarate for
Global Evolution
Low GPRS Throughput
Scanning Throughput Plot

Low RLC Throughput dikarenakan level signal yang kurang bagus


Low EDGE Throughput
Scanning Throughput Plot

- Secara Level masih bagus akan tetapi RLC Throughput sangat kecil
- App Throughput > RLC Throughput (indikasi adanya masalah pada radio)
Akhir Sesi 1
3G KEY PERFORMANCE
INDICATOR

71
Key Performance Indicator

Menurut rekomendasi dari ITU (International Telecommunication Union) terdapat 3


kategori pengklasifikasian Key Performance Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan
yaitu Accessibility, Retainability dan Integrity.
Key Performance Indicator
Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan layanan
yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Contoh pada jaringan 3G yang termasuk
dalam kategori Accessibility adalah CSSR (Call Setup Success Rate) CS Voice, CSSR CS
Video, CSSR PS, CSSR HSDPA.

Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan untuk mempertahankan


layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai batas waktu layanan tersebut
dihentikan oleh user. Contoh pada jaringan 3G yang termasuk dalam kategori
Retainability adalah CCSR (Call Completion Success Rate) CS Voice, CCSR CS Video,
CCSR PS, CCSR HSDPA.

Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. Contoh
pada jaringan 3G yang termasuk dalam kategori Integrity adalah Soft Handover Success
Rate (SHO), ISHO (Inter System Handover) Success Rate /IRAT (Inter Radio Access
Technology) Handover Success Rate. *

*Mobility adalah derajat pengukuran yang berkaitan pada mobilitas. Beberapa operator
memasukkan beberapa KPI yang beruhubungan dengan mobilitas dalam group KPI
mobility.
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MOC
UE RNC Core

Random access
System access
RRC connection request
RRC connection RRC connection setup
setup
RRC connection setup complete
Initial direct transfer [MM : CM service request]
DL direct transfer [MM : authentication request]
UL direct transfer [ MM : authentication request ]
CN negotiation Security mode command
Security mode complete
UL direct transfer [ CC : setup ]
DL direct transfer [ CC : call proceeding]

Request to establish RAB


Radio Bearer
Setup Radio Bearer setup
Radio Bearer setup complete
DL direct transfer [ CC : alerting ]
End-to-end
DL direct transfer [ CC : connect ]
Connection
UL direct transfer [ CC : connect ACK ]
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MOC dan relasinya dengan KPI
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MTC
UE RNC Core

Paging type 1
Random access
System access
RRC connection request
RRC connection RRC connection setup
setup
RRC connection setup complete
Initial direct transfer [ RRM : paging response ]
DL direct transfer [MM : authentication request]
UL direct transfer [ MM : authentication request ]
CN Security mode command
negotiation
Security mode complete
UL direct transfer [ CC : setup ]
DL direct transfer [ CC : call confirmed]

Request to establish RAB


Radio Bearer
Setup Radio Bearer setup
Radio Bearer setup complete
DL direct transfer [ CC : alerting ]
End-to-end
DL direct transfer [ CC : connect ]
Connection
UL direct transfer [ CC : connect ACK ]
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MTC dan relasinya dengan KPI
Key Performance Indicator
Mobile Originating Call Flow
WCDMA
INFORMATION
ELEMENT

79
WCDMA Information Elements

Eb : Scrambling code energy per bit


Ec : Scrambling code energy per chip
Es : Scrambling code energy per chip (as measured by a scanner during
the SCH timeslot scan)
No : Total energy per chip (as measured by a UE)
Io : Total energy per chip (as measured by a scanner)
Ec/No : Signal-to-noise ratio (as measured by a UE)
Ec/Io : Signal-to-noise ratio (as measured by a scanner).
SIR : Signal-to-interference ratio as measured on the DPCCH
RSCP : Received signal code power, identical with Ec
RSSI : Received signal strength indicator, identical with No
Refreshing !
1. Apa perbedaan antara Ec/No, Eb/No, Ec/Io, Eb/Io ?

2. Apa perbedaan antara RSCP dan RSSI ?

3. Apa perbedaan antara dB dan dBm ?


DB REVIEW

82
dB Review
Decibel (dB) adalah satuan (unit)
yang menyatakan perbandingan
(ratio) dalam bentuk logaritma
basis 10. Unit ini sering
digunakan untuk menyatakan
penguatan (gain) atau redaman
(losses) level sinyal, daya dan
tegangan.

Decibel (dB) digunakan agar


representasi gain lebih
sederhana. Misal penguatan
10*log (1,000,000,000/1) dapat
dituliskan 90 dB. Contoh lain
penguatan dari 1ke
0,000000001 dapat dituliskan
menjadi -90 dB. Ini
memudahkan dalam penulisan
penguatan sinyal pada
telekomunikasi
dBm Review
Unit dBm mengekspresikan
absolute value dari power.
Untuk mengubah dari power
(watts) ke dBm

Satuan ini sering digunakan


dalam telekomunikasi untuk
merepresentasikan nilai yang
sangat besar atau sangat kecil
dalam bentuk yang lebih
sederhana.

Kesimpulannya gunakan db
untuk mengekspresikan ratio
antara dua nilai power. Dan
gunakan dBm untuk
mengekspresikan absolute
value dari power.
3G ACCESSIBILITY

85
Problem with Coverage
Obstacle
Beberapa problem coverage biasanya disebabkan
adanya obstacle atau halangan.

Di kota-kota besar contohnya seperti Jakarta


dimana pembangunan gedung-gedung sangat cepat
dapat mempengaruhi objective coverage awal.

Objective coverage sebuah cell yang sebelumnya


loss dengan adanya bangunan baru yang
menghalangi dapat saja sebuah obejctive coverage
tidak lagi loss dan perlu dilakukan site survey ulang
dan perlu dilakukan antenna relocation.

Bad exmaple : satu tahun setelah instalasi ternyata


dibangun gedung yang cukup tinggi. Pada saat inisial
survey tim planning seharusnya sudah mengatisipasi
hal ini !!
Problem with Coverage
Obstacle (example case)

Low coverage
Because
obstacle with
Pondok Indah
Mall 2 Building

Not Yet On-air


Low coverage in
residential area
Because obstacle
with Pondok
Indah Mall 2
Building

Google Earth
View
Problem with Coverage
Obstcale (example case)
RSCP
RSCP adalah pengukuran
sinyal pada jaringan 3G
memiliki analogi yang
sama dengan Rx Level
pada sistem 2G.

Pada kasus disamping


meskipun jarak antara
objective coverage
dengan site dekat tetapi
karena adanya obstacle
sinyal yang diterima tidak
seperti yang diharapkan.
Problem with Coverage
Obstacle (example case)
EcNo
Ec/No adalah pengukuran
kualitas pada jaringan 3G
memiliki analogi yang
sama dengan Rx Qual
pada sistem 2G.

Pada kasus disamping


meskipun jarak antara
objective coverage
dengan site dekat tetapi
karena adanya obstacle
kualitas sinyal yang
diterima tidak seperti
yang diharapkan.
Problem with Coverage
Obstacle : Collect Panoramic Picture (existing per sector)

Panoramic Sec 1 Panoramic Sec 2 Panoramic Sec 3


Direction : 40
40 Direction : 180
180 Direction : 300
300
Antenna Height : 24 m Antenna Height : 24 m Antenna Height : 21 m
Antenna Type : K 742 Antenna Type : K 742 215. Antenna Type : K 742 215
215
New building will be build. And will be Antenna Height in sector 3 is lower
obstcale in the future. than other sector.
Problem with Coverage
30)
Obstacle : Collect Panoramic Picture (per 30

Area yang di belakang


gedung mengalami
penurunan sinyal dan
kualitas karena blocking
gedung
Problem with Coverage
Panoramic Picture (Proposed for relocation)

Sector 1 (40) Sector 2 (160) Sector 3 (280)


Antenna Relocation Proposal
Sec 3 300

Proposed
Sec 1 40
Sec 1 40

Sec 2 180

Proposed
Sec 3 280
Proposed
Sec 2 160
Antenna Relocation Proposal
Coverage Plot before and After
Current After Reloc

Hasil simulasi coverage plot dengan


Unet, Planet atau Netact
Antena Relocation
Step by step proses
Problem issued Site survey
Drivetest untuk posisi
by customer or
Before relokasi
finding by
drivetest

Implementasi Antenna Coverage plot


Antenna Relocation before and
Relocation Proposal lokasi
proposed

Performance
Drivetest After monitoring
Problem with Coverage
Shadow Effect

Penempatan lokasi antena diatas Untuk menghindari "Shadow


gedung (roof top) juga harus effect" di daerah dekat gedung
clearance pada roof edge untuk batasan clearance minimum antara
menghindari adanya Shadow antena bagian bawah dan tepian
effect. gedung minimum 20 derajat.
Problem with Coverage
Shadow Effect
Problem with Coverage
Shadow Effect (study case)
Problem with Coverage
Shadow Effect (study case)
Problem with Coverage
Shadow Effect (study case)
Problem with Coverage
Shadow Effect (study case)
Problem with Capacity
RRC congested

Tidak suksesnya RRC connection diakibatkan congestion (bisa karena Iub, CE, Power,
Code)
Problem with Capacity
Circuit Channel not Available

- Status : Blocked Call (i.e. network release),


- Site Serving : TLKMSLIPIMW, CI: 40323, Cell Name: TLKMSLIPIMW3, SC : 245,
- Network Cause : Request Circuit/Channel not Available
Problem with Capacity
Problem with Quality
Bad EcNo

Blocked Call karena RSCP dan EcNo yang kurang bagus


3G RETAINABILITY

106
Drop cause of Low Signal Coverage

Drop Call diakibatkan karena level sinyal yang sangat jelek (Low
Coverage)
Drop cause of High Interference

Drop yang diakibatkan adanya interferensi yang tinggi, walaupun RSCP sangat bagus
External Interference Problem
External interference dapat terjadi karena adanya kesalahan
instalasi, planning yang kurang baik, kebocoran filter atau murni
karena adanya suatu sistem yang me-generate frekuensi yang
bersinggungan atau tepat pada alokasi frekuensi tertentu tetapi
tidak sesuai dengan ketetapan alokasi frekuensi yang telah
ditentukan oleh pemerintah.

Besarnya eksternal interference tergantung dari power yang di


generate oleh eksternal sistem. Eksternal interference dapat
menyebabkan degradasi performance accessibility dan retainability.
External Interference Finding
Flow Chart (1)
Start

Collect Data untuk eksternal


interfrence. (ex Huawei
:RTWP value, Nokia : timeout
B1, Ericcson : pmaverageRSSI)

NO External YES
Interference
>-96 dBm
Finish
One Day Remain
Flicker
Degradation (flicker)
or Remain?
Check if any Hardware
troubleshooting activities, 1
Upgrade activities, Feature
activitaion or Special event
in cells coverage
External Interference Finding
Flow Chart (2)
1

Indoor Macro Site


Indoor or Macro
Site?
Check Alarm
Do Indoor drivetest. Number of Impact in number
cells of cells or specific
Check hardware
Mapping High cell
installation such as
feeder, jumper, uplink Spesific Cell
connector, combiner interference cells
to estimate Check Alarm
etc.
external Site Audit
interference
source Block the High uplink
interference Cell and start
Start frequency frequency scanning (Rx
scanning in high Frequency Scanning)
uplink
interference Area
External Interference Finding
Spectrum Analyzer Check

Pengecekan exsternal interference biasanya membutuhkan


spectrum analyzer untuk mengetahui sumber external interference.
External Interference Finding
Site Audit

Dari panoramic view tampak coverage area Pada Sector A dan Sector B
LOS coverage dan tidak terdapat obstacle apapun sedangkan pada
Sector C terdapat obstacle berupa antena operator lain yang dapat
menaikan nilai eksternal interference.
External Interference Finding
Trouble Shooting (1)

Untuk memastikan bahwa sinyal


interference berasal dari antena
operator lain maka dapat dilakukan
trial on-site. Trial yang dilakukan adalah
me-reazimuth arah antena yang tadinya
arahnya langsung berhadapan dengan
antena peng-interference dialihkan
arahnya menjauhi antena peng-
interference.
External Interference Finding
Trouble Shooting (2)

Seperti yang dilakukan pada kasus berikut current azimuth adalah


pada 280 dengan nilai uplink interference -80 dBm, apabila kita
rubah menjadi 300 nilai uplink interference turun menjadi -87
dBm, dan apabila kita ubah lebih menjauhi yaitu pada azimuth 330
maka nilai uplink interference turun menjadi -93 dBm.
External Interference Finding
Trouble Shooting and Recomendation
Meskipun nilai uplink
interference turun re-
azimuth bukan solusi yang
baik karena objective
coverage antena jadi
berubah oleh sebab itu trial
azimuth hanya untuk
memastikan bahwa uplink
interference benar berasal
dari antena operator lain.

Untuk solusinya kita dapat


merelokasi antena seperti
pada disamping. Setelah
dilakukan relokasi maka
nilai uplink interference dapat
dimonitor kembali.
Drop cause of Missing Neighbour

Drop yang diakibatkan missing neighbour, kondisi RSCP sudah


jelek, tapi tidak bisa handover ke cell lain.
3G DRIVETEST
IMPROVEMENT FLOW

118
3G Drivetest Improvement Flow
RSCP Weak Spot Ec/No Weak Spot

Start

Mengambil Data
(Drivetest before)

Pengidentifikasian
5
weak spot

Analisis weak
spot

1 2
3G Drivetest Improvement Flow
2

YES Bad RSCP (<-94 NO


dBm) and Good
Ec/No (>= -14 dB)
Coverage Gap/No
3G coverage Good RSCP (>=-94 NO
YES
dBm) and Bad
Ec/No (< -14 dB)
Blocking Pilot Pollution
yang disebabkan YES Bad RSCP (<-94 NO
oleh. dBm) and Bad
Ec/No (< -14 dB)
Poor 3G Coverage
Blocking
Others
Tidak ada Best (Parameter)
Too Many Serving cell/ Site
Serving cells

Overshooting Cell Site Down


1

Coverage Gap/Small
Coverage

Cell Dragging/ Missing


Neighbor
3G Drivetest Improvement Flow

Site Audit

Parameter Tuning,
Recommendation/ Missing Neighbor
Proposal Check, PCPICH
Adjustment

3 4
3G Drivetest Improvement Flow
4

Power Antenna Forward Request


Upgrade to Planning team

Site/Antenna Site/Antenna Antenna Penggantian


Relocation Height tipe antenna
increase/
decrease

Physical Tuning Mechanical/ Re-azimuth


Electrical Tilt
adjustment

New Site Forward Request


to Planning team
3G Drivetest Improvement Flow
3

Change Request

YES NO
Change Request CR Request
Implementation Approved
5

Mengambil Data
(Drivetest after)
YES NO
Weak Spot
Improved?
5
Reporting dengan disertai analisis,
perbandingan drivetest before-after
dan action yang dilakukan

Finish
3G MOBILITY

124
Handover in WCDMA
Soft Handover (SHO)

Dibandingkan dengan hard handover


yang konvensional, soft handover
memiliki beberapa keunggulan yaitu
mengeliminasi efek ping-pong,
pengalihan trafik yang lebih halus, tanpa
penghentian sementara selama
handover dan dapat mengurangi
probabilitas blocking dan dropping
panggilan.

Akan tetapi juga memiliki kekurangan dalam hal


kerumitan, konsumsi daya ekstra juga peningkatan
interferensi dikarenakan dengan adanya soft handover
sebuah UE pada saat yang sama dapat menggunakan
rources power lebih dari satu node B dan berbagi
resource dengan UE lainnya.
Handover in WCDMA
Handover Type
Pada sistem
WCDMA Soft Handover
menyediakan Merupakan handover yang terjadi antar cell dengan
frekuensi carrier yang sama.
kemampuan untuk
handover baik untuk
Softer Handover
CS (Circuit/voice) Handover yang terjadi antarsektor dalam satu cell
service maupun PS dengan frekuensi pembawa dan Node B yang sama.
(Packet/data) service,
dan juga service yang
di-handle oleh sistem Hard Handover
GSM ke sistem Dalam tipe ini terjadi pemutusan hubungan dengan
WCDMA dan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan baru.
Tipe handover ini digunakan dalam sistem seluler
sebaliknya dari
GSM dimana tiap sel menggunakan band frekuensi
WCDMA ke sistem yang berbeda. Pada WCDMA hard handover terjadi
GSM. pada sistem dual mode di mana sistem WCDMA
dioperasikan bersama-sama dengan sistem radio
akses lainnya seperti GSM atau antara sesama
sistem FDD WCDMA tetapi dengan frequency
carrier yang berbeda.
Handover in WCDMA
Soft Handover (SHO) >> event 1A (addition)

Event 1A
disebut juga
radio link
addition.

Event 1A terjadi jika CPICH Ec/No > best pilot CPICH Ec/No
reportingRange1a + hysteresis 1a/2 dan berlangsung selama
periode timeToTrigger1a dan active set tidak penuh, maka cell
tersebut ditambahkan ke active set
Handover in WCDMA
Soft Handover (SHO) >> event 1C (addition)
Event 1C atau
combined radio
link addition
and removal.

Saat Active set


belum penuh
maka cell C
ditambahkan
ke active set

Event 1C terjadi jika CPICH Ec/No > worst pilot CPICH Ec/No
+ hysteresis 1c/2 dan berlangsung selama periode
timeToTrigger1c baik itu active set member sudah penuh 3 cells
ataupun belum penuh, maka cell tersebut ditambahkan ke active set.
Handover in WCDMA
Soft Handover (SHO) >> event 1C (addition and removal)
Saat Active set
penuh maka
cell D
menggantikan
cell C.
Handover in WCDMA
Soft Handover (SHO) >> event 1B (remove)
Event 1B
disebut juga
radio link
removal.

Event 1B terjadi jika CPICH Ec/No < best pilot CPICH Ec/No
reportingRange1b - hysteresis 1b/2 dan berlangsung selama
periode timeToTrigger1b, maka cell dikeluarkan dari active set.
Handover in WCDMA
Soft Handover (SHO) >> event 1D (replace)

Event 1D terjadi jika CPICH Ec/No > best pilot CPICH Ec/No +
hysteresis 1d/2 dan berlangsung selama periode timeToTrigger1d
dan kedua cell masih terlist sebagai active set member maka cell
tersebut akan menggantikan best active set.
Handover in WCDMA
IRAT Handover / ISHO / 3G 2G Handover
Handover in WCDMA
IRAT Handover / ISHO / 3G 2G Handover
IRAT (NEMO)
(NEMO)
UMTS ke GSM step 1/7
IRAT (NEMO)
(NEMO)
UMTS ke GSM step 2/7
IRAT (NEMO)
(NEMO)
UMTS ke GSM step 3/7
IRAT (NEMO)
(NEMO)
UMTS ke GSM step 4/7
IRAT (NEMO)
(NEMO)
UMTS ke GSM step 5/7
IRAT (NEMO)
(NEMO)
UMTS ke GSM step 6/7
IRAT (NEMO)
(NEMO)
UMTS ke GSM step 7/7
3G INTEGRITY

141
Integrity Performance Optimization

Integrity adalah derajat


pengukuran disaat layanan
berhasil diperoleh oleh user.
Kecepatan akses data sebuah
jaringan menunjukkan kualitas
layanan saat layanan tersebut
berhasil diakses. Sehingga
kecepatan data seperti
HSDPA throughput dan PS
throughput juga masuk ke
dalam kategori Integrity.
Integrity Performance Optimization
Start

Solve instability problem.


Apakah ada masalah YES Eskalasi hardware problem
instability pada hardware 2
atau transmsisi ? ke tim BSS dan transmission
problem ke tim transmisi.

NO

Lakukan pengechekan yang berkaitan


Payload YES dengan low traffic. Check CS traffic.
HSDPA Amati objective coverage melalui 2
Rendah ? Google Map. Apabila perlu lakukan site
audit dan drive test untuk mengetahui
NO objective coverage.

Lakukan investigasi untuk coverage problem. Lakukan investigasi dari data


Propagation Delay/ Time Propagation, data Drive Test dan Site Audit untuk
mengetahui adanya overshoot coverage, poor coverage, bad indoor penetration,
kesesuaian target coverage dengan planning dll

1
Integrity Performance Optimization
1

Solve coverage problem dengan


melakukan physical tuning
YES (antenna downtilt/uptilt, antenna 2
Coverage Problem
re-azimuth) dan juga dengan
tuning CPICH Power dan PA
NO Upgrade.

Low Throughput karena YES Solve eksternal


eksternal interference interference 2
problem ? problem
NO

Low
Troughput YES Lakukan audit dan
karena RAB tuning parameter yang 2
Blocking ? berkaitan dengan Cell
Admission Control
NO

Lakukan Pengechekan utilisasi yang berkaitan dengan kapasitas. Check utilisasi


IUB (standard < 75 %), Check utilisasi UL/DL CE (standard < 75 %), Check
utilisasi Code (standard < 75 %), Check utilisasi Power (standard < 75 %),

4
Integrity Performance Optimization
4

YES Tuning parameter yang


Capacity Problem berkaitan dengan Cell 2
Admission Control dan
request untuk hardware
NO expansion.
Lakukan Cell Tracing untuk analisa
lebih dalam. Check retransmission,
scheduled throughput, served
throughput.

Lakukan step selanjutnya. Dalam


NO proses troubleshooting biasakan
2 Improve ?
diskusikan permasalahan dengan tim
dan juga dengan customer. Untuk
YES mendapatkan informasi mengenai
solusi-solusi yang tepat.
Case
Closed
Integrity Performance Optimization
RSCP & Ec/No Requirement

Service Bit rate of service Ec/Io threshold RSCP threshold


CS 12.2 12.2 -13.3 -103.1
CS 64 64 -11.9 -97.8
PS 64 64 -13.3 -98.1
PS 128 128 -12.7 -95.3
PS 384 384 -10.4 -90.6

Untuk menghindari Low Throughput pastikan kondisi Radio dalam


Good Coverage dengan RSCP dan Ec/No yang bagus
Integrity Performance Optimization
CQI Requirement
CQI value Transport Block Size Nr of HS-PDSCH Modulation
0 N/A 4QAM
1 137 1 4QAM
2 173 1 4QAM Untuk menghindari Low Throughput
3 233 1 4QAM
4 317 1 4QAM pastikan CQI > = 16 (dapat dicapai dengan
5 377 1 4QAM kondisi radio yang baik) dan pastikan Node
6 461 1 4QAM
7 650 2 4QAM B menggunakan minimal 5 kode HSPDSCH
8 792 2 4QAM dan modulasi16 QAM.
9 931 2 4QAM
10 1262 3 4QAM
11 1483 3 4QAM
12 1742 3 4QAM
13 2279 4 4QAM
14 2583 4 4QAM
15 3319 5 4QAM
16 3565 5 16QAM
17 4189 5 16QAM
18 4664 5 16QAM
19 5287 5 16QAM
20 5887 5 16QAM
21 6554 5 16QAM
22 7168 5 16QAM
23 7168 5 16QAM
24 7168 5 16QAM
25 7168 5 16QAM
26 7168 5 16QAM
27 7168 5 16QAM
28 7168 5 16QAM
29 7168 5 16QAM
30 7168 5 16QAM
Integrity Performance Optimization
SIMCard Profile Requirement

Pastikan Profile HLR dari SIMCard memenuhi maksimum


throughput yang dikehendaki, dari NEMO L3 klik dua kali pada
ACTIVATE_PDP_CONTEXT_ACCEPT, maka
kemampuan maks DL UL dari SIMCard dapat terbaca.
HSDPA
Code Allocation VS Throughput
HSDPA
UE Category
Max. Max. data
Code rate at
3GPP number of MIMO, rate
Protocol Category Modulation
Release HS-DSCH Dual-Cell max. data
[Mbit/s]
codes rate[3]
HSDPA Release 5 1 5 16-QAM 0.76 1.2
HSDPA Release 5 2 5 16-QAM 0.76 1.2
HSDPA Release 5 3 5 16-QAM 0.76 1.8
HSDPA Release 5 4 5 16-QAM 0.76 1.8
HSDPA Release 5 5 5 16-QAM 0.76 3.6
HSDPA Release 5 6 5 16-QAM 0.76 3.6
HSDPA Release 5 7 10 16-QAM 0.75 7.2
HSDPA Release 5 8 10 16-QAM 0.76 7.2
HSDPA Release 5 9 12 16-QAM 0.7 10.1
HSDPA Release 5 10 15 16-QAM 0.97 14.4
HSDPA Release 5 11 5 QPSK 0.76 0.9
HSDPA Release 5 12 5 QPSK 0.76 1.8

Secara umum UE yang digunakan adalah kategori


6 (3,6 Mbps) dan kategori 8 (7,2 Mbps).
HSDPA
UE Category
Max. Max. data
Code rate at
3GPP number of MIMO, rate
Protocol Category Modulation
Release HS-DSCH Dual-Cell max. data
[Mbit/s]
codes rate[3]
HSPA+ Release 7 13 15 64-QAM 0.82 17.6
HSPA+ Release 7 14 15 64-QAM 0.98 21.1
HSPA+ Release 7 15 15 16-QAM MIMO 0.81 23.4
HSPA+ Release 7 16 15 16-QAM MIMO 0.97 28
HSPA+ Release 7 19 15 64-QAM MIMO 0.82 35.3
HSPA+ Release 7 20 15 64-QAM MIMO 0.98 42.2
Dual-Cell HSDPA Release 8 21 15 16-QAM Dual-Cell 0.81 23.4
Dual-Cell HSDPA Release 8 22 15 16-QAM Dual-Cell 0.97 28
Dual-Cell HSDPA Release 8 23 15 64-QAM Dual-Cell 0.82 35.3
Dual-Cell HSDPA Release 8 24 15 64-QAM Dual-Cell 0.98 42.2
DC-HSDPA Dual-Cell
w/MIMO Release 9 25 15 16-QAM + MIMO 0.81 46.7
DC-HSDPA Dual-Cell
w/MIMO Release 9 26 15 16-QAM + MIMO 0.97 55.9
DC-HSDPA Dual-Cell
w/MIMO Release 9 27 15 64-QAM + MIMO 0.82 70.6
DC-HSDPA Dual-Cell
w/MIMO Release 9 28 15 64-QAM + MIMO 0.98 84.4

Sumber : wikipedia
Modulation
QPSK, 16-
16-QAM, 64-
64-QAM

QPSK 16-QAM

64-QAM
WCDMA Throughput
3G RSCP & EcNo Plot

RSCP dan ECNO dalam keadaan maintain dengan level dan quality yang bagus
didapat dari cell dengan SC104
WCDMA Throughput
PS & HSDPA Throughput Plot

PS HSDPA

PS dan HSDPA throughput jelek di dalam rumah


WCDMA Throughput
HSDPA outside the house

APN Internet
Max throughput : 6.6 Mbps
Average throughput : 5.5 Mbps

HSDPA throughput dengan hasil yang bagus di depan rumah, dengan serving
cell SC104
Low Throughput
HSDPA THroughput

HSDPA throughput hanya sebesar 75kbps


SWAP SECTOR

157
Swap Feeder

Analisa drivetest dapat juga


digunakan untuk mengetahui swap
feeder/swap antena.Yang dimaksud
dengan swap feeder disini adalah
kondisi (karena kesalahan pada
saat instalasi) kabel antara Node B
ke antena terbalik atau salah
pemasangannya maka area yang
seharusnya diserving oleh sektor 2
akhirnya lebih dominan diserving
oleh sektor 3. Begitu juga
sebaliknya. Pada saat on-air
pertama kali kasus swap
feeder/swap antena harus segera
di tangani karena dapat
berpengaruh pada degradasi
performansi site tersebut.
Partial Swap Feeder

Berikut contoh hasil


drivetest yang menunjukkan
adanya Partial Swap Feeder
yang terjadi di Site
WarakasMD.
Partial Swap Feeder

Setelah
troubleshoot
terlihat adanya
perbaikan sectorize
pada site
WarakasMD
tersebut
OVERSHOOTING
COVERAGE

161
Overshooting Coverage

Beberapa miss
configuration dapat
diketahui dengan
analisa drivetest seperti
overshoot coverage, swap
feeder/swap antenna.
Untuk mengetahui hal
ini perlu adanya plot
Scrambling code dari
setiap hasil drivetest.
Overshooting Coverage
Study Case : Impact in Low Ec/No (1/2)
Before After

Overshoot from
RRIMW solved
after downtilting
and Ec/No
Improved

Analysis : Bad EcNo due to overshoot RRIMW1_SC183. While


SAWAHBESARMW3 can not dominantly serve at the spot
Overshooting Coverage
Study Case : Impact in Low Ec/No (2/2)
Before After
SITE DOWN
DETECTION

165
Site Down Detection

Dengan menggunakan
analisis drivetest informasi
site down atau belum on-air
juga dapat diperoleh
dengan memperhatikan
RSCP, EcNo dan Scrambling
Code pada daerah yang
berdekatan dengan sebuah
site. Apabila suatu logfile
menunjukkan RSCP yang
rendah padahal jarak
dengan sebuah site tidak
terlalu jauh perlu dicurigai
bahwa site tersebut
kemungkinan bisa saja
down.
SECOND CARRIER
DRIVETEST

167
Second Carrier Strategy
Pada tahun 2009 lalu
Beberapa strategi dapat
beberapa Operator di
digunakan untuk implementasi
Indonesia mulai melakukan
second carrier pada jaringan.
penambahan frekuensi baru
Strategi ini berkaitan dengan
sebesar 5 MHz pada jaringan
pembagian layanan antara
3G-nya. Tambahan frekuensi ini
kedua carrier tersebut, strategi
dimaksudkan untuk
pada idle mode dan juga
mengantisipasi lonjakan trafik
strategi relasi adjacent pada
dan memberikan kualitas yang
kedua carrier tersebut.
lebih baik kepada pengguna
layanan 3G (end user).

Strategy :
F1 (first carrier) digunakan untuk layanan voice, video dan data R99 sedangkan F2 (second
carrier ) digunakan untuk layanan data R99 dan HSDPA. Apabila sebuah UE me-request
layanan HSDPA/HSPA maka akan langsung di-Directed Retry ke cell F2 secara langsung
tanpa measurement quality apapun pada cell F2.
Second Carrier Strategy
Frequency Spectrum 2009
Second Carrier Strategy
Frequency Spectrum Detik Headline

www.detikinet.com - Penataan blok 3G di frekuensi 2.1 GHz untuk


second carrier akhirnya selesai dilakukan Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo),Tifatul Sembiring.

Telkomsel tetap menempati posisinya semula di blok 4 dan 5. Axis diberikan


kanal kedua yang contiguous (berdampingan), yaitu di blok 2 dan
3.Sementara HCPT -- pemilik brand seluler 3 (Tri) -- mendapat tambahan
second carrier di blok 6. Pada sisi lain posisi Indosat (di blok 7 dan 8) dan XL
(9 dan 10) tidak bergeser dari tempat semula.

"Jadi, 5 operator 3G sudah sepakat dengan skema ini, dan sudah tanda
tangan hitam di atas putih. Mereka juga setuju dengan rencana pemerintah
yang akan menata ulang kanal 3G serta membuka peluang penambahan 3rd
carrier yaitu blok 11 dan blok 12 di awal tahun 2012 ini," ujar Tifatul, dalam
keterangannya, Rabu (14/12/2011).
Second Carrier Strategy
Frequency Spectrum Update December 2011
Refreshing !
1. Mengapa untuk frekuensi Uplink diletakkan lebih rendah
daripada frekuensi Downlink ?

2. Mengapa terdapat perbedaan frekuensi sebesar 190 Mhz


antara frekuensi Uplink dan Downlink ?

3. Apakah keuntungan operator dengan frekuensi second carrier


yang contiguous (berdampingan) dibandingkan dengan frekuensi
yang tidak berdampingan ?
Second Carrier Strategy
Keuntungan dan hal penting

Keuntungan :
Kapasitas Radio pada UU interface akan meningkat dua
kali lipat (CE, Power, Code ) yang akan membantu
mengimprove pada performansi accessibility.

Hal yang perlu diperhatikan :


Dengan menggunakan Directed Retry tanpa melakukan quality measurement akan
meningkatkan posibility HSDPA RAB Setup failure.
Accessibility PS dan HSDPA juga Retainability PS dan HSDPA akan terpengaruh dengan
penggunaan strategi Dual Carrier.
Dengan meningkatnya jumlah user khususnya HSDPA user maka monitoring
penggunaan bandwidth IUB menjadi penting. Karena apabila terjadi congestion pada IUB
akan sangat berpengaruh pada performansi Accessibility.
Second Carrier Strategy
Strategy #1
Second Carrier Strategy
Strategy #2
SUMMARY Drivetester
Persiapan Tools DT
TEMS / NEMO, Metodologi DT, SIMCard, UE, Avanza+Driver
Software Pendukung
MapInfo, Google Earth, MS Office, Peta Jalan
File Pendukung
Coverage Plot Planning ; Cell file, Tab file, KML harus update BSIC, BCCH, SC
Material Pendukung
Makanan kecil, Minuman, ID Card, Surat Ijin, Rute DT, ABD
Mengamati Tools Window
Map, Serving/Neighbor, Radio Parameter, Current Channel, Events
Layer Message, Data Throughput, Data Session
Mengamati Environment
Lokasi BTS/NodeB, Kondisi Antena Sector, Blocking
Gedung/Pepohonan, Shadowing

Mengetahui KPI
Accessibility, Retainability, Mobility, Integrity
Mengetahui Kanal Logical
SDCCH,TCH, PDCH, DCH, FACH, HSPDCH
Membuat Report & Analisa
Plot DT, KPI, Environment, Penemuan Problem, Rekomendasi, Report Menarik
Individu
Jaga Stamina, Fisik Kuat, Upgrade Knowledge/Skill, Melihat Peluang, Salary Naik
Sampai Jumpa Lagi

Anda mungkin juga menyukai